Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

JUDUL:
Paragraf Dalam Bahasa Indonesia

Kelompok 5
Ryuta Gazali Abdullah (NPM 05182111040)
Sherra Nandami Fatgehipon (NPM 05182111010)
Srinajmi Rumida (NPM 05182111007)
Ibnu Kemhay (NPM 05182111033)
Sarmila Talib (NPM 05182111030)
Wiwin Kadri (NPM 05182111006)
Aswan Alim (NPM 05182111041)
Rahwandi Hl. Husen (NPM 05182111047)

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


PRODI ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2021
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Media cetak atau dengan kata lain melalui tulisan adalah salah satu
media yang banyak digunakan untuk menyebarluaskan hasil pemikiran,
baik konseptual maupun yang disertai bukti empiris. Makin efektif
tulisan yang dibuat, makin tinggi kemungkinan tulisan dipahami oleh
pembaca. Untuk menghasilkan tulisan yang efektif, salah satu hal yang
perlu diperhatikan adalah mengenai paragraf. Paragraf adalah
seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Seluruh isi paragraf memperbincangkan satu masalah atau sekurang-
kurangnya bertalian erat dengan masalah itu. Hal ini menjadi penting
agar yang membaca tulisan tersebut dapat menangakap ide yang
disampaikan dengan benar. Selain pemahaman mengenai apa itu
paragraf/alinea,kita juga diharuskan memahami hal-halyang berkaitan
dengan paragraf/alinea itu sendiri. Untuk mengetahui lebih jauh tentang
paragraf/alinea dan hal-hal yang berhubungan dengan paragraf/alinea,
makalah sederhana ini mencoba menguraikan semua point-point yang
ada dan disajikan pada bab II pembahasan masalah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pembuatan
makalah ini adalah:
-Apa itu paragraf dan alinea?
-Apa saja fungsi paragraf dan alinea?
-Apa saja syarat-syarat paragraf atau alinea?
-Bagaimana pembagian paragraf atau alinea menurut jenisnya?
-Apa tanda paragraf atau alinea?
-Bagaimana rangka/struktur paragraf atau alinea?
-Bagaimana posisi kalimat topik paragraf atau alinea?
-Untuk apa pengembangan paragraf atau alinea itu?
-Bagaimana teknik pengembangan paragraf atau alinea?
-Bagaimana pengembangan paragraf menurut teknik pemaparannya?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut , maka tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui mengenai paragraf atau alinea secara umum
yang sering digunakan dalam kegiatan karya tulis.
2. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan paragraf atau
alinea itu sendiri, mulai Dari syarat sebuah paragraf atau hingga
berbagai macam bentuk paragraf atau alinea berdasarkan jenis
atau teknik pemaparannya.

D. Manfaat Penulisan
1. Mampu memahami pengertian paragraf atau alinea yang sering
digunakan dalam penulisan karya ilmiah.
2. Mampu memahami hal-hal berkaitan dengan paragraf atau alinea
yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah, seperti jenis-
jenis paragraf/alinea, struktur paragraf/alinea, manfaat
pengembangan paragaf/alinea hingga teknik pengembangan
paragraf/alinea.
3. Dapat menjadi tambahan referensi contoh-contoh makalah yang
dapat dijadikan acuan atau pedoman dipembuatan makalah-makalah
baik tugas-tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun mata
pelajaran yang lainnya.
Bab 2
A. Pengertian Paragraf/Alinea
Paragraf disebut juga alinea. Kata tersebut merupakan serapan dari
bahasa Inggris paragraph. Kata Inggris “paragraf” terbentuk dari kata
Yunani para yang berarti “sebelum” dan grafein “menulis atau
menggores”. Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan
yang sama. Alinea berarti “mulai dari baris baru” (Adjad Sakri,1992).
Paragraf atau alinea tidak dapat dipisah-pisahkan seperti sekarang, tetapi
disambung menjadi satu. Menurut Lamuddin Finoza, paragraf adalah
satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa
kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf (paragraphos,
“menulis di samping” atau “tertulis di samping”) adalah suatu jenis
tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Jadi, paragraf atau alinea adalah
suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara
penulisannya harus dimulai dengan baris baru dan kalimat yang
membentuk paragraf atau alinea harus memperlihatkan kesatuan pikiran.
Selain itu, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf atau alinea harus
saling berkaitan dan hanya membicarakan satu gagasan. Bila dalam
sebuah paragraf atau alinea terdapat lebih dari satu gagasan, paragraf
atau alinea itu tidak baik dan perlu dipecah menjadi lebih dari satu
paragraf atau alinea. Perhatikan contoh paragraf atau alinea di bawah ini.
Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa disederhanakan
menjadi dua macam, yaitu sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik adalah sampah yang mudah membusuk, seperti sisa
makanan dan daun-daunan yang biasanya basah. Sampah anorganik
adalah sampah yang sulit atau yang tidak bisa membusuk, umpamanya
plastik, kaca, logam, kain, dan karet. Dalam contoh paragraf atau alinea
di atas terdapat satu pokok pembicaraan, yaitu sampah (organik dan
anorganik). Masalah tersebut diungkapkan dengan menggunakan tiga
kalimat, bobot ide/gagasan yang dihasilkan oleh paragraf atau alinea itu
tentu lebih tinggi atau lebih luas jika dibandingkan dengan ide sebuah
kalimat.

B. Fungsi Paragraf atau Alinea


Paragraf/alinea memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan bentuk suatu pikiran yang
tersusun logis dalam satu kesatuan.
b. Menandai peralihan gagasan baru dalam sebuah karangan yang terdiri
dari beberapa paragraf.
c. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, sehingga
pembaca dapat memahami dengan mudah.
d. Memudahkan pengendalian variabel dalam karangan.

C. Syarat Pembentukan Paragraf/Alinea


Suatu paragraf/alinea dianggap bermutu dan efektif
mengkomunikasikan gagasan yang didukungnya apabila paragraf/alinea
itu lengkap, artinya mngandung pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas. Di samping itu sama halnya dengan kalimat, paragraf/alinea
harus memenuhi persyaratan tertentu.(Keraf, 1980:67) Adapun syarat-
syarat tersebut antara lain.
1. Kesatuan Yang dimaksud dengan kesatuan adalah bahwa
paragraf/alinea tersebut harus memperlihatkan dengan jelas suatu
maksud atau sebuah tema tertentu. Jadi kesatuan di sini bukan
berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan berarti kalimat-
kalimat yang ada dalam paragraf/alinea tersebut menyatu untuk
mendukung pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan yang
utuh. Contoh paragraf/alinea yang memenuhi persyaratan kesatuan.
Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali. Mereka kebanyakan
sulit untuk sepenuhnya memusatkan perhatian pada studi mereka.
Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda dari keluarga biasa
yang kurang mampu. Para mahasiswa itu pun mencari pekerjaan. Oleh
karena itu selama belajar mereka kadang-kadang terganggu oleh
keadaan ekonomi. Apabila paragraf/alinea di atas kita analisis, akan kita
temukan. Pikiran utama : masalah umum dalam dunia mahasiswa
Pikiran penjelas : sulit memusatkan perhatian berasal dari keluarga
biasa terganggu oleh ekonomi
Unsur-unsur penunjang pada paragraf/alinea di atas benar-benar
mendukung gagasan utama. Dengan perkataan lain, unsur-unsur
penunjang paragraf/alinea tersebut membentuk kesatuan ide.
Kepaduan (Koherensi) Syarat kedua yang harus dipenuhi sebuah
paragraf/alinea adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus
mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang baik
itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang
membina paragraf/alinea tersebut, baik, wajar, dan mudah dipahami
tanpa kesulitan. Pembaca dengan mudah mengikuti jalan pikiran
penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu yang menghambat atau
semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat lainnya,
tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan (Keraf,
1980:75).
Koherensi suatu paragraf dapat ditunjukkan oleh.
a. Pengulangan kata/kelompok kata kunci atau disebut repetisi
b. Penggantian kata/kelompok kata atau subtitusi
c. Pengulangan kata/kelompok kata atau transisi
d. Hubungan implisit atau penghilangan kata/kelompok kata tertentu
atau ellipsis. Berikut ini dikemukakan kata-kata atau frase transisi,
seperti dikemukakan oleh Keraf (1980:80-81).
a. Hubungan yang menyatakan tambah terhadap sesuatu yang telah
disebut, misalnya: lebih lagi, tambahan, lagi pula, selanjutnya, di
damping itu, akhirnya, dan sebagainya.
b. Hubungan yang menyatakan pertentangan, misalnya: tetapi, namun,
bagaimanapun juga, sebaliknya, walaupun, demikian, biarpun,
meskipun.
c. Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: sama halnya,
seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana.
d. Hubungan yang menyatakan akibat, misalnya; sebab itu, oleh sebab
itu, oleh karena itu, jadi, maka, akibatnya, karena itu.
e. Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: untuk maksud itu,
untuk maksud tertentu, untuk maksud tersebut, supaya.
f. Hubungan yang menyatakan singkatan, misalnya contoh intensifikasi:
singkatnya, ringkasnya, secara singkat, pendeknya, pada umumnya,
dengan kata lain, yakni, yaitu, sesungguhnya.
g. Hubungan yang menyatkn waktu, misalnya: sementara itu, segera,
beberapa saat kemudian, sesudah, kemudian.
h. Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di situ, dekat,
di seberang, berdekatan dengan, berdampingan dengan.
Contoh paragraf/alinea menggunakan transisi yang benar:
Perkuliahan bahasa Indonesia sering dapat membosankan, sehingga
tidak dapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan
bahwa kuliah yang disajikan dosen sebenarnya merupakan masalah
yang sudah diketahui mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak
diperlukan mahasiswa. Di samping itu mahasiswa yang sudah
mempelajari bahasa Indonesia sejak mereka duduk di bangku sekolah
dasar atau sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa Indonesia
selama dua belas tahun, merasa sudah mampu menggunakan bahasa
Indonesia. Akibatnya memilih atau menentukan bahan kuliah yang akan
diberikan kepada mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi para
pengajar. Perhatikan kata atau frase transisi yang digunakan
(digarisbawahi) menatakan hubungan kalimat. Tanpa menggunakan
frase transisi ini tulisan di atas akan terpotong-potong dan hubungan
antar kalimat tidak jelas.
Kejelasan Suatu paragraf/alinea dikatakan lengkap, apabila kalimat
topik ditunjang oleh sejumlah kalimat penjelas. Tentang kalimat-
kalimat penjelas ini sudah dibicarakan di bagian awal tulisan ini, yaitu
pada unsur-unsur paragraf. Kalimat-kalimt penjelas penunjang utama
atau penunjang kedua harus benar-benar menjelaskan pikiran utama.
Cara mengembangkan pikiran utama menjadi paragraf serta hubungan
antar kalimat utama dengan kalimat penjelas (detil-detil penunjang)
dapat dilihat dari urutan rinciannya. Rincian itu dapat diurut secara
urutan waktu (kronologis), urutan logis, terdiri atas sebab-akibat,
akibat-sebab, umum-khusus, khusus-umum, urutan ruang (spasial),
urutan proses, contoh-contoh dan dnegan detail fakta. Pengait
Paragraf/Alinea Agar paragraf/alinea menjadi padu digunakan pengait
paragraf, yaitu berupa:
a. Ungkapan penghubung transisi.
b. Kata ganti.
c. Kata kunci (pengulangan kata yang terpenting).
D. Pembagian Paragraf/Alinea Menurut Jenisnya
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam paragraf jika
dilihat dari segi jenisnya.
1. Paragraf/Alinea Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada
segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf
pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta
sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang
akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menerik perhatian
ini ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan
dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal. Sebagai awal
sebuah karangan, paragraf pembuka harus mampu menjalankan
fungsi
a. Menghantar pokok pembicaraan.
b. Menarik minat dan perhatian pembaca.
c. Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi
seluruh karangan.

2. Paragraf/Alinea Pengembangan Paragraf pengembangan


ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf
yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini
mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf
pengembangna mengemukakan inti persoalan yang akan
dikemukakan. Satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan
hubungan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan
cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan
pada halaman-halaman selanjutnya. Secara lebih rinci dapat
dirumuskan bahwa fungsi paragraf pengembang di dalam karangan
adalah
a. Mengemukakan inti persoalan.
b. Mempersiapkan dasar atau landasan bagi kesimpulan.
c. Meringkas alinea sebelumnya.
d. Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.

3. Paragraf/Alinea Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan
atau pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan
itu. Paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah
dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya. Karena paragraf ini
dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan,
penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini.
a. Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.
b. Isi paragraf harus benar-benar merupakan penutup atau
kesimpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.
c. Sebagai bagian paling akhir yang dibaca, hendaknya paragraf ini
dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.

E. Tanda Paragraf/Alinea
Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak
menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira
dua sentimeter. Agar para pembaca mudah dapat melihat permulaan
tiap paragraf sebab awal paragraf ditandai oleh kalimat permulaannya
yang tidak ditulis dengan sejajar dengan garis margin atau garis pias
kiri. Penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan
memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
F. Rangka Atau Struktur Paragraf
Sebelum membahas mengenai struktur paragraf, yang perlu kita ketahui
adalah ciri-ciri paragraf, yaitu:
a. Paragraf menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat
topik.
b.Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik, selebihnya merupakan
kalimat penjelas dalam menguraikan kalimat topik.
c. Paragraf mengunakan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat
penjelas paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat
penjelas. Adapun kalimat penjelas atau pendukung sesuai dengan
namanya berfungsi mendukung atau menjelaskan ide utama yang terdapat
di dalam kalimat topik.
Ciri kalimat topik dan kalimat penjelas adalah sebagai berikut.
*Ciri kalimat topik:
a. Mengandung permasalahn yang potensial untukdirinci dsn diuraikan
lebih lanjut.
b. Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
c. Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan
kalimat lain dalam satu paragraf.
d. Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau penghubung/transisi.
*Ciri kalimat penjelas:
a.Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi
arti)
b. Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan
kalimat lain dalam satu paragraf.
c. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa
penghubung/transisi.
d. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang
bersifat memperjelas (mendukung) kalimat topik.
G. Posisi Kalimat Topik Paragraf Atau Alinea
a. Pada Awal Paragraf ( Deduktif) Kalimat pokok ditempatkan pada bagian
awal paragraf sehingga paragraf bersifat deduktif, yaitu cara penguraian
yang menjadikan pokok permasalahan lebih dahulu, lalu menyusul uraian
yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-
khusus).
b. Akhir Paragraf ( Induktif) Kalimat pokok yang ditempatkan pada akhir
paragraf akan membentuk paragraf induktif, yaitu cara penguraian yang
menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok
pembicaraan (urutan khusus-umum). Penyajian paragraf dengan cara ini
lebih sulit jika dibandingakan dengan paragraf deduktif, tetapi paragrafnya
akan terasa lebih argumentatif.
c. Pada awal dan akhir paragraf/alinea Kalimat pokok ditempatkan pada
bagian awal dan akhir paragraf/ alinea sehingga terbentuk paragraf/alinea
campuran. Kalimat pada akhir paragraf/alinea akan lebih bersifat
pengulangan atau penegasan kembali gagasan utama paragraf/alinea yang
terdapat pada awal paragraf/alinea.
d. Pada seluruh paragraf/alinea Seluruh kalimat yang membangun
paragraf/alinea sama pentingnya sehingga tidak satu pun kalimat khusus
menjadi kalimat topik. Kondisi demikian bisa terjadi akibat sulitnya
menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dengan yang lain sama-
sama penting. Paragraf/alinea semacam ini sering dijumpai dalam uraian-
uraian yang bersifat deskriptif dan naratif.
H. Teknik Pengembangan Paragraf
Beberapa teknik pengembangan paragraf sebagai berikut:
a. Generalisasi adalah pengembangan paragraf dengan mengambil
kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau
peristiwa yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili pengembangan
paragraf tersebut.
b. Analogi adalah pengembangan paragraf dengan memperbandingkan dua
hal yang banyak persamaannya, sehingga dapat menarik kesimpulan dari
persamaan tersebut. Dengan tujuan untuk menjelaskan hal yang kurang
dikenal pada perbandingan itu.
c. Klasifikasi adalah pengenbangan dengan cara mengkelompokkan benda-
benda yang memiliki persaman ciri, sifat, bentuk, dan ukuran, agar terperinci
dalam pengelompokkan.
d. Perbandingan adalah memperjelas gagasan utama dengan
memperbandingkan hal- hal yang dibicarakan. Dalam hal ini penulis
menunjukkan persamaan dan perbedaan antara dua hal. Dengan memakai
konjungsi tetapi, melainkan, apalagi.
e. Sebab akibat adalah pengembangan yang dimulai dengan
mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada
simpulan yang menjadi akibat. Penalaran ini digunakan untuk menerangkan
suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya atau sebaliknya. Artinya,
hubungan kejadian dan penyebabnyaharus terungkap jelas dan
informasinya sesuai dengan jalan fikiran manusia.
f. Akibat sebab adalah pengembangan yang dimulai dengan fakta husus
yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil
kesimpulan.
g. Metode definisi luas adalah usaha untuk menerapkan dan menerangkan
konsep istilah tertentu sehingga memerlukan uraian yang panjang. Untuk
itu perlu memperhatikan klasifikasi konsep dan tidak boleh mengulang kata
atau istilah yang didefinisikan di dalam teks definisi itu sendiri.
h. Metode alamiah/proses adalah jika isi penguraiannya berupa suatu
proses tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan
sesuatu. Misalnya: proses kerja suatu mesin, tentu sangat berbeda dengan
proses peristiwa sejarah.
i. Metode gambar adalah dimaksudkan untuk menambah dan memperjelas
pernyataan tertulis. Gambar dicantumkan supaya pembaca mengetahui
gambar yang harus dilihatnya. Pengertian gambar disini meliputi tabel,
grafik, diagram, model peta, gambar tangan, gambar teknik, fotografi.

I. Pengembangan Paragraf Menurut Teknik Pemaparannya


Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam,
yaitu deskriptif, ekspositoris, argumentatif, dan naratif.
a. Deskriptif Paragraf deskriptif
disebut juga paragraf melukiskan. Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat
di depan pembicaranya dapa berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke
kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengna hal-hal yang
tertangkap oleh pancaindera. *Contoh sebuah paragaf deskriptif
Pasar Taman Wisma adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang
ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko baju seragam dan
sepatu. Di dalam terdapat penjual ikan-ikan yang masih segar-segar dan
berderet. Di samping kanan pasar terdapat penjual sayur-sayuran, bumbu
dapur dan peralatan masak. Di samping kiri pasar terdapat penjual pakain
dan obat-obatan. Pada bagian belakang pasar kita dapat menemukan
pedagang daging dan penjual es cendol.
b. Ekspositoris Paragraf ekspositoris
disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek.
Peninjuannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat
menggunakan perkembangan analisi kronologis atau keruangan.
*Contoh paragraf ekspositoris
Pasar Taman Wisma Asri adalah pasar yang kompleks. disamping itu
terdapat dua puluh lima kios penjual kebutuhan sehari-hari. setiap hari rata-
rata terjual dua puluh meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat
diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas Bekasi dari pasar
Taman Wisma Asri.
c. Argumentasi Paragraf argumentasi sebenarnya dapat dimasukkan ke
dalam ekspositoris. Paragraf argumentasi disebut juga persuasi. Paragraf ini
lebih bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau
objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan analisis.
*Contoh paragraf argumentasi
Industrialisasi di negara kita mendorong mendorong didirikannya berbagai
macam pabrik yang memproduksi beraneka barang. Pabrik-pabrik itu
memberikan lapangan kerja kepada ribuan tenaga kerja, baik yang berasal
dari masyarakat di sekitar pabrik maupun dari daerah-daaerah lain. Dengan
demikian, adanya berbagai macam pabrik dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, beraneka barang yang
diproduksi oleh pabrik-pabrik tersebut telah meningkatkan ekspor non
migas serta menghasilkan devisa bagi negara kita.
d. Naratif Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita.
Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kia
temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.
*Contoh paragraf naratif :
Siang itu ibu kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang keluar
rumah. Bahkan ibu mengatakan bahwa aku tidak akan mendapatkan uang
jajan ke sekolah. Itu semua di gara-gara aku menghilangkan barang
kesayangan ibu.

Bab 3
Penutup

A. Kesimpulan
Paragraf/alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang
mana cara penulisannya harus dimulai dengan garis baru. Secara umum
paragraf/alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas
dari kalimat.
Syarat-syarat paragraf/alinea yang baik harus memiliki dua ketentuan
yaitu kesatuan, kepaduan,dan kejelasan paragraf/alinea. Pembagian
paragraf/alinea menurut jenisnya yaitu paragraf/alinea pengembang,
paragraf/alinea pembuka, dan paragraf/alinea penutup.
Paragraf/alinea dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak
menjorok ke dalam atau memberikan jarak agak renggang dari paragraf
sebelumnya.
Rangka atau struktur sebuah paragraf/alinea terdiri atas sebuah kalimat
topik dan beberapa kalimat penjelas. Ada empat macam cara untuk
menempatkan kalimat topik atau kalimat pokok dalam sebuah
paragraf/alinea, yaitu pada awal paragraf/alinea, pada akhir
paragraf/alinea, pada awal dan akhir paragraf/alinea, dan pada seluruh
paragraf/alinea.
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik.
Pada umumnya ada enam metode yang dugunakan untuk pengembangan
alinea, yaitu generalisasi, analogi, klasifikasi, perbandingan, sebab
akibat, akibat sebab, metode definisi, metode alamiah, dan metode
bergambar. Paragraf menurut teknik pemapanrannya dapat dibagi dalam
empat macam, yaitu deskriptif, ekspositoris, argumentatif, dan naratif.

B. Saran-Saran
Berdasarkan pembahasan mengenai paragraf/alinea di bahasa Indonesia,
maka bagi yang ingin membuat suatu karya ilmiah atau hal-hal lain yang
berhubungan dengan penggunaan teknik menulis di dalamnya, maka
perlulah memahami pengertian paragraf/alinea serta hal-hal yang
berkaitan dengan paragraf/alinea itu sendiri, seperti ciri-ciri, syarat
penulisan, tanda paragraf, serta teknik pengembangan paragraf/alinea.

DAFTAR PUSTAKA Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009.


Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta :
Akademika Pressindo. Finoza, Lamuddin . 2000. Komposisi Bahasa
Indonesia untuk Mahasiswa Non Jurusan Bahasa. Jakarta: Mawar
Gempita. Wardani, I.G.A.K, dkk. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiah.
Jakarta : Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai