Anda di halaman 1dari 20

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara

Dalam Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Lampung Utara ada beberapa


permasalahan pokok berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan secara global yang
harus di Identifikasi yaitu :
a. Belum optimalnya Derajat Kesehatan Masyarakat dalam mempercepat pencapaian
target SDG’s
b. Belum sepenuhnya dukungan manajemen dalam peningkatan pelayanan
Kesehatan termasuk Good Governance
c. Masyarakat masih ditempatkan sebagai obyek dalam pembangunan kesehatan,
promosi kesehatan belum banyak merubah perilaku masyarakat menjadi Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
d. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan
kesehatan dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan secara menyeluruh
e. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas, serta penyebaran sumber daya
manusia kesehatan dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi
ketenagaan kesehatan
f. Pemanfaatan dan kualitas Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
seperti Posyandu dan Poskesdes belum maksimal.
g. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, meliputi
pengelolaan administrasi kesehatan
h. Masih kurangnya anggaran untuk biaya operasional dan kegiatan langsung untuk
Puskesmas dan Jejaringnya
i. Belum Terpenuhinya secara menyeluruh Sarana Fisik dan Sarana Peralatan
Kesehatan lainnya di Tingkat Puskesmas Maupun Jejaringnya

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah Lampung Utara

Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara sesuai dan serasi
dengan RPJMD Kabupaten Lampung Utara dengan Visi dan Misi Pemerintah
Kabupaten Lampung Utara yaitu: Mewujudkan Kabupaten Lampung Utara Yang
Aman, Maju, sejahtera dan Bermartabat . Lebih-lebih termuat didalam misi yang ke 4
yaitu Menyediakanan layanan kesehatan gratis, prima dan berkualitas bagi
masyarakat Lampung Utara . Hal ini terlihat dalam penjelasan pokok-pokok misi yaitu :
Layanan kesehatan ; setiap upaya yang diselenggarakan secara indivudu atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara mmemulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat , Gartis ; tidak dikenakan
biaya dalam bentuk apapun, Prima ; suatu pelayanan yang sesuai dengan harapan
dan kepuasan pelanggan / masyarakat , Berkualitas ; adalah kesesuaian dengan
tujuan , manfaat, dan kebutuhan yang meliputi ketersediaan , pendistribusian ,
keandala, berkesinambungan dan efekti biaya.
Sasaran pokok pembangunan Kabupaten Lampung Utara yang akan dicapai
dalam 5 (lima) tahun mendatang adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan rasa aman, nyaman dan tentram bagi masyarakat Kabupaten
Lampung Utara

2. Mewujudkan layanan prima Aparatur Pemerintah Yang memiliki Kompetensi dan


Profesional kepada masyarakat Lampung Utara

3. Mewujudkan Infrastruktur yang baik, kesejahteraan dan kemandirian ekonomi


masyaratakt Lampung Utara

4. Menyediakan layanan kesehatan gratis, prima dan berkualitas bagi masyarakat


Lampung Utara.

5. Menyediakan pendidikan gratis dan berkualitas , Sekolah Dasar dan Menengah


bagi Masyarakat Lampung Utara.

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


6. Memaksimalkan potensi sektor-sektor strategis daerah bagi mewujudkan
kesejahteraan masyarakat , fokus pada sektor pertanian, pertambangan,
perkebunan dan pariwisata

7. Meningkatkan IMTAQ dan IPTEK bagi masyarakat Kabupaten Lampung Utara .

8. Menjaga dan Melestarikan Budaya daerah sebagai perekat dan pemersatu


masyarakat Lampung Utara .

Sasaran yang akan dicapai dalam bidang ini sebagaimana dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang pada RPJM Tahap Ketiga (2015 – 2020) , yang
tercantum dalam RPJMD Kabupaten Lampung Utara Tahun 2015 yang ada
keterkaitannya dengan Tugas dan Fungsi Dinas Kesehatan yaitu :
a. Terwujudnya pengembangan dan peningkatan prasarana
dan sarana kesehatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas
pelayanan dengan rehabilitasi dan pemeliharaan fasilitas pelayanan yang responsif
dengan tahapan : Pembangunan sistem rehabiliatsi dan pemeliharaan fasilitas
pelayanan yang responsif serta pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana kesehatan.

b. Terwujudnya mutu SDM pada berbagai lapisan


masyarakat dan wilayah serta pada berbagai aspek pembangunan dengan fokus
pada kesehatan, pendidikan dan sosial budaya, agama secara keseluruhan dengan
berlandaskan pada IPTEK dan IMTAQ.

c. Meningkatnya derajat dan mutu kesehatan masyarakat


Kabupaten Lampung Utara sebagai berikut : Peningkatan kuantitas dan kualitas
sumberdaya manusia medis dan non medis disertai pemerataan distribusi,
peningkatan akses layanan kesehatan bagi kelompok miskin dan kelompok yang
agak jauh dari jangkauan, pengembangan sistem jaminan kesehatan, peningkatan
pengembangan kuantitas dan kualitas sarana layanan kesehatan

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


d. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang
ditandai dengan meingkatnya indeks pembanguanan manusia (IPM) dan umur
harapan hidup antara lain terpenuhinya Indeks Pembangunan Manusia sebesar 75
dengan Usia harapan Hidup 67 Tahun.
Adapun faktor pendorong pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung
Utara yang dapat mempengaruhi pencapaian Visi dan misi Kepala daerah
diantaranya :
1. Kenaikan Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten Lampung Utara tahun
2014 s/d 2015 sebesar 4,7 % dari anggaran APBD Kabupaten serta pembiayaan
lainnya baik dari APBD Propinsi, DAK, PHLN .

2. Terpenuhinya sumber daya sarana kesehatan, baik secara kuantitas maupun


kualitas yang ditandai dengan tersedianya sarana kesehatan di seluruh desa /
kelurahan dan meningkatnya pemanfaatan sarana kesehatan oleh masyarakat

3. Tersedianya sumber daya tenaga, dari berbagai profesi kesehatan yaitu adanya
tenaga dokter umum diseluruh kecamatan, adanya perawat dan bidan di setiap
desa dengan adanya program pendidikan bidan untuk daerah perifer bekerja
sama dengan politeknik kesehatan Bandar Lampung yang mengikut sertakan
lulusan SLTA dari daerah perifer dalam pendidikan kebidanan jenjang Diploma 3
yang nantinya akan menjadi Tenaga Kesehatan terampil / Bidan Mandiri di daerah
asal, adanya tenaga ahli sanitasi, ahli gizi, ahli kesehatan masyarakat, analis
laboratorium serta apoteker di seluruh Puskesmas

4. Terpenuhinya pelayanan kesehatan dasar gratis di Puskesmas dan pelayanan


kelas III di Rumah Sakit bagi seluruh penduduk di wilayah Kabupaten Lampung
Utara , sehingga terlayani tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau

5. Terpenuhinya pengembangan Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat


( Jamkesmas ), dan Jaminnan Kesehatan Nasional (JKN / BPJS)

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


6. Terpenuhinya peningkatan pelayanan kesehatan haji, kesehatan kerja, matra dan
pengobatan tradisional alternatif

7. Terpenuhinya pengembangan kebijakan dan manajemen pembangunan


kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna yang didukung dengan
administrasi kesehatan, sistem informasi kesehatan dan hukum kesehatan dalam
upaya mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan terjangkau
oleh lapisan masyarakat.

8. Terpenuhinya peningkatan secara bermakna kerjasama dan kontribusi lintas


sektor dalam pembangunan kesehatan, upaya penanggulangan dampak negatif
pembangunan terhadap kesehatan

9. Terpenuhinya peningkatan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit


menular dan wabah melalui pencegahan dan penanggulangan faktor resiko,
peningkatan imunisasi, peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan
wabah.

10.Terpenuhinya peningkatan penanganan masalah gizi kurang dan gizi buruk pada
ibu hamil, bayi dan anak balita melalui peningkatan pendidikan gizi besi,
penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat
kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya.

11.Terpenuhinya peningkatan ketersediaan obat dan pengawasan makanan dan


keamanan pangan melalui peningkatan ketersediaan obat generik, pengawasan
keamanan pangan dan bahan berbahaya, peningkatan pengawasan penyalah
gunaan narkotika, psikotropika dan Zat adiktif lainya (NAPZA).

Sedangkan faktor penghambat pelayanan pada Dinas Kesehatan Kabupaten


Lampung Utara yang dapat mempengaruhi pencapaian Visi dan misi Kepala daerah
diantaranya :
1. Belum maksimalnya peningkatan secara bermakna jumlah wilayah / kawasan
sehat yang meliputi tempat-tempat umum, tempat kerja, lingkungan tempat

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


tinggal dengan sanitasi dasar yaitu air bersih, dampak dari pembangunan dan
industri yang kurang memperhatikan aspek lingkungan.
2. Belum terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
yang ditunjang oleh tenaga kesehatan profesional terutama di daerah yang masih
terkendala akan akses layanan kesehatan.

3. Belum maksimalnya pencapaian cakupan program kesehatan secara menyeluruh


sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) hal ini perlu peningkatan kemampuan
aparatur tekhnis dan manajerial pada semua tingkatan.

4. Belum maksimalnya peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup


sehat bagi setiap orang, hal ini perlu adanya penunjang pendapatan perkapita
bagi masyarakat dan menggalakan promosi arti berprilaku hidup bersih dan
sehat.

5. Belum tercukupinya secara menyeluruh penempatan dan pendistribusian tenaga


kesehatan berdasarkan analisis kebutuhan tenaga.

6. Adanya kondisi geografis yang sulit dan terpencil sehingga pelayanan kurang
maksimal dilaksanakan.

7. Belum terpenuhinya pengembangan Desa siaga karena semua Desa Siaga belum
memiliki Pos Kesehatan Desa ( Poskesdes ) dan masih terbatasnya jumlah
Puskesmas yang mampu melaksanakan Poned.

8. Perlunya perbaikan Gizi untuk difokuskan pada kelompok sasaran ibu hamil dan
anak sampai usia 2 tahun mengingat dampaknya terhadap tingkat pertumbuhan
fisik, kecerdasan dan produktivitas generasi yang akan datang.

9. Perlunya penguatan dan pemerataan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) atau


Sistem Informasi Puskesmas (Simpus) yang meliputi pengembanga jaringan ,
infut dan entry point di fasilitas kesehatan.

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


10.Perlunya kerja sama lintas sektor dalam penanggulangan infeksi penyakit menular
utamanya ATM (AIDS/HIV, TBC dan Malaria) karena ini merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang menonjol dan perlu upaya keras untuk dapat
mencapai target SDG’s.

Melalui identifikasi permasalahan yang sedang dan akan dihadapi oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Lampung Utara, maka dapat dilakukan inventaris faktor
penghambat dan pendorong dalam penyelanggaraan pelayanan kesehatan yang
dapat mempengaruhi pencapaian visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati
Lampung Utara sebagai berikut :

TABEL 3.1
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Kesehatan Dinkes Kab Lampung
Utara Terhadap Pencapaian Visi , Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah

No Misi dan Program Permasalah Faktor


KDH dan Wakil Pelayan Penghambat Pendorong
KDH Terpilih Kesehatan
1 2 3 4 5
1. Misi 4 Belum 1. Rasio tenaga 1. Adanya Program
Menyediakan terpenuhinya kesehatan belum Darurat Tanggap
Layanan pelayanan sesuai dengan Siaga Kesehatan
kesehatan yang standar,
Kesehatan Geratis,
bermutu adil dan 2. Rekrutmen tenaga 2. Program
Prima dan merata kesehatan (dokter, Pelayanan BPJS
Berkualitas bagi Bidan, Perawat Kesehatan dan
Masyarakat dan Tenaga para Jamkesta Kab
Lampung Utara medis lainnya)
tidak ada setiap 3. Penerimaan
tahunnya ) /(PNS Tenaga TKS
Daerah Kesehatan
3. Distribusi tenaga
kesehatan yang
mengacu pada
Kebijakan BKD LU
belum
berkontribusi pada
kebutuhan wilayah.

Masih tingginya 1. Akses pelayanan 1. Adanya Program


AKI (angka kesehatan pada Jampersal
Kematian Ibu ) dan daerah terpencil
AKB (angka masih menjadi 2. Adanya
kematian Bayi ) di masalah Puskesmas
Lampung Utara 2. Kesadaran Perawatan yang
masyarakat melakukan
(Bumil) PONED

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


mendapatakan
pelayan oleh
tenaga kesehatan 3. Adanya RS
masih rendah Rujukan PONEK
3. Keterlabatan
mengambil
tindakan baik dari
tenaga kesehatan
dan masyarakat
4. Keberadaan
tenaga kesehatan
( Bidan) yang tidak
tinggal ditempat
5. Minimnya alkes
bidan dan
kurangnya
perawatan alkes
yang ada
6. Kompetensi
tenaga kesehatan
(bidan) masih
kurang
Masih tingginya 1. Kurangnya Adanya Gerakan
Angka Penyakit kesadaran Jum’at Bersih
DBD di Lampung masyarakat
Utara menjaga Anggaran APBD
kebersihan untuk alokasi
lingkungan Pemberantasan
dengan PSN DBD
2. Minimnya
Anggaran APBD
dalam program
Pengendalian
penyakit DBD
Belum Minimnya Anggaran Adanya Program
Maksimalnya APBD untuk Akreditasi Sertifikasi dan
cakupan program SDM dan Sertifikasi Akreditasi SMD
kesehatan sesuai Puskesmas Puskesmas
dengan SPM
Rendahnya Belum laksanakanan Adanya Progam
kesadaran ya adanya Perbub Promosi Kesehatan
masyarakat ber yang mengatur untuk PHBS
perilaku hidup larangan merokok masyarakat dan
bersih dan sehat pada fasilitas umum institusi
(PHBS), terutama dan secara maksimal Adanya Perbub
prilaku merokok dan baru berupa tentang KTR
difasiltas umum himbauan lewat (Kawasan Tanpa
dan ditempat kerja spanduk atau stiker Rokok )
Belum Kewenangan Paraturan
terpenuhinya Pembuatan Pemerintah tentang
pengembangan Poskesdes bukan lagi Dana Desa yang
Desa Siaga dan pada Dinas dapat digunakan
belum semua desa Kesehatan. untuk pembentukan
memiliki sarana Dana ADD belum UKBM
Poskesdes memprioritaskan
Pembangnan
POSKESDES
Masih terdapatnya Kasus Gizi Buruk dan Adanya Program

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


kasus Gizi Buruk Gizi kurang Makanan
dan Gizi kurang dikarenakan Tambahan Balita
anak Balita rendahnya dan Bumil KEK
pengetahuan dan serta Klinik
faktor kemiskinan Pemulihan Gizi.
serta pola asuh orang
tua
Informasi Keterbatasan sarana, Adanya Anggran
Kesehatan (SIK) parasarana sistem APBD yang dapat
berlum berjalan komputerisas dan dialokasikan untuk
maksimal kemampuan SDM di pelengkapan
puskesmas Kantor dan
pelatihan SDM

Belum Minimnya Anggaran Adanya Program


maksimalnya APBD utuk program Pendapingan
kawasan Tempat- Sanitasi
Percepatan
Tempat Umum ,
Tempat kerja, Sanitasi
lingkungan Perkotaan
pemukiman dengan (PPSP – EHRA)
sanitasi dasarnya
sehat

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perenca pendorong


dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap
kementerian perlu me nyusun Rencana Startegis (Renstra ) yang mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) . Dengan diterapkannya
RPJMN 2015 -2019 maka kementerian Kesehatan menyusun Rensta Tahun 2015 –
2019 . Renstra Kementrian Kesehatan merupakan dokumen perencanaan yang
sifatnya indikatif, memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan menjadi acuan dalam menyusun
perencanaan tahunan . Penyususan Restra Kementerian Kesehatan dilaksanakan
melalui pendekatan ; teknokratik, politik, partisipatip, atas bawah (top-down) , dan
bawah atas (bottom up )
Pembanguan kesehatan periode 2015 – 2019 adalah Program Indonesia Sehat
dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
melalui upaya meningkatnya status kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan Anasial dan pemerataan pelayanan kesehatan .
Sasaran Pokok RPJMN 2015 – 2019 adalah : (1) meningkatnya status kesehatan gizi

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


ibu dan anak ; (2) meningkatnya pengendaliaan penyakit , (3) meningkatnya akses
dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,
tertinggal dan perbatasan , (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal
melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas Pengelolaan SJSN Kesehatan, (5)
terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan , obat dan vaksin serta (6) meningkatnya
responsibilitas sitem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma
sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional : (1) pilar
paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusatamaan kesehatan dalam
pembangunan ,penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat ; (2)
penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan , optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis
resiko kesehatan ; (3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan
strategi perluasan sasaran dan benvit serta kendali mutu dan kendali biaya .
Dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2015 – 2019 tidak ada visi dan misi ,
namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “ Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong “
Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang
ingin diwujudkan pada Kabinat Kerja . Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan
berkontribusi dalam tercapainya seluruh Nawa Cita terutama dalam meningkatkan
hidup manusia Indonesia.
Terdapat 2 tujuan dalam Rentra Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019 yaitu
; 1). Meningkatnya status kesehatan masyarakat dan ; 2) meningkatnya daya
tanggap (responsiveness ) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan
Anasial dibidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada
semua kontinum siklus kehidupan (life cycle) yaitu bayi, balita, anak usia sekolah,
remaja. Kelompok usia kerja , maternal. Dan kelompok lansia.
Tujuan Indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau out
come ) dalam peningkatan status kesehatan masyarakat yang akan dicapai adalah :

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


1.Menurunnya angka kermatian ibu dari 359 per 100.000 kelahiran hidup (SP 2010),
346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SKDI 2012)
2. Menurunnya Angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 100.000 kelahiran hidup
3. Menurunnya presentase BBRL dari 10,2% menjadi 8%
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya (responveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap resiko sosial dan Anasial dibidang kesehatan, maka ukuran yang
akan dicapai adalah :
1. Menurunnnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan setelah
memiliki jaminan kesehatan dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks renponsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80
menjadi 8,00.

Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan adalah :


1. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran yang akan dicapai
adalah :
a. Meningkatnya persentase persalinan difasilitas kesehatan sebesar 85%
b. Menurunya presentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar 18,2%
c. Meningkatnya presentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.
2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit , dengan sasaran yang akan dicapai
adalah :
a. Presentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan sebesar
40%
b. Penurunan kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi ( PD3I)
tertentu sebesar 40%
c. Kab/kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensial wabah sebesar 100%

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


d. Menurunya prevalensi merokok pada usia ≤ 18 th sebesar 5,4%
3. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah :
a. Jumlah Kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang terakreditasi
sebanyak 5.600
b. Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi sebanyak
481 kab/kota
4. Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat
kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah :
a. Presentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 90%
b. Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan yang
diproduksi di dalam negeri sebanyak 35 jenis
c. Presentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi
syarat sebesar 83%
5. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan
dengan sasaran yang akan dicapai adalah :
a. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
sebanyak 5.600 Puskesmas
b. Presentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan
3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%
c. Jumlah SDM kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak 56.910
orang
d. Meningkatnya prosentase kab/kota yang mendapat predikat baik dalam
pelaksanaan SPM sebesar 80% .
6. Meingkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri , dengan sasaran
yang akan dicapai adalah :
a. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk program kesehatan
sebesar 20%
b. Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfatkan sumber dananya
untuk mendukung kesehatan sebanyak 15 organisasi

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


c. Jumlah kesepakatan kerja sama luar negari di bidang kesehatan yang
diimplementasikan sebanyak 40 kesepakatan
7. Meningkatnya integrasi perencanaan , bimbingan teknis dan pemantuan
evaluasi , dengan sasaran yang akan dicapai adalah :
a. Jumlah provinsi yang memiliki rencana lima tahun dan anggaran kesehatan
terintegrasi dari berbagai sumber sebanyak 34 provinsi
b. Jumlah rekomendasi monitoring evaluasi terpadu sebanyak 100
rekomendasi.
8. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan, dengan
sasaran yang akan dicapai adalah :
a. Jumlah Hasil penelitian yang didaftarkan HKI sebanyak 35 buah
b. Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan pengembangan
kesehatan yang diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan atau
kepemangku kepentingan sebanyak 120 rekomendasi
c. Jumlah laporan riset kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang kesehatan dan
gizi masyarakat sebanyak 5 laporan.
9. Meningkatnya tatakelola kepemerintahan yang baik dan bersih, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah :
a. Presentase satuan kerja yang akan dilakukan audit memiliki temuan
kerugian negara ≤ 1% sebesar 100%
10.Meningkatnya sistem informasi kesehatan integrasi, dengan sasaran yang akan
dicapai adalah :
a. Meningkatnya persentase Kab/kota yang melaporakan data kesehatan
prioritas secara lengkap dan tepat waktu sebesar 80%
b. Persentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntuknan untuk
akses pelayanan e-health sebesar 50%

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata mata ditentukan oleh hasil


kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi pula oleh hasil kerja serta

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya. Terwujudnya keadaan sehat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang tidak hanya menjadi tanggung tawab sektor
kesehatan, melainkan juga tanggung jawab dari berbagai sektor terkait lainnya,
disamping tanggung jawab individu dan keluarga.

Dalam penyelenggaraan pembangunan Kesehatan dapat bersinergi secara


dinamis dengan instansi lainnya seperti : Pendidikan, Perekonomian, Ketahanan
Pangan, Ketenaga-kerjaan dan Transmigrasi, Pekerjaan Umum serta sektor terkait
lainnya.

Dibutuhkan pula perhatian pada akar masalah yang ada, diantaranya faktor
sosial ekonomi yang menentukan situasi dimana masyarakat tumbuh, belajar, hidup,
bekerja dan terpapar, serta rentan terhadap penyakit dan komplikasinya dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pemcapaian target.

Hubungan antara status sosial ekonomi dan kesehatan berlaku secara


universal. Tingkat kematian dan tingkat kesakitan secara konsisten didapatkan lebih
tinggi pada kelompok dengan sosial ekonomi rendah. Perlu upaya sungguh-sungguh
dalam rangka mengurangi disparitas masyarakat terhadap akses pendidikan,
pekerjaan, partisipasi sosial, dan pelayanan publik.

Pemberdayaan masyarakat diarahkan agar masyarakat berdaya untuk ikut


aktif memelihara kesehatannya sendiri, melakukan upaya pro-aktif tidak menunggu
sampai jatuh sakit, karena ketika sakit sebenarnya telah kehilangan nilai produktif.
Upaya promotif dan preventif perlu ditingkatkan untuk mengendalikan angka
kesakitan yang muncul dan mencegah hilangnya produktifitas serta menjadikan
sehat sebagai fungsi produksi yang dapat memberi nilai tambah.

Perlu juga diperhatikan adanya perkembangan lingkungan strategis baik


dalam lingkup Kabupaten, Kecamatan dan Desa yang akan mempengaruhi
penyelenggaraan pembengunan Kesehatan. Pada Umumnya Masyarakat Lampung
Utara bertempat tinggal di pedesaan , daerah aliran sungai (DAS) dan derah padat
penghuni ( kumuh ) yang tingkat kualitas sanitasinya masih rendah ini menandakan

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


bahwa masalah kesehatan perlu penanganan ekstra dan perhatian khusus karena
daerah ini sering adanya endemis penyakit dan wabah, belum lagi adanya industri
Tapioka dan industry kecil lainnya yang dibangun dan berdiri di wilayah Kabupaten
Lampung Utara yang pada masa kedepannya akan terjadi pencemaran Lingkungan
oleh Limbah Industri tersebut, ini menandakan bahwa masalah kesehatan perlu
penanganan ekstra dan perhatian.

3.5 Penentuan Isu – isu Strategis

Isu startegis merupakan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan


fenomena atau persoalan-persoalan yang belum dapat diselesaikan atau mencapai
target pada periode 5 (lima ) tahun sebelumnya dan memiliki pengaruh terhadap
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Lampung Utara.
Berdasarakan Indentifikasi permasalahan yang diakitkan dengan tugas pokok
dan fungsi, telaahan terhadap vis,misi dan program Bupati Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah terpilih, Telaahan terhadap Sasaran Jangka Menengah Resntra
Kementrian Kesehatan, Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis serta analisa STRENGTHS, WEAKNES, OPPORTUNITIES,
THREATS (SWOT) yang menginteraksikan faktor-faktor internal dan faktor eksternal
maka dirumuskan isu-isu trategis Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara yang
perlu mendapatkan penanganan sebagai Berikut :

1. Upaya Kesehatan Masyarakat


Upaya kesehatan masyarakat masih perlu ditingkatakan untuk capaian
Keshatan Ibu dan Anak yaitu :
Angka Kematian Ibu (AKI ) untuk Lampung Utara tahun 2014 sebanyak 14 kasus
, tahun 2015 sebanyak 21 kasus, tahun 2016 sebanyak 10 kasus dengan harapan
tidak terjadi kematian ibu (0%).

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


Angka Kematian Bayi (AKB ) tahun 2014 sebanyak 107 kasus, tahun 2015
sebanyak 70 dan tahun 2016 sebanyak 49 kasus.

2. Upaya Kesehatan Perorangan


Dengan Pelayanan Kesehatan Program BPJS belum 100% peduduk Lampung
Utara Memiliki Jaminan Pelayanan Kesehatan dan untuk menangani permasalah
jaminan kesehatan pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan Jamkesta .

3. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


Pada program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular di
Kabupaten Lampung Utara terutama penyakit :
1. Penyakit TB Paru 45,67% ( 438 kasus ) tahun 2014, tahun 2015 ( 98,00%) 594
kasus, tahun 2016 (112,75 %) 687 kasus.
2. Penyakit DBD pada tahun 2014 sebanyak 76 kasus per 598.892 penduduk,
tahun 2015 sebanyak 206 kasus per 606.092 penduduk , tahun 2016 sebanyak
570 kasus per 609.304 penduduk.
3. Penyakit Diare pada tahun 2014 sebanyak 53,89 per 1000 balita (3.820
kasus /70.881 balita ). Tahun 2015 sebanyak 69,39 per 1000 balia (4.337
kasus/62.528 balita) . Tahun 2016 sebanyak 68,20 per 100 balita ( 4.173
kasus / 61.383 balita).

4. Perbaikan Gizi Masyarakat


Masih adanya Kasus Gizi Buruk berdasarkan Pemantauan status Gizi tahun 2014
didapat prevalesni gizi buruk sebesar 4,2 % dan Gizi kurang sebesar 13,0% Tahun
2015 kasus gizi buruk sebanyak 27 kasus, dan tahun 2016 sebanyak 8 kasus.

5. Kebijakan Pengganggaran
Anggaran Kegiatan Dinas kesehatan Kabupaten Lampung Utara perlu
ditingkatkan dari tahun ke tahunnya untuk mencapai program yang akan
direncanakan dengan kenaikan 10 % dari pagu per tahunnya .

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


6. Sistem Informasi Kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) saat ini sangat memerlukan penguatan
dan untuk Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) perlu diterapkan dengan alokasi
anggaran Kabupaten atau anggaran provinsi . Dengan penerapan sistem SIMPUS
dipuskesmas ini maka masalah efisien dan efektif pendataan dapat diatasi. Sistem
Informasi Kesehatan on-line yang berbasis fasilitas masih harus terus
dikembangkan di Kabupaten Lampung Utara yang meliputi pengembangan
jaringan, input, dan entry point di daerah dan fasilitas kesehatan serta
pemanfaatan informasi yang lain.

7. Sumber Daya Kesehatan


Rasio tenaga medis (dokter spasialis, dokter umum dan dokter gigi ) per
100.000 penduduk di Kabupaten Lampung Utara (2012 – 2016 ) masih jauh
dibawah target.
Distribusi tenaga medis dan para medis belum merata sesuai dengan
kebutuhan wilayah serta diperlukan rekrutmen tenaga (CPNS Daerah ) untuk
tenaga Bidan , Gizi , Sanitarian , Analis , farmasi dan tenaga lainnya.

8. Obat dan Perbekalan Kesehatan


Untuk anggaran Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Kabupaten
Lampung Utara perlu peningkatan dari tahun ketahunnya dikarenakan kebutuhan
obat setiap tahun mengalami peningkatan kebutuhan dan jenis obat , adapun
anggaran obat dan perbekalan kesehatan Lampung Utara untuk distribusi 27
puskesmas diperoleh dari dana sering APBD dan DAK .

9. Kebijakan dan Manajemen


Untuk Program Kebijakan dan Manajemen perlu terus dikembangkan dan
lebih difokuskan utamanya untuk mencapai efektifitas dan efisiensi
penyelenggaraan pembangunan kesehatan melalui penguatan manajerial dan
sinkronisasi perencanaan kebijakan program dan anggaran, terutama pada

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


Program Tanggap Siaga Kesehatan yang masih minim anggaran yang didukung
oleh dana APBD .

10. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat masih perlu
ditingkatkan seperti rumah tangga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Indikator lainnya seperti Desa Siaga sampai dengan tahun 201 4 baru
mencapai 191 desa/kelurahan dari 247 desa se-Kabupaten Lampung Utara. Untuk
Posyandu Pratama ada 42 (6,74 %), Posyandu Madya ada 361 (57,94%),
Posyandu Purnama ada 190 (30,49%) dan Posyandu Mandiri ada 30 (4,82%) dari
jumlah 623 posyandu, untuk itu perlu keikutsertaan masyarakat dalam pencapaian
posyandu tersebut terutama untuk menjadi posyandu Purnama lebih-lebih menjadi
posyandu Mandiri. Untuk prilaku perokok kita harus memberikan perhatian khusus
dalam hal ini dan semakin memburuknya dengan makin mudanya usia awal
perokok, selain itu pemberian ASI eksklusif yang menurun disebabkan baik oleh
perilaku maupun besarnya pengaruh dari luar seperti pemberian susu formula
gratis pada saat ibu melahirkan dsb.

11. Lingkungan Sehat


Untuk Program Lingkungan Sehat pada tahun 2010 akses masyarakat
terhadap air bersih dan sanitasi masih perlu ditingkatkan, seperti pendampingan
PANSIMAS persentase desa yang memfasilitasi STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat) hanya mencapai 2,4 % (6 desa dari 247 desa), pendampingan
percepatan sanitasi perkotaan PPSP-EHRA belum dapat dilaksanakan pada tahun
2014 , persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan
mencapai 74,79 % dari target 80% masih belum mencapai target , persentase
cakupan keluarga menggunakan air bersih 65 % belum tercapai dari target 70%,
dan persentase Tempat Tempat Umum (TTU) sehat 54 % belum mencapai target
70%. Selain itu kita juga perlu memberikan perhatian pada terjadinya rumah
tangga yang tidak memiliki saluran pembuangan air limbah baru 48% dari target
70, untuk itu perlu dukungan segala pihak dalam keikutsertaannya .

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


Adapun hasil analisa SWOT berdasarkan isu-isu strategis, Faktor-faktor
internal dan faktor eksterna disajikan pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2. Analisa SWOT

PELUANG (OPPORTUNITIES)
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
    1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan 1 Rendahnya tingkat
Pembangunan Nasional perencanaan, pelak
    2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tetang Pemerintah Daerah 2 Arus Globalisasi da
    3 Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 Tetang Pelaporan 3 Kurangnya kesada
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah keterpaduan, kesel
mewujudkan Visi N
    4 Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 2010, tentang 4 Tingginya Tuntuta
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Penyusunan, Pen
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daer
Rencana Pembangunan Daerah
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem 5 Rendahnya tingka
Informasi Pembangunan Daerah dihimpun dari setia
6. Pearaturan Pemerintah Daerah Lampung Utara Nomor 21 Tahun 2011
Tetang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
KEKUATAN (STRENGHT) SxO SxT
1 Tersedianya Jumlah Suber Daya Tenaga 1 Pemenuhan kebutuhan fungsionalisasi pegawai dalam memenuhi amanat 1 Pemenuhan kebut
yang ada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan peningkatan kuali
Pembangunan Nasional. stakeholder dalam
pengawasan pemba
2 Tersedianya Sarana dan Prasarana Kerja 2 Pemenuhan kebutuhan peningkatan optimalisasi pemamnfaatan sarana 2 Pemenuhan kebutu
yang ada dan prasarana kerja dalam memenuhi amanat Undang - Undang Nomor dan prasarana kerja
23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Asean Economic C
3 Tersedianya Alokasi Dana Kegiatan SOPD 3 Pemenuhan kebutuhan Peningkatan efektifitas dan efisiensi penggunaan 3 Pemenuhan kebutu
anggran dalam memenuhi Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006, anggran guna mend
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah tentang arti pentin
program / kegiatan
program Pembangu

4 Tersedianya Alokasi Dana Kegiatan 4 Pemenuhan kebutuhan peningkatan efektifitas pelaksanaan Peraturan 4 Pemenuhan kebutu
Program Daerah Nomor 01 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Daerah Nomor 01
Menengah Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2015 – 2019, dalam Menengah Daerah K
memenuhi amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun memenuhi tuntutan
2010. penyelenggaraan pe

Revisi Renstra DINKES 2015-2019


5 Peraturan Daerah Nomor 05 tahun 2016 5 Pemenuhan kebutuhan efektifitas pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 5 Pemenuhan kebutu
tentang Pembentukan Satuan Organisasi 05 tahun 2016 tentang Pembentukan Satuan Organisasi Perangkat 05 tahun 2016 tent
Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Daerah Kabupaten Lampung Utara, dalam memenuhi amanat Peraturan Daerah Kabupate
Utara Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi akurasi dan validas
Pembangunan Daerah

PELUANG (OPPORTUNITIES) A
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
    1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem 1 Rendahnya tingkat
Perencanaan Pembangunan Nasional perencanaan, pelaks
    2 Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan 2 Arus Globalisasi da
Daerah
    3 Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 2006, tentang Pelaporan 3 Kurangnya kesadar
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah keterpaduan, kesela
mewujudkan Visi N
    4 Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 54 Tahun 2010, tentang 4 Tingginya Tuntuta
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Penyusunan, Peng
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daer
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem 5 Rendahnya tingkat
Informasi Pembangunan Daerah dihimpun dari setiap
KELEMAHAN (WEAKNESS) WxO WxT
1 Tingginya Angka Kematian IBU (AKI ) 14 1 Program Akselerasi Kesehatan Ibu dan Anak 1 Kurang Kompetens
kasus dan Kemantian Bayi (AKB ) 107, kasus ke gawat daru
70,dan 49 kasus kesehatan , serta re
rendah
2 Prevaliensi Gizi Buruk 4.2% dan gizi 2 Pengadaan PMT ASI Anak Balita dan Klinik Pemulihan Gizi Buruk 2 Kurangnya tenga k
kurang 13,0% dan kasus gizi buruk th 2015 Masyarakat ( Bumil
(27 kasus) tahun 2016 (8 kasus)
3 Kasus penyakit TB Paru ( 687 Kasus/ 3 Program Pemberantasan TB Paru dengan OAT , Pemberantasan 3 Tingginya Angka D
609.304 ), Angka Penyakit DBD 570 Pentakit DBD dengan Gerakan Jum;at Bersih , abatisasi selektif dan Obat Oleh tenaga k
Kasus/609.304) Foging focus DBD (malthion) untuk F
maskimal.

4 Terbatasnya Sarana , prasarana, SDM dan 4 Pemehuhan kebutuhan sarana, prasaran SDM dan Dana 4 Keterbatan pemehu
Dana untuk Menujang Program Tanggap untuk Program Tang
Siaga Kesehatan

5 Belum optimalnya kapasitas kelembagaan 5 Pemenuhan kebutuhan optimalisasi kapasitas kelembagaan dalam 5 Pemenuhan kebutu
dalam memenuhi amanat sistem informasi memenuhi amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun mendukung pening
Pembangunan daerah. 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah dihimpun dari setiap

Revisi Renstra DINKES 2015-2019

Anda mungkin juga menyukai