Anda di halaman 1dari 8

TUGAS BAHASA INDONESIA

Tentang
ALINEA ATAU PARAGRAF

Oleh :
Nama Anggota Kelompok

: DIKI PRANATA
DESRI SILPA NINGSIH
WAHYU PRATAMA
RIDO ZULDI SAPUTRA
DINO ZUKRILAH

Dosen

: DADI SATRIA, S.Pd. M.Pd.

UNIVERSITAS ISLAM KUANTAN SINGINGI


TELUK KUANTAN
Tahun 2016

ALINEA/PARAGRAF
A.

DEFINISI PARAGRAF ATAU ALINEA


Paragraf atau alinea merupakan bagian bab dalam suatu karangan (biasanya

mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru). Namun,
pengertian paragraf yang mendasar dapat berupa karangan mini. Artinya, semua
unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf.
Paragraf dapat pula didefinisikan sebagai satuan bahasa tulis yang terdiri dari
beberapa kalimat yang tersusun secara runtut,logis, dalam satu kesatuan ide yang
tersususun secara lengkap,utuh dan padu.
Menurut Rofiudin (1998) paragraf dapat diamati dari dua segi, yakni segi isi
dan segi struktur. Segi isi, Paragraf merupakan suatu pernyataan tentang suatu pokok
pikiran atau ide pokok yang dikemukakan secara utuh dan lengkap. Segi struktur,
paragraf merupakan sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan dirangkaikan
dalam urutan yang teratur dan jelas.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disederhanakan bahwa paragraf sebagai
suatu susunan kalimat yang berhubungan antara kalimat satu dengan kalimat lain
yang menyajikan pikiran pokok (ide pokok).
2. BATASAN ALINEA/PARAGRAF

Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan

beberapa kalimat
Bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubung-hubunan
secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran

3. FUNGSI DAN BAGIAN ALINEA


A. FUNGSI ALINEA
Sesuatu yang bersipat abstrak lebih sukar dipahami daripada sesuatu yang
lebih kecil dan konkret.Pada dasarnya,pemahaman adalah memahami bagian-bagian
kecil serta hubungan antarbagian-bagian itu dalam rangka keseluruhan.Karangan pun

dapat dikatagorikan sebagai sesuatu yang abstrak.Untuk memahaminya,karangan


perlu dipecah-pecah menjadi bagian-bagian kecil yang dikenal dengan nama alinea.
Berdasarkan penjelasan di atas,tersirat dua fungsi alinea,yaitu ke-(1) sebagai
penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan
dan ke-(2) memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok.
Penulisan alinea yang terencana baik selalu bersipat logis-sistematis.Alinea
yang tersusun baik merupakan alat bantu,baik bagi pengarang maupun bagi
pembca.Seperangkat kalimat itu akan mengembangkan jalan pikirannya secara
sistematis pula.Fungsi alinea yang ke-(3) adalah memungkinkan pengarang
melahirkan jalan pikirannya secara sistematis.Bagi para pembaca,kalimat-kalmat
yang tersusun secara sistematis itu sangat memudahkan menelusuri serta memahami
jalan pikiran pengarang.Fungsi alinea yang ke-(4) adalah mengarahkan pembaca
dalam mengikuti alur pikiran pengarang serta memahaminya.
Alinea yang baik selalu berisi ide pokok.Ide pokok itu merupakan bagian
yang integral dari ide pokok yang terkandung dalam keselurihan karangan.Ide pokok
alinea tidaak hanya merupakan bagian dari ide pokok keseluruhan,tetapi juga
memiliki relevansidan menunjang ide pokok tersebut.melalui ide pokok yang tersirat
dari setiap alinea,pembaca akan sampai pada pemahaman total isi karangan.dalam hal
ini,dapat dikatakan bahwa fungsi alinea ke-(5) adalah sebagai alat penyamp[ai
pikiran.Sementara itu,fungsi alinea ke-(6) adalah sebagai penanda pikiran baru
dimulai.
Dalam rangka keseluruha karangan,alinea sering juga digunakan sebagi
pengantar,transisi atu peralihan dari satu bab ke bab lainnya.Bahkan, tidak jarang
alinea

digunakan

sebagai

penutup.Di

sini,alinea

berfungsi

sebagai

pengantar,tarnsisi,dan konklusi. Dengan demikian,dapat disimpulkan bahwa alinea


berfungsi sebagai berikut :

Sebagai penampung dari sebagian kecil jala pikiran atau ide pokok
keseluruhan karangan

Memudahkan pemahaman jalan pikiran atau ide pokok pengarang.

Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikirn secara sistematis.

Pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran


pengarang.

Sebagai

penyampai

pikiran

atau

ide

pokok

pengarang

kepada

pembaca.sebagai penanda bahwa piiran baru dimulai

Dalam

rangka

keseluruhan

karangan,alinea

dapat

berfungsi

sebagi

pengantar,transisi,dan penutup (konklusi).

B. BAGIAN-BAGIAN ALINEA
Pada umumnya alinea terdiri atas lebih dari satu kalimat. Atau dapat dikatakan
bahwa alinea pada umumnya terdiri atas beberapa kalimat. Dari fungsi dan
kandunganya, kalimat dalam alinea dapat dipilah-pilah menjadi kalimat topik, kalimat
pengembangan, kalimat penutup, dan kalimat penghubung.
1. Kalimat Topik
Kalimat topik merupakan kalimat yang mengungkapkan gagasan pokok dalam
kalimat yang bersangkutan. Oleh kerena itu kalimat topik merupakan bagian yang
terpenting. Bagian ini mengarahkan dan sekaligus mengontrol pengembangan
alinea. Kalimat topik biasanya terletak di awal alinea. Namun bisa juga kalimat
topik itu terletak di tengah alinea yang bersangkutan. Karena kalimat topik
merupakan kalimat yang terpenting maka kalimat topik itu hendaknya:
a)

Merupakan kalimat efektif yang menarik


Pengertian efektif dalam kalimat efektif berarti membuahkan hasil. Hasil yang
diharapkan dari suatu kalimat sebagai bagian dari tuturan ialah pemahaman.
Terpahami atau tidak terpahami oleh pihak lain itulah yang menjadi kriteria
efektif tidaknya suatu kalimat atau tuturan kemudian tambahan menarik itu
berarti bahwa kalimat topik hendaknya dapat memikat perhatian pembaca.

b)

Merupakan susunan yang runtut dan logis


Untuk mengetahui susunan yang runtut dan logis, kita perhatikan
kalimat berikut ini.

Pemeliharaan dan penanaman padi dilakukan pada musim yang tepat.

c)

Penanaman dan pemeliharaan padi dilakukan pada musim yang tepat.


Pengajaran sastra tidak diperoleh melalui bangku ilmiah.
Merupakan rumusan yang tidak terlalu umum namun juga tidak terlalu

spesifik.
Jika terlalu umum, maka pengembangannya nanti akan terlalu luas.
Sebaliknya jika terlalu spesifik, maka pengembangannya akan terlalu sempit.
Sebagai patokan perlu diketahui bahwa kalimat yang ringkas biasanya
kandungan

isinya

bersifat

umum.

Kalimat

yang

demikian

dapat

dispesifikasikan kandungan isinya dengan memperluas kalimat tersebut atau


mengganti kata-kata umum dalam kalimat itu dengan kata-kata yang khusus.
Kalimat di atas diketahui bahwa kalimat topik dihasilkan melalui beberapa tahap
yaitu perumusan gagasan umum, lalu menspesifikasikan gagasan umum tersebut dan
kemudian memperbaiki kata-kata atau susunan kalimatnya.
2. Kalimat Pengembangan
Kalimat pengembangan pada dasarnya adalah kalimat-kalimat yang menguraikan
hal-hal yang terkandung dalam topik. Hal ini berarti bahwa kalimat-kalimat
pengembangan itu hendaknya berpusat pada kalimat topik agar tercipta adanya
kesatuan gagasan. Adanya kalimat pengembangan yang menyeleweng dari
kalimat topik hendaknya dihindari. Untuk itu langkah yang harus ditempuh ialah
perumusan butir-butir pengembangan secara ringkas di bawah kalimat topik,
sehingga terbentuk semacam alinea.
Gagasan pokok yang terkandung dalam kalimat topik pada hakikatnya Merupakan
pengungkapan dari :
apa yang akan dibicarakan dengan mengajukan pernyataan sehubungan
dengan apa yang dibicarakan, 5 jawaban ringkas yang dapat dijadikan butir

butir pengembanganya.
Adapun pertanyaan yang dapat diajukan itu ialah mengenai bagaimana.

mengapa, dan pertanyaan lain yang relevan.


Langkah selanjutnya adalah mengecek apkah butir-butir itu sudah lengkap

ataukah masih ada yang terlewatkan, dan kemudian menyusun kembali


3. Kalimat Penutup

Setelah pengembangan itu sampai pada batas kecukupan, maka alinea


itu sebaliknya segera diakhiri. Kalimat yang mengakhiri alinea itu disebut
kalimat penutup. Demi terwujudnya kesatuan gagasan, penyusunan kalimat
topik hendaknya berdasarkan kalimat-kalimat pengembangan. Dari ketiga contoh
kalimat di atas, dapat kita ketahui bahwa kalimat penutup dalam suatu alinea
dapat berupa penekanan kembali, kesimpulan dan rangkuman. Dari contoh
kalimat di atas diketahui bahwa dalam menyusun kalimat penutup hendaknya
didasarkan pada kalimat topik dan kalimat-kalimat pengembangannya. Sebagai
contoh :
Manusia adalah mahluk yang sedikit empedunya, dan panjang umurnya. Kuda
juga empedunya. Demikian juga keledai, dan binatang-binatang lainnya yang
serupa dengan itu.
Dalam contoh di atas diperlukan berbagai jenis binatang yang sedikit empedunya
panjang umurnya. Untuk dapat membuat rampatan, kita hendaknya ingat adanya
kata-kata umum dan kata-kata khusus yang dalam tata makna berhubungan secara
hiponim pada. Contoh di atas mahluk merupakan kata yang sangat umum,
manusia dan binatang merupakan kata yang umum, dan kuda dan keledai
merupakan kata yang khusus.
4. Kalimat Penghubung
Demi terwujudnya kesatuan dan kepaduan antara alinea satu dengan alinea lain
dalam suatu wacana, maka diperlukan adanya kalimat penghubung. Contoh alinea
(a) diawali dengan frase dorongan lain yang secera eksplisit menunjukan adanya
hubungan dengan alinea lain disebut kalimat penghubung. Adapun katakata yang
dipakai untuk menandai dengan hubungan kalimat lain adalah kata-kata ganti
tunjuk: ini, itu, tersebut, demikian, dan sebagainya. Hubungan antara alinea itu
sering juga tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi hanya secara implisit.
Hubungan antar alinea yang demikian tidak menggunakan kalimat penghubung.
Hubungan antaralinea hanya dapat diketahui dari hubungan isinya. Oleh karena
itulah, kalimat penghubung itu dalam alinea tertentu diperlukan, dan dalam alinea
yang lain tidak diperlukan.

4. CARA PENGEMBANGAN ALINEA


a.

Metode Definisi

Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan


pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas,
penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas
konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak boleh
mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi itu.
b.

Metode Proses

Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan
suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap tahap kejadian
berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut
(kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu
sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan
proses peristiwa sejarah.
c.

Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh

terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk
paragraf.
d.

Metode Sebab-Akibat

Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu


kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting
dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan
kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan
jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di
tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragrafnya
argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.
e.

Metode Perbandingan

Kalimat topik berisi perbandingan dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan
yang bersifat kongkret. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan memperinci
perbandingan tersebut dalam bentuk yang lebih detail.
5. CONTOH ALINEA
1. Alinea deduktif

: Alinea yang kalimat utamanya berada diawal.

Contoh :
Bawalah payung sebelum hujan. Karena akhir akhir ini sering terjadi perubahan
cuaca. Terkadang pada siang hari terasa panas namun pada sore harinya turun
hujan. Tentunya kita tidak ingin kan kehujanan dijalan, sangat merepotkan sekali
bila kita sedang berada ditengah jalan lalu tiba tiba turun hujan.
2. Alinea induktif

: Alinea yang kalimat utamanya berada diakhir

Contoh :
Akhir akhir ini sering terjadi perubahan cuaca. Terkadang pada siang hari terasa
panas namun pada sore harinya turun hujan. Tentunya kita tidak ingin kehujanan
dijalan, akan sangat merepotkan sekali bila kita sedang berada ditengah jalan lalu
tiba tiba turun hujan. Oleh karena itu ada baiknya bila kita sedia payung sebelum
hujan.
3. Alinea Deduktif Induktif: Aline yang kalimat utamanya berada diawal dan
diakhir
Contoh :
Bawalah payung sebelum hujan. Karena akhir akhir ini sering sekali terjadi
perubahan cuaca. Kadang pada siang hari langit cerah dan hawa terasa panas
namun saat sore hari langit mendung dan hawa terasa dingin. Biasanya kita sangat
sangat malas untuk membawa payung apalagi bagi laki laki. Selain
merepotkan dan malas, Laki laki biasa lebih cenderung memilih hujan
ketimbang membawa payung. Namun kita tidak memikirkan efek dari kita hujan
hujanan tersebut. Bisa saja kita sakit dan pada akhirnya itu akan merugikan diri
kita sendiri. Jadi ada baiknya bila kita sedia payung sebelum hujan.

Anda mungkin juga menyukai