Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERMESINAN KAPAL II
“MESIN PENGGERAK KAPAL”

DISUSUN OLEH :
ZINSAISAL BAKRI
D091191038

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan Teknologi, maka kemajuan di
bidang industri terutama dalam bidang permesinan, berbagai alat diciptakan untuk
mempermudah dan menambah kenyamanan manusia dalam memenuhi kebutuhan. Salah
satunya adalah di bidang otomotif, dimana dalam penggunaanya diperlukan pengetahuan
tentang mesin tersebut dengan baik supaya selama pengoperasian mesin dapat berjalan
seefektif dan seefisien mungkin.
Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang menemukan mesin
ini pada tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Pada waktu itu mesin tersebut tergantung pada
panas yang dihasilkan ketika kompresi untuk menyalakan bahan bakar. Bahan bakar ini
diteruskan ke silinder oleh tekanan udara pada akhir kompresi. Pada tahun 1924, Robert
Bosch, seorang insinyur dari Jerman, mencoba mengembangkan pompa injeksi daripada
menggunakan metode tekanan udara yang akhirnya berhasil menyempurnakan ide dari
Rudolf Diesel. Keberhasilan Robert Bosch dengan mesin dieselnya tersebut sampai saat ini
digunakan oleh masyarakat. Dalam mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang
bakar pada akhir langkah kompresi. Sebelumnya udara yang diisap telah dikompresi dalam
ruang bakar sampai tekanan dan temperatur menjadi naik. Naiknya tekanan dan temperatur
mengakibatkan bahan bakar menyala dan terbakar sendiri. Untuk memperoleh tekanan
kompresi yang tinggi saat putaran mesin rendah, banyaknya udara yang masuk ke dalam
silinder harus besar tanpa menggunakan throttle valve untuk membatasi aliran dari udara
yang dihisap. Dengan demikian dalam sebuah mesin diesel, output mesinnya dikontrol oleh
pengontrol banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan.
Dengan perkembangan pompa rotari yang lebih kecil penampilannya juga
bobotnya yang lebih ringan yang dikembangkan oleh Vernon Rosa pada tahun 1950-an. Motor
diesel akhirnya memasuki perkembangan pemakaian dan pemasaran yang lebih luas.
Perkembangan lain dari motor diesel adalah dengan penambahan sebuah turbocarjer yaitu alat
untuk memasukkan (memompakan) udara ke dalam saluran masuk (intake manifold). Pompa
turbocharger ini digerakkan oleh gas buang yang kedalam turbocarjer tersebut. Dengan adanya
turbocarjer ini maka akan menurunkan asap gas buang. Akhirnya motor diesel seperti ini
keadaanya sekarang menjadi motor yang benar-benar efisien, ringan dan bebas polusi udara.
Banyaknya udara yang masuk ke silinder pada mesin diesel memiliki pengaruh
besar terhadap terjadinya pembakaran sendiri (self-ignition) yang dapat menentukan output.
Efisiensi pengisapan adalah suatu hal yang penting. Untuk bahan bakar mesin diesel
menggunakan minyak diesel (solar). Bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar, dan dapat
terbakar secara spontanitas oleh adanya temperatur udara yang tinggi. Tingginya temperatur
udara yang dikompresikan dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar secara spontanitas.
Nilai kemampuan bahan bakar diesel untuk cepat terbakar adalah angka cetane
(cetane number). Untuk mesin diesel yang berkecepatan tinggi yang digunakan pada kendaraan
truk dan mobil-mobil angka cetane yang umumnya digunakan sekurang-kurangnya 40-45.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah perbedaan utama antara mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam ?
2. Mengapa turbin uap atau turbin gas tidak dapat digunakan sebagai tenaga penggerak
kapal tanpa membentuk suatu sistem ?
3. Sebutkanlah komponen-komponen sistem turbin uap dan sistem turbin gas ?
4. Sebutkanlah kelemahan sistem turbin sebagai penggerak kapal ?

1.3 TUJUAN
1. mengetahui perbedaan utama antara mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran
dalam pada kapal.
2. Mengetahui Mengapa turbin uap atau turbin gas tidak dapat digunakan sebagai tenaga
penggerak kapal tanpa membentuk suatu system.
3. mengetahui komponen-komponen sistem turbin uap dan sistem turbin gas.
4. Mengetahui kelemahan sistem turbin sebagai penggerak kapal.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Mesin Dalam Kapal


Mesin Dalam (Inboard Engine) banyak
digunakan pada kapal ikan yang memiliki jangkauan
daerah penangkapan (fishing ground) umumnya pada
perairan lepas pantai sampai ZZEI dan waktu melaut
(fishing days) relatif lebih lama serta ukuran GT kapal
lebih besar. Alat tangkap yang sering digunakan yaitu
purse seine, pukat udang, gill net dan lain-lain. Merk
mesin diesel yang biasa digunakan yaitu Fuso,
Mitsubishi, dan lain-lain. Cara pemasangan inbord
engine yaitu diikat dengan beberapa baut pada pondasi mesin, balok pondasi mesin diikat
dengan beberapa baut pada frame (gading) kamar mesin yang biasanya mempunyai jarak
lebih rapat dan ukuran gading lebih besar dibandingkan dengan gading bagian lain

2.2 Mesin Luar Kapal


Mesin Luar (Outboard Engine)
Banyak digunakan pada kapal ikan yan
berukuran kecil dengan jangkauan daerah
penangkapan (fishing ground) pada perairan
pantai dan waku melaut (fishing days)
relatif lebih pendek serta ukuran GT kapal /
perahu umumnya kecil alat tangkap yang
biasa digunakan yaitu trammel net, pancing,
lampara dasar, pancing ulur. Mesin yang
biasa digunakan nelayan yaitu Dongfeng,
Kobota, dan lain-lain.
Cara pemasangan outboard engine ada dua, yaitu :
1. Model motor tempel adalah dengan breket kedudukan mesin dijepitkan denan baut
putar paa balok/papan linggi belakang perahu (speed boat).
2. Model mesin kapal/perahu sopek adalah baut pondasi mesin diikatkan pada balok
di atas geladak bagian samping belakang, posisi AS propeler melalui lambung bagian buritan
kapal/perahu.
2.3 Turbin uap
Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial
uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam
bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi
reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung pada jenis
mekanisme yang digunakan, turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang seperti
pada bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk transportasi. Pada
proses perubahan energi potensial menjadi energi mekanisnya yaitu dalam bentuk
putaran poros dilakukan dengan berbagai cara.
Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor yang
merupakan komponen utama pada turbin kemudian di tambah komponen lainnya yang
meliputi pendukungnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu lainnya agar kerja turbin
dapat lebih baik. Sebuah turbin uap memanfaatkan energi kinetik dari fluida kerjanya yang
bertambah akibat penambahan energi termal. Turbin uap adalah suatu penggerak mula
yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya
diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung
atau dengan bantuan elemen lain, dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan.
Tergantung dari jenis mekanisme yang digerakkan turbin uap dapat digunakan pada
berbagai bidang industri, seperti untuk pembangkit listrik.

Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun cakram
yang disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap bertekanan yang
berasal dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan menggunakan bahan bakar
padat, cair dan gas. Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve
yang akan dipakai untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan
juga sama halnya dikopel dengan sebuah generator singkron untuk menghasilkan energi
listrik. Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi
muncul menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh kondensor
menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju
boiler. Sisa panas dibuang oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang
masuk. Hal ini mengakibatkan efisisensi thermodhinamika suatu turbin uap bernilai lebih
kecil dari 50%. Turbin uap yang modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C
sampai 6000C dan temperatur kondensor 200C sampai 300C.

2.4 Komponen-komponen Turbin Uap


Berikut adalah beberapa bagian-bagian penting dari turbin uap:
- Shaft Seal
Shaft seal adalah bagian dari turbin antara poros dengan casing yang berfungsi
untuk mencegah uap air keluar dari dalam turbin melewati sela-sela antara poros dengan casing
akibat perbedaan tekanan dan juga untuk mencegah udara masuk ke dalam turbin (terutama turbin
LP karena tekanan uap air yang lebih vakum) selama turbin uap beroperasi. Turbin uap
menggunakan sistem labyrinth seal untuk shaft seals. Sistem ini berupa bagian yang berkelak-
kelok pada poros dan casing-nya yang kedua sisinya saling bertemu secara berselang-seling.
Antara labyrinth poros dengan labyrinth casing ada sedikit rongga dengan jaraj tertentu. Sistem
ini bertujuan untuk mengurangi tekanan uap air di dalam turbin yang masuk ke sela-sela
labyrinth sehingga tekanan antara uap air dengan udara luar akan mencapai nilai yang sama pada
titik tertentu. Selain adanya sistem labyrinth seal, ada satu sistem tambahan bernama sistem seal
& gland steam. Sistem ini bertugas untuk menjaga tekanan di labyrinth seal pada nilai tertentu
terutama pada saat start up awal atau shut down turbin dimana pada saat tersebut tidak ada uap
air yang masuk ke dalam turbin uap.
- Turbine Bearings
Bearing / bantalan pada turbin uap memiliki fungsi sebagai berikut: Menahan diam komponen
rotor secara aksial Menahan berat dari rotor Menahan berbagai macam gaya tidak stabil dari uap
air terhadap sudu turbin. Menahan gaya kinetik akibat dari sisa-sisa ketidakseimbangan atau
ketidakseimbangan karena kerusakan sudu (antisipasi). Menahan gaya aksial pada beban listrik
yang bervariasi Jenis bearing yang digunakan dalam desain turbin uap yaitu thrust bearing,
journal bearing, dan kombinasi antara keduanya. Selain itu juga dibutuhkan sebuah sistem
pelumasan menggunakan oli, yang secara terus-menerus disirkulasi dan didinginkan untuk
melumasi bearing yang terus mengalami pergesekan pada saat turbin uap beroperasi normal.
- Balance Piston
Pada turbin uap, ada 50% gaya reaksi dari sudu yang berputar menghasilkan gaya aksial terhadap
sisi belakang dari silinder pertama turbin, gaya inilah yang perlu dilawan oleh sistem balance
piston.
- Turbine Stop Valves
Atau disebut juga Emergency Stop Valve karena berfungsi untuk mengisolasi turbin dari supply
uap air pada keadaan darurat untuk menghindari kerusakan atau juga overspeed.
- Turbine Control Valve
Berfungsi untuk mengontrol supply dari uap air yang masuk ke dalam turbin sesuai dengan
sistem kontrol yang bergantung pada besar beban listrik.
- Turning Device
Adalah suatu mekanisme untuk memutar rotor dari turbin pada saat start awal atau pada saat
setelah shut down untuk mencegah terjadinya distorsi/bending akibat dari proses pemanasan atau
pendinginan yang tidak seragam pada rotor.
2.5 Komponen Turbin Gas
Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air inlet section, compressor
section, combustion section, turbine section, dan exhaust section. Sedangkan komponen
pendukung turbin gas adalah starting equipment, lube-oil system, cooling system, dan beberapa
komponen pendukung lainnya. Berikut ini penjelasan tentang komponen utama turbn gas:
- Air Inlet Section.
Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam udara sebelum masuk
ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:

• Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk di mana di dalamnya terdapat
peralatan pembersih udara.
• Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel yang terbawa
bersama udara masuk.
• Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet house.
• Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam inlet house,
udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam kompresor aksial.
• Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat memasuki ruang
kompresor.
• Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur jumlah udara yang
masuk agar sesuai dengan yang diperlukan

- Compressor Section.
Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow compressor, berfungsi untuk
mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air section hingga bertekanan tinggi sehingga pada
saat terjadi pembakaran dapat menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan
daya output turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:

• Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial yang berputar
pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat sudu yang mengompresikan aliran udara secara
aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini
tersusun dari wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di sekeliling
sumbu rotor.
• Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri dari:
• Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan udara masuk ke inlet
bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet guide vane.
• Forward Compressor Casing, bagian casing yang di dalamnya terdapat empat stage
kompresor blade.
• Aft Casing, bagian casing yang di dalamnya terdapat compressor blade tingkat 5-10.
• Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi sebagai tempat keluarnya
udara yang telah dikompresi.
- Combustion Section.
Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar dengan fluida
kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil pembakaran ini berupa
energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan mengarahkan udara panas tersebut ke
transition pieces yang juga berfungsi sebagai nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem adalah
untuk mensuplai energi panas ke siklus turbin. Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-
komponen berikut yang jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas.
Komponen-komponen itu adalah:

• Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran antara udara


yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
• Combustion Liners, terdapat di dalam combustion chamber yang berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya pembakaran.
• Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam combustion liner.
• Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam combustion
chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar.
• Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas panas agar
sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
• Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua combustion chamber.
• Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses pembakaran
terjadi.

- Turbin Section.
Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik menjadi energi
mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor aksial dan perlengkapan lainnya. Dari
daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk memutar kompresornya sendiri, dan
sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan. Komponen-komponen pada turbin section
adalah sebagai berikut:
- Turbin Rotor Case
• First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first stage
turbine wheel.
• First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi kinetik dari
aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik berupa putaran rotor.
• Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas panas ke
second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk memisahkan kedua turbin
wheel.
• Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang masih
cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan putar rotor yang lebih besar.
- Exhaust Section.
Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi sebagai saluran
pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust section terdiri dari beberapa
bagian yaitu: (1) Exhaust Frame Assembly, dan (2)Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui
exhaust diffuser pada exhaust frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian
didifusikan dan dibuang ke atmosfer melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfer gas
panas sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple di mana hasil pengukuran ini digunakan
juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust area terdapat
18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.

- Komponen penunjang turbin gas


Adapun beberapa komponen penunjang dalam sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
- Starting Equipment.
Berfungsi untuk melakukan start up sebelum turbin bekerja. Jenis-jenis starting
equipment yang digunakan di unit-unit turbin gas pada umumnya adalah:
- Coupling dan Accessory Gear.
Berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari poros yang bergerak ke poros yang
akan digerakkan. Ada tiga jenis coupling yang digunakan, yaitu:
- Fuel System.
Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan sekitar 15
kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari cairan kondensat dan
partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut diatas maka sistem ini dilengkapi
dengan knock out drum yang berfungsi untuk memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat
pada fuel gas.
- Lube Oil System.
Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara kontinu pada setiap
komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagian-bagian utama turbin gas dan
trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya. Lube oil system terdiri dari:
• Oil Tank (Lube Oil Reservoir)
• Oil Quantity
• Pompa
• Filter System
• Valving System
• Piping System
- Instrumen untuk oil
Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube oil guna
keperluan lubrikasi, yaitu:

• Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP shaft pada
gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.
• Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh tenaga
listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
• Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua pompa
diatas tidak mampu menyediakan lube oil.

- Cooling System.
Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan udara. Udara dipakai
untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan bearing.
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
1. Mesin Dalam (Inboard Engine) banyak digunakan pada kapal ikan yang memiliki
jangkauan daerah penangkapan (fishing ground) umumnya pada perairan lepas pantai sampai ZZEI
sedangkan Mesin Luar (Outboard Engine) Banyak digunakan pada kapal ikan yan berukuran kecil
dengan jangkauan daerah penangkapan (fishing ground) pada perairan pantai dan waku melaut
(fishing days) relatif lebih pendek.
2. Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros
turbin. Poros turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan
mekanisme yang akan digerakkan
3. Turbin uap dan turbin gas memiliki masin-masing komponennya dan saling tidak jauh
berbeda satu sama lain

3.2 SARAN
1. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih
banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
2. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

Anda mungkin juga menyukai