Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN BENCANA

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT PADA BENCANA SOSIAL

Disusun oleh :

1. Anjarwati A.P
2. Luluk Maufiroh
3. Putri Dwi L
4. Wulandari

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT

MOJOKERTO

2020/202
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Mojokerto, 16 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3

2.1 Pengertian Bencana.....................................................................................................3


2.2 Jenis-Jenis Bencana.....................................................................................................3
2.3 Penanggulangan Bencana.......................................................................................................3
2.4 Peran Perawat Dalam Penanggulangan Bencana........................................................5
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan pengambilan sebuah keputusan yang cepat dan akurat,


pesaing yang ketat, serta pertumbuhan dunia usaha menuntut dukungan penggunaan
tekhnologi mutakhir yang kuat dan handal. Dalam konteks ini keberhasilan
organisasi akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan dalam men dapatkan
tekhnologi informasi secara optimal. Sukses auditor internal sangat tergantung
kepada kemampuan menyumbang nilai terhadap organisasi melalui pemanfaatan
tekhnologi informasi secara efektif.

 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas, maka kami sebagai penulis dapat
merumuskan beberapa permasalahan yakni sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari Bencana ?
2. Apa saja jenis-jenis bencana ?
3. Apa saja permasalahan dalam penanggulangan bencana ?
4. Bagaimana peran perawat dalam penanggulangan bencana ?
1.3 Tujuan

Tujuan penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa mengetahui pengertian
Bencana dan bagaimana cara penanggulangan bencana itu sendiri.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bencana

Menurut undang-undang Nomor 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian

peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan, baik oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia sehingga,

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,

dan dampak psikologis. Bencana itu sendiri dapat terjadi karena faktor alam, non alam, dan

manusia. Salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia yaitu bencana alam dan bencana

sosial. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa

yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,

kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan

oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik

sosial antarkelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror ( UUD No 24 Tahun 2007).

(UU No.24/2007 tentang Penanggulangan Bencana) Masalah psikososial adalah masalah sosial

yang mempunyai dampak negatif dan berpengaruh terhadap munculnya gangguan jiwa atau

masalah sosial yang muncul sebagai dampak dari gangguan jiwa. (UU No. 18/2014 tentang

Kesehatan Jiwa).

2.2 Jenis-Jenis Bencana Sosial

1. Konflik sosial
Konflik sosial atau kerusuhan sosial (huru-hara) adalah suatu gerakan massal yang bersifat

merusak tatanan dan tata tertib sosial yang ada.Konflik sosial dipicu oleh kecemburuan sosial,

budaya dan ekonomi yang biasanya dikemas sebagai pertentangan antara Suku, Agama, Ras dan

Antargolongan (SARA).

2. Aksi teror

Aksi teror adalah aksi yang dilakukan oleh setiap orang yang dengan sengaja menggunakan

kekerasan atau ancaman kekerasan.Aksi teror menimbulkan suasana teror atau rasa takut

terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat masal.Aksi teror dilakukan

dengan cara merampas kemerdekaan sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta

benda.Juga mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis

atau lingkungan hidup atau fasilitas publik internasional.

3. Sabotase

Sabotase adalah tindakan yang dilakukan untuk melemahkan musuh melalui subversi,

penghambatan, pengacauan dan atau penghancuran.Dalam perang, istilah sabotase digunakan

untuk mendeskripsikan aktivitas individu atau grup yang tidak berhubungan dengan militer tetapi

dengan spionase.Sabotase dapat dilakukan terhadap beberapa struktur penting, seperti

infrastruktur, struktur ekonomi dan lain-lain.

2.3 Penanggulangan Bencana

Ada empat permasalahan dalam penanggulangan bencana.


1. Kurangnya pemahaman tentang karakteristik bahaya.

2. Sikap dan perilaku yang menurunkan kualitas sumber daya alam.

3. Kurangnya informasi atau peringatan dini yang mengakibatkan ketidaksiapan.

4. Ketidakberdayaan dan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bencana.

Paradigma-paradigma Penanggulangan Bencana :

1. Daur Penanggulangan Bencana Memandang bencana sebagai rentetan kejadian dengan fokus

ketika, sebelumdan sesudah bencana.

2. Model Kue-marmer Upaya penanggulangan bencana dapat dilaksanakan setiap saat, masing-

masing meluas atau menyempit, tergantung pada risiko yang dihadapi.

3. Tabrakan Unsur Ancaman-Kerentanan Upaya mengatasi (melepaskan tekanan) kerentanan

(tekanan) yang berakar pada proses proses sosial ke arah masyarakat yang aman, berdaya tahan,

dan berkesinambungan.

4. Pengurangan Risiko Upaya-upaya untuk mengatasi secara komprehensif dan terpadu untuk

mengurangi risiko bencana

2.4 Peran Perawat dalam Penanggulanagn Bencana


Menurut International Concil of Nurses (ICN), perawat memainkan peran penting dalam

penanggulangan bencana. Dari tahun ke tahun, perawat dipanggil dan terpanggil untuk menolong

memenuhi kebutuhan individu, kelompok, dan komunitas dalam masa krisis.

Dr. Yulis mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang mengakibatkan perawat memainkan

peran penting dalam penanggulangan bencana. Pertama, perawat memiliki skill. “Skill yang

dimiliki perawat itu luas, mulai dari memberikan terapi hingga preventif,” ujarnya. Kedua,

perawat itu kreatif dan mudah beradaptasi serta bisa bekerja sama dengan seluruh unsur

penanggulangan bencana.

Ada beberapa hal yang bisa perawat lakukan dalam penanggulangan bencana. Hal

pertama yang dapat dilakukan adalah membantu melakukan pencarian, penyelamatan, dan

melokalisasi korban. Kedua, triage, hal itu mengharuskan perawat untuk melakukan identifikasi

secara cepat korban bencana yang membutuhkan stabilisasi segera. Ketiga, pertolongan pertama,

pertolongan pertama yang dilakukan seperti mengobati luka rubfab serta melakukan pertolongan

bantuan hidup dasar. Keempat, membantu proses pemindahan korban. Pemindahan korban

bencana tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, perawat dibekali kemampuan untuk

memeriksa kondisi dengan memantau tanda-tanda vital sehingga dapat melakukan pemindahan

korban dengan baik. Kelima, perawatan di rumah sakit. Keenam, melakukan Rapid Health

Assesment.

“Tugas perawat dalam RHA adalah menilai kesehatan secara cepat melalui pengumpulan

informasi yang tepat,” ucap Dr. Yulis. “Menilai kondisi pasien tidak boleh lama, mengukur

respons pasien dilakukan maksimal hanya 10 detik”, imbuhnya.


Selain itu, perawat memiliki peran di dalam posko pengungsian dan posko bencana. Hal yang

dapat dilakukan, yakni mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian hingga berkolaborasi dengan

petugas farmasi untuk mengecek ketersediaan obat. Fase postimpact juga membutuhkan peran

perawat di dalamnya. Dalam fase ini, perawat membantu masyarakat untuk hidup normal

kembali melalui proses konsultasi atau edukasi serta membantu memulihkan kondisi fisik

dengan cepat.

Anda mungkin juga menyukai