IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. “MN”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 58 tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
RM No : 9049xx
Diagnosa Medis : Skizofrenia paranoid
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensoris (Halusinasi Pendengaran)
Alamat : Kompleks Maskarebet, Jln. Bunga Mayang Blok B 25
A.8 RT. 3 RW. 5 Kelurahan Talang Kelapa
Tanggal Kunjungan : 4 Agustus 2016
1. Tujuan Umum
Keluarga dapat menerima dan merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa sesuai dengan masalah pada klien dan berdasarkan rencana asuhan
keperawatan yang ada.
2. Tujuan Khusus
a. Memberi informasi kepada keluarga tentang perkembangan klien selama dirawat
di rumah sakit.
b. Memvalidasi dan melengkapi data-data yang diperoleh dari klien dan data
sekunder (rekam medis, dokumentasi keperawatan) tentang alasan klien dibawa
ke RS Jiwa Ernaldi Bahar, faktor predisposisi, presipitasi, genogram, psikososial
dan lingkungan, persepsi keluarga dan dukungan yang telah dilakukan keluarga.
c. Melakukan implementasi keperawatan terkait dengan diagnosa keperawatan pada
keluarga
d. Melakukan pendidikan kesehatan sesuai dengan masalah pada klien.
e. Melatih keluarga untuk mampu melakukan perawatan yang tepat terhadap klien
yang mengalami gangguan jiwa di rumah.
f. Membantu keluarga agar dapat memodifikasi lingkungan yang terapeutik dalam
merawat klien.
g. Memotivasi keluarga untuk mengunjungi dan memberikan dukungan positif
kepada klien di RS Jiwa Ernaldi Bahar.
h. Mendukung keluarga untuk membantu klien menggunakan obat secara tepat.
i. Mengobservasi lingkungan rumah untuk mempersiapkan kepulangan klien.
j. Mendokumentasikan hasil kunjungan rumah agar dapat ditindaklanjuti oleh pihak
Rumah Sakit.
i. Harapan keluarga.
Keluarga sangat berharap klien dapat sembuh, dan dapat menjalani kehidupan
seperti dulu. Keluarga klien berharap bisa lebih melungkan waktu untuk
menemani ayahnya.
D. Implementasi
Obyektif :
Keluarga (ibu dan kakak klien) kontak mata ada
Keluarga bersifat ramah selama berdiskusi
Keluarga tampak menyebutkan peran serta keluarga dalam merawat klien
Keluarga tampak menyebutkan cara-cara merawat klien
Keluarga tampak mendemonstrasikan cara merawat klien, dapat menyebutkan
akibat bila masalah tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebutkan tempat yang
dapat dikunjungi bila kambuh.
Analisa :
TUK tercapai, klien mendapat dukungan keluarga dalam mengatasi halusinasi
Planing
Perawat :
Memotivasi keluarga untuk menjenguk klien sekurangnya seminggu sekali.
Melibatkan keluarga dalam asuhan keperawatan klien saat keluarga datang
menjenguk.
Klien :
Memotivasi keluarga untuk mempertahankan suasana di lingkungan rumah
yang dapat meningkatkan harga diri klien, keluarga bersepakat untuk terlibat
dalam asuhan klien baik dirumah sakit atau dirumah sendiri. Diagnosa
Keperawatan: Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
TUM: keluarga mampu merawat klien dengan halusinasi di rumah.
TUK: keluarga mengetahui dan memahami pengertian halusinasi, tanda dan
gejala, serta penyebab dan akibat halusinasi.
Intervensi Keperawatan
SP 1 Keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
b. Menjelaskan pengertian halusinasi, tanda dan gejala, serta penyebab dan akibat
halusinasi.
1) Pengertian halusinasi
2) Gejala halusinasi yang dialami klien
3) Jenis halusinasi
4) Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutuskan halusinasi
c. Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.
d. Menjelaskan cara merawat pasien dengan halusinasi.
SP 2 Keluarga
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi.
SP 3 Keluarga
a. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi
b. Keluarga dapat membantu klien menggunakan obat secara benar dan tepat
SP 4 Keluarga
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning).
b. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang (kapan perlu mendapat bantuan:
halusinasi tidak terkontrol dan risiko mencederai orang lain).
Y
c. Faktor predisposisi dan presipitasi.
Ibu klien mengatakan bahwa klien pernah bekerja di batam sebagai helper di
PT semenjak kepulangannya dari batam pada tahun 2006 klien mulai
menampakkan tanda gejala halusinasinya.
d. Psikososial dan lingkungan.
Psikososial :
Semenjak sakit klien tidak memiliki teman, sering menyendiri dan tidak
pernah keluar dari rumah. Anak-anaknya jarang mengajak ngobrol klien
karena sibuk kuliah.
Lingkungan :
Klien di jauhi oleh tetangganya karena klien sering bicara sendiri dan bicara
kacau, dan sering kesal sendiri.
.
e. Persepsi keluarga terhadap klien.
Keluarga menganggap penyakit klien merupakan cobaan dari Allah swt dan
harus diterima dengan sabar dan hati lapang. Keluarga juga berharap
klien dapat kembali beraktivitas seperti biasa.
f. Pengetahuan keluarga tentang cara merawat klien.
Keluarga mengatakan kurang mengerti cara merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa oleh karena itu klien sering kambuh. Keluarga juga
mengalami kesulitan mengingatkan klien untuk meminum obat dan
melakukan kontrol ulang karena kesibukannya.
i. Harapan keluarga.
Keluarga sangat berharap klien dapat sembuh, dan dapat menjalani
kehidupan seperti dulu. Keluarga klien berharap bisa lebih melungkan waktu
untuk menemani ayahnya.
Obyektif :
Keluarga (ibu dan kakak klien) kontak mata ada
Keluarga bersifat ramah selama berdiskusi
Keluarga tampak menyebutkan peran serta keluarga dalam merawat klien
Keluarga tampak menyebutkan cara-cara merawat klien
Keluarga tampak mendemonstrasikan cara merawat klien, dapat menyebutkan akibat
bila masalah tidak ditangani dengan tepat, dapat menyebutkan tempat yang dapat
dikunjungi bila kambuh.
Analisa :
TUK tercapai, klien mendapat dukungan keluarga dalam mengatasi halusinasi
Planing
Perawat :
Memotivasi keluarga untuk menjenguk klien sekurangnya seminggu sekali.
Melibatkan keluarga dalam asuhan keperawatan klien saat keluarga datang
menjenguk.
Klien :
Memotivasi keluarga untuk mempertahankan suasana di lingkungan
rumah yang dapat meningkatkan harga diri klien, keluarga bersepakat untuk
terlibat dalam asuhan klien baik dirumah sakit atau dirumah sendiri. Diagnosa
Keperawatan: Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
TUM: keluarga mampu merawat klien dengan halusinasi di rumah.
TUK: keluarga mengetahui dan memahami pengertian halusinasi, tanda dan
gejala, serta penyebab dan akibat halusinasi.
Intervensi Keperawatan
SP 1 Keluarga
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
b. Menjelaskan pengertian halusinasi, tanda dan gejala, serta penyebab dan
akibat halusinasi.
1) Pengertian halusinasi
2) Gejala halusinasi yang dialami klien
3) Jenis halusinasi
4) Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutuskan halusinasi
c. Beri reinforcement positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga.
d. Menjelaskan cara merawat pasien dengan halusinasi.
SP 2 Keluarga
Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi.
SP 3 Keluarga
a. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien
halusinasi
b. Keluarga dapat membantu klien menggunakan obat secara benar dan tepat
SP 4 Keluarga
a. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat (discharge planning).
b. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang (kapan perlu mendapat bantuan:
halusinasi tidak terkontrol dan risiko mencederai orang lain).