Anda di halaman 1dari 4

BAB 6

PEMBAHASAN

1. Pembahasan Hasil Penelitian

Kunjungan antenatal care oleh ibu hamil dilakukan minimal empat kali selama masa
kehamilan (WHO, 2008). Hasil penelitian yang dipaparkan pada gambar menunjukkan
hampir seluruh responden (97%) secara teratur melakukan antenatal care di Puskesmas
Tilamuta. Kunjungan antenatal care yang dilakukan ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain: faktor predisposisi (usia, pendidikan, paritas, pekerjaan, pengetahuan dan
sikap), faktor pemungkin (jarak tempat tinggal, penghasilan, dan informasi), dan faktor
penguat (dukungan suami).

1.1 Faktor predisposisi yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care

1.1.1 Pengetahuan antenatal care

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 88% memiliki tingkat pengetahuan


tinggi mengenai antenatal care. Seluruh responden mengetahui tujuan dan manfaat
dilakukannya pemeriksaan kehamilan (ANC) bagi dirinya serta bayi yang dikandungnya.
Selain itu, seluruh responden mengetahui kapan sebaiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan
pertama kali.
Tura (2007) dan Watti (2011) mengungkapkan bahwa semakin baik pengetahuan
yang ibu hamil miliki, semakin mudah pula mereka memahami dan menerima antenatal care
sebagai suatu bentuk pelayanan kesehatan yang digunakan untuk memonitor kondisi
kesehatan ibu dan bayi selama masa kehamilan.
Pengetahuan merupakan indikator seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Jika
seseorang didasari dengan pengetahuan yang baik terhadap kesehatan maka orang tersebut
akan memahami pentingnya menjaga kesehatan dan memotivasi diri untuk diaplikasikan
dalam kehidupannya (Notoatmodjo, 2007). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Tighe (2010) dan Holroyd, Twinn & Yim (2011) bahwa ibu hamil yang memiliki
pengetahuan yang baik tentang kesehatan selama kehamilannya akan termotivasi untuk
menjaga kehamilan dengan melakukan antenatal care secara teratur.

1.1.2 Sikap terhadap antenatal care

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (99%) responden memiliki sikap
positif terhadap antenatal care. Sikap ibu hamil terhadap antenatal care merupakan salah satu
faktor penting yang mempengaruhi pelaksanaan antenatal care (Ye et all., 2008). Adanya
sikap lebih baik tentang antenatal care mencerminkan kepedulian ibu hamil terhadap
kesehatan dirinya dan bayi yang dikandungnya.
Hasil penelitian ini sebanding dengan hasil penelitian Adri (2008) dan Ye et al.,
(2008) yang menyatakan bahwa ibu hamil yang memiliki sikap positif terhadap antenatal care
lebih banyak melakukan antenatal care daripada ibu dengan sikap negatif terhadap antenatal
care.
Pada penelitian ini, responden memiliki pengetahuan yang baik mengenai antenatal
care. Pengetahuan mempengaruhi sikap seseorang terhadap sesuatu. Sikap positif sangat erat
kaitannya dengan perilaku seseorang. Pengetahuan yang baik dan sikap positif akan
mendorong perilaku seseorang ke arah yang lebih baik khususnya dalam perilaku kesehatan
mengenai pelaksanaan antenatal care secara teratur. Dengan pengetahuan tinggi yang dimiliki
responden akan lebih mudah bagi petugas kesehatan untuk mendorong sikap responden ke
arah positif terhadap antenatal care yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pelaksanaan
antenatal care menjadi lebih baik.

1.2 Faktor pemungkin yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care

1.2.1 Penghasilan Keluarga

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 80% memiliki penghasilan rendah yaitu


dibawah upah minimum provinsi (UMP) Gorontalo sebesar Rp. 2.300.000,-. Penghasilan
dapat menunjang perilaku hidup sehat keluarga. Dengan penghasilan yang cukup keluarga
dapat menyediakan makanan bergizi yang dapat menunjang kesehatan ibu serta pertumbuhan
dan perkembangan bayi dalam kandungan. Selain itu, Penghasilan dapat mempengaruhi
pemanfaatan antenatal care oleh ibu hamil. Seperti hasil penelitian Pasaribu (2005), Kassyou
(2008), dan Umayah (2010) bahwa rendahnya penghasilan keluarga meningkatkan hambatan
untuk mendapatkan prioritas kesehatan dalam urutan lebih tinggi dari pada prioritas
kebutuhan pokok sehingga memperlambat atau menyebabkan terabaikannya frekuensi
antenatal care.
Pada penelitian ini, meskipun penghasilan keluarga sebagian responden berada
dibawah UMP Gorontalo namun keteraturan pemeriksaan kehamilan (ANC) di Puskesmas
Tilamuta menunjukkan hasil yang baik. Hampir seluruh responden teratur melakukan ANC di
Puskesmas Tilamuta. Hal ini dapat terjadi karena adanya kebijakan pemerintah melalui
Kementrian Kesehatan yaitu program jaminan persalinan (Jampersal) untuk ibu hamil.
Jampersal dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk
mendapatkan jaminan persalinan, yang di dalamnya termasuk pemeriksaan kehamilan,
pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir (Depkes,
2011). Dengan tidak adanya biaya yang harus dikeluarkan oleh ibu hamil untuk melakukan
ANC, keluarga dapat fokus mengalokasikan penghasilan untuk kebutuhan yang lain. Selain
itu bebasnya biaya pemeriksaan kehamilan mendorong ibu hamil untuk secara teratur
memeriksakan kehamilannya di pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan penelitian Alam
et all. (2004) bahwa pelayanan antenatal care yang bebas biaya dapat meningkatkan
kunjungan ibu hamil ke pelayanan keaehatan untuk melakukan antenatal care secara teratur.

1.2.2 Jarak tempat tinggal

Pada penelitian ini, kemudahan menjangkau tempat pelayanan kesehatan dilihat dari
lamanya waktu tempuh yang dibutuhkan dari tempat tinggal ke tempat pelayanan kesehatan.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar responden sebanyak 67% merasa mudah
menjangkau pelayanan kesehatan yang dalam hal ini adalah Puskesmas Tilamuta dengan
waktu tempuh yang dibutuhkan kurang dari setengah jam. Sejalan dengan penelitian
Tewodros, Mariam & Dibaba (2008) bahwa jarak tempat tinggal berhubungan dengan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang kemudian mempengaruhi frekuensi antenatal care.
Kemudahan menjangkau tempat pelayanan kesehatan semakin mendukung antenatal
care secara teratur. Hal ini sesuai dengan penelitian Murniati (2007), Kassyou (2008), dan
Tighe (2010) yang menyatakan transportasi yang sulit atau waktu tempuh yang lama
mengakibatkan munculnya perasaan malas atau enggan untuk pergi ke tempat pelayanan
kesehatan dan memeriksakan kehamilannya.

1.2.3 Media informasi

Pada penelitian ini diketahui responden yang memperoleh informasi sebanyak 85%.
Informasi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Seseorang yang dapat mengakses
banyak media informasi memiliki pengetahuan yang lebih baik dari pada seseorang yang
mengakses sedikit media informasi (Notoadmodjo, 2007).
Informasi tentang antenatal care yang diberikan oleh tenaga kesehatan maupun media,
cetak atau elektronik, akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya
melakukan antenatal care, sehingga dapat mendorong ibu untuk melakukan kunjungan
antenatal care secara teratur.
Responden memperoleh informasi tentang antenatal care dari brosur atau leaflet yang
disediakan oleh puskesmas, media baik cetak maupun elektronik, dan penyuluhan oleh
petugas kesehatan. Peran petugas kesehatan dalam memberikan informasi mengenai antental
care sangat penting. Hal ini sesuai dengan penelitian Kassyou (2008) bahwa peran
pemerintah dalam memberikan informasi mengenai antenatal care sangat membantu ibu
hamil memperoleh informasi yang lebih baik.
1.3 Faktor penguat yang mempengaruhi keteraturan ibu hamil melakukan antenatal care

1.3.1 Dukungan keluarga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebanyak 96%


mendapatkan dukungan dari keluarga mereka. Dukungan yang diberikan oleh keluarga
berupa perhatian terhadap kondisi kesehatan ibu dan bayi serta pemeriksaan kehamilan,
pemberian biaya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di pelayanan kesehatan, serta
meluangkan waktu untuk mengantar dan menemani istri mereka melakukan pemeriksaan
kehamilan.
Keluarga mempunyai peranan sangat besar bagi ibu hamil dalam mendukung perilaku
untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan (Tighe, 2010). Seperti penelitian yang dilakukan
oleh Sari (2006) bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi ibu
hamil dalam melakukan antenatal care. Dukungan keluarga dapat memberikan motivasi yang
baik kepada ibu hamil untuk melakukan antenatal care. Penelitian lain yang dilakukan
Tewodros, Mariam & Dibaba (2008) dan Aulia (2011) menyatakan bahwa semakin besar
dukungan keluarga, maka semakin teratur pula ibu melakukan kunjungan antenatal care.

Anda mungkin juga menyukai