OLEH :
NAMA : DELLA PUSPITA SARI
NIM : A1JI20086
KELAS : 1B
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................6
PENDAHULUAN...................................................................................................6
Latar Belakang Masalah.......................................................................................6
Rumusan Masalah................................................................................................7
Tujuan Penulisan..................................................................................................7
BAB II......................................................................................................................8
PEMBAHASAN......................................................................................................8
KONSEP DAN SYARAT-SYARAT PROFESI.................................................8
KODE ETIK PROFESI KEGURUAN..............................................................11
ORGANISASI PROFESI KEGURUAN...........................................................15
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
KESIMPULAN..................................................................................................18
SARAN..............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan di sekolah
sekaligus memegang tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan sebagai
pendidik. Sebagai pengajar guru hendaknya mampu menuangkan sejumlah bahan
pelajaran ke dalam otak anak didik, sedangkan sebagai pendidik guru diharapkan
dapat membimbing dan membina anak didik agar menjadi manusia susila yang
cakap, aktif, kreatif, dan mandiri (Deden, 2011).
Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing, begitu pula dengan
guru. Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya
di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi anggota
profesi tentang bagaimana mereka melaksanakn profesinya dan larangan-
larangan, yaitu ketentuan-ketentuan tentang yang tidak boleh diperbuat atau
dilaksanakan oleh mereka tidak hanay dalam melaksanakan tugas profesi mereka
melainkan juga menyangkut tingkah laku anggota profesi pada umumnya dalam
pergaulannya sehari-hari didalam masyarakat.
4
B. Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
3) Adanya pengakuan Formal Legalistik dari masyarakat dan
pemerintah.
4) Adanya organisasi yang memayungi pelaku profesi serta melindungi
masyarakat dari layanan yang tidak semestinya.
Ciri-ciri utama suatu profesi menurut Sanusi,dkk (1991) adalah
sebagai berikut:
Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikansi sosial yang
menentukan (crusial).
Jabatan yang menuntut keterampilan atau keahlian tertentu.
Keterampilan atau keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui
pemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas,
sistematik, eksplisit yang bukan hanya sekedar pendapat khalayak
umum.
Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan
waktu yang cukup lama.
Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan
sosialisasi nilai-nilai profesional itu sendiri.
Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, anggota profesi itu
berpegang teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom dan
bebas dari campur tangan orang luar.
Jabatan ini mempunyai prestise yang tingi dalam masyarakat dan oleh
karenanya memperoleh imbalan yang tinggi pula.
2. Profesi Keguruan dan Perkembangan Profesi Keguruan di Indonesia
Profesi keguruan
PGRI telah merealisasikan pengertian profesi keguruan untuk
pendidikan di Indonesia sebagai berikut:
1) Profesi keguruan adalah suatu bidang pengabdian atau dedikasi
kepada kepentingan anak didik dalam perkembangannya menuju
kesempurnaan manusiawi
7
2) Para anggota profesi keguruan, terikat oleh pola sikapdan perilaku
guru yang dirumuskan dalam kode etik guru Indonesia.
3) Para anggota profesi keguruan, dituntut untuk menyelesaikan suatu
proses pendidikan persiapan jabatan yang relatif panjang.
4) Para anggota profesi keguruan terpanggil untuk senantiasa
menyegarkan sertamenambah pengetahuan (dalam arti khusus dan
dalam arti kedalaman ilmu pengetahuan umum dan pengetahuan
khusus profesi keguruan).
5) Untuk dapat melaksanakan profesi keguruan dengan baik, para
anggota harus memiliki kecakapan atau keterampilan teknis yang
mampu menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar.
6) Para anggota profesi keguruan perlu memiliki sikap bahwa jaminan
tentang hak-hak profesional harus seimbang dan merupakan imbalan
dari profesi profesionalnya.
7) Para anggota profesi keguruan sepantasnya berserikat secara
profesional (Maman Achdiat).
Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya juga sudah ada yang mencoba
menyusun kriterianya. Misalkan, National Education Association (NEA 1989)
menyarankan kriteria berikut:
a) Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.
b) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c) Memerlukan persiapan profesional yang lama.
d) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
e) Menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.
f) Menetukan standarnya sendiri.
g) Lebih mementingkan layanan diatas keuntungan sendiri.
h) Mempunyai organisasi yang kuat dan terjalin erat.
Perkembangan profesi keguruan di Indonesia Sejarah Pendidikan
Indonesia (1987) secara jelas melukiskan sejarah pendidikan terutama
dalam zaman kolonial Belanda, termasuk profesi keguruan. Guru-guru
yang pada mulanya di angkat dari orang yang tidak dididiksecara khusus
8
menjadi guru yang berangsur-angsur dilengkapi dan ditambah dengan
guru-guru lulusan dari sekolah guru (kweekschool) yang pertama yang
didirikan pertama kalidi Solo tahun 1852. Karena kebutuhan guru yang
mendesak pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima macam guru,
yakni sebagai berikut:
1) Guru lulusan sekolah yaitu guru yang di anggap sebagai guru yang
berwenang penuh.
2) Guru yang bukan lulusan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang
diadakan untuk menjadi guru.
3) Guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu.
4) Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang
merupakan calon guru.
5) Guru yang diangkat karena keadaan yang amat mendesak yang
berasal dari warga yang pernah mengecap pendidikan.
Keadaan seperti itu berlangsung sampai akhir perang kemerdekaan.
Seiring berjalannya waktu sekolah guru makin meningkatkan mutunya,
sehinnga hanya ada satu Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan
(LPTK) dan saat ini di Indonesia telah ada organisasi Persatuan Guru
Republik Indonesia. Dalam sejarahnya guru pernah mempunyai staus yang
tinggi d masyarakat. Namun saat ini telah mulai memudar pudar seiring
kepedulian yang tinggi terhadap imbalan balas jasa. Selain itu kalah gengsi
dari jabatan lain yang pendapatannya lebih baik.
9
Berdasar pidato ketua umum PGRI kongres pendidikan XIII,
disimpulkan bahwa kode etik guru Indonesia terdiri dari 2 unsur pokok
yaitu sebagai pedoman moral dan sebagai pedoman tingkah laku.
Tujuan Kode etik, Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik
dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan
organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik
sebagai berikut (R. Hermawan S,1979):
10
merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota
profesi dalam menjalankan tugasnya.
4) Untuk meningkatkan mutu profesi
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-
norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
5) Untuk meningkatkan mutu organisasi
Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan
kepada setiap anggota untuk secara aktif berpartispasi dalam
membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan yang dirancang
organisasi. Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
tujuan suatu profesi menyusun kode etik adalah untuk menjunjung
tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejateraan para
anggota, meningkatkan pengabdian anggota profesi, dan
meningkatkan mutu profesi dan mutu organisasi profesi.
6) Penetapan kode etik
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang
berlaku dan mengikat para naggotanya.Penetapan kode etik lazim
dilakukan pada suatu kongres organisasi profesi. Dengan demikian,
penetapan kode etik tidak boleh dilakukan oleh orang secara
perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orang-orang yang
diutus untuk dan atas nama anggota-anggota yang bukan atau tidak
menjadi anggota profesi tersebut. Kode etik suatu profesi hanya akan
mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin di
kalangan profesi tersebut, jika semua orang yang menjalankan
profesi tersebut tergabung (menjadi anggota) dalam organisasi
profesi yang bersangkutan.
7) Apabila setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis
tergabung di dalam suatu organisasi atau ikatan profesional, maka
barulah ada jaminan bahwa profesi tersebut dapat dijalankan seccara
11
murini dan baik, karena setiap anggota profesi yang melakukan
pelanggaran yang serius terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.
12
3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai
bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4) Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yangmenunjang
berhasilnya proses belajar-mengajar.
5) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung
jawab bersama terhdap pendidikan.
6) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengambangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7) Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
8) Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9) Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang
pendidikan
C. ORGANISASI PROFESI KEGURUAN
Seperti yang telah disebutkan salah satu kriteria jabatan profesional,
jabatan profesi harus mempunyai wadah untuk meyatukan gerak langkah dan
mengendalikan keseluruhan profesi, yakni organisasi profesi. Bagi guru-guru di
negara kita, wadah ini telah ada yakni Persatuan Guru Republik Indonesia yang
lebih dikenal dengan singkatan PGRI. PGRI didirikan di Surakarta pada tanggal
25 November 1945, sebagai perwujudan aspirasi guru Indonesia dalam
mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa.
Salah satu tujuan PGRI adalah mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan
kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni, 1986).
Selanjutnya, Basuni menguraikan empat misi utama PGRI, yaitu:
1) Misi politis atau ideologi.
2) Misi persatuan organisatoris.
3) Misi profesi.
4) Misi kesejahteraan.
13
Kelihatannya, dari praktek pelaksanaan keempat misi tersebut dua misi
pertama-misi politis/ideologis, dan misi perasatuan/oranisasi lebih menonjol
realisasinya dalam program PGRI. Ini dapat dibuktikan dengan telah adanya
wakil-wakil PGRI dalam badan legislatif seperti DPR dan MPR. Peranan yang
lebih menonjol ini dapat kita pahami sesuai dengan tahap perkembangan bangsa
dalam era orde baru ini. Dalam pelaksanaan misi lainnya, misi kesejateraan,
kelihatannya masih perlu ditingkatkan. Sementara misi ketiga, misi profesi, belum
tampak kiprah nyatanya dan belum terlalu melembaga.
14
3) Himpunan Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia )HSPBI)
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya
memerlukan atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-
teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian diperoleh dari lembaga
pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang
dapat dipertanggung jawabkan. Suatu pekerjaan dapat dikatakan profesi
jika memiliki beberapa syarat-syarat tertentu
Setiap profesi memiliki kode etik masing-masing, kode etik adalah
pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan
dalam hidup sehari-hari (Undang-undang nomor 8 Tahun 1974). Pada
dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri.
Seperti yang telah disebutkan salah satu kriteria jabatan
profesional, jabatan profesi harus mempunyai wadah untuk meyatukan
gerak langkah dan mengendalikan keseluruhan profesi, yakni organisasi
profesi. Bagi guru-guru di negara kita, wadah ini telah ada yakni Persatuan
Guru Republik Indonesia yang lebih dikenal dengan singkatan PGRI.
Salah satu tujuan PGRI adalah mempertinggi kesadaran, sikap, mutu, dan
kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka (Basuni,
1986).
B. SARAN
Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun sangatlah penulis harapkan demi perbaikan
makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat menjadi khazanah
pengetahuan khususnya bagi penulis dan juga kita semua.
16
DAFTAR PUSTAKA
Rosdakarya Offset.
17