Anda di halaman 1dari 34

Paragraf Karya Tulis Ilmiah

Ciri-ciri, Kepaduan,
dan Pengembangannya
Apa itu Paragraf
 Alinea adalah suatu kesatuan pikiran yang lebih
tinggi atau lebih luas dari kalimat
(Keraf, 1997: 62).

 Paragraf adalah seperangkat kalimat yang


membicarakan suatu gagasan atau topik
(Arifin, 2004:113).

 Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran


dalam sebuah karangan (Akhadiah, 1988: 144).
Kegunaan Paragraf:

 menandai pembukaan topik baru,


 menambah hal-hal yang penting,
atau
 memerinci apa yang sudah
diutarakan dalam paragraf
sebelumnya.
Unsur-unsur Pembentuk
Paragraf Karya Ilmiah
 Paragraf merupakan sebuah unit informasi.
 Paragraf memiliki topik atau pokok pikiran sebagai dasarnya
dan disatukan oleh ide pengontrol atau pengendali ide.
 Paragraf karya ilmiah terdiri atas beberapa kalimat yang
mengandung satu ide. Ide itu disebut topik.
 Paragraf karya ilmiah dimulai dengan sebuah kalimat topik
dan ditutup dengan sebuah kalimat penutup.
 Kalimat topik berisi gagasan/ide pokok paragraf untuk
memberi tahu pembaca mengenai isi paragraf dan memberi
fokus pada paragraf.
 Kalimat topik diperjelas oleh kalimat (-kalimat) penjelas.
Kalimat Penutup Paragraf
 Jika kalimat topik berfungsi mengontrol isi paragraf,
kalimat penjelas berfungsi memperinci gagasan/ide
dalam paragraf
 Kalimat yang mengakhiri paragraf disebut kalimat
penyimpul
 Bentuk kalimat penyimpul:
1. meringkas isi paragraf
2. menawarkan solusi
3. memprediksi situasi yang terjadi dari
pernyataan yang ada di dalam paragraf
4. memberi rekomendasi
5. menyatakan kesimpulan
Ciri-ciri Kalimat Topik:
 Kalimat lengkap, bersifat umum (luas),
dan paling penting.
 Berisi topik paragraf.
 Menyatakan utama yang dibahas dalam
paragraf.
 Memfokuskan (mengarahkan,
mengontrol) pembahasan dalam paragraf.
Ide Pengontrol
 Dalam kalimat topik terdapat kata (-kata) yang harus
dijelaskan, dideskripsikan, dan didukung oleh kalimat-
kalimat penjelas.
 Kata (-kata) ini disebut ide pengontrol (pengendali ide)
karena kata-kata tersebut mengontrol informasi di
dalam paragraf.
 Ide pengontrol merupakan pusat ide atau/dan ringkasan
dari semua informasi yang terkandung dalam paragraf.
 Ide pengontrol ini membatasi ide-ide yang dapat masuk
ke dalam satu paragraf.
Contoh:
Topik dan Ide Pengontrol
 Merokok dapat menjadi kebiasaan mahal
topik ide pengontrol

 Informasi pendukung sesuai ide pengontrolnya:


- Harga rokok sekitar Rp15.000,00/bungkus.
- Rata-rata pecandu menghabiskan dua bungkus sehari.
- Itu berarti setahun sekitar Rp10.950.000,00.
- Belum lagi uang tambahan untuk mengganti baju
yang berlubang karena api rokok.
Contoh Paragraf
Merokok dapat menjadi kebiasaan mahal.
Kemahalan tersebut dapat dilihat dari beberapa
faktor. Harga rokok dewasa ini sekitar
Rp15.000,00 per bungkus. Rata-rata seorang
pecandu rokok menghabiskan dua bungkus rokok
sehari. Jika dijumlahkan, setahun ia menghabiskan
uang sekitar Rp10.950.000,00. Belum lagi uang
tambahan untuk mengganti baju yang berlubang
karena api rokok. Alangkah baiknya jika uang
sebesar itu digunakan untuk keperluan lain yang
lebih bermanfaat.
Syarat Kalimat Topik:
tidak boleh terlalu umum!
Misalnya:
Minum kopi tidak baik
Topik Ide pengontrol
Seharusnya:
Minum kopi lebih dari empat gelas sehari
Topik
membahayakan kehamilan
Ide pengontrol
Syarat Kepaduan Paragraf

 Repetisi (pengulangan)
 Konjungsi
Contoh: repetisi
Sepatu olahraga merek Nike telah membawa kebanggaan
tersendiri bagi para pemakainya. Seorang anak SMA yang
hobi bermain bola basket akan merasa bangga ketika ia bisa
memakai sepatu basket bermerk Nike tipe “Air Jordan.”
Sepatu basket bermerk Nike yang dipromosikan oleh seorang
mega bintang Michael Jordan telah menjadi simbol
kebanggaan bagi orang-orang yang memakainya. Di dalam
bidang olahraga lainnya, sepatu olahraga Nike juga
menimbulkan kesan sebagai sepatu olahraga terbaik. Seorang
pemain tenis kelas dunia bernama Andre Agassi adalah
seorang pemain tenis yang memakai produk sepatu tenis
merk Nike. Tingginya harga sepasang sepatu tenis merk Nike
yang biasa dijual di atas US$100 terlihat wajar bagi para
konsumennya. Orang kan menganggap bahwa dengan sepatu
tenis merk Nike seorang Andre Agassi mencapai prestasi luar
biasa dalam dunia tenis.
Kata sepatu dan bangga diulang-ulang untuk memperkuat kepaduan paragraf tersebut.
Konjungsi
 Jenis konjungsi pembentuk kepaduan paragraf:
- tambahan:
di samping itu, seperti halnya …, lagi pula,
berikutnya, akhirnya
- pertentangan:
akan tetapi, bagaimanapun, walau demikian,
sebaliknya,
- perbandingan:
seperti halnya…, dalam hal yang sama
- akibat atau hasil:
jadi, oleh karena itu, oleh sebab itu,
Konjungsi
 tujuan:
 agar, untuk
 singkatan:
 pada umumnya, secara singkat, ringkasnya, pendeknya
 tempat:
 berdampingan dengan, berdekatan dengan
 waktu:
 Sesudah itu, beberapa saat kemudian
Jenis-jenis Paragraf
 Paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai
cara, antara lain:
- deskripsi,
- contoh,
- definisi,
- klasifikasi,
- perbandingan dan pertentangan,
- sebab-akibat,
- proses.
Contoh: Paragraf Deskripsi
Kesan sempit pada ruangan juga terasa dengan adanya papan
tulis di depan. Di sepanjang dinding yang memanjang tertempel
tiga papan untuk menorehkan untaian pikiran sang pengajar.
Papan yang di tengah putih bersih berseri, sedang dua bidang
yang mengapitnya gelap sehitam arang. Aku tidak bisa
membayangkan apa saja yang dapat ditulis oleh dosen di papan
seluas itu. Di tempat khusus yang melekat papan itu berserakan
alat tulis baik yang bekas atau pun yang masih bisa digunakan.
Tutup spidol berpisah dengan batang spidol, kapur yang pendek
dan panjang tergeletak menanti untuk diambil dan digunakan.
Bubuk putih dari kapur juga malas menempel seperti hendak
kabur tapi tak punya tenaga. Tepat kira-kira satu setengah meter
di depan papan tulis putih berdiri mimbar yang biasanya
menjadi tempat orang untuk berkoar-koar. Seperti di masjid, di
gereja atau di kantor kelurahan saja, pikirku sepintas.
Contoh: Paragraf Contoh
Apabila sekarang kita melihat situasi sekolah-sekolah di
Indonesia barangkali kita akan menggelengkan kepala dan
binggung. Syukur kalau hati kita masih tergerak untuk
prihatin. Seperti yang diberitakan di surat kabar, banyak
murid yang belajar dengan atap terbuka, dengan meja yang
berlobang-lobang, dengan pensil atau ballpoint yang
sering macet sehingga konsentrasi murid terkuras untuk
mengurusi hal-hal sepele tersebut. Masih beruntung juga
sekolah mereka tidak roboh seperti yang terjadi di salah
satu SMA di Bogor baru-baru ini. Selain itu, tanpa
menutup mata akan realitas pahit, dengan lapang dada
kita mesti menerima kenyataan bahwa beberapa anak sudah
bunuh diri karena malu tidak bisa bersekolah atau karena
orang tua mereka sudah beberapa bulan tidak bisa
membayar uang sekolah untuk mereka.
Paragraf Perbandingan dan Pertentangan

 Paragraf perbandingan berfungsi mengidentifikasi


dan menganalisis persamaan-persamaan
 Paragraf pertentangan berfungsi mengidentifikasi
dan menganalisis perbedaan-perbedaan
 Di dalam paragraf perbandingan dan
pertentangan digunakan sebuah “kriteria”
Contoh “Kriteria”
 Ada dua pola ragangan paragraf ini: ragangan
dasar/pokok dan ragangan alternatif
Kalimat topik Kalimat topik
-> kriteria 1 X laluY 1. x kriteria 1, 2, 3
-> kriteria 2 X laluY 2. Y kriteria 1,2,3
-> kriteria 3 X laluY Kalimat penutup
Kalimat penutup
Contoh: Paragraf Perbandingan
Kriteria dasar
 Kalimat topik: “UI sama dengan UGM”
 Kriteria 1
“UI merupakan sebuah universitas negeri, UGM juga demikian”
 Kriteria 2
“UI ikut dalam SNMPTN, UGM juga ikut”
 Kriteria 3
“UI membuka program undangan, UGM juga demikian”
 Kalimat penutup “Jadi, UI dan UGM mempunyai kesamaan
dalam bidang tertentu”
Contoh: Paragraf Pertentangan
Kriteria:
 Kalimat topik: “Meskipun sama-sama PTN, UI
berbeda dengan UGM dalam beberapa hal.”
 UI terletak di dekat Ibukota RI. Sebagian besar
mahasiswa UI berasal dari sekitar Ibu kota. Dosen-
dosennya juga sebagian besar bukan orang bersuku Jawa.
 Sebaliknya, UGM terletak jauh dari Ibu kota RI.
Sebagian besar mahasiswa UGM berasal dari Yogyakarta.
Dosen-dosennya juga sebagian besar bersuku Jawa.
 Kalimat penutup: “Jadi, UI dan UGM memilik
perbedaan dalam beberapa hal meskipun keduanya PTN.”
Contoh: Paragraf Proses
Dari Yogya, Athonk pindah ke Jakarta. Selama 2 tahun di kota ini,
dia mencari uang dengan menjadi seniman tato. Karena
ketidakberesan manajemen, tempatnya itu bubar. Enam bulan
kemudian, ia menyusul Leine, istrinya, yang mendapat tawaran
mengajar di Melbourne, Australia. Melbourne ternyata tempat
yang sangat cocok bagi Athonk karena di sana terdapat komunitas
komik independen. Komik-komiknya—saat itu Bad Time Stories
2 sudah selesai dibuat dalam 3 bulan—mendapat sambutan
hangat. Athonk pun mulai mendapat penggemar. Athonk biasa
menitipkan komiknya untuk dijual di toko buku untuk dikirim ke
penyalur-penyalur komik independen di Amerika dan Eropa.
Athonk menjadi bagian dari komunitas pembuat komik itu, dan
mereka membuat pertemuan secara berkala.
(Antropologi Indonesia 69, 2002:53)
Ciri Paragraf Proses:
 Paragraf proses berisi uraian mengenai bagaimana
melakukan/membuat sesuatu
 Sebagian besar ditemukan dalam laporan-laporan
laboratorium
 Paragraf proses umumnya disusun dengan urutan
kronologis
Paragraf Definisi atau Klarifikasi

 Mendefinisikan kata atau ide sehingga kata atau


ide tersebut menjadi lebih jelas bagi pembaca
 Paragraf ini digunakan dalam menjelaskan konsep
 Tidak disusun secara kronologis seperti paragraf
proses meskipun menggunakan kata penghubung
(connectors) pertama, kedua, dst atau sesudah itu,
kemudian, dll.
Contoh: Paragraf Definisi
Pemerataan bahasa merupakan pengembangan
bahasa yang direncanakan. Kebanyakan pemerataan
bahasa ini menyangkut aturan bahasa tulis,
pengucapan, fonologi sampai gramatika, leksikon dan
gaya bahasa, yang mengacu kepada pembaruan bahasa
atau pembentukan standar bahasa (Haugen, 1972:
287). Pemerataan bahasa yang dilakukan ini
cenderung untuk perencanaan sosial, penetapan
tujuan, kebijakan, dan prosedur untuk kehidupan
sosial ataupun ekonomi. Dalam pemerataan bahasa,
tidak jarang latar belakangnya merupakan latar
belakang politik dan latar belakang etnik.
Paragraf Sebab-Akibat
 Dapat berupa paragraf sebab saja, atau paragraf akibat saja, atau
paragraf sebab-akibat
 Paragraf sebab berisi uraian mengenai sebab-sebab dari akibat
tertentu. Biasanya menjawab pertanyaan “Mengapa …?” Misalnya:
Mengapa harga beras naik? Mengapa Indonesia perlu mengimpor
beras?
 Paragraf sebab biasanya dimulai dengan akibat tertentu kemudian
dilanjutkan dengan penjelasan mengenai sebab-sebab dari akibat itu.
 Paragraf akibat berisi uraian mengenai akibat dari aksi (kegiatan),
hasil, kejadian. Paragraf ini biasanya menjawab pertanyaan “Apa …?”
Misalnya, “Apa akibat dari kenaikan harga beras?”
 Paragraf akibat biasanya dimulai dengan kalimat topik yang
mendeskripsikan peristiwa tertentu,
 Kadang-kadang dalam satu paragraf terdapat sebab dan akibat
sekaligus.
Contoh: Paragraf Sebab-akibat
Pasca-Mao, pergolakan politik Cina pun terus berlanjut
(S). Hal ini berdampak pada aspek ekonomi (A). Ekonomi di
Cina mengalami fase kejatuhan pada tahun 1978 karena
Deng Xiaoping menjalankan reformasi ekonomi (S).
Reformasi itu berdampak buruk bagi kondisi-sosial di Cina
(A) karena reformasi itu hanya menguntungkan kaum elite
(S). Reformasi ini bertujuan memperkuat kedudukan PKC
sebagai pemegang kekuasaan tunggal. Dalam konsep
reformasi ekonomi ala Deng ditegaskan bahwa negara
memberi kebebasan terhadap individu untuk mencari uang
sebanyak-banyaknya dan saling berlomba untuk menjadi
kaya. Hal yang dilarang adalah menentang pemerintah dan
mempertanyakan hak PKC untuk berkuasa tanpa ada
kekuatan politik lain sebagai penyeimbang.
Contoh: Paragraf Sebab-Akibat
Kalangan LSM mengkritik pemberlakuan RUU ini karena tiga
alasan. Pertama, pelaksanaan RUU ini mematikan demokrasi dan
kebebasan individu untuk berekspresi. Kedua, RUU ini dinilai
mengindikasikan adanya kekacauan batas antara ruang pribadi
dan ruang publik, antara urusan negara dan urusan pribadi.
Ketiga, RUU ini juga terlalu menyederhanakan persoalan moral
hanya pada perilaku individual. Substansi RUU ini juga masih
bersifat kontroversial, seperti definisi porno dan sensual serta
efektivitas perlindungan masyarakat terutama kaum perempuan
dan anak terhadap eksploitasi dan perlakuan buruk (abused)
berkaitan dengan seksualitas. Jadi, kalangan LSM menilai RUU
ini tidak bisa dilaksanakan sebelum diperbaiki terlebih dahulu.
Paragraf Argumentatif
 Penulis menyusun sebuah paragraf argumentatif
dengan tujuan meyakinkan pembaca untuk:
(1) menerima atau menolak sebuah gagasan,
(2) menyadari bahwa suatu tindakan harus
dilakukan untuk mengatasi masalah, atau
(3) mencoba suatu cara untuk melakukan sesuatu.
 Penulis harus menyatakan pendapatnya tentang
sesuatu yang diyakininya benar
Contoh: Paragraf Argumentatif
Deklarasi antikorupsi yang dicanangkan oleh Muhammadiyah
dan NU beberapa waktu lalu patut disambut bukan saja dengan
gembira, tetapi juga dengan rasa takjub. Takjub karena kedua
organisasi ini mewakili mayoritas umat Islam. Mudah-mudahan
begitulah sikap umat Islam pada umumnya terhadap musuh klasik
itu. Takjub juga karena, dari sudut waktu, ini bak pucuk dicinta
ulam tiba. Dasar hukum pemberantasan korupsi sudah diperbarui,
lembaga baru pun sudah terbentuk. Sekarang, kita tinggal
melaksanakan saja. Din Syamsuddin, Sekjen Muhammadiyah,
misalnya, mengatakan bahwa tujuan deklarasi adalah memberikan
rasa berani ke masyarakat dan penegak hukum guna memberantas
korupsi.
Latihan:
Tulislah/carilah contoh paragraf
 deskripsi,
 contoh,
 definisi,
 klasifikasi,
 perbandingan dan pertentangan,
 sebab-akibat,
 proses.
Kelompok 1
Donald Trump menjadi presiden ke-45 Amerika Serikat. The
economist.com menyatakan bahwa Donald Trump menang dari
Hillary Clinton dengan perolehan suara 276-218. Kemenangan
ini dijuluki sebagai “doomsday: The end of the day”. Pendukung
dari Hillary Clinton menyesali kemenangan Donald Trump
tersebut. Kemenangan Trump sebagai AS 1 seakan-akan menjadi
1000 langkah kemunduran bagi upaya penghapusan diskriminasi
di Amerika Serikat. Alangkah baiknya, jika Hillary Clinton dan
masyarakat Amerika Serikat melakukan kudeta kepada Trump.
Kelompok 2
Mengecat tembok rumah adalah aktifitas yang membosankan.
Karena lelah dalam mengerjakannya dan perlu keterampilan
yang baik. Apalagi kalau luas tembok yang akan dicat cukup
luas. Namun, dapat diangsur-angsur pengerjaannya. Selain itu,
dapat dilakukan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya.
Lebih jauhnya, mengecat tembok bersama keluarga dapat
memupuk kebersamaan dan mendidik untuk senantiasa bekerja
keras dan bersabar. Jika tidak berkeluarga, mengecat tembok
bisa dilakukan dengan tetangga. Dapat disimpulkan bahwa
mengecat tembok merupakan pekerjaan yang membosankan,
tetapi akan menyenangkan bila dilakukan bersama-sama.
Kelompok 3
Perilaku KKN merupakan tindakan yang merusak moral bangsa dan sangat
membahayakan. Tindakan tersebut meliputi menerima suap, korupsi, dan tindakan
sejenis lainnya. Tindakan seperti itu telah menjadi turun temurun dilakukan oleh
bangsa ini sehingga diperlukannya sebuah tameng yang kuat untuk membuat
generasi penerus bangsa yang lebih baik. Apabila suatu bangsa terbebas dari KKN,
pembangunannya akan berjalan lancar. Bangsa yang bersih dari unsur KKN dapat
memajukan negaranya. Perilaku KKN membiasakan para pelaku berbuat hal yang
tidak baik. Contoh dari perbuatan tidak baik tersebut adalah lebih mengutamakan
suatu relasi daripada suatu kemampuan seseorang. Perbuatan tersebut akan
menghambat kemajuan sebuah negara. Terlebih lagi, perbuatan tersebut dapat
merusak cita-cita bangsa. Oleh karena itu, jika kita tidak mampu memberantas
korupsi atau bahkan meminimalisir masalah tersebut, kita sendiri yang akan
dirugikan.

Anda mungkin juga menyukai