Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

WUDHU DAN PERMASALAHANNYA


“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah”
Hukum Peribadatan Islam

Dosen Pengampu:
Drs. H. Sumarkan, M.Ag

Di susun Oleh:
Yahya Putra Zakaria (05040320067)
Alifatul Istikhomah (05040320072)
Sekar Arum Mumpuni Jaya (05040320093)

Program Studi Hukum Pidana Islam


Fakultas Hukum dan Syariah
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Pencipta segala semesta alam beserta isinya, yang
maha sempurna mengatur semua kehidupan. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW sebagai panutan dan ikutan terbaik bagi umat yang membawa
ajaran islam.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Peribadatan
Islam dengan judul “Wudhu dan Permasalahannya”. Dengan terselesaikannya makalah ini,
kami mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan do’a dan
dukungan yang besar kepada kami. Tidak lupa juga kepada Bapak Drs. H. Sumarkan, M.Ag.
yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah dan telah memberikan
pengetahuannya kepada kami di bidang keilmuan Hukum Peribadatan Islam, serta teman-
teman dan sahabat yang banyak membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan kami
yang terbatas maka makalah yang berjudul “Wudhu dan Permasalahannya” ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan. Demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini, kami berharap dari makalah yang kami susun ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami maupun pembaca Amiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Sidoarjo, 16 Maret 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. ii
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 1
C. Tujuan Pembahasan ………………………………………………………………….. 1
BAB II
PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………. 2
A. Pengertian wudhu dan dasar hukumnya ………………………………………………
B. Syarat sah wudhu ……………………………………………………………………..
C. Rukun wudhu …………………………………………………………………………
D. Batalnya wudhu ……………………………………………………………………….
E. Sunnah wudhu ………………………………………………………………………..
F. Hikmah berwudhu …………………………………………………………………….
BAB III
PENUTUP ……………………………………………………………………………………
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………….
B. Saran …………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam memahami pengertian wudhu, diperlukan pemahaman terhadap beberapa
elemen internal wudhu itu sendiri dimulai dari yang terkecil yaitu kosa kata yang
digunakan sampai dengan tata cara wudhu itu sendiri. Oleh karena itu makalah ini
kami susun berdasarkan beberapa aspek penilaian disebabkan karena banyaknya
pendapat para ulama tentang tata cara berwudhu. Sebelum melaksanakan ibadah,
setiap manusia diwajibkan untuk berwudhu agar mereka suci dan bersih dari hadats
kecil.
Jika kita perhatikan lebih seksama, semua perintah Allah itu tidak ada yang sia-
sia. Semua pasti bermanfaat untuk kita, baik di dunia maupun di akhirat. Begitu pula
perintah Allah untuk mengerjakan wudhu. Dalam ayat di atas, selain memberikan
perintah melakukan wudhu sebelum shalat, secara tersirat juga mengajarkan kepada
kita untuk selalu hidup bersih dan suci, karena pada hakikatnya manusia itu tidak
luput dari kotoran, kesalahan dan dosa. Dengan berwudhu, selain bisa membersihkan
diri kita dari kotoran, bakteri, dan kuman yang menyebabkan berbagai penyakit, juga
bisa membersihkan diri kita dari kesalahan dan dosa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa
2. Apa
3. Apa
4. Apa
5. Apa

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk
2. Untuk
3. Untuk
4. Untuk
5. Untuk

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wudhu dan Dasar Hukumnya
Menurut bahasa wudhu berarti bersih dan indah. Sedangkan menurut syara’,
wudhu berarti membersihkan anggota tubuh tertentu (muka, kedua tangan, kepala dan
kedua kaki) dari najis dan mensucikan diri dari hadats kecil sebelum melaksanakan
ibadah kepada Allah SWT. Wudhu adalah suatu syarat untuk sahnya shalat yang
dikerjakan sebelum orang mengerjakan shalat. Kata wudhu merupakan kata serapan
dari Bahas Arab yang sudah lazim diucapkan dengan fasih oleh kaum muslim
Indonesia. Adapun artinya, dalam kamus bahasa Indonesia tertulis: menyucikan diri
(sebelum sembahyang) dengan membasuh muka, tangan, kepala, dan kaki. Sedangkan
dalam bahasa Arab kata wudhu’ merupakan turunan dari kata kerja (fi;il)
wadhu’ayadha’u yang artinya: bersih. Kemudian, ketika kata ini menjadi istilah dalam
fikih (hukum islam), arti kata wudhu adalah: perbuatan mengambil wudhu, yaitu
menggunakan air yang suci lagi menyucikan untuk meratakannya pada anggota-
anggota tubuh tettentu sebagaimana yang di jelaskan dan di syari’atkan (ditetapkan)
oleh Allah SWT serta diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Secara bahasa wudhu adalah menyucikan diri (sebelum sholat) dengan membasuh
muka, tangan mengusap kepala dan membasuh kaki. Kata wudhu dalam bahasa Arab
berasal dari kata al-Wadha’ah yang bermakna al-Hasan, yaitu kebaikan, dan juga
sekaligus bermakna an-Nadzafah yaitu kebersihan. Dalil wajibnya wudhu didasarkan
pada Al-Qur‟an, hadis (sunnah), dan ijmak (konsensus) ulama. Dalil al-Qur‟an
dapat dilihat dalam surat al-Maidah ayat 6:
‫وا ُوجُوهَ ُك ْم َوأَ ْي ِديَ ُك ْم إِلَى‬ U۟ ُ‫ة فَٱ ْغ ِسل‬Uِ ‫صلَ ٰو‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
َّ ‫ين َءا َمنُ ٓو ۟ا إِ َذا قُ ْمتُ ْم إِلَى ٱل‬
‫وس ُك ْم َوأَرْ ُجلَ ُك ْم إِلَى ْٱل َك ْعبَي ِْن ۚ ا‬
ِ ‫ُوا بِ ُر ُء‬۟ ‫ْٱلم َرافِق َوٱ ْم َسح‬
ِ َ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah muka dan tangan kalian sampai ke siku. Kemudian sapulah
kepala kalian dan basuhlah kaki kalian sampai pada kedua mata kaki”
banyak ulama salaf yang menafsirkannya dengan, “sedang kamu berhadas,”
sedang ulama lainnya menafsirkan, “jika kamu bangun tidur dan hendak shalat,”
Kedua penafsiran itu mendekati kebenaran. Ulama lainnya mengatakan bahwa makna
ayat itu lebih umum daripada kedua penafsiran itu; ayat tadi merupakan perintah itu
wajib dilakukan bagi orang yang berhadas, sedangkan bagi yang masih suci, perintah
itu sunnah. Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa pada permulaan Islam
perintah berwudhu untuk setiap kali shalat adalah wajib, kemudian ketentuan itu
disahkan menjadi sunnah sebagaimana disukai oleh Umar untuk selalu membaguskan
wudhu bagi setiap shalat. Hal ini menunjukkan bahwa berwudhu untuk setia kali
shalat, bagi yang tidak berhadas, adalah sunnah sebagaimana menurut jumhur ulama.

B. Syarat Sah Wudhu


Adapun syarat-syarat untuk berwudu antara lain:
1. Beragama Islam
Bagi non-muslim, maka tidak sah wudhunya. Menurut pendapat Imam
Nawawi, wudhu adalah ibadah badaniyah, sehingga secara jasmani, orang
yang beragama Islamlah yang boleh dan sah melakukan wudhu.
2. Tidak berhadas besar
Tentu bagi perempuan yang masih haid dan nifas, tidak sah wudhunya. Karena
di sisi lain, mereka juga dilarang shalat dan membaca Al-Quran. Sehingga
mereka sebenarnya tidak perlu melakukan wudhu.
3. Niat (ada perbedaan pendapat antara mayoritas dan Hanafiyah)
4. Air yang digunakan harus thohur (suci dan mensucikan)
Maksudnya, seorang yang wudhu tetap berprasangka bahwa air yang ia
gunakan wudhu adalah air yang suci. Jika ia berprasangka bahwa airnya
adalah air yang mutanajis (air yang terkena najis), maka wudhunya tetap tidak
sah.
5. Tamyiz, yakni sudah dapat membedakan antara yang baik dan buruk.
Bagi anak kecil yang belum tamyiz maka wudhunya juga tidak sah. Begitu
juga dengan orang yang gila. Parameter tamyiz adalah dia bisa membedakan
mana hal baik dan mana yang buruk. Anak kecil dan orang gila yang tidak
bisa melakukan hal tersebut maka tergolong belum mumayyiz. Begitu juga
dengan orang mabuk.
6. Menghilangkan hal-hal yang bisa mengahalangi sampainya air ke kulit.
7. Jika seseorang selesai dari buang hajat maka dia harus bersuci dahulu sebelum
berwudu.
8. Tertib.

http://lathifahatirah.blogspot.com/2017/11/bab-i-pendahuluan-i.html

http://repository.uin-suska.ac.id/13211/6/7.%20BAB%20%20II_2018598PAI.pdf

Anda mungkin juga menyukai