Dosen Pengampu:
Drs. H. Sumarkan, M.Ag
Di susun Oleh:
Yahya Putra Zakaria (05040320067)
Alifatul Istikhomah (05040320072)
Sekar Arum Mumpuni Jaya (05040320093)
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. ii
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 1
C. Tujuan Pembahasan ………………………………………………………………….. 1
BAB II
PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………. 2
A. Pengertian wudhu dan dasar hukumnya ………………………………………………
B. Syarat sah wudhu ……………………………………………………………………..
C. Rukun wudhu …………………………………………………………………………
D. Batalnya wudhu ……………………………………………………………………….
E. Sunnah wudhu ………………………………………………………………………..
F. Hikmah berwudhu …………………………………………………………………….
BAB III
PENUTUP ……………………………………………………………………………………
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………….
B. Saran …………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam memahami pengertian wudhu, diperlukan pemahaman terhadap beberapa
elemen internal wudhu itu sendiri dimulai dari yang terkecil yaitu kosa kata yang
digunakan sampai dengan tata cara wudhu itu sendiri. Oleh karena itu makalah ini
kami susun berdasarkan beberapa aspek penilaian disebabkan karena banyaknya
pendapat para ulama tentang tata cara berwudhu. Sebelum melaksanakan ibadah,
setiap manusia diwajibkan untuk berwudhu agar mereka suci dan bersih dari hadats
kecil.
Jika kita perhatikan lebih seksama, semua perintah Allah itu tidak ada yang sia-
sia. Semua pasti bermanfaat untuk kita, baik di dunia maupun di akhirat. Begitu pula
perintah Allah untuk mengerjakan wudhu. Dalam ayat di atas, selain memberikan
perintah melakukan wudhu sebelum shalat, secara tersirat juga mengajarkan kepada
kita untuk selalu hidup bersih dan suci, karena pada hakikatnya manusia itu tidak
luput dari kotoran, kesalahan dan dosa. Dengan berwudhu, selain bisa membersihkan
diri kita dari kotoran, bakteri, dan kuman yang menyebabkan berbagai penyakit, juga
bisa membersihkan diri kita dari kesalahan dan dosa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
2. Apa
3. Apa
4. Apa
5. Apa
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk
2. Untuk
3. Untuk
4. Untuk
5. Untuk
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wudhu dan Dasar Hukumnya
Menurut bahasa wudhu berarti bersih dan indah. Sedangkan menurut syara’,
wudhu berarti membersihkan anggota tubuh tertentu (muka, kedua tangan, kepala dan
kedua kaki) dari najis dan mensucikan diri dari hadats kecil sebelum melaksanakan
ibadah kepada Allah SWT. Wudhu adalah suatu syarat untuk sahnya shalat yang
dikerjakan sebelum orang mengerjakan shalat. Kata wudhu merupakan kata serapan
dari Bahas Arab yang sudah lazim diucapkan dengan fasih oleh kaum muslim
Indonesia. Adapun artinya, dalam kamus bahasa Indonesia tertulis: menyucikan diri
(sebelum sembahyang) dengan membasuh muka, tangan, kepala, dan kaki. Sedangkan
dalam bahasa Arab kata wudhu’ merupakan turunan dari kata kerja (fi;il)
wadhu’ayadha’u yang artinya: bersih. Kemudian, ketika kata ini menjadi istilah dalam
fikih (hukum islam), arti kata wudhu adalah: perbuatan mengambil wudhu, yaitu
menggunakan air yang suci lagi menyucikan untuk meratakannya pada anggota-
anggota tubuh tettentu sebagaimana yang di jelaskan dan di syari’atkan (ditetapkan)
oleh Allah SWT serta diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Secara bahasa wudhu adalah menyucikan diri (sebelum sholat) dengan membasuh
muka, tangan mengusap kepala dan membasuh kaki. Kata wudhu dalam bahasa Arab
berasal dari kata al-Wadha’ah yang bermakna al-Hasan, yaitu kebaikan, dan juga
sekaligus bermakna an-Nadzafah yaitu kebersihan. Dalil wajibnya wudhu didasarkan
pada Al-Qur‟an, hadis (sunnah), dan ijmak (konsensus) ulama. Dalil al-Qur‟an
dapat dilihat dalam surat al-Maidah ayat 6:
وا ُوجُوهَ ُك ْم َوأَ ْي ِديَ ُك ْم إِلَى U۟ ُة فَٱ ْغ ِسلUِ صلَ ٰو َ ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذ
َّ ين َءا َمنُ ٓو ۟ا إِ َذا قُ ْمتُ ْم إِلَى ٱل
وس ُك ْم َوأَرْ ُجلَ ُك ْم إِلَى ْٱل َك ْعبَي ِْن ۚ ا
ِ ُوا بِ ُر ُء۟ ْٱلم َرافِق َوٱ ْم َسح
ِ َ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai ke siku. Kemudian sapulah
kepala kalian dan basuhlah kaki kalian sampai pada kedua mata kaki”
banyak ulama salaf yang menafsirkannya dengan, “sedang kamu berhadas,”
sedang ulama lainnya menafsirkan, “jika kamu bangun tidur dan hendak shalat,”
Kedua penafsiran itu mendekati kebenaran. Ulama lainnya mengatakan bahwa makna
ayat itu lebih umum daripada kedua penafsiran itu; ayat tadi merupakan perintah itu
wajib dilakukan bagi orang yang berhadas, sedangkan bagi yang masih suci, perintah
itu sunnah. Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa pada permulaan Islam
perintah berwudhu untuk setiap kali shalat adalah wajib, kemudian ketentuan itu
disahkan menjadi sunnah sebagaimana disukai oleh Umar untuk selalu membaguskan
wudhu bagi setiap shalat. Hal ini menunjukkan bahwa berwudhu untuk setia kali
shalat, bagi yang tidak berhadas, adalah sunnah sebagaimana menurut jumhur ulama.
http://lathifahatirah.blogspot.com/2017/11/bab-i-pendahuluan-i.html
http://repository.uin-suska.ac.id/13211/6/7.%20BAB%20%20II_2018598PAI.pdf