Anda di halaman 1dari 10

Dosen pembimbing :

dr. H. Emdas yahya

Makalah
(patofisiologi mulut)

Nama kelompok :
Rivani maulinar
1914401019
Anita oktovia rahayu
1914401004

Universitas pahlawan tuanku tambusai


T/P 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan mulut adalah daerah diagnosis fisik yang dalam berbagai alasan secara
tradisional menerima sedikit penekanan pada kurikulum medis predoktoral.Meskipun
demikian, beberapa informasi dapat diperoleh melalui evaluasi sistematis jaringan lunak
dan keras rongga mulut. Terlepas dari tujuan utamanya adalah untuk membedakan antara
kondisi sehat dan sakit, pemeriksaan mulut yang menyeluruh bebarengan dengan riwayat
medic dan dental dapat memberikan wawasan penting terhadap kesehatan dan
kesejahteraan pasien secara keseluruhan. Pemeriksaan mulut juga mempunyai pengaruh
signifikan pada klasifikasi pasien terinfeksi HIV. Pada sebagian besar kasus penemuan
mikroskopis bersamaan dengan pemeriksaan klinis, cukup untuk menentukan
pemeriksaan rongga mulut. Tergantung pada situasi dan kondisi selama pemeriksaan,
pendokumentasian penampakan klinis jaringan mulut dapat bermanfaat. Hal ini biasanya
berguna ketika memonitor perjalanan penyakit kronis dan respon terhadap perawatan.

1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui cara merawat gigi.
 Untuk mengetahui macam-macam cara pemeriksaan pada gigi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mulut


Mulut adalah salah satu anggota tubuh yang ada di wajah dimana terdapat bagian-bagian lagi
di dalamnya. Gigi dan lidah adalah bagian terpenting yang ada di dalam mulut yang berperan
penting dalam proses pencernaan awal. Mulut merupakan bagian pertama dari sistem
pencernaan dan merupakan bagian tambahan dari sitem pernapasan. Selain itu, ada pula
saliva untuk membersikan mulut secara mekanis. Mulut merupakan rongga yang tidak bersih
dan penuh bakteri, karenanya harus selalu di bersihkan setelah makan dan sebelum tidur.
Minimal tiga kali sehari. Kerusakan gigi dapat di sebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi
makanan manis, menggigit benda keras dan kebersihan mulut yang kurang. Perawatan gigi
dan mulut cukup menentukan kesehatan mulut dan gigi mereka pada tingkatan selanjutnya.
Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah
karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.

Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan dan berisi organ
pencernaan. Terdiri atas dua bagian. Bagian luar yang sempit, atau vestibula, yaitu ruang di
antara gusi serta gigi dengan bibir dan pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut yang
dibatasi di sisi-sisinya oleh tulang maksilaris dan semua gigi , dan di sebelah belakang
bersambung dengan awal faring. Atap mulut dibentuk oleh palatum, lidah terletak di
lantainya dan terikat pada tulang hioid. Di garis tengah sebuah lipatan membran mukosa
(frenulum linguas) menyambung lidah dengan lantai mulut. Di kedua sisi terletak
papilasublingualis, yang memuat lubang kelenjar ludah submandibularis. Sedikit eksternal
dari papila ini terletak lipatan sublingualis, tempat lubang-lubang halus kelenjar ludah
sublingualis bermuara. Dan ada kelenjar parotis yang terletak agak ke bawah dan di depan
telingadan membuka melalui duktus parotis menuju suatu elevasi kecil (papila) yang terletak
berhadapan dengan gigi molar kedua pada kedua sisi.

Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis. Dibawahnya terletak kelenjar-
kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini sangat kaya akan pembuluh darah dan
juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris.

1. Bibir terdiri atas dua lipatan daging yang membentuk gerbang mulut. Di sebelah luar
ditutupi kulit yang mengandung folikel rambut, disebelah dalam ditutupi selaput
lendir (mukosa), dan area transisional memiliki epidermis transparan, bagian ini
tampak merah karena dilewati oleh banyak kapiler yang dapat dilihat. Otot orbikularis
oris menutup bibir; levator anguli oris mengangkat, dan depresor anguli menekan
ujung mulut. Tempat bibir atas dan bawah bertemu membentuk sudut mulut.
2. Palatum (langit-langit) terdiri atas dua bagian, yaitu palatum keras yang tersusun atas
tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maksilaris, dan lebih ke belakang terdiri
atas dua tulang palatum. Di belakang ini terletak palatum lunak, yang merupakan
lipatan menggantung yang dapat bergerak dan yang terdiri atas jaringan fibrus dan
selaput lendir. Gerakannya dikendalikan ototnya sendiri. Ditengah palatum lunak
menggantung ke luar sebuah prosesus berbentuk kerucut, yaitu uvula. Dari sini tiang-
tiang lengkungan (fauses) melengkung ke bawah, ke samping kiri dan kanan, dan di
antara tiang-tiang ini terdapat lipatan rangkap otot dan selaput lendir yang di sebelah
kanan dan kiri memuat tonsil.

3. Pipi membentuk sisi berdaging pada wajah dan menyambung dengan bibir mulai pada
lipatan nasolabial, berjalan dari sisi hidung ke sudut mulut. Pipi dilapisi dari dalam
oleh mukosa yang mengandung papila-papila. Otot yang terdapat pada pipi ialah otot
buksinator.

4. Gigi-geligi dan pengunyahan. Gigi berfungsi dalam proses mastikasi. Terdapat dua
kelompok gigi, yaitu gigi sementara atau gigi sulung dan gigi tetap. Terdapat dua
puluh gigi sulung, sepuluh pada setiap rahang. Dari tengah kedua sisi berturut-turut
dinamai: dua insisivus atau gigi seri, satu kanina atau gigi taring, dan dua molar atau
geraham. Gigi tetap lebih banyak yaitu tiga puluh dua, enam belas pada setiap rahang.
Dari tengah ke samping berturut-turut disebut: dua insisivus, satu taring, dua premolar
( geraham depan), dan tiga molar ( geraham belakang).Umumnya pada seorang bayi
gigi pertamanya muncul pada umur enam bulan. Insisivus tengah pada rahang bawah
yang pertama keluar, kemudian insisivus lateral. Molar pertama keluar pada kira-kira
umur dua belas sampai lima belas bulan, gigi taring pada delapan belas bulan, dan
akhirnya pada dua puluh bulan molar lainnya.Seorang anak berumur dua belas bulan
biasanya telah memiliki delapan gigi, dua insisivus tengah dan dua yang lateral pada
kedua rahang. Pada umur dua tahun si anak telah memiliki gigi sulung yang lengkap.
Pada umumnya gigi pada rahang bawah lebih dahulu keluar daripada gigi
pasangannya pada rahang atas.Gigi tetap mulai menggantikan yang sementara pada
kira-kira umur enam tahun. Yang pertama-tama keluar ialah sebuah molar di belakang
gigi-gigi sementara di setiap sisi, kemudian pada umur tujuh sampai delapan tahun
keluar gigi insisivus, pada umur sembilan sampai sepuluh tahun geraham premolar,
dan umur sebelas tahun gigi taring, pada kira-kira dua belas tahun geraham molar
kedua dan terakhir geraham bungsu.Sebuah gigi mempunyai mahkota, leher, dan akar.
Mahkota gigi menjulang di atas gigi, lehernya dikelilingi gusi(gingiva), dan akarnya
berada di bawahnya. Gigi dibuat dari bahan yang sangat keras, yaitu dentin. Di dalam
pusat strukturnya terdapat ronggapulpa. Pulpa gigi berisi sel jaringan ikat, pembuluh
darah, dan serabut saraf. Bagian gigi yang menjulang di atas ditutupi email, yang jauh
lebih keras daripada dentin.Proses mengunyah. Gigi sudah dirancang dengan sangat
tepat untuk mengunyah, gigi anterior (insisivus) menyediakan kerja memotong yang
kuat dan gigi posterior (molar), kerja menggiling. Semua otot rahang bawah yang
bekerja bersama-sama dapat mengatupkan gigi dengan kekuatan sebesar 55 pound
pada incisivus dan 200 pound pada molar.Pada umumnya otot-otot pengunyah
dipersarafi oleh cabang motorik dari saraf kranial kelima, dan proses mengunyah
dikontrol oleh nukleus dalam batang otak akan menimbulkan pergerakan mengunyah
yang ritmis. Demikian pula, perangsangan area di hipotalamus, amigdala, dan bahkan
di korteks serebri dekat area sensoris untuk pengecapan dan penghidu seringkali dapat
menimbulkan gerakan mengunyah.Kebanyakan proses mengunyah disebabkan oleh
suatu refleks mengunyah, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: Adanya bolus
makanan di dalam mulut pada awalnya menimbulkan penghambat refleks otot untuk
mengunyah, yang menyebabkan rahang bawah turun ke bawah. Penurunan ini
kemudian menimbulkan refleks regang pada otot-otot rahang bawah yang
menimbulkan kontraksi rebound. Keadaan ini secara otomatis mengangkat rahang
bawah yang menimbulkan pengatupan gigi, tetapi juga menekan bolus melawan
dinding mulut, yang menghambat otot rahang bawah sekali lagi, menyebabkan rahang
bawah turun dan kembali rebound pada saat yang lain, dan ini terjadi terulang-ulang.
Mengunyah bersifat penting untuk pencernaan semua makanan, tetapi terutama sekali
untuk sebagian besar buah dan sayur-sayuran mentah karena zat-zat ini mampunyai
membran selulosa yang tidak mudah dicerna. Membran ini melingkupi bagian-bagian
zat nutrisi sehingga harus diuraikan sebelum makanan dapat dicerna. Selain itu,
mengunyah akan membantu pencernaan makanan untuk alasan sederhana berikut:
enzim-enzim pencernaan hanya bekerja pada permukaan partikel makanan; karena itu,
kecepatan pencernaan seluruhnya bergantung pada total area permukaan yang
terpapar dengan sekresi pencernaan. Selain itu, menggiling makanan hingga traktus
gastrointestinal dan meningkatkan kemudahan pengosongan makanan dari lambung
ke dalam usus halus, kemudian ke semua segmen usus berikutnya.Menelan. Menelan
dilakukan setelah mengunyah, dan dapat dilukiskan dalam tiga tahap. Gerakan
membentuk makanan menjadi sebuah bolus dengan bantuan lidah dan pipi, dan
melalui bagian belakang mulut masuk ke dalam faring.Setelah makanan masuk faring,
palatum lunak naik untuk menutup nares posterior, glotis menutup oleh kontraksi
otot-ototnya, dan otot konstriktor faring menangkap makanan dan mendorongnya
masuk esofagus. Pada saat ini pernapasan berhenti, kalau tidak maka akan tersedak.
Orang tak dapat menelan dan bernapas pada saat yang sama. Gerakan menelan pada
bagian ini merupakan gerakan refleks.Makanan berjalan dalam esofagus karena kerja
peristaltik, lingkaran serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di belakang
makanan berkontraksi. Maka gelombang peristaltik menghantarkan bola maknan ke
lambung.
Tahap kedua dan ketiga pada gerakan menelan terkadi tidak atas kemauan sendiri,
sedangkan tahap pertama, meskipun atas menjadi partikel-partikel dengan konsistensi
sangat halus akan mencegah ekskoriasi kemauan sendiri, sebagian besar berjalan
otomatis.
Esofagus dapat terserang kardio-spasme atau akalasia, disebabkan kegagalan fungsi
motorik yang berupa hilangnya gerakan peristaltik di bagian bawah usofagus dan
kegagalan sfinkter kardiak untuk mengendor. Gejala utama ialah disfagia (kesukaran
menelan) dan regurgitasi.
Pengobatan konservatif yang berupa dengan perlahan-lahan makan makanan yang
mudah ditelan ada kalanya menolong. Atau usaha untuk membuka sfinkter kardiak
bila perlu dapat dilaksanakan. Kalau cara ini gagal maka perlu dipertimbangkan
tindakan pembedahan.
Kesehatan gigi harus ditekankan. Anak-anak sejak kecil sudah dapat belajar
menggosok gigi mereka dalam gerakan naik-turun, sisi dalam dan luar, sesudah
makan dan sebelum pergi tidur. Jajan dan gula-gula jangan dimakan si antara waktu
makan, atau menjelang tidur. Hal ini merupakan sumber penyakit gigi yang lazim.
Pertumbuhan gigi, baik yang sementara maupun yang tetap, harus di awasi.
Kunjungan teratur pada dokter gigi. Kalau dapat setiap bualan, atau sedikit-dikitnya 4
sampai 6 bulan. Tidak adanya rasa sakit bukan berarti tidak ada penyakit atau karies
gigi. Pada masa remaja kunjungan ke dokter gigi boleh dikurangi. Kemudian pada
umur dewasa junjungan boleh lebih jarang, tetapi sebaiknya tetap teratur.

5. Lidah
Pada hakikatnya lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indra khusus
pengecap. Lidah sebagian besar terdiri atas dua kelompok otot. Otot intrinsik, lidah
melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada
bagian-bagian sekitarnya serta ,elaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat
penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk makanan,
menekannya pada langit-langit dan gigi, dan akhirnya mendorongnya masuk faring.
Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan
keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah,
sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila
lidah digulung ke belakang, tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum
linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada
dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila dijulurkan, ujung lidah
meruncing, dan bila terletak tenang di dasar mulut, ujung lidah berbentuk bulat.
Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu sehat
berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beledu dan ditutupi papil-papil,
yang terdiri atas tiga jenis.
Papila sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah jenis ini yang terletak pada
bagian dasar lidah. Papila sirkumvalata adalah jenis papila terbesar, dan masing-
masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Papila ini tersusun berjajar
membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.
Papila fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan berbentuk
jamur.Papila fliformis adalah yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan
lidah. Organ-ujung untuk pengecapan adalah puting-puting pengecap.
Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asam, dan asin. Kebanyakan makanan
memiliki ciri harum dan cita rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung saraf
penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan. Supaya dapat dirasakan, semua
makanan harus menjadi cairan, serta harus sungguh-sungguh bersentuhan dengan
ujung saraf yang mampu menerima rangsangan berbeda-beda. Puting pengecap yang
berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga.
6. Kelenjar Ludah( Saliva)
Kelenjar ludah adalah kelenjar majemuk bertandan, yang berarti terdiri atas gabungan
kelompok alveoli bentuk kantong dan yang membentuk lubang-lubang kecil. Saluran-
saluran dari setiap alveolus bersatu membentuk saluran yang lebih besar dan yang
menghantar sekretnya ke saluran utama dan melalui ini sekret dituangkan ke dalam
mulut.
Kelenjar ludah yang utama ialah kelenjar parotis, submandibularis dan sublingualis.
Kelenjar parotis ialah yang terbesar. Satu di sebelah kiri dan satu di sebelah kanan dan
terletak dekat di depan agak ke bawah telinga. Sekretnya dituangkan ke dalam mulut
melalui saluran parotis atau saluran Stensen, yang bermuara di pipi sebelah dalam,
berhadapan dengan geraham (molar) kedua atas. Ada dua struktur penting yang
melintasi kelenjar parotis, yaitu arteri karotis eksterna dan saraf kranal ketujuh (saraf
fasialis).
Kelenjar submandibularis nomor dua besarnya sesudah kelenjar parotis. Terletak di
bawah kedua sisi tulang rahang, dan berukuran kira-kira sebesar buah kenari.
Sekretnya dituangkan ke dalam mulut melalui saluran submandibularis atau saluran
Wharton, yang bermuara di dasar mulut, dekat frenulum linguage.
Kelenjar sublingualis adalah yang terkecil. Letaknya di bawah lidah kanan dan kiri
frenulum linguage dan menuangkan sekretnya ke dalam dasar mulut melalui beberapa
muara kecil.Fungsi kelenjar ludah ialah mengeluarkan saliva, yang merupakan cairan
pertama yang mencernakan makanan. Deras aliran saliva dirangsang oleh :
 Adanya makanan dalam mulut
 Melihat, membaui, dan memikirkan makanan

2.2 Tujuan Pemeriksaan Mulut


 Tujuan pemeriksaan mulut dan gigi adalah sebagai berikut :
· Untuk mengetahui adanya gangguan pada mulut.
· Untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misal
; tifus, hepatitis.)
· Mencegah penyakit mulut dan gigi
· Meningkatkan daya tahan tubuh.

2.3 Cara merawat gigi dan mulut antara lain :


» Jangan terlalu sering makan-makanan yang terlalu mkanis dan asam.

» Hindari gigi untuk menggigit atau mencongkel benda keras.

» Rajin sikat gigi sebelum tidur dan sesudah makan agar tidak menimbulkan kuman yang
menumpuk.
» Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil sehingga dapat menjangkau
bagian dalam gigi

» Meletakkan sikat pada sudut 450di pertemuan antara gigi dan gusi dan menghadap kea
rah yang sama dengan gusi.

» Menyikat gigi dari atas ke bawah dan seterusnya

» Memeriksakan gigi secara teratur setiap 6 bulan

2.4 Cara Pemeriksaan mulut


Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembabannya. Perhatikan adanya lesi, tanda radang,
gusi atau sariawan, kekeringan atau pecah-pecah.

Pemeriksaan mulut bertujuan untuk menilai ada atau tidaknya trismus yaitu kesukaran
membuka mulut, halitosis yaitu bau mulut tak sedap karena kurang kebersihannya dan
labioskisis yaitu bibir tak simetris. Selanjutnya di lakukan pemeriksaan pada gusi untuk
menilai adanya edema atau tanda radang.

Pemeriksaan lidah juga bertujuan untuk menilai apakah terjadi kelainan kogenital atau tidak.
Keadaan yang dapat di temukan adalah makroglosia yaitu lidah telalu besar, mikroglosia
yaitu lidah terlalu kecil atau glosoptosis yaitu lidah tertarik kebelakang.kemudian dapat di
periksa ada atau tidak tremer dengan cara menjulurkan lidah.

Pemerisaan klinis

Informasi klinis yang di peroleh sangat berharga dalam menentukan etiologi dan perjalanan
penyakit mulut pada pasien yang mencari perawatan. Sebagai contoh, manifestasi oral utama
sindrom hamartoma adalah adanya papiloma oral multiple. Pemeriksaan histopatologi
melalui specimen biopsy pada pasien tersebut tidak menunjukkan perubahan karakteristik
mikroskopik tertentu . Meski demikian adanya trikolemoma yang di kaitkan dengan sindrom
tersebut dapat menegakkan diagnosis.Perubahan pigmentasi mukosa rongga mulut(seperti
yang terlihat pada insufisiensi korteks adrenal,sebagai efek samping terapi
minosiklin)memiliki kemiripan satu sama lain di kulit kepala dan leher .

Sama seperti pemeriksaan fisik lainnya, pemeriksaan pada rongga mulut sebaiknya di
lakukan secara seragam dan cara yang konsisten . Pada beberapa individu, pemeriksaan
rongga mulut merupakan kecakapan klinis yang di peroleh melalui repitisi. Hal yang
memegang peran penting bagi klinisi dalam pemeriksaan rongga mulut adalah pencahayaan
yang cukup. Ruang praktek di lengkapi dengan peralatan yang sedemikian rupa. Meskipun,
klinisi yang tidak terbiasa menggunakan lampu pemeriksaan yang di pasang di kepala,
mungkin harus mengandalkan senter yang di pegang tangan, di tunjang dengan pencahayaan
ruangan sekitar.
Pemeriksaan Bibir

Pemeriksaan bibir dilakukan dengan mengamati ukuran,bentuk,warna dan tekstur


permukaan.Di palpasi dengan ibu jari dan telunjuk.Pada bibir sering dijumpai
abrasi,fisur,ulserasi atau crust.Trauma sering menyebabkan memar pada bibir,reaksi alergi
juga dapat terlihat.

2.5 Macam-macam cara pemeriksaan


 Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian-bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan. Pemeriksaan mulut dengan cara inspeksi yaitu dilihat
warna lidah, perubahan bagian mulut (seperti sariawan, bengkak dll).
 Palpasi
Adalah suatu tekhnik yang menggunakn indra peraba.
 Perkusi
Adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya dengan tujuan menghasilkan suara.
 Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang
dihasilkan oleh tubuh.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mulut merupakan salah satu bagian terpenting bagi manusia karena sebagai awal
pencernaan makanan. Maka dari itu, perlu adanya perawatan dan pemeriksaan mulut secara
rutin.

Daftar Pustaka
http://yukiicettea.blogspot.com/2099/12/pemeriksaan-rongga-mulut.html

Alimatul H, Aziz, 2006, Pengantar kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta, Salemba Medika.

A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp,2005,Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar


Manusia,Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai