Anda di halaman 1dari 6

Mirror Nuclei (Pencerminan Inti)

Hasil analisis yang dikemukaan seluruh data eksperimen yang telah dilakukan oleh para
ilmuwan, menghasilkan bentuk persamaan Jari-jari inti sebagai berikut:

𝑅 = 𝑟𝑜 𝐴1/3 (1)
Dimana: R adalah jari-jari inti, 𝑟𝑜 dalah konstanta, dan A adalah nomor massa, dari beberapa teknik
eksperimen yang berbeda didapatkan nilai 𝑟𝑜 yang bervariasi:

Metode 𝑟𝑜
Metode Inti (Radius Gaya)
1. Penghamburan partikel 𝛼 1,414.10-13cm
2. Umur pemancaran 𝛼 1,48.10-13cm
3. Penghamburan neutron cepat 1,37.10-13cm
Metode elektromagnetik (Radius Muatan)
1. Penghamburan elektron 1,26.10-13cm
2. Atom meason 1,2.10-13cm
3. Mirror Nuclei (1,28 ± 0,05)10-13cm
4. Penghamburan Proton (1,25 ± 0,05)10-13cm
5. Efek isotop (pergeseran isotop) 1,20.10-13cm
Pada tulisan ini, akan dijelaskan secara khusus tentang metode elektronagnetik mirror
nuclei/pencerminan inti.

Dua inti dikatakan membentuk pasangan mirror nuclei atau pasangan wigner jika keduanya
memenuhi kondisi 2𝑍 = 𝐴 ± 1, jika keduanya memiliki nomor massa yang sama misalkan A tapi
nomor protonnya berbeda satu dari nomor neutronnya dengan yang lain. Dapat dituliskan sebagai
berikut:
𝐴 𝐴
𝑍𝑋, 𝑍+1𝑌

Dimana diperlihatkan satu inti punya lebih dari satu neutron, sedangkan nomor protonnya
bersifat isobar memiliki lebih dari satu proton dari nomor neutronnya, terdapat pasangan untuk 𝑍 ≤
21 dimana 𝐴 ≅ 2𝑍. Paling sedikit 1 anggota dari pasangan yang seharusnya menjadi beta-aktif. Akan
sangat jelas dari aturan stabilitas. Contoh pasangan mirror:

( 31𝐻, 32𝐻𝑒); ( 52𝐻𝑒, 53𝐿𝑖 ); ( 73𝐿𝑖 , 74𝐵𝑒); ( 49𝐵𝑒, 59𝐵);

Jika kita mendefinisikan neutron berlebih sebagai berikut:


𝑇 = 𝑁−𝑍
(biasa disebut nomor isotoik), jika A-ganjil, maka pencerminan intinya:

𝑇 = ±1 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑍 = 𝑁 ± 1
Jika kita melihat grafik segre diatas, pencerminan inti terdapat didekat garis N=Z, dapat
dikatakan bahwa pita stabilitas bergerak seiring peningkatan nilai A, peningkatan nilai A akan
membuat jauh dari garis Z=N terhadap inti yang punya banyak neutron, dan inti yang stabil tidak
pernah jauh dari pita stabilitas. Oleh karena itu kita keadaan yang baik jika pencerminan inti
ditemukan hanya sampai nomor massa A sekitar 60. Semua unsur pencerminan dengan A > 10
ditunjukkan pada tabel berikut:
𝑁 − 𝑍 = +1 𝑁 − 𝑍 = −1 𝑁 − 𝑍 = +1 𝑁 − 𝑍 = −1
A A
unsur Z 𝛿 Unsur Z 𝛿 Unsur Z 𝛿 Unsur Z 𝛿
11 B 5 8,668 C 6 10,650 39 K 19 -33,807 Ca 20 -27,274
13 C 6 3,125 N 7 5,345 41 Ca 20 -35,135 Sc 21 -28,642
15 N 7 0,101 O 8 2,856 43 Sc 21 -36,188 Ti 22 -29,321
17 O 8 -0,809 F 9 1,952 45 Ti 22 -39,006 V 23 -31,880
19 F 9 -1,487 Ne 10 1,751 47 V 23 -42,002 Cr 24 -34,560
21 Ne 10 -5,732 Na 11 -2,184 49 Cr 24 -45,331 Mn 25 -37,620
23 Na 11 -9,530 Mg 12 -5,474 51 Mn 25 -48,241 Fe 26 -40,220
25 Mg 12 -13,193 Al 13 -8,916 53 Fe 26 -50,945 Co 27 -42,640
27 Al 13 -17,197 Si 14 -12,384 55 Co 27 -54,028 Ni 28 -45,340
29 Si 14 -21,895 P 15 -16,953 57 Ni 28 -56,082 Cu 29 -47,310
31 P 15 -24,441 S 16 -19,045 59 Cu 29 -56,357 Zn 30 -47,260
33 S 16 -26,586 Cl 17 -21,003 61 Zn 30 -56,350 Ga 31 -47,090
35 Cl 17 -29,014 Ar 18 -23,047 63 Ga 31 -56,547 Ge 32 -46,900
37 Ar 18 -30,948 K 19 -24,800
*𝛿 : massa berlebih dalam satuan Mev

Dalam pencarian nilai jari-jari inti pada metode pencerminan ini, terdapat suatu hubungan
antara pencerminan inti terhadap gaya coulomb, sebagaimana pertama kali dikemukakan oleh Bethe,
terdapat perbedaan energi coulomb antara elemen-elemen yang berdekatan dari sepasang dari
pencerminan inti, mungkin dapat dijelaskan sebagai perbedaan energi coulomb untuk bola homogen
yang diberi muatan dari muatan yang cocok. Disini bentuk dari inti dimisalkan sebagai bola, jadi jari-
jari inti, merupakan jari-jari dari bola tersebut.
5 (2)
𝑅 2 = 〈𝑟 2 〉
3
Hukum klasik energi coulomb untuk bola bermuatan homogen adalah:

3 𝑒2𝑍2 (3)
𝐸𝑐 = ( )
5 4𝜋𝜀0 𝑅
Dimana R adalah jari-jari dan eZ adalah muatan.

jika sepasang elemen punya nomor yang sama untuk ikatan n-p (neutron-proton) tapi
memiliki angka yang berbeda pada ikatan n-n dan p-p, diasumsikan gaya nuklir(inti) adalah muatan
yang simetris, gaya n-n sama dengan gaya p-p dan keduanya tidak berkontribusi pada perbedaan
dalam energi pencerminan inti.

Jika kita asumsikan gaya inti memiliki muatan yang simetris, maka jari-jari inti dapat dihitung.
Diberikan pencerminan inti 𝐴𝑍𝑋 𝑑𝑎𝑛 𝑍+1𝐴𝑌 memiliki massa atom berturut-turut 𝑀𝑧 𝑑𝑎𝑛 𝑀𝑧+1 . Maka
didapatkan selisih massa keduanya (𝑀𝑧 − 𝑀𝑧+1 ) menghasilkan:

1. Massa 𝐴𝑍𝑋 lebih besar dari pada 𝑍+1𝐴𝑌 dengan menghitung jumlah (𝑚𝑛 − 𝑚𝑝 ).
Dimana 𝑚𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑝 adalah berturut-turut massa dari neutron dan proton, karena neutron di
𝐴 𝐴
𝑍𝑋 digantikan oleh proton di 𝑍+1𝑌. Persamaan energinya:
∆𝑚𝑐 2 = (𝑚𝑛 − 𝑚𝑝 )𝑐 2 (4)
2. Terdapat selisih pada energi coulomb pada sepasang elemen karena nilai protonnya beda.
Perumusan selisih energi coulomb antara inti untuk jari-jari yang sama, tapi memiliki nilai
muatan Z dan Z + 1 adalah:
3 (2𝑍 + 1) 2 (5)
𝐸𝑐 (𝑍 + 1, 𝑍) = 𝑒
5 4𝜋𝜀0 𝑅
Perumusan diatas dimasukan nilai 𝐸(1,0) dimana memberi kemunculan pada jari-jari untuk
proton dari energi proton itu sendiri:
3 2𝑍 + 1 2 (6)
𝐸𝑐 (𝑍 + 1, 𝑍) = 𝑒 − 𝐸𝑐 (1,0)
5 4𝜋𝜀0 𝑅
Jika dihubungkan dengan defenisi energi coulomb pada:

𝐸𝑐 = 𝐸 𝑚𝑎𝑥 + 1,804 𝑀𝑒𝑣 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝛽 +


𝐸𝑐 = 𝐸 𝑚𝑎𝑥 + 0,782 𝑀𝑒𝑣 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝𝑎𝑛 𝐾 (7)
𝐸𝑐 = 𝐸 𝑚𝑎𝑥 − 0,782 𝑀𝑒𝑣 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝛽 −

Dimana persamaan (6) dan (7) sangatlah berhubungan. Sehingga persamaan (4) lebih sesuai
dengan bentuk ide model kulit jika seperti berikut:
3𝑒 2 𝑍(𝑍 − 1)
𝐸𝑐 = (8)
5 4𝜋𝜀0 𝑅

Untuk selisih energi coulomb antara 𝑍+1𝐴𝑌 dan 𝐴𝑍𝑋 dapat dituliskan sebagai berikut:

3𝑒 2 (𝑍 + 1)((𝑍 + 1) − 1) 3𝑒 2 𝑍(𝑍 − 1)
∆𝐸𝑐 = [ ]−[ ]
5 4𝜋𝜀0 𝑅 5 4𝜋𝜀0 𝑅

3𝑒 2
∆𝐸𝑐 = ( ) [(𝑍 + 1)𝑍 − 𝑍(𝑍 − 1)]
5.4𝜋𝜀0 𝑅

6𝑒 2
∆𝐸𝑐 = 𝑍 (9)
5𝑅
Dengan menyatukan persamaan (4) dan (9)

(𝑀𝑧 − 𝑀𝑧+1 )𝑐 2 = ∆𝐸𝑐 − ∆𝑚𝑐 2

6𝑒 2
(𝑀𝑧 − 𝑀𝑧+1 )𝑐 2 = 𝑍 − (𝑚𝑛 − 𝑚𝑝 )𝑐 2
5𝑅
Dari persamaan diatas, didapatkan nilai R, dituliskan sebagai berikut

6𝑒 2
𝑍 = [(𝑀𝑧 − 𝑀𝑧+1 ) + (𝑚𝑛 − 𝑚𝑝 )]𝑐 2
5.4𝜋𝜀0 𝑅

0,3𝑒 2 𝑍
𝑅= (10)
4𝜋𝜀0 [(𝑀𝑧 − 𝑀𝑧+1 ) + (𝑚𝑛 − 𝑚𝑝 )]𝑐 2
Massa untuk pencerminan inti diketahui, dan setelah mengambil pertimbangan energi
maximum untuk peluruhan beta dalam kasus anggota elemen-elemen tidak dalam keadaan stabil.
Dapat dihitung nilai R dari persamaan diatas. Bethe pertama kali mengaplikasikan metode ini dan
dilakukan berulang-ulang. Hasil perhitungan diperoleh muatan jari-jari inti (jari-jari elektromagnetik)
𝑅 = (1,4 − 1,5). 10−13 𝐴1/3 cm, sehingga didapatkan nilai 𝑟0 = (1,4 − 1,5). 10−13 𝑐𝑚.

Nilai 𝑟0 sangat besar dibandingkan dengan metode elektromagnetik lainnya. Diasumsikan


hasil yang diperoleh untuk 𝑟0 dari metode pencerminan inti, dimana memenuhi untuk 𝑍 ≤ 21,
sehingga ini akan tampak termasuk dalam metode elektromagnetik lainnya dari ketetapan 𝑟0
memuaskan hasilnya untuk elemen-elemen yang berat, jika elemen-elemen cahaya yang dihitung
dengan metode pencerminan inti ini, maka akan menghasilkan nilai 𝑟0 yang sangat kecil. Tetapi pada
perhitungan yang dilakukan oleh Cooper-Henley dan O. Kofoed-Hansen, asumsi tersebut tidak
dibutuhkan lagi, karena elemen-elemen cahaya dapat dihitung jari-jarinya juga dengan menggunakan
pendekatan mekanika kuantum dan model penghalusan untuk distribusi muatan proton, mereka
menemukan nilai

𝑅 = (1,28 ± 0,05). 10−13 𝐴1/3 𝑐𝑚


atau

𝑟0 = (1,28 ± 0,05). 10−13 𝑐𝑚


Dimana sesuai dengan metode elektromagnet lainnya. Lebih lanjut, Wallace dan Welch mengukur
spektrum beta untuk pencerminan inti dalam kisaran 19 ≤ 𝐴 ≤ 39. Dengan mempertimbangkan
struktur kulit untuk inti. Dan nilai 𝑟0 yang dapat diterima untuk kisaran ukuran inti pada metode
elektromagnetik lainnya.

Adapun contoh permasalahan pencarian nilai 𝑟0 dengan, metode Mirror Nuclei (pencerminan
inti), yang diambil di buku Fundamental of nuclear physics halaman 177 soal nomor 20 :

Soal

Consider the mirror pairs ( 115𝐵, 116𝐶 ), ( 23 23 39 39


11𝑁𝑎, 12𝑀𝑔 ), ( 19𝐾, 20𝐶𝑎) . The second member of each pair
decay with a 𝛽 + emission having maximum energies of 0,98 Mev, 2,95 Mev, dan 5,49 Mev
respectively. Calculate the value of nuclear radii in all three cases, and compare the value of 𝑟𝑜 .

Jawab

Diketahui :

Mirror Pairs Member 𝐸𝑚𝑎𝑥 (𝑀𝑒𝑣) Z A


( 115𝐵, 116𝐶 ) 0,98 5 11
23 23
( 11𝑁𝑎, 12𝑀𝑔 ) 2,95 11 23
( 39
19 𝐾, 39
20 𝐶𝑎) 5,49 19 39
+
Diketahui untuk peluruhan partikel 𝛽 maka:

∆𝐸𝑐 = 𝐸𝑚𝑎𝑥 + 1,804 𝑀𝑒𝑣


Dan nilai selisi energi coulomb dengan muatan homogen:

3𝑒 2 1
∆𝐸𝑐 = [𝑍 2 − (𝑍 − 1)2 ]
5 4𝜋𝜀0 𝑅
3𝑒 2 (2𝑍 + 1)
𝐸𝑐 =
5 4𝜋𝜀0 𝑅
Jika disamakan persamaan diatas menjadi:
3𝑒 2 (2𝑍 + 1)
= 𝐸𝑚𝑎𝑥 + 1,804 𝑀𝑒𝑣
5 4𝜋𝜀0 𝑅
3𝑒 2 (2𝑍 + 1)
𝑅=
5 4𝜋𝜀0 (𝐸𝑚𝑎𝑥 + 1,804 𝑀𝑒𝑣)

Untuk ( 115𝐵, 116𝐶 ) :

3(1,602.10−19 𝐶)2 (2(5) + 1)


𝑅=
5 4𝜋(8,854.10 𝐶 /𝑁𝑚 )[(0,98 + 1,804 )1,602.10−19 𝑁𝑚]
−12 2 2

𝑅 = 2,793.10−15 𝑚 = 2,793.10−13 𝑐𝑚

Karena A=11 dan 𝑅 = 𝑟𝑜 𝐴1/3, jadi

2,793.10−13 𝑐𝑚
𝑟𝑜 = 3 = 1,256.10−13 𝑐𝑚
√11
Untuk kedua pasangan lainnya dapat dikerjakan dengan cara yang sama, untuk mempermudah
perhitungan kami buat dalam tabel:

unsur 𝐸𝑚𝑎𝑥 (𝑀𝑒𝑣) Z 𝐸𝑐 (𝑀𝑒𝑣) 𝑅(10−13 𝑐𝑚) A 𝐴1/3 𝑟𝑜 (10−13 𝑐𝑚)


( 115𝐵, 116𝐶 ) 0,98 5 2,784 2,793 11 2,224 1,256
( 23 23
11𝑁𝑎, 12𝑀𝑔) 2,95 11 4,754 3,816 23 2,843 1,342
( 39 39
19𝐾, 20𝐶𝑎) 5,49 19 7,294 4,382 39 3,391 1,292

mean 1,296
Untuk hasil yang lebih presisi dimasukkan nilai standar deviasinya:

𝑟𝑜 = 1,296 ± 0,043 𝑐𝑚
Referensi

Jurnal : Mirror nuclei determination of nuclear size, Kofoed-Hansen (1958) (halaman 1)

Jurnal : Radii of mirror nuclei, Robert R. Wilson (1952)

fundamental of nuclear physics, atam p. Arya (halaman 172-174)

Introductory of nuclear physics, Krane (halaman 55-56)

Anda mungkin juga menyukai