Pernah ga sih Anda bertanya pada diri Anda sendiri, “kok produk Saya gak
laku-laku ya?”
Atau, “udah ngiklan sana sini masih tetep aja belum ada yang beli ya?”
Padahal, produk Anda udah dikemas dengan sangat baik dan menarik,
terus udah bikin promo harga juga yang sesuai di pasaran.
Dari pengalaman yang Saya rasakan, biasanya gara-gara ini produk gak
laku-laku:
Langkah awal yang Anda buat biar lebih dekat dengan market itu dengan
membuat buyer persona atau persona market Anda.
Persona di sini itu maksudnya adalah orang-orang yang jadi bidikan target
market ideal Anda. Jadi Anda bisa bayangin siapa sih dan yang kayak
gimana sih yang jadi pembeli ideal untuk produk Anda.
Nah untuk membuat buyer persona itu , Anda harus nyiapin waktu untuk
sejenak ngebayangin dan menuliskan di catatan Anda siapa target market
Anda.
Yang jadi masalah, banyak orang yang bingung cara buatnya gimana ya?
jadinya gak praktek-pratek deh hehe…
Penjual yang hebat itu bisa sukses karena tau marketnya siapa, kayak
gimana, tempat nya dimana dan kapan mereka mencari produknya.
Buyer Persona yang Anda buat nanti akan mempengaruhi segala aspek
marketing Anda, termasuk :
1. Content Marketing
- Lead Magnet seperti apa yang akan Anda buat untuk menarik
pembeli.
- Artikel seperti apa yang bisa ningkatin awareness mereka.
- Video dan desain gambar seperti apa yang juga bisa ningkatin
awaresness mereka dan mengubah mereka cold ke warm.
2. Media Iklan
Dengan buyer persona Anda tau dimana mereka ngabisin waktunya di
sosial media apa aja.
3. Pembuatan Produk
Anda akan tau produk seperti apa yang bisa menjadi solusi buat market
ideal Anda.
4. Copywriting
Anda akan tau tulisan yang kayak gimana yang cocok dalam iklan,
email marketing dan sales letter Anda.
1. Imajinasi
2. Catat!
Imajinasi
Silakan Anda bayangkan….
Anggap aja kalian berdua adalah dua orang teman baik. Dia lebih suka
memberi daripada Anda. Sedangkan Anda lebih suka melayani sebaik
mungkin.
Dimulai dari apa kopi kesukaannya dan di mana dia suka membelinya.
Buku apa yang sering dibaca, dan musik apa yang sering didengar…
Begitu banyak hal yang bisa Anda jelajahi hanya dengan berusaha
dengerin ketika dia curhat.
Jadi semakin Anda tau hal-hal kecil seperti itu, dengan sendirinya Anda
akan tahu gimana teman baik Anda itu membuat keputusan. Terutama
dalam memutuskan membeli produk.
“Untuk memasarkan sebuah produk atau jasa dengan jitu, langkah awal
yang harus Anda lakukan adalah mengerti dengan jelas SIAPA pembeli
ideal Anda, di mana mereka menghabiskan waktu, dan apa tantangan yang
mereka miliki…”
Photo Produk
Demographics : Common Objections :
Dengan mengisi form buyer persona akan jauh lebih tau secara detail
target market Anda dan ngiklan pun lebih tertarget, bener gak?
Oke, kalo Anda bingung gimana isinya, Saya akan berikan contohnya
sesuai yang pernah dibuat.
“Trend fashion makin berkembang sangat pesat di tengah
masyarakat. Sama halnya hijab, dari waktu ke waktu terus
bekembang. Gak kayak dulu, memakai hijab dianggap kuno dan
ketinggalan zaman.
Dan kini dari kalangan remaja hingga orang tua, hijab tidak hanya
sebatas sebagai pakaian wajib lagi tapi udah mulai masuk ke
ranah fashion.
Untuk membantu para hijaber yang mau tampil modis dan gak
terkesan kuno tapi tetap terlihat syar’I, inilah peluang produk
untuk market hijab.”
Kalo kasusnya seperti itu buyer personanya kayak gimana ya? Nah Anda
bisa ikuti contoh buyer persona bidang usaha hijab seperti di bawah ini:
Background : BUYER PERSONA Challenges :
f
Murid SMA, HIJAB Tampil Syari’
Mahasiswa, wanita Modis / tampil
karir, dan ibu rumah menarik.
tangga.
Penghasilan 500 Ribu -
5 Juta per bulan.
Demographics : Common Objections :
Semua data buyer persona di atas adalah hasil yang sudah dipraktekkan
dan udah terasa gimana efek dan manfaatnya.
Untuk mencari mereka, Anda juga bisa mengunjungi fanpage, akun, dan
grup kompetitor Anda. Lalu Anda add friend satu per satu, terus sharing-
sharing like dan komen status mereka, kenapa?
Apakah semua orang yang mengunjungi website atau channel media sosial
Anda adalah pembeli?
Nah Anda harus tau dulu nih ada 3 jenis market dalam marketing.
Dengan Anda tau soal ini nantinya akan lebih paham gimana cara tepat
membuat strategi funneling untuk bisnis Anda. Apa aja?
1. Cold
2. Warm
3. Hot
Cold Traffic
Simple nya itu, di sini orang belum tau dan belum pernah denger bisnis
atau brand kita sama sekali.
Orang-orang belum tau siapa anda? Produk apa yang Anda jual? Dan
tentunya orang-orang belum pernah bertransaksi dengan Anda.
Bayangkan oleh Anda, ketika seseorang anggap aja namanya “Toni” mau
cari tau informasi dan me-review tentang smartphone Samsung J7 prime
new.
Pertama yang bakal dia lakukan adalah searching dulu di mbah Google.
Padahal, website tersebut adalah toko online yang menjual semua jenis
merek smartphone dan aksesoris-aksesorisnya. Anggap aja gitu ya,
kebayang kan?
Hal yang bisa Anda lakukan adalah dengan menekankan kepada mereka
keuntungan-keuntungan yang bisa mereka dapatkan ketika berkunjung ke
website/fanpage dan membeli produk kita.
Dalam kasus tadi, Toni adalah cold traffic-nya, kenapa? Soalnya Toni
belum tau toko online tersebut, dia juga belum tau bisnis atau brand toko
online tersebut. Sampai di sini paham kan?
Lanjut ya…
Di situ Toni baru sekedar cari informasi dan hanya sebatas liat-liat dulu.
Misal kita adalah Owner Bisnis dari toko online itu, nah tugas kita adalah
gimana caranya si Toni ini tau brand toko online kita. Caranya gimana
bung? Dengan memanaskan Budi biar tau brand toko kita.
Berarti si Cold ini perlu dipanaskan lagi supaya dia semakin tertarik dan
selalu mencari website kita kalo dia butuh informasi dan review seputar
smartphone.
Warm Traffic
Pada suatu waktu, Toni ini balik lagi ke website toko online tersebut untuk
nyari informasi smartphone paling keren dan paling nge- tren saat ini.
Hingga pada akhirnya Toni mulai menyukai website toko online ini
kemudian dishare melalui media sosialnya. Kenapa? karena toko online ini
bisa menjawab semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan Toni.
Itu artinya Toni yang tadinya COLD TRAFFIC sudah berubah menjadi
WARM TRAFFIC.
Kok bisa pindah ke warm?
Ibaratnya Toni ini sudah terikat dengan website toko online kita lewat
email atau media sosialnya.
Yup.. tahapan orang udah tau dan mulai tertarik menyukai brand bisnis
kita. Jadi mereka sudah tau brand dan produk kita tapi mereka belum
pernah membeli produknya.
Hot Traffic
Hot Market itu adalah orang-orang yang udah kenal dengan brand Anda
dan udah pernah membeli produk Anda. Disini, Anda bisa langsung to the
point menjual produk apa.
Jangan banyak bercerita seakan-akan mereka baru kenal Anda, tapi
langsung ceritakan produk apa yang Anda jual, sekilas tentang benefit dari
produk Anda.
Nah itu lah tiga jenis market yang harus Anda tau dulu.
Jadi udah ngerti kan gimana cara nya biar mereka bisa betah menjadi
pembeli produk Anda? Intinya tugas Anda harus bisa mengubah status dari
cold menjadi hot.
Nah ini ada yang dinamakan costumer journey. Ini nih lengkapnya :
CUSTOMER JOURNEY
Agar Anda bisa nyesuain iklan penawaran yang akan Anda eksekusi.
Banyak orang yang udah capek-capek ngiklanin produknya, tapi nggak
laku-laku juga.
Atau, ada juga yang udah mati-matian ngiklanin produknya, cuma laku
sedikit. Paling itu pun yang kasihan…
Nah sadar nggak sadar secara psikologis itu, orang kalo mutusin buat beli
gak dadakan langsung beli, tapi ada fasenya.
Di tahun 1961, ada dua orang mastah marketing yang bernama Robert J
Lavidge dan Gary A Steiner, bikin sebuah model yaitu The Hierarchy of
Effects Model. Pernah denger?
Jadi, ada 6 fase yang dilewati sebelum mutusin untuk beli, yaitu :
1. Awareness : Nyadar
Saat Anda ingin melakukan transaksi penjualan, calon pembeli tentunya
harus menyadari dulu kalau produk Anda itu ada. Gimana mau beli
kalau produknya aja mereka ga sadar kalau ada hehehe…
Terus gimana caranya Bung agar pembeli tau kalau produk kita
itu ada?
Caranya adalah Anda harus mendekati mereka dulu dengan baik agar
mereka tertarik dengan produk Anda. Bahasa sekarangnya sih
„pedekate‟ gitu hehe… Dijamin deh kalau pedekatenya bener, hasilnya
juga bakalan bener.
2. Knowledge : Ngerti
Jika Anda ingin beli satu produk, Anda pasti baca dulu dong
spesifikasinya gimana, memenuhi kebutuhan atau engga, dan dapat
dipastiin Anda bakal lebih memilih produk yang nyajiin informasi
tentang produk tersebut kepada Anda.
Nah itu juga berlaku saat Anda menjadi penjual. Anda harus
memberikan informasi yang lengkap banget ke pembeli agar mereka
percaya dengan produk yang Anda tawarkan.
3. Liking : Seneng
4. Preference : Naksir
5. Conviction : Yakin
Ya! Ini adalah tahap dimana calon pembeli berubah status menjadi
PEMBELI. Mereka akan membeli produk yang Anda tawarkan.
Selamat!
Anda sekarang sudah tau tentang buyer persona, traffic temperature, dan
customer journey. Materi ini penting dipahami sebelum lanjut ke bab
selanjutnya.
Gampang kan ya? Hehe jangan lupa dikerjakan ya, biar lebih mantap lagi
funneling nya.