Anda di halaman 1dari 56

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perencanaan
Pada zaman dahulu manusia memanfaatkan tenaga hewan untuk alat
pengangkut atau kegiatan lain. Sejak dahulu manusia melakukan terobosan untuk
mempermudah pengangkutan atau transportasi.
Dari tahun ke tahun dan alat transportasi banyak mengalami perubahan
dengan perkembangan zaman semakin canggih dan menuntut akan pemanfaatan
yang efisien waktu, manusia menemukan / menggunakan mesin seperti pada mobil
maupun pada sepeda motor yang menggunakan roda gigi ( transmisi ) untuk
memperlambat atau mempercepat putaran dari mesin ke roda karena dianggap lebih
efisien penggunaannya dan dapat menghemat waktu.
Kendaraan pada saat mulai start atau saat menanjak membutuhkan momen
yang besar, tetapi sebaliknya jika kendaraan berjalan pada jalan rata dengan
kecepatan tinggi tidak perlukan momen yang besar. Hal ini karena adanya
momentum yang membantu jalannya kendaraan, sehingga tenaga mesin dapat
dipindahkan ke roda – roda dengan momen dan kecepatan tertentu sesuai dengan
kondisi jalannya kendaraan.
1.2. Tujuan Perencanaan

-Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari sistem roda gigi ini adalah :
-Untuk merendahkan putaran mesin.
-Untuk meredam momen yang timbul pada saat kendaraan berjalan.
-Untuk meneruskan putaran dari crank shaft menuju deferensial.

-Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari roda gigi ini adalah :
-Agar dapat menghitung tegangan yang terjadi pada roda gigi
-Agar dapat memilih / mengetahui bahan-bahan dan jenis bahan dalam
perencanaan roda gigi.
-Agar dapat menghitung perbandingan putaran pada tiap – tiap roda
gigi.

1
1.3. Batasan Masalah.
Adapun batasan masalah agar tidak menyimpang dari tujuan perancangan
yang akan di harapkan, penulis perlu membatasi masalah yang akan dihitung dalam
rancangan roda gigi.
Batasan-batasannya adalah :
1. Daya (N) = 65 PS
2. Putaran (n) = 6000 rpm

1.4. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang akan dijabarkan yaitu diawali dengan Lembar
Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Gambar, dan Skema Gambar. Pada
BAB 1 yang akan dibahas adalah Latar Belakang Perencanaan, Tujuan
Perencanaan, Batasan Masalah, dan Sistematika Penulisan. Pada BAB 2 akan
dibahas mengenai Tinjauan Pustaka mengenai roda gigi ( transmisi ). Pada BAB 3
yang akan dibahas adalah perhitungan bagian utama roda gigi meliputi :
-Poros
-Spline dan Naaf
-Pasak
-Perencanaan Roda Gigi.
-Perhitungan Roda Gigi pada kecepatan pertama
-Perhitungan Roda Gigi pada kecepatan kedua
-Perhitungan Roda Gigi pada kecepatan ketiga
-Perhitungan Roda Gigi pada kecepatan keempat
-Perhitungan Roda Gigi pada kecepatan kelima
-Perhitungan Roda Gigi pada kecepatan mundur
-Bantalan
-Baut dan Mur
Selanjutnya pada BAB 4 akan ditulis mengenai Temperatur Kerja dan
Pelumasan. BAB 5 akan diisi dengan Kesimpulan dari perhitungan roda gigi. Dan
diakhiri dengan DAFTAR PUSTAKA, LAMPIRAN dan Gambar Teknik.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Transmisi roda gigi adalah merupakan satu dari elemen mesin yang
mempunyai peran sangat penting dalam mentransmisikan daya dan putaran dari
suatu motor atau penggerak. Untuk mentransmisikan daya dan putaran yang besar
dengan tetap maka kita menggunakan roda gigi untuk kebutuhan tersebut.
Diluar transmisi diatas ada pula cara lain untuk memindahkan daya,
misalnya dengan sabuk ( belt ) dan rantai ( chain ), tetapi transmisi dengan roda
gigi jauh lebih unggul dibandingdengan sabuk dan rantai, faktor slip pada roda gigi
jauh lebih kecil dan putaran lebih tinggi tepat serta daya yang dipindahkan lebih
besar, walaupun roda gigi mempunyai kelebihan seperti diatas tetapi didalam
industri tidak selalu di pakai roda gigi sebagai alat transmisi karena roda gigi
memerlukan ketelitian yang besar dalam waktu pembuatannya, pemasangannya
maupun waktu pemeliharaannya.

Fungsi Transmisi :
-Memperbesar momen pada saat momen yang besar diperlukan.
-Memperkecil momen pada saat kendaraan berjalan pada kecepatan tinggi,
mendatar serta memperhalus suara yang terjadi pada kendaraan, hal ini akan
mengurangi pemakaian bahan bakar dan memperkecil suara yang terjadi
pada kendaraan.
-Untuk memundurkan jalanya kendaraan dengan adanya perkaitan gigi-gigi
pada transmisi dikarenakan mesin hanya berputar pada satu arah.
Komponen-Komponen Transmisi
a. Input Shaft
Berfungsi untuk meneruskan tenaga putaran dari kopling ke transmisi.
b. Output Shaft
Berfungsi untuk meneruskan tenaga putar yang keluar dari transmisi yang
selanjutnya dipindahkan ke propeller shaft.

3
c. Gigi Percepatan (Gear)
Gigi percepatan yang terdapat pada poros output yang berputar terhadap poros
input. Fungsi dari gigi-gigi percepatan ini adalah untuk menetukan gear ratio yang
terjadi pada transmisi yang akan merubah momen yang keluar dari transmisi.
d. Counter Gear dan Shaft
Berfungsi untuk memindahkan tenaga putar dari input shaft ke gigi percepatan.
e. Reserver Idle Gear dan Shaft
Berfungsi untuk merubah arah putaran output shaft sehingga berlawanan dengan
putaran input shaft agar kendaraan berjalan mundur.

Mekanisme Sincromes
Berfungsi untuk menghubungkan dan memindahkan putaran input shaft melalui
counter gear dan gigi-gigi percepatan dengan mekanisme pengereman.

Mekanisme Sincromes terdiri dari :


a. Clutch Hub
Berfungsi untuk memutarkan output shaft. Clutch Hub berkaitan deengan output
shaft pada alur-alurnya. Sehingga apabila clutch hub berputar maka output shaft
juga turut berputar.
b. Clutch Hub Sleeve
Berfungsi untuk menghubungkan gigi-gigi percepatan dengan clutch hub. Clutch
hub sleeve dapat bergerak maju mundur pada alur bagian luar clutch hub,
sedangkan bagian luar dari clutch hub sleeve berkaitan dengan shift fork.
c. Syncronizer Ring
Berfungsi untuk menyamakan putaran gigi percepatan dan hub sleeve dengan jalan
mengadakan pengereman terhadap gigi percepatan ( bagian yang tyrus ) pada saat
shift fork menekan hub sleeve.
d. Shifting Key
Berfungsi meneruskan gaya tekan dari hub sleeve yang selanjutnya diteruskan ke
synchronizer ring agar terjadi pengereman pada bagian yang tirus gigi percepatan.
e. Key Spring
Berfungsi untuk menekan shifting key agar tetap tertekan kearah hub sleeve.

4
f. Interlocking Pins
Berfungsi untuk mencegah shift fork shaft maju bersamaan pada saatmemasukkan
gigi transmisi.
g. Chamber dan Lock Ball ( mekanisme pencegah gigi loncat )
Berfungsi untuk mencegah agar gigi tidak kembali netral ( loncat ) setelah
memasukkan gigi transmisi dimana chamber adalah bentuk dari hub sleeve spline.

Pengertian Roda Gigi


Jika 2 buah roda gigi berbentuk silinder atau kerucut yang saling
bersinggungan pada kelilingnya.bila salah satu di putar maka silinder yang lain
akan ikut serta berputar pula, alat yang menggunakan cara kerja semacam ini untuk
mentransmisikan daya dan putaran disebut roda gesek. Cara ini cukup baik untuk
meneruskan daya yang kecil dengan putaran yang tidak terlalu tepat.
Guna mentrnsmisikan daya yang lebih besar dan kecepatan yang cepat tidak
dapat dilakukan dengan sistem gaya gesek, untuk itu kedua roda tersebut harus
dibuat bergigi pada sekelilingnya sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi
kedua roda yang saling berkaitan. Roda bergigi semacam ini, yang dapat berbentuk
silinder atau kerucut, disebut roda gigi.
Selain transmisi diatas, ada pula cara lain untuk meneruskan daya dan putaran yaitu
dengan sabuk dan rantai. Namun demikian transmisi roda gigi ini mempunyai
keunggulan dibandingkan sabuk atau rantai karena lebih keras, putaran lebih tinggi
dan daya yang lebih besar. Kelebihan ini tidak selalu menyebabkan dipilihnya roda
gigi disamping cara yang lain karena memerlukan ketelitian yang lebih besar dalam
pembuatan, pemasangan maupun pemeliharaannya.

Klasifikasi Roda Gigi

Letak poros Roda gigi Keterangan


Roda gigi lurus,(a) (Klasifikasi atas dasar
Roda gigi miring,(b) bentuk alur gigi)
Roda gigi dengan poros Roda gigi miring ganda,©
sejajar

5
Roda gigi luar Arah putaran berlawanan
Roda gigi dalam dan pinyon,(d) Arah putaran sama
Batang gigi dan pinyon,(e) Gerak lurus & berputar

Roda gigi kerucut lurus,(f)


Roda gigi kerucut spiral,(g)
Roda gigi dengan poros Roda gigi kerucut ZEROL (Klasifikasi atas dasar
berpotongan Roda gigi kerucut miring bentuk jalur gigi)
Roda gigi kerucut miring ganda

Roda gigi miring silang,(i) Kontak titik


Batang gigi miring silang Gerakan lurus dan
berputar
Roda gigi cacing silindris, (j)
Roda gigi dengan poros Roda gigi cacing selubung
silang Ganda (globoid),(k)
Roda gigi cacing samping

Roda gigi hyperboloid


Roda gigi hipoid,(l)
Roda gigi permukaan silang

Sumber : lit 1, hal 212

a) Roda Gigi Lurus


Roda gigi lurus adalah jenis roda gigi yang dapat mentransmisikan daya dan
putaran antara dua poros yang sejajar, pada roda gigi lurus ini dalam meneruskan
daya dan putaran tidak terjadi gaya aksial.

Gbr. 2.a Roda gigi lurus

b) Roda Gigi Miring


Mempunyai jalur gigi yang berbentuk ulir silindris yang mempunyai jarak
bagi. Jumlah pasang gigi yang saling membuat kontak serentak ( perbandingan
kontak ) adalah lebih besar dari pada gigi lurus, sehingga pemindahan momen atau

6
putaran melalui gigi-gigi tersebut dapat berlangsung dengan halus. Sifat ini sangat
baik untuk mentransmisikan putaran tinggi dengan beban yang besar.

Gbr. 2.b Roda gigi miring

c) Roda Gigi Miring Ganda


Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk alur V
tersebut akan saling memindahkan dengan roda gigi ini. Perbandingan reduksi
kecepatan keliling dan daya yang diteruskan dapat diperbesar tetapi pembuatannya
agak sukar.

Gbr. 2.c Roda gigi miring ganda

d) Roda Gigi Dalam


Dipakai jika menginginkan transmisi dengan ukuran kecil dengan reduksi
yang besar, karena pinyon terletak dalam roda gigi.

Gbr. 2.d Roda gigi dalam

7
e) Pinyon dan Batang Gigi
Merupakan dasar propil pahat pembuat gigi. Pasangan antara batang gigi
dan pinyon digunakan untuk merubah gerak putar menjadi lurus atau sebaliknya.

Gbr. 2.e Pinyon dan batang gigi

f) Roda Gigi Kerucut Lurus


Adalah roda gigi yang paling mudah dan paling sering digunakan / dipakai,
tetapi sangat berisik karena perbandingan kontaknya yang kecil. Konstruksinya
juga tidak memungkinkan pemasangan bantalan pada kedua ujung porosnya.

Gbr. 2.f Roda gigi kerucut lurus

g) Roda Gigi Kerucut Spiral


Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dapat meneruskan
putaran tinggi dengan beban besar. Sudut poros kedua gigi kerucut ini biasanya
dibuat 90 0.

Gbr. 2.g Roda gigi kerucut spiral

8
h) Roda Gigi Permukaan
Merupakan bagian dari roda gigi dengan poros berpotongan yang bagian
permukaan giginya rata.

Gbr. 2.h Roda gigi permukaan

i) Roda Gigi Miring


Roda gigi miring seperti tergambar ini mempunyai kemiringan 7 0 sampai
230, diginakan untuk transmisikan daya yang lebih besar dari pada roda gigi lurus.

Gbr. 2.i Roda gigi miring silang

j) Roda Gigi Cacing( Worm Gear )


Roda gigi jenis ini digunakan untuk mentransmisikan daya dan putaran
yang lebih besar tanpa mengurangi dayanya, kemiringan antara 25 0 – 450 roda gigi
ini banyak dipakai pada sistem kemudi.

Gbr. 2.j Roda gigi cacing silindris dan globoid

9
k) Roda Gigi Hypoid
Roda gigi ini mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut
yang sumbunya saling bersilangan dan pemindahan gaya pada permukaan gigi
berlangsung secara meluncur dan menggelinding. Roda gigi ini dipakai pada
deferensial.

Gbr. 2.k Roda gigi hypoid

10
BAB 3
PERHITUNGAN BAGIAN UTAMA RODA GIGI
3.1. Poros
Poros adalah salah satu yang penting dalam konstruksi kopling, maka perlu
diperhatikan sebaik mungkin.
Hampir sama dengan kopling sebagai penerus daya dan putaran, perencanaan
seperti ini dipegang oleh poros.
Poros sebagai pemindah daya dan putaran, Poros yang terbuat dari batang
baja mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
-Tahan terhadap momen puntir
-Mempunyai skalalitas yang baik
-Tidak mudah patah

Gambar 3.1. Poros


3.1.1.Perhitungan poros
Pada perencanaan ini poros memindahkan Daya (N) sebesar 65 PS dan
Putaran (n) sebesar 6000 rpm. Jika daya di berikan dalam daya kuda (PS) maka
harus dikalikan 0.735 untuk mendapatkan daya dalam (Kw).
Daya (N) = 65 PS
Putaran (n) = 6000 rpm
Dimana :
1 PS = 0.735 Kw
P = 65 x 0.735 Kw
P = 45,775 Kw

Untuk daya maksimal

Momen puntir P = 45,775 Kw


Maka torsi untuk daya maksimum

11
T = 9,74 x 10 (p/n) kg mm....................( Lit 1, hal 7 )
T = 9,74 x 10 ( 45,775 )
6000
T = 7430,81 kg mm = 743,1 kg cm
atau T = 7,43 kg m

T = 8,8 kg m ( dari spesifikasi mobil )

Bahan poros di pilih dari bahan yang difinis dingin S45C-D dengan kekuatan tarik
τB= 60 kg/mm².
Standard an Lambang Perlakuan panas Kekuatan tarik Keterangan
macam (kg/mm2)
S30C Penormalan 48
Baja karbon S35C “ 52
konstruksi mesin S40C “ 55
(JIS G 4501) S45C “ 58
S50C “ 62
S55C “ 66
Ditarik dingin,
Batang baja S35C-D 53 digerinda,
yang difinis dibubut, atau
dingin S45C-D 60 gabungan antara
hal-hal tersebut
S55C-D 72
Sumber : literature 1 hal 3

Tegangan geser yang di izinkan τa = ___τB_


sf1 x sf2

dimana :

τa = tegangan geser yang di izinkan poros (kg/mm²)

τB = tegangan tarik izin poros = 60 kg/mm²


Sf1 = factor keamanan akibat pengaruh massa untuk bahan S-C (baja karbon)
diambil 6 sesuai dengan standart ASME ( lit 1 hal 8 )

Sf2 = factor keamanan akibat pengaruh bentuk poros atau daya spline pada poros,
di mana harga sebesar 1,3- 3,0 maka di ambil 2,5 ( lit 1 hal 8 )

Maka :
τa = __τB__
Sf1 x Sf2
= __60___
6x1,8
= 5,5 kg/mm²

12
Pertimbangan untuk momen diameter poros :
rumus :

ds = [5,1 Kt x CbT ]¹⁄³ .........................................................................................( Lit 1, hal 7 )


τa

dimana :
ds = diameter poros (mm)
T = momen torsi rencana = 7431 kg mm
cb = factor keamanan terhadap beban lentur harganya 1,2-2,3
kt = faktor bila terjadi kejutan dan tumbukan besar atau kasar 1,5-3,0
maka :
ds = [5,1 x 1,5 x 1,2 x 7431] ¹⁄³
5,5
= 23,15 mm
ds = 25 mm ( sesuai dengan tabel )

Pada diameter poros di atas 30 mm, maka tegangan geser terjadi pada poros adalah

τ = 5,1 [T ]kg/mm²..........................................................( Lit 1, hal 7 )


ds³
τ = 5,1 [7431] kg/mm²
25 3
τ = 5,1 x 0,5 kg/mm²

τ= 2,42 kg/mm²

Berdasarkan perhitungan di atas maka poros tersebut aman di pakai karena


tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan yaitu :
2,42 < 5,5 kg/mm²

13
table 3.1. diameter poros
4 10 *22,4 40 100 *224 400
24 (105) 240
11 25 42 110 250 420
260 440
4,5 *11,2 28 45 *112 280 450
12 30 120 300 460
31,5 48 *315 480
5 *12,5 32 50 125 320 500
130 340 530
35 55
*5,6 14 33,5 56 140 *335 560
(15) 150 360
6 16 38 60 160 380 600
(17) 170
*6,3 18 63 180 630
19 190
20 200
22 65 220
7 70
*7,1 71
75
8 80
85
9 90
95
sumber : literature 1 hal 9

Keterangan :
1. Tanda * menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari
bilangan standart.
2. Bilangan di dalam kurung hanya di pakai untuk bagian di mana akan di
pasang bantalan gelinding.

3.2. Spline dan Naff


A. Spline
Spline adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian roda gigi sebagai penerus momen torsi dari poros ke roda gigi. Hubungan
antara roda gigi maju dan mundur pada waktu perpindahan kecepatan.

Gbr 3.2. spline

14
Spline yang direncanakan atau ketentuan ukuran spline antara lain :
Jumlah spline ( Z ) = 8 buah
Jarak antara spline ( W ) = (0,5) x D
Tinggi spline ( H ) = D-ds
2

A.1. Perhitungan spline


Diameter maksimum spline ( diambil ds = 25 )
Dimana :
Ds = 0,81 x D
D = 25_
0,81
= 30,9 mm
maka :
L = 1,9 x ds
L = 1,9 x 25 = 47,5 mm
H = D-ds_
2
= 30,9 -25 = 2,95 mm
2
W = 0,5 x ds
= 0,5 x25
W = 12,5mm
Jari-jari spline ( rm ) dapat di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
rm = R1 + R2
R2
Atau
rm = D + ds
4
dimana :
rm = jari-jari rat-rata
D = diameter spline
Ds = diameter poros = 25 mm
Maka :
rm = 30,9 + 25
4
= 13,975 mm

15
Permukaan kekuatan spline
Besarnya gaya pada spline (Fs) adalah :
Fs = T/rm
Dimana :
Fs = Besarnya gaya-gaya yang berkerja
T = Moment torsi rencana = 7431 kg mm
Rm = jari-jari spline
Maka :
Fs = 7431 kg.mm
13,975 mm
= 531,74 kg

Besarnya gaya yang di terima oleh setiap spline (Fm)


Fm =Fs/z
Dimana :
Z = jumlah spline = 8 buah
Fm = besar gaya yang di terima
Maka :
Fm = 531,74
8
= 66,47 kg

Pemeriksaan tegangan tumbuk


Tegangan tumbuk yang terjadi(tc) adalah :

τc = Fm/ Ac
dimana :
Ac = luas yang mengalami tumbukan (mm)
Ac = h x L
= 2,95x 47,5
Ac = 140,125 mm²

maka :

τc = FM/ Ac

16
= 66,47__
140,125
= 0,474 kg/mm²

Pemeriksaan tegangan geser


Tegangan geser yang terjadi (Tg)

τg = Fm/Ag
Dimana :
Ag = W x L
=12,5 x 47,5 mm
Ag = 593,75 mm²
maka :

τg = Fm/ Ag
= 66,47kg
593,75 mm²
= 0,111 kg/mm²

Tegangan kombinasi yang terjadi (τ)

τ= c  2  g  2

=  0,474Kg / mm  2 2

 0,111 Kg / mm 2  2

= 0,237 kg/mm²

Bahan poros dengan spline di pilih dari baja dengan difinis dingin S45C-D = 60

kg/mm. maka besar tegangan izin ( τa ) = 5,5 kg/mm²

Dimana syarat pemakaian aman adalah : τa > τ =5,5 kg/mm² > 0,237 kg/mm²
(terpenuhi)

17
B. Perhitungan Naaf
Naaf yang di rencanakan adalah sebagai berikut :
L = 1,5 x D
= 1,5 x 30,9
= 46,35 mm

Bahan naff di ambil S35C-D dengan kekuatan (τb ) = 52 kg/mm²


Tegangan geser ijin naaf (τg )

τa = ___τb__
Sf1 X Sf2

Dimana :
τb = tarik beban = 52 kg/mm²
Sf1 = Faktor keamanan untuk baja = 6
Sf2 = Faktor keamanan untuk alur baja = 1,8
Maka :

τa = __52__
6 X 1,8
= 4,815 kg/mm2

Tegangan gesek yang terjadi pada naaf (τg )

τg = _fm_
Wxl
Dimana :

fm = Gaya yang berkerja pada naaf ( 69,27)


W = Jarak antara spline dengan yang lain
L = panjang naaf
Maka :

τg =_fm_
Wxl
= __66,47__
12,5 x 47,5
= 0,126 kg/mm2

Tegangan Kombinasi ( τt )

18
τt = (c ) 2  (g ) 2

= (0,474 Kg / mm 2 ) 2  (0,111 Kg / mm 2 ) 2

= 0,237 kg/mm2

Persentase syarat keamanan adalah : τ > τt = 5,5 kg/mm2 > 0,237 kg/mm2
( terpenuhi / aman ) Tegangan geser yang diizinkan lebih besar dari Tegangan
kombinasi yang terjadi.

3.3 PASAK

Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian mesin seperti roda gigi, sprocket, pully, kopling, dll pada poros. Momen
diteruskan dari poros ke naf atau dari naf ke poros.

Gbr 3.3. Pasak


Fungsi yang serupa dengan pasak dilakukan pula oleh spline dan gerigi
yang mempunyai gigi luar pada poros dan gigi dalam dengan jumlah gigi yang
sama pada naf dan saling terkait yang satu dengan yang lain. Gigi pada spline
adalah besar-besar, sedang pada gerigi adalah kecil-kecil dengan jarak bagi yang
kecil pula. Kedua-duanya dapat digeser secara aksial pada waktu meneruskan daya.
Perhitungan Pasak
Daya rencana :
Pd = fc . P
Dimana :
Fc = Faktor koreksi = 1 ( diambil )
P = daya = 45,775 kW
Maka :
Pd = 1 x 45,775

19
= 45,775 kW
Maka torsi untuk daya maksimum
T = 9,74 x 10 (p/n) kg mm.................................................................( Lit 1, hal
7)

T = 9,74 x 10 ( 45,775 )


6000
T = 7430,81 kg mm = 743,1 kg cm
atau T = 7,43 kg m

T = 8,8 kg m ( dari spesifikasi mobil )

ds = [5,1 Kt x CbT ]¹⁄³


τa
dimana :
ds = diameter poros (mm)
T = momen torsi rencana = 7431 kg mm
cb = factor keamanan terhadap beban lentur harganya 1,2-2,3
kt = faktor bila terjadi kejutan dan tumbukan besar atau kasar 1,5-3,0
maka :
ds = [5,1 x 1,5 x 1,2 x 7431] ¹⁄³
5,5
= 23,15 mm
ds = 25 mm ( sesuai dengan tabel )
gaya tangensial
T
F  (kg ) ...................................................................................................................( Lit 1, hal 25 )
(ds / 2)

Dimana :
T = momen torsi rencana = 7431 kg mm
Ds = diameter poros = 25 mm

Maka :
7431
F  594,48kg
(25 / 2)

Penampang pasak = 10 x8
Kedalaman alur pasak pada poros t1= 4,5 mm

20
Kedalaman alur pasak pada naf t2 = 3,5 mm

Jika bahan pasak S45C dicelup dingin dan dilunakkan, maka


Τв = 70 kg/mm2, sf1 = 2, sf2 =3,
sf1 x sf2 = 2 x 3 = 6

Tegangan geser yang di izinkan τка = 70 / 6 = 11,66 (kg/mm2)


Tekanan permukaan yang diizinkan Pа = 8 (kg/mm2
Panjang pasak dari tegangan geser yang diizinkan L1 (mm)
Panjang pasak dari tekanan permukaan yang diizinkan L2 (mm)
Harga terbesar dari L1 dan L2 = L (mm)
F
   11,66 maka :
(10 xL1)
594,48
   11,66  L1  5,1( mm)
(10 xL1)

594,48
   8,0  L 2  14,57( mm)
( L 2 x5,1)

l = 5,1 mm
Panjang pasak lk = 35 mm

b / ds = 5,1 / 25 = 0,26 0,25 < 0,26 < 0,35 ( aman digunakan )


lk / ds = 35 / 25 = 1,4 0,75 < 1,4 < 1,5 ( aman digunakan )

ukuran pasak = 10 x 8 (standart)


Panjang pasak yang aktif : 35 cm
Bahan pasak : S45C, dicelup dingin, dan dilyunakan.

3.4 Perencanaan Roda Gigi

21
A. Perhitungan Roda Gigi
Roda gigi transmisi yang direncanakan adalah :
Daya ( N ) = 65 Ps
Putaran ( n ) = 6000 rpm
Pemindahan daya dan putaran direncanakan dengan transmisi roda gigi secara
bertingkat dengan perbandingan gigi sebagai beriku

I 3.417

II 1.960

III 1.250
PERBANDINGAN GIGI
IV 0.865

V 0.707

R 3.143

SUMBER : SPESIFIKASI DAIHATSU AYLA

Berdasarkan data – data dari sfesifikasi, diketahui :


Daya yang di tranmisikan : 65 Ps
Putaran Poros : 6000 rpm
Perbandingan reduksi : Sesuai tabel
Jarak Sumbu Poros (direncanakan) : 200 mm
Bahan Pinyon : S35C
Bahan roda Gigi besar : FC30

Gbr 3.4. Roda gigi lurus


3.4.1. Perhitungan roda gigi pada kecepatan pertama
Diketahui , i = 3.769 ( perbandingan gigi,berdasarkan sfesifikasi )

22
Putaran = 6000 rpm.
Perbandingan putaran (U) adalah :

U  n2  d 2  z m. z1 1
 1
 .................................................................................( Lit 1, hal

n d m. z z
1 1 2 2
i
216 )

n1  6000  1755,9 rpm


n2 i 3,417

Daya rencana p d
(Kw)

p d
 67,62kwx1kw  45,775kw

Diameter sementara lingkaran jarak bagi


2 xa
d 1

1 i
.............................................................................................................( Lit 1, hal

216 )

2 xaxi
d 2

1 i
.........................................................................................................( Lit 1, hal

216 )

2 xa 2 x 200
d 1
 
1  i 1  3.417
 90,56mm

2 xaxi 2 x 200 x3,417


d 2

1 i

1  3,417
 309,44mm

Modul Pahat m = 4 ( berdasarkan diagram alir )

d
Jumlah Gigi,
z 
m
....................................................................................................( Lit 1, hal 214 )

d1 90,56
z1  m  4
 22,64

d 309,44
z 2  m2  4
 77,36

i z 2

77,36
 3,417
z 1
22,64
Diameter lingkaran jarak bagi

23
d 01
 z1 .m
= 22,64x 4 = 292,30 mm

d 02
 z2 . m
= 77,36 x 4 = 309,44 mm

Jarak Sumbu Poros :

a
d d 01 02

90,56  309,44
 200mm
2 2
Kelonggaran puncak
Ck = 0,25 x m = 0,25 x 3 = 0,75
Diameter Kepala

d   z  2 . m
k1 1
= ( 20,9675 + 2 ) x 4 = 91,87 mm

d   z  2 . m
k2 2
= ( 79,03 + 2 ) x 4 = 324,12 mm

Diameter Kaki

d f1
  z1  2 . m – 2 . Ck

= ( 22,64 - 2 ) x 4 – 2 x 1 = 82,56 mm

d f2
  z 2  2 . m – 2 Ck

= ( 77,36 – 2 ) x 4 – 2 x 1 = 301,44 mm
Kedalaman Pemotongan :
H = 2 . m + Ck
= 2 x 4 + 0,75 = 8,75 mm

Faktor bentuk gigi, dari tabel : 6.5

z  22,64  20  Y  0,320  (0,327  0,320).(0,9675 / 1)  0,326


1 1

z  77,36  75  Y  0,434   0,446  0,434. (4,03 25)  0,436


2 2

24
Kecepatan Keliling :

 . d 01 . n1
v .......................................................................................................................( Lit 1, hal
60.1000
238 )

 . d 01 . n1 3,14 x90,56 x6000


v   28,44 m s
60.1000 60 x1000
Gaya Tangensial :
102. pd
Ft  .........................................................................................................................( Lit 1, hal 238
v
)

102. pd 102 x 45,775


Ft  =  164,11 kg
v 28,45

Faktor Dinamis :
6
f v

6v
...........................................................................................................................( Lit 1, hal 240 )

Harga kecepatan yang diperoleh ( 11,28 m/s ), maka diambil faktor dinamis untuk
kecepatan sedang, antara (v = 5 – 20 m/s) dengan persamaan seperti diatas :
6
f v

6  28,44
 0,17

Bahan masing – masing gigi perlakuan panas


2
Pinyon : Kekuatan tarik S35C adalah :
B1
 52 kg m
Kekerasan H B1
 187 rata  rata 


2
Roda gigi besar : Kekuatan tarik FC30 adalah :
B2
 30 kg mm
Kekerasan H  215 rata  rata
B2

Tegangan lentur yang diizinkan, S35C :   26 kg/mm


a1
2

Tegangan lentur yang diizinkan, FC30 :   13 kg/mm


a2
2

25
Faktor tegangan kontak antara baja dengan besi cor misalnya kekerasannya (200)

maka,  
= 0,079 kg/mm2

Beban lentur yang di izinkan persatuan lebar

F b1
'   a1.m.Y 1. fv .........................................................................................( Lit 1,

hal 240 )

= 26 x 4 x 0,326 x 0,17 = 5,76 kg/mm

F b2
'   a 2 .Y 2 . fv
= 13 x 4 x 0,436 x 0,17 = 3,85 kg/mm

2. z 2
F   .d . fv. ...........................................................................( Lit 1,
  01
z1  z 2
hal 244 )

2 x77,36
= 0,079 x 90,56 x 0,17 x 22,64  77,36

= 1,99 kg/mm

(harga minimum F' min


= 1,99 kg/mm dari F 
')

Lebar sisi
Ft
164,11
b 
 164,11mm
F ' 1,88

Jarak bagi  P = m.  = 4 . 3,14 = 12,56 mm


m. 4.x3,14
Tebal gigi  S =   6,28mm
2 2

Lebar gigi  b = 0,7 . d 01


= 0,7 x 90,56 = 63,392 mm

NAMA-NAMA BAGIAN RODA GIGI

26
3.4.2. Perhitungan roda gigi pada kecepatan kedua
Diketahui, i = 1,960 (perbandingan gigi, berdasarkan sfesifikasi),
Putaran, n1 = 6000 rpm
Perbandingan putaran adalah :

n 6000
n2  i
1

1,960
 3061,22rpm

Daya rencana p d
(Kw)

p d
 45,775kwx1kw  45,775kw

Diameter sementara lingkaran jarak bagi


2 xa 2 x 200
d 1
' 
1  i 1  1,960
 204,08mm

2 xaxi 2 x 200 x1,960


d 2 '  1  i  1  1,960  264,80mm
Modul pahat, m = 4 (direncanakan)

d 204,08
z   51,02
1
Jumlah gigi,
1
m 4

d 2 '  264,86  66,215


z2 m 4

i z 2

66,215
 1,3
z 1
51,02
Diameter lingkaran jarak bagi

27
d 01
= z 1
.m

= 51,02 x 4 = 204,08 mm

d 02
= z 2
.m

= 66,215 x 4 = 264,86mm
Jarak sumbu poros :

a
d d
01 02

204,08  264,86
 234,47mm
2 2
Kelonggaran puncak :
Ck = 0,25 . m
= 0,25 x 4 = 1
Diameter kepala :

d k1
 ( z1  2).m  (51,02  2) x 4  212,36mm
 (66,215  2) x 4  272,5mm
d k2
 ( z 2  2).m
Diameter kaki :

d f1
 ( z1  2).m  2 . Ck
= ( 51,02 – 2 ) x 4 – 2 x 1 = 98,04 mm

d f2
 ( z 2  2).m  2 .Ck

= ( 66,215– 2 ) x 4 – 2 x 1 = 128,43mm
Kedalaman pemotongan :
H = 2 . m + Ck
= 2 x 4 + 1 = 9 mm
Faktor bentuk gigi, dari tabel : 6.5

z 1
= 51,02  30  Y 1  0,358  (0,371  0,358).(2,84 / 4)  0,367

z 2
= 66,215  60  Y 2  0,421  (0,434  0,421).(7,16 / 15)  0,427
Kecepatan keliling :

 . d 01 . n1 3,14 x 204,08 x6000


v   64,08 m
60.1000 60 x1000 s

28
Gaya tangensial :
102. pd 102 x 45,775
Ft = =  72,86
v 64,08

Faktor dinamis
6
f v

6v
Harga kecepatan yang diperoleh ( 64,08 m/s ), maka diambil faktor dinamis untuk
kecepatan sedang, antara ( v = 5 – 20 m/s ) dengan persamaan seperti diatas :
6
f v

6  64,08
 0,086

Bahan masing – masing gigi perlakuan panas

Pinyon : kekuatan tarik S35C adalah :  1


= 52 kg/m2

Kekerasan H 1
= 178 (rata – rata)

Roda gigi besar : kekuatan tarik F30 adalah :  2


= 30 kg/mm2

Kekerasan H 2
 215(rata  rata )

Tegangan lentur yang diizinkan,S35C :  a1


= 26 kg/mm2

Tegangan lentur yang diizinkan,F30 :  a2


= 13 kg/mm2

Faktor tegangan kontak antara baja dengan besi cor misalnya kekerasannya (200)

maka,  
= 0,079 kg/mm2

Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar

F b1
'   a1.m. 1. fv
= 26 x 4 x 0,367 x 0,086 = 3,28 kg/mm

F b2
'   a 2 .m.  2 . fv
= 13 x 4 x 0,427 x 0,086 = 1,91 kg/mm

2. z 2
F '    . d 01. fv
H
z z
1 2

29
2 x 66,215
= 0,079 x 204,08 x 0,086 32,84  66,215

= 1,57 kg/mm

( harga minimum F’ min = 1,77 kg/mm dari F H


')
Lebar sisi
Ft 72,86
b   46,41mm
F H
' 1,57

Jarak bagi  P = m.  = 4 . 3,14 = 12,56 mm


m. 4.x3,14
Tebal gigi  S =   6,28mm
2 2

Lebar gigi  b = 0,7 . d 01


= 0,7 x 204,08 = 124,856 mm

3.4.3. Perhitungan roda gigi pada kecepatan ketiga


Diketahui , i = 1,250 ( perbandingan gigi, berdasarkan sfesifikasi ),
Putaran, n1 = 6000 rpm
Perbandingan putaran adalah :

 n1 
6000
n 2
i 1,250
 4800rpm

Daya rencana p d
(Kw)

p d
 45,775kwx1kw  45,775kw

Diameter sementara lingkaran jarak bagi


2 xa 2 x 200
d 1
' 
1  i 1  1,250
 177,78mm

2 xaxi 2 x 200 x1,250


d 2
'
1 i

1  1,250
 222,22mm

Modul pahat, m = 4 ( direncanakan )


Jumlah gigi,

d 1 '  177,78  44,445mm


z1 m

4

30
d 2 '  222,22  55,555mm
z2 m

4

i  z2 
55,555
 1,25
z 1
44,445
Diameter lingkaran jarak bagi

d 01
 z 1
.m

= 44,445x 4 = 177,78mm

d 02
 z2 .m

= 55,555x 4 = 222,22mm
Jarak sumbu poros :

a  d 01
 d 02 177,78  222,22
  200mm
2 2
Kelonggaran puncak
Ck = 0,25 . m = 0,25 . 4 = 1

Diameter kepala

d 1
 ( z 1  2) . m = ( 44,445+ 2 ) x 4 = 186,78 mm

d K2
 ( z 2  2) . m = ( 55,555 + 2 ) x 4 = 230,22 mm

Diameter kaki

d f1
 ( z1  2).m  2 Ck
= ( 42,09 – 2 ) x 4 – 2 x 1 = 84,89mm

d f2
 ( z 2  2).m  2 Ck

= ( 55,555– 2 ) x 4 – 2 x 1 = 107,11 mm

Kedalaman pemotongan :
H = 2 . m + Ck
= 2 . 4 + 1 = 9 mm

31
Faktor bentuk gigi, dari tabel : 6.5

z  44,445  38    0,383  (0,396  0,383) x(4,09 / 5)  0,394


1 1

z  55,555  50    0,408  (0,421  0,408) x(7,91 / 10)  0,418


2 2

Kecepatan keliling

 . d 01 . n1 3,14 x177,78 x6000


v   55,82 m/s
60.1000 60 x1000
Gaya tangensial :
102.Pd 102 x 45,775
Ft =   83,64kg
v 55,82

Faktor dinamis
5,5
f v

5,5  v

Harga kecepatan yang diperoleh ( 55,82 m/s ), maka diambil faktor dinamis untuk
kecepatan, antara ( v = 20-50 m/s ) dengan persamaan seperti diatas:
5,5
f v

5,5  55,82
 0,424

Bahan masing – masing gigi perlakuan panas

Pinyon : kekuatan tarik S35C adalah : 


B1
= 52 kg/mm2

Kekerasan : H B1
= 178 (rata – rata)

Roda gigi besar : kekuatan tarik F30 adalah :  B2


= 30 kg/mm2

Kekerasan : H B2
= 215 (rata – rata)

Tegangan lentur yang diizinkan, S35C : a1


= 26 kg/mm2

Tegangan lentur yang diizinkan, F30 : a2


= 13 kg/mm2

Faktor tegangan kontak antara baja dengan besi cor misalnya kekerasannya ( 200 )

maka,  
= 0,079 kg/mm2

Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar

32
F b1
'   a1.m. 1. fv
= 26 x 4 x 0,394 x 0,424 = 17,37 kg/mm

F b2
'   a 2 .m.  2 . fv
= 13 x 4 x 0,418 x 0,424 = 9,22 kg/mm

2. z 2
F '    . d 01. fv
H
z z
1 2
2 x55,555
= 0,079 x 177,78 x 0,424 x 44,445  55,555

= 6,62 kg/mm

( harga minimum F’ min = 6,64 kg/mm dari F H


')
Lebar sisi
Ft 130,48
b   19,65mm
F H
' 6,64

Jarak bagi  P = m.  = 4 . 3,14 = 12,56 mm


m. 4.x3,14
Tebal gigi  S =   6,28mm
2 2

Lebar gigi  b = 0,7 . d 01


= 0,7 x 177,78 = 124,45 mm

3.4.4. Perhitungan roda gigi pada kecepatan keempat


Diketahui, i = 0,865 ( perbandingan gigi, berdasarkan sfesifikasi ),
Putaran, n1 = 6000 rpm
Perbandingan putaran adalah :

n1  6000  6936,42rpm
n2 i 0,865

Daya rencana p d
(Kw)

p d
 44,775kwx1kw  44,775kw

Diameter sementara lingkaran jarak bagi

33
2 xa 2 x 200
d 1
' 
1  i 1  0,865
 214,48mm

2 xaxi 2 x 200 x 0,865


d 2
'
1 i

1  0,865
 185,52mm

Modul pahat, m = 4 (direncanakan)

d 1 '  214,48  53,62mm


Jumlah gigi,
z1 m

4

d 2 '  185,52  46,25mm


z2 m

4

i  z2 
53,62
 1,159
z 1
46,25
Diameter lingkaran jarak bagi

d 01
 z 1
.m

= 53,62 x 4 = 214,48 mm

d 02
 z 2
.m

= 46,25 x 4 = 185,52 mm
Jarak sumbu poros :

a
d d 01 02

214,48  185,52
 200mm
2 2
Kelonggaran puncak
Ck = 0,25 . m
= 0,25 x 4 = 1
Diameter kepala

d 1
 ( z 1  2) . m = ( 53,62 + 2 ) x 4 = 222,48 mm

d K2
 ( z 2  2) . m = ( 46,25 + 2 ) x 4 = 193 mm

Diameter kaki

d f1
 ( z1  2).m  2 Ck

34
= (53,62 – 2 ) x 4 – 2 x 1 = 103,24 mm

d f2
 ( z 2  2).m  2 Ck
= (46,25 – 2 ) x 4 – 2 x 1 = 88,15 mm
Kedalaman pemotongan :
H = 2 . m + Ck
= 2 x 4 + 1 = 9 mm
Faktor bentuk gigi, dari tabel : 6.5

z  53,62    0,408
1 1

z  46,25    0,408
2 2

Kecepatan keliling

 . d 01 . n1 3,14 x 214,48 x6000


v   67,4 m/s
60.1000 60 x1000
Gaya tangensial :
102.Pd 102 x 45,775
Ft =   69,27 kg
v 67,4

Faktor dinamis
5,5
f v

5,5  v

Harga kecepatan yang diperoleh ( 67,4m/s ), maka diambil faktor dinamis untuk
kecepatan, antara (v = 20 – 50 m/s) dengan persamaan seperti diatas:
5,5
f v

5,5  67,4
 0,40

Bahan masing – masing gigi perlakuan panas

Pinyon : kekuatan tarik S35C adalah : 


B1
= 52 kg/mm2

Kekerasan : H B1
= 178 (rata – rata)

Roda gigi besar : kekuatan tarik F30 adalah :  B2


= 30 kg/mm2

Kekerasan : H B2
= 215 (rata – rata)

35
Tegangan lentur yang diizinkan, S35C : a1
= 26 kg/mm2

Tegangan lentur yang diizinkan, F30 : a2


= 13 kg/mm2

Faktor tegangan kontak antara baja dengan besi cor misalnya kekerasannya (200)

maka,  
= 0,079 kg/mm2

Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar

F b1
'   a1.m. 1. fv
= 26 x 4 x 0,408 x 0,40 = 17 kg/mm

F b2
'   a 2 .m.  2 . fv
= 13 x 4 x 0,408x 0,40 = 8,5 kg/mm

2. z 2
F '    . d 01. fv
H
z .z
1 2
2 x 46,25
= 0,079 x 214,48 x 0,40 x 53,62  46,25

= 6,28 kg/mm

(harga minimum F’ min = 6,28 kg/mm dari F H


')

Lebar sisi
Ft 69,27
b   11,03mm
F H
' 6,28

Jarak bagi  P = m.  = 4 . 3,14 = 12,56 mm


m. 4.x3,14
Tebal gigi  S =   6,28mm
2 2

Lebar gigi  b = 0,7 . d 01


= 0,7 x 214,48 = 150,14 mm

3.4.5. Perhitungan roda gigi pada kecepatan kelima


Diketahui, i = 0,707 ( perbandingan gigi, berdasarkan sfesifikasi ),

36
Putaran, n1 = 6000 rpm
Perbandingan putaran adalah :

n1  6000  8486,56rpm
n2 i 0,707

Daya rencana p d
(Kw)

p d
 45,775kwx1kw  45,775kw

Diameter sementara lingkaran jarak bagi


2 xa 2 x 200
d 1
' 
1  i 1  0,707
 234,32mm

2 xaxi 2 x 200 x0,707


d 2
'
1 i

1  0,707
 165,67mm

Modul pahat, m = 4 ( direncanakan )

d 1 '  234,33  58,58mm


Jumlah gigi,
z1 m

4

d 2 '  165,67  41,42mm


z2 m

4

i  z2 
41,42
 0,707
z
1
58,58

Diameter lingkaran jarak bagi

d 01
 z 1
.m

= 58,58 x 4 = 165,68 mm

d 02
 z 2
.m

= 41,42 x 4 = 190,54 mm
Jarak sumbu poros :

a
d d 01 02

234,32  165,68
 200mm
2 2

37
Kelonggaran puncak
Ck = 0,25 . m
= 0,25 x 4 = 1
Diameter kepala

d 1
 ( z 1  2) . m = ( 58,58 + 2 ) x 4 = 242,32 mm

d K2
 ( z 2  2) . m = ( 41,42 + 2 ) x 4 = 174,36 mm

Diameter kaki

d f1
 ( z1  2).m  2 Ck
= ( 58,58 – 2 ) x 4 – 2 1 = 113,16mm

d f2
 ( z 2  2).m  2 Ck

= ( 41,42– 2 ) x 4 – 2 x 1 = 78,84mm
Kedalaman pemotongan :
H = 2 . m + Ck
= 2 x 4 + 1 = 9 mm
Faktor bentuk gigi, dari tabel : 6.5

z  58,58  50    0,408  (0,421  0,408) x(4,41 / 10)  0,414


1 1

z  41,42  43    0,396  (0,408  0,396) x(2,59 / 7)  0,400


2 2

Kecepatan keliling

 . d 01 . n1 3,14 x 234,32 x6000


v   73,58 m/s
60.1000 60 x1000
Gaya tangensial :
102.Pd 102 x 45,775
Ft =   63,46 kg
v 73,58

Faktor dinamis
5,5
f v

5,5  v

Harga kecepatan yang diperoleh (63,46 m/s), maka diambil faktor dinamis untuk
kecepatan, antara (v = 20 – 50 m/s) dengan persamaan seperti diatas:

38
5,5
f v

5,5  63,46
 0,390

Bahan masing – masing gigi perlakuan panas

Pinyon : kekuatan tarik S35C adalah :  B1


= 52 kg/mm2

Kekerasan : H B1
= 178 (rata – rata)

Roda gigi besar : kekuatan tarik F30 adalah :  B2


= 30 kg/mm2

Kekerasan : H B2
= 215 (rata – rata)

Tegangan lentur yang diizinkan, S35C : a1


= 26 kg/mm2

Tegangan lentur yang diizinkan, F30 : a2


= 13 kg/mm2

Faktor tegangan kontak antara baja dengan besi cor misalnya kekerasannya (200)

maka,  
= 0,079 kg/mm2

Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar

F b1
'   a1.m. 1. fv
= 26 x 4 x 0,414 x 0,390 = 16,79 kg/mm

F b2
'   a 2 .m.  2 . fv
= 13 x 4 x 0,400 x 0,390 = 8,11 kg/mm

2. z 2
F '    . d 01. fv
H
z z
1 2
2 x 41,42
= 0,079 x 234,32x 0,390 x 58,58  41,42

= 5,979 kg/mm

(harga minimum F’ min = 6,255 kg/mm dari F H


')

Lebar sisi

39
Ft 63,46
b   10,61mm
F H
' 5,979

Jarak bagi  P = m.  = 4 . 3,14 = 12,56 mm


m. 4.x3,14
Tebal gigi  S =   6,28mm
2 2

Lebar gigi  b = 0,7 . d 01


= 0,7 x 234,32 = 164,024 mm

3.4.6. Perhitungan roda gigi pada kecepatan Mundur ( idler )


Diketahui , i= 3,143 ( perbandingan gigi,berdasarkan sfesifikasi )
Putaran = 6000 rpm.
Perbandingan putaran (U) adalah :

U  n2  d 2  z m. z1 1
 1

n d m. z z
1 1 2 2
i

n 6000
n 2

i
1

3,143
 1909,004 rpm

Daya rencana p d
(Kw)

p d
 45,775kwx1kw  45,775kw

Diameter sementara lingkaran jarak bagi


2 xa 2 x 200
d 1
 
1  i 1  3,143
 92,71mm

2 xaxi 2 x 200 x3,143


d 2

1 i

1  3,143
 303,45mm

Modul Pahat m = 4 (direncanakan)

d1 92,71
Jumlah Gigi,
z1  m  4
 23,19

40
d2  303,435
z 2

m 4
 75,86

i z 2

75,86
 3,271
z 1
19,5
Diameter lingkaran jarak bagi

d 01
 z1 .m
= 23,19 x 4 = 290,78 mm

d 02
 z2 . m
= 75,86 x 4 = 303,44 mm

Jarak Sumbu Poros :

a  d 01
 d 02 92,71  303,44
  198,1mm
2 2
Kelonggaran puncak
Ck = 0,25 x m = 0,25 x 4 = 1
Diameter Kepala

d   z  2 . m = ( 23,19 + 2 ) x 4 = 100,76 mm
k1 1

d   z  2 . m = ( 75,86 + 2 ) x 4 = 311,44 mm
k2 2

Diameter Kaki

d f1
  z1  2 . m – 2 . Ck

= ( 23,19 – 2 ) x 4 – 2 x 1 = 42,38 mm

d f2
  z 2  2 . m – 2 Ck

= ( 75,36 – 2 ) x 4 – 2 x 1 = 147,72 mm
Kedalaman Pemotongan :
H = 2 . m + Ck
= 2 . 4 + 1 = 9 mm
Faktor bentuk gigi, dari tabel : 6.5

41
z  23,19  19  Y  0,314  (0,320  0,314).(0,5 / 1)  0,317
1 1

z  75,86  75  Y  0,434   0,446  0,434. (5,5 25)  0,437


2 2

Kecepatan Keliling

 . d 01 . n1 3,14 x92,76 x6000


v   29,13 m s
60.1000 60 x1000

Gaya Tangensial :
102. pd 102 x 45,775
Ft  =  160,28 kg
v 29,13

Faktor Dinamis :
5,5
f v

5,5  v

Harga kecepatan yang diperoleh ( 29,13 m/s ), maka diambil faktor dinamis untuk
kecepatan sedang, antara (v = 5 – 20 m/s) dengan persamaan seperti diatas :
5,5
f v

5,5  29,13
 0,504

Bahan masing – masing gigi perlakuan panas


2
Pinyon : Kekuatan tarik S35C adalah :
B1
 52 kg m
Kekerasan H B1
 187 rata  rata 


2
Roda gigi besar : Kekuatan tarik FC30 adalah :
B2
 30 kg mm
Kekerasan H B2
 215 rata  rata 

Tegangan lentur yang diizinkan, S35C :  a1


 26 kg/mm2

Tegangan lentur yang diizinkan, FC30 :  a2


 13 kg/mm2

Faktor tegangan kontak antara baja dengan besi cor misalnya kekerasannya ( 200 )

maka,  
= 0,079 kg/mm2

42
Beban lentur yang di izinkan persatuan lebar

F b1
'   a1.m.Y 1. fv
= 26 x 4 x 0,317 x 0,504 = 16,62kg/mm

F b2
'   a 2 .Y 2 . fv
= 13 x 4 x 0,437 x 0,504 = 11,45 kg/mm

2. z 2
F     . d 01. fv.
z z
1 2
2 x75,86
= 0,079 x 92,76 x 0,504 x 19,5  80,5

= 5,657 kg/mm

( harga minimum F' min


= 5,657 kg/mm dari F 
')

Lebar sisi
Ft
160,28
b  28,33mm
F ' 5, 657

Jarak bagi  P = m.  = 4 . 3,14 = 12,56 mm


m. 4.x3,14
Tebal gigi  S =   6,28mm
2 2

Lebar gigi  b = 0,7 . d 01


= 0,7 x 92,76 = 64,932 mm

Seri Seri Seri Seri Seri Seri

Ke – 1 Ke - 2 Ke – 3 Ke - 1 Ke - 2 Ke - 3
0,1 3,5

0,2 0,15 4 4,5

43
0,3 0,25 5 5,5

0,4 0,35 6 7

0,5 0,45 8 9

0,6 0,55 0,65 10 11 3,75

0,7 12 14

0,75 16 18

0,8 20 22 6,5

1 0,9 25 28

1,25 1,75 32 36

1,5 2,25 40 45

3 2,75 50

3,25
Keterangan : Dalam pemilihan utamakan seri ke – 1 : jika terpaksa baru dipilih dari seri ke – 2 dan ke – 3.

3.5. Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros yang berbeban
sehingga putaran dan getaran bolak-balik dapat berputar secara halus, dan tahan
lama. Bantalan harus kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen mesinnya
berkerja dengan baik, jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi
seluruh sistem akan menurun atau tidak berkerja semestinya.

Gambar 3.5. Bantalan Gelinding


3.5. Perhitungan Bantalan
Nomor bantalan Ukuran luar Kapasitas Kapasitas
Jenis Dua Dua sekat nominal nominal statis
terbuka sekat tanpa d D B r dinamis spesifik Co
kontak spesifik C (kg)

44
(kg)
6000 10 26 8 0,5 360 196
6001 6001ZZ 6001VV 12 28 8 0,5 400 229
6002 02ZZ 02VV 15 32 9 0,5 440 263
6003 6003ZZ 6003VV 17 35 10 0,5 470 296
6004 04ZZ 04VV 20 42 12 1 735 464
6005 05ZZ 05VV 25 47 12 1 790 530
6006 6006ZZ 6006VV 30 55 13 1,5 1030 740
6007 07ZZ 07VV 35 62 14 1,5 1250 915
6008 08ZZ 08VV 40 68 15 1,5 1310 1010
6009 6009ZZ 6009VV 45 75 16 1,5 1640 1320
6010 10ZZ 10VV 50 80 16 1,5 1710 1430
6200 6200ZZ 6200VV 10 30 9 1 400 236
6201 01ZZ 01VV 12 32 10 1 535 305
6202 02ZZ 02VV 15 35 11 1 600 360
6203 6203ZZ 6203VV 17 40 12 1 750 460
6204 04ZZ 04VV 20 47 14 1,5 1000 635
6205 05ZZ 05VV 25 52 15 1,5 1100 703
6206 6206ZZ 6206VV 30 62 16 1,5 1530 1050
6207 07ZZ 07VV 35 72 17 2 2010 1430
6208 08ZZ 08VV 40 80 18 2 2380 1650
6209 6209ZZ 6209VV 45 85 19 2 2570 1880
6210 10ZZ 10VV 50 90 20 2 3750 2100
6300 6300ZZ 6300VV 10 35 11 1 635 365
6301 01ZZ 01VV 12 37 12 1,5 760 450
6302 02ZZ 02VV 15 42 13 1,5 895 545
6303 6303ZZ 6303VV 17 47 14 1,5 1070 660
6304 04ZZ 04VV 20 52 15 2 1250 785
6305 05ZZ 05VV 25 62 17 2 1610 1080
6306 6306ZZ 6306VV 30 72 19 2 2090 1440
6307 07ZZ 07VV 35 80 20 2,5 2620 1840
6308 08ZZ 08VV 40 90 23 2,5 3200 2300
6309 6309ZZ 6309VV 45 100 25 2,5 4150 3100
6310 10ZZ 10VV 50 110 27 3 4850 3650
Sumber : lit 1 hal 143

Dipilih 6305ZZ, didapat d = 25 mm, D = 62 mm, B = 17mm, r =


2 mm. C = 1610 kg, Co = 1080 kg
Dengan demikian beban ekivalen dinamis Pa (Kg) dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan :
Pa = X . Fr + Y . Fa...........................................................................................( Lit 1, hal 135 )
Dimana :
Fr = Beban Radial (kg)
Fa = Beban Aksial (kg)
X,Y = Harga – harga yang terdapat dalam tabel 4.9
Untuk bantalan bola alur dalam dan berbaris tunggal :
Maka :

45
Fa/Co = 0,014 (direncanakan)
Dengan ;
Co = 1650 kg ; kapasitas nominal statis spesifik
C = 2380 kg ; kapasitas nominal dinamis spesifik
Sehingga : Fa = Co . C
Fa = 0,014 x 1080 = 15,12 kg
Sedangkan (Fr) dapat diketahui dengan menggunakan persamaan :
Fa
 e, untuk baris tunggal
v.Fr
Dimana :
Fa
Fr = , dengan (e) = 0,19 dan (v) = 1,2
v.e
Maka :
15,12
Fr = 1,2 x0,19  66,32 Kg

Harga : X = 0,56
Y = 2,30
Maka :
Pa = X . Fr + Y . Fa
= 0,56 x 66,32 + 2,30 x 15,12
= 71,92 Kg
Jika C (Kg) menyatakan beban nominal dinamis spesifik dan Pa (Kg) beban
ekivalen dinamis, nama faktor kecepatan (fn) untuk bantalan bola adalah:
 3,33  1
fn    ..................................................................................................( Lit 1, hal 136 )
 n  3
dimana : n = 6000 rpm
 3,33  1
Maka : fn    = 0,00561/3 = 0,177
 6000  3
Sedangkan faktor umur bantalan adalah :
C
fh  fn.
Pa
1610
 0,177 x  3,96
71,92

Sehingga umur nominal untuk bantalan bola adalah :

46
Lh = 500 . (fh)3....................................................................................( Lit 1, hal 136 )
= 500 x ( 3,96 )3 = 31049,568 jam
Diperkirakan ketahanan dari bantalan, dilihat dari umur nominal bantalan
( Lh = 28756,228 jam) dan berdasarkan dalam tabel umur bantalan, maka bantalan
ini termasuk pemakaian sebentar – sebentar ( tidak terus menerus ).

Dalam perencanaan ini direncanakan pemakaian selama ( 24 jam ) perhari maka :


31049,568
 1294 hari
24
Sehingga diperkirakan umur bantalan apabila dipakai secara kontiniu
(24am/hari) maka lamanya pemakaian kira – kira 3,536 tahun, dimana 1 tahun 366
hari.

3.6. BAUT DAN MUR


Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting untuk
mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Pemilihan baut dan mur sebagai
alat pengikat harus dilakukan dengan seksama agar mendapatkan ukuran yang
sesuai. Di dalam perencanaan roda gigi ini. Baut dan mur berfungsi sebagai
pengikat gear box.

Gambar 3.6. Baut dan mur

Beban yang diterima baut :


W = P pada bantalan = 71,92
Beban rencana :
Wo = fc . W
Dimana :
Fc = faktor koreksi = 1,2
Maka :

47
Wo = 1,2 x 71,92
= 86,304
Beban yang diterima tiap baut :
Wo
F 
Z
Dimana :
Z = jumlah baut = 6 buah ( direcanakan )
Maka :
86,304
F  14,384kg
6
Bahan baut yang dipakai adalah S30C dengan kekuatan tarik (τb) = 48 kg/mm2 dan
faktor keamanan (V) = 6-8, diambil V = 6.
Tegangan tarik izin :
b
tr 
V
48
tr   8 kg/mm2
6
Agar aman :
tr  tr yang terjadi dibagian berulir
Wo
tr 
A

Wo
tr 
 .d1 2 4
Wo .4
d1 
 .tr
86,304  4
d1 
3,14  8

d1  3,71mm

Dari taber ulir kasar metris diperoleh : ..............................................( lit 1, hal 290 )
Diameter luar (D) = 18,00 mm
Diameter Efektif (D2) = 16,376 mm
Diameter dalam (D1) = 15,294 mm
Jarak bagi (ρ) = 2,5 mm
Tinggi kaitan (H) = 1,353 mm

48
Tegangan tarik yang terjadi dibagian yang berulir pada diameter inti :
Wo
tr 
 .d1 2 4
86,304
tr   3,8 kg/mm2
3,14  15,294 2
4
Didapat τtr izin > τtr yang terjadi ( 8 kg/mm2 > 4,8 kg/mm2 ) sehingga aman untuk
digunakan.
Bahan mur yang dipakai adalah S30C dengan tekanan
permukaan yang diizinkan (qa) = 3 kg/mm2. Dari tabel ulir kasar metris diperoleh :
Diameter luar (D) = 18,00 mm
Diameter Efektif (D2) = 16,376 mm
Diameter dalam (D1) = 15,294 mm
Jarak bagi (ρ) = 2,5 mm
Tinggi kaitan (H) = 1,353 mm
Jumlah ulir :
Wo
tr 
 .H .qa
86,304
tr 
3,14  1,353  3
tr  6,77

Tinggi mur :
h  Z .P
h  6  2,5

h  15mm

Tekanan permukaan yang terjadi pada ulir :


W
q
 ..H .Z
86,304
q
3,14  1,353  15

q = 1,4kg/mm2

49
Didapat tekanan permukaan yang diizinkan lebih besar dari tekanan permukaan
yang terjadi ((qa) = 3 kg/mm2 > (q)= 1,4 kg/mm2 ) sehingga konstruksi aman
digunakan.
Tabel 3.6.
Ulir Jarak Tinggi Ulir dalam
bagi kaitan H1
Diameter Diameter Diameter
ρ
Luar D efektifD2 dalamD1
Ulir luar
1 2 3

Diameter Diameter Diameter


luar d efektif d2 inti d1

M6 1 0,541 6,000 5,350 4,917


M7 1 0,541 7,000 6,350 5,917
M8 1,25 0,677 8,000 7,188 6,647
M9 1,25 0,677 9,000 8,188 7,647
M 10 1,5 0,812 10,000 9,026 8,367
M 11 1,5 0,812 11,000 10,026 9,367
M 12 1,75 0,947 12,000 10,863 10,106
M 14 2 1,083 14,000 12,710 11,835
M 16 2 1,083 16,000 14,710 13,835
M 18 2,5 1,353 18,000 16,376 15,249
M 20 2,5 1,353 20,000 18,376 17,294
M 22 2,5 1,353 22,000 20,376 19,294
M 24 3 1,624 24,000 22,051 20,752
M 27 3 1,624 27,000 25,051 23,752
M 30 3,5 1,894 30,000 27,727 26,752
M 33 3,5 1,894 33,000 30,727 29,211
M 36 4 2,165 36,000 34,402 31,670
M 39 4 2,165 39,000 36,402 34,670
M 42 4,5 2,436 42,000 39,007 37,129
M 45 4,5 2,436 45,000 42,007 40,129
M 48 5 2,706 48,000 44,752 42,129
M 52 5 2,706 52,000 48,752 46,587
M 56 5,5 2,977 56,000 54,428 50,046
M 60 5,5 2,977 60,000 56,428 54,046
M 64 6 3,248 64,000 60,103 57,505
M 68 6 3,248 68,000 64,103 61,505
Sumber : literature 1 hal 290

BAB 4
TEMPERATUR KERJA DAN PELUMASAN

A. TEMPERATUR KERJA
Temperature yang terjadi pada pemindahan daya dan putaran dari roda gigi
transmisi adalah :

50
Ag . .
Ng 
632
Ng .632
Atau  
Ag .

Daya gesek yang terjadi :


Ng = (1-0,99) N
Dimana :
N = daya = 65 Ps
maka :
Ng = (1-0,99) . 65
= 0,65 ps

Luas penampang yang mengeluarkan panas :


Ag = Z . π . ( D2 – d2 )
4
Dimana :
Z = jumlah gigi terkecil = 8 buah
D = diameter luar ( nomor bantalan ) = 65 mm
d = diameter dalam ( nomor bantalan ) = 25 mm
maka :
Ag = 8 . 3,14 . ( 62 2 – 25 2 )
4
= 20125,32 mm2

Kecepatan keliling
 .D.n
Vt 
60
Dimana :
D = diameter poros = 25 mm = 0,025 m
N = putaran = 6000 rpm
Maka :
3,14.0,025.6000
Vr 
60
= 7,85 m/s

51
Koefisien perpindahan panas dan kecepatan rata-rata pada tabel :
Vr (m/s ) ( K.kal ) / m.oc
0 4,5

5 24

10 46

15 57

20 62

25 72

30 82

35 90

40 102

45 114

Dengan interpolasi harga α :


α = 24 + ( 46-24 ) 4,42/5
= 43,45 K.kal / m2 . 0C
Sehingga :
0,65 x 632
 
0,20215 x 43,45

= 46,77 0C
Jika temperatur kamar ( tk ) = 27 0C (diambil), maka temperatur kerja :
T = ∆t + tk
= 46,77+ 27
= 73,77 0C

B. Pelumasan
Permukaan roda gigi berguna untuk melunasi bagian permukaan yang saling
bergerak atau bergesekan agar keausan dapat dicegah / dikurangi dan juga berguna
sebagai pendingin.

Berat jenis minyak pelumas pada 60 0C


No Macam Pelumas ( oli ) 60 0C
1 Oli transmisi SAE 160 0,935

2 Oli gear 0,9153

52
3 Oli transmisi SAE 40 0,9328

4 Oli pesawat terbang SAE 60 0,8927

5 Oli auto mobil SAE 40 0,9275

6 Oli auto mobil SAE 20 0,9254

7 Oli bantalan dengan gelang 0,9346

8 Oli segala musim SAE 20 0,9036

9 Oli turbin, oli bantalan dengan SAE 10 0,8894

10 Oli turbin, oli bantalan dengan gelang 0,8877

Table hubungan pelumas dan kekentalan saybolt ( S )


SAE S – 130 F SAE S – 210 F
10 90 – 120 40 80
20 120 – 185 50 80 – 125
30 185 – 225 60 105 – 125
40 225 70 125 - 150

Berat jenis pelumas :


P = ρ60 – 0,000365 ( T – 60 )

Dimana :
ρ60 = berat jenis minyak pelumas pada 60 0F, dipilih oli gear = 0,9135
T = temperature kerja
= 73,77 + 32
= 105,770F
Maka :
P = 0,9153 – 0,000356 ( 105,77– 60 )
= 41,9

Viskositas pelumas :
Z = ρ 0,22. SUS – 80
120
Dimana :
SUS = saybolt universal second = 120
Maka :
Z = 41,9x 0,22 x 120 – 80

53
120
= 9,12 centipoise

Jumlah minyak pelumas yang digunakan :


Panas yang timbul = panas yang dibuang
H1 = H2
362 x Ng = Q x C x ∆t
362 xNg
Q
Cxt
Dimana :
C = jumlah pelumas setiap pembuangan panas = 0,6
Maka :
362 x 0,65
Q
0,6 x 46,77

= 8,15 liter

BAB 5
KESIMPULAN

Dalam perencanaan roda gigi pada umumnya mempunyai keterbatasan pada


pemakaiannya. Walaupun bahan utamanya adalah yang terbaik, maka salah satu
jalan untuk memperpanjang roda gigib dan elemen-elemen adalah dengan
memperhitungkan poin-poin disamping.
Perencanaan roda gigi ini bekerja berulang-ulang karena roda gigi n, 1, 2, 3,
4, 5, dan 6 yang berkerja. Dengan demikian dapat kita lihat mesin dan

54
perlengkapanya sangat erat hubungannya sesuai keperluan dan kebutuhan
manusianya.
Untuk kelanggengan mesin maka tenaga ahli mesin sangat dibutuhkan.
1. Tenaga operator guna untuk pengoperasian mesin.
2. Langkah-langkah yang merupakan perlengkapan dari keseluruhan
termasuk dasar bagian mesin antara lain : transmisi adalah suatu alat
yang menghubungkan antara mesin dan rangka.
3. Kontrol mesin dalam yaitu pedal dan rem.
4. Pelumas pada suatu mesin sangat diperlukan pada bagian yang berputar,
sehingga akibat tidak dikendalikan panas tersebut akan mengakibatkan
keausan pada motor tersebut.
Kita menyadari bahwa dimana-mana mesin adalah suatu alat yang sangat
penting dalam kehidupan manusia, karen dalam penggunaannya mesin-
mesintersebut dapat menaikkan taraf hidup manusia tersebut. Oleh karena itu
pengetahuan dan pemeliharaan merupakan suatu pengetahuan yang sangat
diperlukan guna mengembangkan daya kerja manusia dibidang teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ir. Jack Stolk dan Ir. C. Kros, 1993, Elemen Mesin ( Elemen Kostruksi
Bangunan Mesin ), PENERBIT Erlangga, Jakarta Pusat.

2. Joseph E. Shigley, Larry D. Mitchell,dan Gandhi Harahap


(penterjemah),Perencanaan Teknik Mesin,Edisi Keempat, Jilid 2, Erlangga,
Jakarta, 1991.

55
3. Niemann, H. Winter. 1992; Elemen Mesin Jilid 2. erlangga, Jakarta.

4. Ir. Sularso, MSME dan Kyokatsu Suga, 1983, Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin, P.T. Pradya Paramitha Jakarta.

5. Robert L. Norton,Machine Design: An Integrated Approach,Prentice


Hall,New Jersey, 1996.

56

Anda mungkin juga menyukai