Anda di halaman 1dari 9

Essay Studi Kasus Kognisi dan Bahasa

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah: Psikologi Umum

Dosen pengampu: Rizma Fithri, S.psi, M.si

Nama: Rizky Melania Agustin

Nim: 11020120084

Kelas: G3.1

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2020
1. Selesaikan kasus berikut : pada akhir bulan biasanya uang yang dimiliki sudah
sangat terbatas. katakan pada tanggal 28 uang yang tersisa tinggal Rp.
50,000,00. dengan uang itu harus cukup untuk membeli makanan dan air
minum dalam kemasan untuk kebutuhan selama 3 hari juga shampoo yang
habis. aplikasikan langkah-langkah penyelesaian masalah untuk menyelesaikan
masalah tersebut, sertakan juga variabel pengganggu yang menyebabkan
pengambilan keputusan yang diambil efektif / tidak efektif dalam masalah
tersebut.

Jawaban:

Untuk penyelesaian pada masalah diatas yang diperlukan adalah yang


berhubungan dengan kemampuan kognisi atau bisa disebut dengan berfikir.
Kognisi memiliki pengertian yaitu perolehan, penataan dan penggunaan sebuah
pengetahuan. Berarti kognisi adalah sebuah hal yang berkaitan dengan
bagaimana cara seseorang memperoleh tentang sebuah informasi, menyimpan
sebuah informasi, dan memanggil kembali informasi ini untuk digunakan
sebagai kegiatan belajar atau bisa juga untuk sebuah pemecahan masalah
(Anggo, 2011). Penertian itu juga sama dengan salah satu pengertian menurut
Walgito bahwa dalam aktivitas berpikir tidak akan pernah terlepas dari situasi
dan masalah. Gejala pada berfikir tidak mungkin ada dengan sendirinya dalam
berpikir pasti membutuhkan bantuan dari sebuah gejala jiwa yang lainnya.
Biasanya adalah sebuah pengamatan, tanggapan, ingatan dan lain sebagainya.
Berpikir juga dilihat sebagai pemrosesan sebuah informasi dari stimulus yanag
ada hingga sampai pada pemecahan masalah, maka dari itu disimpulkan bahwa
berpikir adalah suatu proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan
respons (Wulandari, 2016). Kemampuan berfikir pada seseorang untuk
menciptakan sebuah gagasan yang baik, baru, lancer dan asli atau bisa
menghasilkan sebuah masalah yang berbeda dan belum pernah ada sebelumnya
adalah sebuah berpikir kreatif (Mutiah, 2015).
Sesuai dengan yang dikatakam Piaget dengan bertambahnya usia
individu perkembangan kognitifnya juga berkembang menuju ketaraf
operasional yang memiliki karakteristik mampu untuk berfikir secara abstrak,
logis dan hipotesis (Ratulangi, 2012).
Seseorang dapat memanfaatkan sebuah kemampuan kognisi yang
digunakan untuk masalah sehari-harinya (Dewi, 2012). Berdasarkan masalah
diatas, permasalaahan tersebut tiap akhir bulan sering terjadi. Setiap akhir bulan
uang selalu menipis dan harus memutar otak untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari. Hal tersebut bisa terjadi karena pengeluaran tidak diatur secara
bijak sehingga lebih banyak dari pemasukan.
Ada banyak problem solving yang dapat diambil untuk memecahkan
suatu masalah salah satunya yaitu model polya. Muser dan Burger mengatakan
pada Hobri 2009 mengatakan ada empat tahapan yang dapat dilaksanakan
(Masrurotullaily et al., 2013). Tahapan pemecahan masalah tersebut yaitu:
1. Mengerti masalah, individu harus tau apa yang menjadi pokok
masalah dalam keluarganya bulan ini, jika jawabannya adalah
masalah uang bulanan yang belum waktunya habis tetapi malah
habis lebih dulu yaitu saat tersisa tiga hari, tetapi uang hanya tinggal
50.000 yang digunakan untuk membeli makanan, air minum
kemasan dan juga shampoo yang sudah habis. Keluarga ini harus
memahami bagaimana cara yang paling efektif dilakukan untuk
mengatasi masalah keuangannya pada akhir bulan.
2. Membuat rencana, keluarga merencanakan bagaimana pembagian
uang 50.000 agar kebutuhan selama tiga hari tercukupi. Menurut
saya pembagian yang paling efektif adalah uang 20.000 digunakan
untuk membeli bahan masakan agar hemat, lauk bisa membeli telur
dan sayuran untuk tiga hari. 20.000 digunakan untuk membeli air
minum kemasan yang digunakan untuk tiga hari dan memilih air
minum kemasan dengan harga paling murah tetapi tetap
memerhatikan kualitasnya. 10.000 digunakan untuk membeli
shampo untuk tiga hari kedepan, keluarga ini cukup membeli
shampoo dengan ukuran scahet karena hanya untuk tiga hari, dan
tidak mungkin keramas tiga hari berutut-turut.
3. Melaksanakan rencana, keluarga ini harus melaksanakan rencana
yang telah dibuat sebelumnya dan tidak melanggarnya. Rencana
yang telah dibuat harus dilaksanakan agar cukup hingga tiga hari.
4. Menelaah kembali, Keluarga ini harus menelaah kembali
bagaimana bisa uang akhir bulan hanya tersisa 50.000, seharusnya
bisa lebih jika digunakan seefisien mungkin. Dan mengambil
pelajaran dari bulan ini agar hal tersebut tidak terulang kembali pada
bulan selanjutnya dan tidak perlu memikirkan solusi untuk masalah
yang serupa.
Dalam menyelesaikan masalah menggunakan cara apapun pasti ada
variable pengganggunya, pada masalah ini variable pengganggunya
adalah ketika ada pengeluaran mendesak yang harus mengeluarkan
uang 50.000 itu dan keinginan-keinginan individu yang tidak terlalu
penting dan tidak mendesak yang kadang tidak bisa dikesampingkan
padahal bukan kebutuhan yang urgent. Pengambilan keputusan ini juga
dipengaruhi oleh variable pengganggu yang akan berujung ketidak
efektifan dalm pengambilan sbeuah keputusan.

2. Jawab pertanyaan berikut : What Do You Think: The Meaning of Language


Think about what you know of other languages; perhaps you even speak
multiple languages. Imagine for a moment that your closest friend fluently
speaks more than one language. Do you think that friend thinks differently,
depending on which language is being spoken? You may know a few words
that are not translatable from their original language into English. For example,
the Portuguese word saudade originated during the 15th century, when
Portuguese sailors left home to explore the seas and travel to Africa or Asia.
Those left behind described the emptiness and fondness they felt as saudade
([link]). The word came to express many meanings, including loss, nostalgia,
yearning, warm memories, and hope. There is no single word in English that
includes all of those emotions in a single description. Do words such as saudade
indicate that different languages produce different patterns of thought in
people? What do you think??

Jawaban:
Bahasa merupakan sebuah institusi sosial yang sudah dirancang,
dimodifikasi dan telah dikembangkan untuk memenuhi sebuah kultur yang
terus menerus akan berubah (Andhini, 2017). Karena bahasa dari satu daerah
atau satu Negara antara satu dan lainnya akan berbeda. Selain itu bahasa
merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh manusia dalam hal
bermasyarakat. Bahasa merupakan sebuah alat untuk berinteraksi yang
merupakan sarana untuk saling memahami, bahkan bahasa merupakan pondasi
yang paling utama dalam kemjuan sebuah peradaban dan meluasnya banyak
karya ilmiah dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan (Masnun, 2018). Agar
bisa berkomunikasi dengan seseorang yang berbeda bahasa dengan kita
pastinya kita harus memiliki kemampuan dalam berbahasa yang sama dengan
seseorang itu. Bahasa merupakan factor yang membedakan antara manusia dan
hewan karena hewan tidak memiliki bahasa. Seorang manusia dapat berbahasa
untuk mengutarakan pikiraannya atau bisa untuk menemukan suatu
pemahaman atau pengertian yang dimaunya. Dengan bahasa maka seseorang
akan mengerti tentang dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya. Manusia
bisa melakukan berbagai hal seperti memperoleh dan membuat informasi
karena adanya bahasa. Selain itu manusia dapat mengungkapkan banyak ide
yang ia punya karena bahasa tentunya (Jahja, 2011).
Manusia merupakan makhluk yang berinteraksi dengan lingkungannya
dan memproses sebuah data melalui organ panca inderanya yang digunakan
untk menciptakan sebuah representasi utama dari dunia. Pikiran dan bahasa
pada awal tahap permulaanya berkembang secara terpisah dan tidak
mempengaruhi antara satu sama lain. Awalnya pikiran berkembang tanpa
adanya bahasa dan sebaliknya bahasa berkembang dengan sendirinya tanpa
adanya pikiran. Pada tahap selanjutnya bahasan dan pengetahuan bertemu dan
saling bekerjasama sehingga saling mempengaruhi. Dari situlah mulai terjadi
berpikir dengan menggunakan bahasan dan berbahasa dengan menggunakan
pikiran (Tamaji, 2019). Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang
keterkaitan antara bahasa dan pikiran seseorang salah satunya adalah teori dari
Saphir dan Worf. Saphir dan Worf mengatakan bahwa dalam dua bahsa tidak
ada yang memiliki kesamaan untuk dipertimbangkan guna realitas sosial yang
sama. Saphir dan Worf menjelaskan dua hipotesis tentang keterkaitan antara
bahasa dan pikiran.
1. Hipotesis pertama yaitu linguistic relativity hypothesis yang
menjelaskan bahwa perbedaan struktur bahasa pada individu secara
umum pararel dengan perbedaan kognitif non bahasa. Perbedaan
bahasa dapat menyebabkan perbedaan pikiran antara orang yang
menggunakan bahasa tersebut.
2. Hipotesis yang kedua adalah linguistic determinism yang
menjelaskan bahwa struktur bahsa mempengaruhi cara sesorang
mempersepsi dan menalar opada dunia perceptual. Atau bisa
dikatakan bahwa struktur dari kognisi manusia ditentukan oleh
kategori dan struktur yang telah ada dalam bahasa.
Pengaruh bahasa melalui habituasi dan aspek formal dapat terjadi terhadap
pikiran. Dapat dicontohkan yaitu grammar dan leksikon. Saphir dan Worf telah
membukytikannya yaitu dalam sebuah bidang antropologi (Natsir, 2010).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan bahasa yang dimiliki
manusia mempengaruhi cara berpikirnya. Dan sebaliknya kemampuan cara
berpikir seseorang mempengaruhi cara berbahasanya. Jadi jika seorang
individu memiliki kemampuan bisa lebih dari satu bahasa maka cara
berfikirnya akan mengikuti bahasa mana yang lebih sering ia gunakan dalam
sehari-hari.
Daftar Pustaka

Andhini, N. F. (2017). psikologi umum. In Journal of Chemical Information and


Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Anggo, M. (2011). Pelibatan metakognisi dalam pemecahan masalah matematika.
Edumatica: Jurnal Pendidikan Matematika.
Dewi, K. S. (2012). Buku Ajar Kesehatan Mental.
Jahja, Y. (2011). Psikologi perkembangan. Kencana.
Masnun, M. (2018). Teori Linguistik dan Psikologi dalam Pengajaran Bahasa Arab di
Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 172–204.
Masrurotullaily, M., Hobri, H., & Suharto, S. (2013). Analisis kemampuan
pemecahan masalah matematika keuangan berdasarkan model polya siswa SMK
Negeri 6 Jember. KadikmA, 4(2).
Mutiah, D. (2015). Psikologi bermain anak usia dini. Kencana.
Natsir, M. (2010). Bahasa Dan Pikiran. Jurnal Bahas, 19(04).
Ratulangi, U. S. (2012). Lex Crimen Vol.I/No.4/Okt-Des/2012. 4, 179–188.
Tamaji, S. T. (2019). BAHASA, PIKIRAN, BUDAYA DAN PENDEKATAN
KOMUNIKATIF BAHASA ARAB. DAR EL-ILMI: Jurnal Studi Keagamaan,
Pendidikan Dan Humaniora, 6(1), 59–78.
Wulandari, S. A. (2016). Deskripsi Proses Kognitif Siswa Pada Materi Geometri
Kelas Viii Smp Negeri 4 Purwokerto. Bachelor Thesis, 5–27.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai