PEMBAHASAN
A. SISTEM AUDIT
a. Pengertian audit SIM
Audit Sistem Informasi menurut Ron Weber (1999,10) adalah proses
pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu sistem
aplikasi komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern
yang memadai. Semua aktiva dilindungi dengan baik atau tidak disalahgunakan serta
terjaminnya integritas data, keandalan serta efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
sistem berbasis komputer.
1. Mengamankan Asset
Mengamankan aset, aset (activa) yang berhubungan dengan instalasi
sistem informasi mancakup: perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), manusia (people), file data, dokumentasi sistem, dan peralatan
pendukung lainnya. Sama halnya dengan aktiva-aktiva yang lain, maka aktiva
ini juga perlu dilindungi dengan memasang pengendalian internal. Perangkat
keras dapat rusak karena unsur kejahatan atau sebab-sebab lain. Perangkat
lunak dan isi file data dapat dicuri. Peralatan pendukung dapat digunakan
untuk tujuan yang tidak diortorisasi.
b. Analisis Data
Data dikatakan bahwa analisis data merupakan langkah yang sangat penting
dalam kegiatan pengolahan data. Ini karna, data hanya merupakan bahan mentah atau
bahan baku yang tidak mempunyai nilai intrinsik sebagai instrumen pendukung dalam
menjalankan berbagai kegiatan manajerial, terutama dalam pengambilan keputusan.
Yang mempunyai nilai intrinsik hanyalah informasi. Salah satu tugas pokok satuan
kerja pengolah data adalah untuk menjamin bahwa bahan yang disampaikannya
kepada manajemen, baik manajemen puncak maupun manajemen berbagai bidang
fungsional harus berupa informasi.
Pertama: Telah pernah disinggung dalam buku ini bahwa informasi yang
dapat mengambil berbagai bentuk seperti fakta yang dinyatakan secara tertulis,
angka-angka, bagan, grafik, dan gambar harus memiliki ciri-ciri kemutakhiran,
kelengkapan, keandalan, akurasi, dan dapat dipercaya. Informasi haruslah faktual
sehingga tidak bisa lagi diinterpretasikan oleh seseorang subjektif. Selama sesuatu
masih mungkin diinterpretasikan dengan cara yang berbeda sehingga mempunyai
makna yang berlainan, sesuatu itu masih berupa data yang perlu diolah terlebih lanjut.
Kedua: Para analisis data perlu mengetahui siapa yang akan menjadi
pengguna informasi yang dihasilkan itu. Hal ini sangat penting karena informasi yang
sama sangat mungkin digunakan oleh berbagai satuan kerja dalam organisasi. Karena
berbagai satuan kerja yang terdapat dalam organisasi mempunyai misi yang harus
dikerjakan serta fungsi yang harus dijalankan, cara menggunakan informasi yang
diperolehnya pun akan berbeda dengan satuan kerja yang memiliki misi dan fungsi
yang berlainan. Misalnya, informasi tentang pemasok mempunyai implikasi tertentu
bagi satuan kerja yang menangani produksi, dan berlainan apabila dibandingkan
dengan implikasinya bagi satuan kerja yang menangani pembelian. Disamping itu,
para analisis data harus mengetahui untuk apa informasi tersebut dipergunakan. Ada
informasi yang mungkin hanya untuk sekedar diketahui. Ada informasi yang segera
akan digunakan untuk mengambil keputusan, baik yang sifatnya rutin maupun non
rutin. Tidak mustahil ada pihak dalam organisasi yang merasa perlu memiliki
informasi tertentu, meskipun tidak akan segera digunakannya, akan tetapi harus
tersedia setiap waktu informasi tersebut diperlukan, just in case.
Audit atas analisis data bertujuan untuk mengetahui apakah informasi yang
dihasilkan memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang memerlukannya atau tidak.
Dengan perkataan lain untuk melihat apakah ciri-ciri yang disinggung dimuka
terpenuhi atau tidak termasuk ketepatan waktu penyampaiannya kepada yang
berkepentingan.
c. Penyimpanan Informasi
Telah diketahui secara umum bahwa peranan para pekerja otak (brainware)
atau unsur manusia dalam pengolahan data tidak hanya bersifat strategis, akan tetapi
sangat dominan dan menentukan. Secanggih apa pun perangkat keras yang tersedia,
semutakhir apa pun perangkat lunak yang ada dan kebutuhan akan informasi apa pun
yang akan timbul dan harus dipenuhi, pada analisi terakhir semuanya tergantung
pada unsur manusianya.
Seperti diketahui para pekerja otak dalam pengolahan data terdiri dari tenaga-
tenaga spesialis dalam berbagai aspek informatika, baik karena latar belakang
pendidikan dan pelatihan yang telah pernah ditempuhnya yang pada gilirannya
membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan tertentu maupun karena
bakat, minat, dan pengalamannya. Mereka dapat dikategorikan pada berbagai jenis
klasifikasi jabatan seperti: (a) mereka yang menduduki berbagai jabatan manajerial
dalam satuan kerja pengolahan data, (b) pengembangan system, (c) analisis system,
(d) pemrogram (programmer), (e) pimpinan proyek, (f) pengawas dan pengendali
system, dan (g) operator mesin-mesin computer dan perangkat keras lainnya.
Sesungguhnya persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pekerja otak ini
jauh lebih berat dibandingkan dengan karyawan lain dalam perusahaan. Dikatakan
demikian karena selaku pengolah data dan penyedia informasi bagi seluruh
perusahaan, pekerja otak dituntut memahami dengan tepat seluk-beluk perusahaan,
seperti yang menyangkut (a) sector industri dimana perusahaan bergerak, (b) sejarah
perusahaan, (c) struktur organisasi perusahaan, (d) kultur organisasi, (e) filsafat
perusahaan, (f) orientasi perusahaan, (g) produk perusahaan baik dalam arti hanya
menghasilkan satu produk unggulan atau menempuh kebijaksanaan diverifikasi
produk, (h) proses produksi yang harus dipakai, (i) pangsa pasar yang telah dan ingin
dikuasai, (j) segmen pasar yang sudah dan mau dimasuki, (k) pemasok bahan mentah
atau bahan baku, (l) sifat persaingan yang dihadapi, dan (m) pihakpihak yang
berkepentingan, termasuk pemilik modal, pemilik saham, manajer, pemerintah, dan
karyawan. Singkatnya, pengenalan yang tepat tentang seluruh seluk-beluk
perusahaan. Pengenalan ini mutlak perlu karena dengan demikian mereka akan
mengetahui kebutuhan informasi yang harus dipenuhi dan sumber data internal dan
eksternal yang perlu digarap.
Oleh karena itu, segala upaya harus ditempuh untuk menjamin tersedianya
pekerja otak yang memenuhi persyaratan pengetahuan, keterampilan, kepribadian,
sikap, dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan semua komponen perusahaan yang
harus dilayani dan didukungnya. Pernyataan di atas berarti bahwa manajemen
sumber daya manusia dalam perusahaan harus mengambil semua langkah dalam
bidang fungsional yang penting ini secara tepat. Berarti semua fungsi manajemen
sumber daya manusia harus terselenggara sebaik mungkin antara lain meliputi: (a)
perencanaan tenaga kerja pengolah data dengan berbagai kategori dan klasifikasinya,
(b) rekrutmen, (c) seleksi, (d) orientasi, (e) penempatan, (f) pelatihan dan
pengembangan, (g) perencanaan dan pengembangan karier, (h) sistem imbalan yang
efektif, (i) penyediaan jasa-jasa dan bantuan organisasi, (j) penilaian kerja objektif
dan rasional, (k) pemeliharaan hubungan yang serasi antara tenaga kerja tersebut
dengan perusahaan, dan (l) program pension yang memungkinkan mereka
mempertahankan martabatnya sebagai manusia apabila mereka harus “turun dari
panggung kekayaan”.
c) PENGEMBANGAN USAHA
1. Pengertian Pengembangan
2. Pengertian Usaha
Setiap manusia tentu mempunyai naluri atau keinginan dalam hidupnya
untuk berusaha mencapai apa yang dicita-citakan. Untuk mencapai keinginan itu
manusia selalu berusaha dalam mencapai kehidupan yang lebih baik. Dalam
usaha inilah manusia dapat mendirikan berbagai macam usaha yang mendapatkan
kesuksesan. Dalam memenuhi kebutuhan manusia, maka usaha dapat
menimbulkan adanya dunia usaha yang menciptakan barang dan jasa. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, usaha adalah kegiatan dengan menggunakan
tenaga pikiran atau badan untuk menyatakan suatu maksud.
Usaha adalah melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus dengan
tujuan memperoleh keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh perorangan
maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbentuk badan
hukum, yang didirikan dan berkedudukan disuatu daerah dalam suatu Negara.16
Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No.9 tahun 1995, yang
menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling
banyak Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Dengan hasil penjualan bersih per tahun paling banyak Rp.1.000.000.000,00
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha adalah suatu
kegiatan yang didalamnya mencakup kegiatan produksi, dan distribusi dengan
menggunakan tenaga, pikiran dan badan untuk mencapai suatu tujuan.
Bertitik tolak dari pengertian diatas maka peneliti dapat mengambil suatu
kesimpulan bahwa pengembangan usaha adalah suatu cara atau proses
memperbaiki pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang dengan
meningkatkan perluasan usaha serta kualitas dan kuantitas produksi dari pada
kegiatan ekonomi dengan menggerakan pikiran, tenaga dan badan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Rencana usaha yang telah dibuat baik secara rinci maupun global,
tertulis maupun tidak tertulis selanjutnya akan diimplementasikan dalam
pelaksanaan usaha. Rencana usaha akan menjadi panduan bagi dalam
pelaksanaan usaha yang akan dilakukan seorang wirausaha. Dalam kegiatan
implementasi rencana usaha, seorang wirausaha akan mengerahkan berbagai
sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material, dan tenaga kerja untuk
menjalnkan kegiatan usaha.
3) Biaya rata-rata.
Joint venture adalah bentuk kerja sama beberapa perusahaan dari negara
yang berbeda menjadi satu perusahaan untuk mewujudkan konsentrasi
kekuatan-kekuatan yang lebih padat.
2) Merger