Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERSEPSI SEHAT SAKIT

Disusun Oleh
Kelompok 4:

Femy Lia Utami (2014901058)


Helen Yossrantika (2014901060)
Suci Maudy Aulia (2014901086)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG

JURUSAN KEPERAWATANPRODI PROFESI NERS

TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya penyusun masih diberi
kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah yang
berjudul “Persepsi Sehat Sakit”. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa
dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa.

Bandar Lampung, Agustus 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... iii
A. Latar Belakang............................................................................................................... iii
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... iv
C. Tujuan ............................................................................................................................. iv
D. Manfaat Penulisan .......................................................................................................... iv
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 1
A. Pengertian Sehat Sakit ..................................................................................................... 1
B. Konsep Terjadinya Penyakit ............................................................................................ 1
C. Karakteristik Segitiga Epidemiologi ............................................................................... 4
D. Segitiga Distribusi Epidemiologi..................................................................................... 5
BAB III CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN .............................................................. 8
A. Kasus 1 ............................................................................................................................ 8
B. Kasus 2 ............................................................................................................................ 9
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit tidak pernah dating tanpa sebab. Penyakit bukanlah nasib dan bukan
merupakan keseluruhan yang berada dalam tubuh kita dan mengendalikan kita.
Kebanyakan dari penyakit-penyakit disebabkan oleh kesalahan sederhana terhadap
hukum-hukum dari sebab dan akibat. Terjadinya penyakit terutama adalah akibat dari
pelanggaran terhadap hukum-hukum kesehatan yaitu hukum-hukum aktivitas dan
istirahat,hukum-hukum nutrisi, dan hukum-hukum pikiran dan jiwa.
Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain
bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat
dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu.Masalah sehat dan sakit merupakan
proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap -tasi
dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya. asuhan
keperawatan, perawat menyadari bahwa klien
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menyadari bahwa klien
adalah manusia utuh dan unik yang terdiri dari aspek bio, psiko, sosial, dan spritual
tuntutan masyarakat akan kwalitas pelayanan perawatan cenderung semakin meningkat.
Hal ini membawa dampak yang positif terhadap peran dan fungsi perawat untuk
mengantisipasi tuntutan masyarakat mutu pelayanan perawatan.
Pada pengkajian seringkali perawat hanya memusatkan perhatian pada aspek
biologis atau fisiknya saja, sehingga asuhan keperawatan secara konprensif tidak
tercapai. Maka dari itu perlunya perawat untuk membekali baik ilmu maupun
pengalaman-pengalaman. Sehingga respon klien dapat terkaji lebih dalam dengan
tujuan mengenal dan menentukan masalahnya atau kebutuhannya.
Persepsi tentang sehat sakit adalah merupakan hal yang banyak terdapat unsure
subjektivitas yang dipengaruhi oleh unsur – unsur pengalaman masa lalu, social budaya
yang akhirnya menimbulkan perbedaan persepsi.
Konsep sehat dan sakit dalam pandangan orang dipersepsikan secara berbeda.
Persepsi merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif. Persepsi seseorang dipengaruhi
oleh faktor pengalaman, proses belajar dan pengetahuannya. Persepsi sehat dan sakit
adalah relatif antara satu individu dengan individu lain, antara kelompok masyarakat
dan antara budaya satu dengan budaya yang lain. Karenanya konsep sehat dan sakit

iii
bervariasi menurut umur, jenis kelamin, level sakit, tingkat mobilitas dan interaksi
sosial.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sehat sakit?
2. Bagaimana konsep terjadinya penyakit?
3. Bagaimana karakteristik segitiga epidemiologi?
4. Apa yang dimaksud segitiga distribusi epidemiologi?

C. Tujuan
1. Mahasiswa Mampu Memahami pengertian sehat sakit
2. Mahasiswa Mampu Memahami tentang bagaimana konsep terjadinya penyakit
3. Mahasiswa Mampu Memahami bagaimana karakteristik segitiga epidemiologi
4. Mahasiswa Mampu Memahami segitiga distribusi epidemiologi

D. Manfaat Penulisan
Mahasiswa mampu memahami persepsi sehat sakit dan konsep terjadinya penyakit,
serta memahi tentang karakteristik segitiga epidemiologi dan segitiga distribusi
epidemiolog

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sehat Sakit


Pada hakekeatnya sehat atau kesehatan dapat diartikan sebagai kondisi yang
normal dari kehidupan manusia. Kesehatan adalah hak azasi setiap manusia yang
dibawa sejak lahir. Hidup sehat adalah hidup yang mengikuti hukum alam atau cara-
cara alamiah (kebutuhan udara segar, istirahat, relaksasi, tidur, kebersihan, sikap
mental, (attitudes of mind) yang baik, kebiasaan yang baik dan pola hidup (pattern of
living) yang baik, dan lain-lain), baik dari segi fisik, kejiwaan, dan lingkungan
hidupnya. Kata sehat merupakan Indonesianisasi dari bahasa Arab “ash-shihhah” yang
berarti sembuh, sehat, selamat dari cela, nyata, benar, dan sesuai dengan
kenyataan. Kata sehat dapat diartikan pula :
1. dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit), waras,
2. mendatangkan kebaikan pada badan.
3. sembuh dari sakit.
Sakit (illness) adalah penilaian seseorang terhadap penyakit tersebut dalam arti
penganlaman dia langsung. Sebagai contoh pasien dengan Leukemia yang sedang
menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya, sedangkan
pasien lain dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalani
operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.
Persepsi tentang sehat sakit adalah merupakan hal yang banyak terdapat unsure
subjektivitas yang dipengaruhi oleh unsur – unsur pengalaman masa lalu, social budaya
yang akhirnya menimbulkan perbedaan persepsi.
Persepsi sehat dan sakit dalam pandangan orang dipersepsikan secara berbeda.
Persepsi merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif.. Persepsi sehat dan sakit adalah
relatif antara satu individu dengan individu lain, antara kelompok masyarakat dan antara
budaya satu dengan budaya yang lain. Karenanya konsep sehat dan sakit bervariasi
menurut umur, jenis kelamin, level sakit, tingkat mobilitas dan interaksi sosial.

B. Konsep Terjadinya Penyakit


Konsep terjadinya penyakit yang timbul merupakan suatu tanda bahwa ada
sesuatu yang tidak beres pada badan kita. Gejala itu ada yang dapat dilihat, dirasa,
dicium, atau diukur. Ada gejala yang dapat dirasakan oleh pasien, ada pula gejala yang
1
baru dapat diketahui oleh seorang dokter/perawat sewaktu diadakan pemeriksaan.
Apabila tingkat kesakitan dalam suatu populasi penduduk diketahui, maka kita perlu
membedakan antara populasi yang mempunyai dan tidak mempunyai penyakit yang
spesifik. Pada prakteknya cara membedakannya sangat sulit. Umumnya penyakit-
penyakit menahun mempunyai sejarah alamiah penyakit (Natural history of disease)
yang menarik. Adanya sejarah alamiah dari suatu penyakit dapat dipakai sebagai cara
dalam usaha pencegahan ataupun pengontrolan dari penyakit tersebut.
Tingkatan dari sejarah alamiah suatu penyakit (Natural history of disease)
adalah sebagai berikut.
1. Tingkat kepekaan (stage of susceptibility)
Pada tingkat ini penyakit belum nampak, tetapi telah ada suatu hubungan antara host
(induk semang), agent (penyebab penyakit), dan environment(lingkungan). Adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara ketiga faktor tersebut di atas, akan
menimbulkan suatu hal yang disebut faktor risiko (risk factor).Sebagai contoh ialah
sebagai berikut.
a. Seseorang (host) yang sangat capai disertai dengan konsumsi alkohol yang
berlebihan (agent), maka akan memudahkan menderita (risk factor) penyakit
infeksi saluran nafas (pneumonia).
b. Seseorang yang berbadan gemuk dengan kadar kolesterol dan tekanan darah
yang tinggi disertai perokok berat, maka orang tersebut akan mempunyai resiko
mendapat serangan jantung koroner.
Faktor risiko pada tingkat kepekaan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal,
yaitu sebagai berikut.
a. Umur seseorang
b. Jenis kelamin
c. Gaya hidup seseorang (life style)
d. Keadaan budaya
e. Dan lain-lain
2. Tingkat sebelum sakit (stage of presymtomatic disease)
Pada tingkat ini penyakit belum tampak. Adanya faktor kepekaan dan
interaksi antara Host, Agent, dan Environment, akan timbul dan mulai tampak
adanya perubahan-perubahan secara patologis. Walaupun demikian, perubahan-
perubahan ini masih tetap berada di bawah garis yang disebut linical horizon, yaitu
garis perbatasan antara keadaan penyakit yang sudah jelas tanda-tandanya (secara
klinis) dan terjadiya perubahan secara patologis.
2
3. Tingkat sakit secara klinis (stage of clinical disease)
Pada tingkat ini terjadi perubahan secara anatomis dan fungsional. Adanya
perubahan tersebut akan menimbulkan gejala dan tanda-tanda dari suatu penyakit.
Pada tingkat sakit secara klinis ini suatu penyakit dapat diklasifikasikan, misalnya
berdasarkan lokasi, gambaran histologis serta fungsionalnya (psychososial).
4. Tingkat kecacatan (stage of disability)
Ada penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diberikan suatu
pengobatan. Ada pula penyakit yang tetap berlangsung sampai lama walaupun
sudah mengalami pengobatan dan dalam hal ini dapat menimbulkan kerusakan pada
bagian tubuh dan akan memberikan kecacatan. Risiko dari keadaan tersebut adalah
makin lamanya proses penyakit tersebut yang bisa menimbulkan cacat pada bagian
tubuh tertentu.
Sebagai contoh adalah:Penykit virus tertentu (campak) dapat sembuh dengan
sendirinya.akan tetapi jika kondisi penderita amat jelek dan tanpa pengobatan, dapat
menimbulkan komplikasi radang otak. Tingkat kecacatan sebenarnya dapat
diartikan dalam beberapa pengertian. Pengertian cacat dalam masyarakat dapat
berarti terbatasnya aktivitas seseorang, misalnya terbatasnya komunikasi seseorang
karena ia tuli.

Ada beberapa teori yang mengemukakan tentang terjadinya penyakit diantarnya


adalah:
a. Teori Contagion : teori yang berawal dari pengamatan terhadap penyakit kusta
di Mesir ini menyatakan bahwa penyakit terjadi akibat kontak antara satu orang
dengan orang lain.
b. Teori Hippocrates : teori ini mengemukakan bahwa penyakit timbul akibat
pengaruh lingkungan (air,udara,tanah,cuaca,dll). Dalam teori ini tidak dijelaskan
kedudukan manusia dalam interaksi tersebut dan faktor lingkungan bagaimana
yang dapat menimbulkan penyakit.
c. Teori Humoral : teori yang berkembang di China ini mengemukakan bahwa
penyakit timbul akibat gangguan dari ketidakseimbangan cairan dalam tubuh.
Tubuh terdiri dari 4 cairan (merah,kuning,putih, dan hitam) bila terjadi
ketidakseimbangan maka akan timbul penyakit. Jenis penyakit tergantung pada
jenis cairan yang dominan.

3
d. Teori Miasma : teori abad pertengahan yang mengemukakan bahwa penyakit
timbul akibat sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan sehingga
menyebabkan pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya.
e. Teori Epidemic : teori ini mengemukakan bahwa terjadinya penyakit
berhubungan dengan cuaca dan faktor geografi.
f. Teori Kuman / Jasad Renik : dengan ditemukannya mikroskop oleh Anthony
Van Leuewenhoek pada abad ke 18 muncullah teori yang mengemukakan bahwa
penyakit disebabkan oleh mikroorganisme.

C. Karakteristik Segitiga Epidemiologi


Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi
gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit
dan masalah kesehatan lainnya
Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host (penjamu), Agent
(penyebab) dan Environment (lingkungan)

Segitiga Epidemiologi

Interaksi Host, Agent, dan Lingkungan


1. Interaksi antara agen penyakit dan lingkungan
− Keadaan dimana agen penyakit langsung dipengaruhi oleh lingkungan dan
terjadi pada saat pre-patogenesis dari suatu penyakit.
− Misalnya: Viabilitas bakteri terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin sayuran
di ruang pendingin, penguapan bahan kimia beracun oleh proses pemanasan.

4
2. Interaksi antara Host dan Lingkungan
− Keadaan dimana manusia langsung dipengaruhi oleh lingkungannya pada fase
pre-patogenesis.
− Misalnya: Udara dingin, hujan, dan kebiasaan membuat dan menyediakan
makanan.
3. Interaksi antara Host dan Agen penyakit
− Keadaan dimana agen penyakit menetap, berkembang biak dan dapat
merangsang manusia untuk menimbulkan respon berupa gejala penyakit.
− Misalnya: Demam, perubahan fisiologis dari tubuh, pembentukan kekebalan,
atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya.
− Interaksi yang terjadi dapat berupa sembuh sempurna, cacat, ketidakmampuan,
atau kematian.
4. Interaksi Agen penyakit, Host dan Lingkungan
− Keadaan dimana agen penyakit, manusia, dan lingkungan bersama-sama saling
mempengaruhi dan memperberat satu sama lain, sehingga memudahkan agen
penyakit baik secara langsung atau tidak langsungmasuk ke dalam tubuh
manusia.
− Misalnya: Pencemaran air sumur oleh kotoran manusia, dapat menimbulkan
Water Borne Disease

D. Segitiga Distribusi Epidemiologi


Epidemiologi menggunakan cara pandang ekologi untuk mengkaji interaksi berbagai
elemen dan faktor dalam lingkungan dan implikasi yang berkaitan dengan suatu penyakit.
Ekologi merupakan hubungan organisme, antara satu dengan lainnya. Semua penyakit atau
kondisi tidak selalu dapat dikaitkan hanya pada satu faktor penyebab (tunggal). Jika
diperlukan lebih dari satu penyebab untuk menimbukan satu penyakit, hal ini disebut
sebagai penyebab ganda (multiple caution). Segitiga Epidemiologi (Triad Epidemiology)
yang biasa digunakan dalam penyakit menular merupakan dasar dan landasan untuk semua
bidang epidemiologi. Namun saat ini penyakit infeksi tidak lagi menjadi penyebab utama
kematian di negara industri sehingga diperlukan model segitiga epidemiologi yang lebih
mutakhir. Model ini mencakup semua aspek dalam model penyakit menular, dan agar dapat
digunakan bersama penyebab penyakit, kondisi, gangguan, defek, dan kematian saat ini,
model ini harus dapat mencerminkan penyebab penyakit dan kondisi saat ini.

5
Ada empat faktor epidemiologi yang sering berkontribusi dalam terjadinya Kejadian
Luar Biasa (KLB) suatu penyakit saat ini, yaitu : 1) Peran pejamu, 2) Agen atau penyebab
penyakit, 3) Keadaan lingkungan yang dibutuhkan penyakit untuk berkembang pesat,
bertahan, dan menyebar, dan 4) Permasalahan yang berkaitan dengan waktu.

Lingkungan

Host/
Agent
Pejamu

Gambar. Model Segitiga Epidemiologi


Model ini berguna untuk memperlihatkan interaksi dan ketergantungan satu dengan
lainnya antara lingkungan, pejamu, agens, dan waktu. Segitiga epidemiologi digunakan
untuk menganalisis peran dan keterkaitan setiap faktor dalam epidemiologi penyakit
menular, yaitu pengaruh, reaktivitas, dan efek yang dimiliki setiap faktor terhadap faktor
lainnya.
a. Agen (faktor penyebab)
Agen adalah penyebab penyakit, bisa bakteri, virus, parasit, jamur, atau kapang yang
merupakan agen yang ditemukan sebagai penyebab penyakit infeksius. Pada penyakit,
kondisi ketidakmampuan, cedera, atau situasi kematian lain, agen dapat berupa zat
kimia, faktor fisik seperti radiasi atau panas, defisiensi gizi, atau beberapa substansi lain
seperti racun ular berbisa. Satu atau beberapa agen dapat berkontribusi pada satu
penyakit. Faktor agen juga dapat digunakan dengan faktor penyebab, yang menyiratkan
perlunya dilakukan identifikasi terhadap faktor penyebab atau faktor etiologi penyakit,
ketidakmampuan, cedera, dan kematian.
b. Host (penjamu)
Pejamu adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi tempat
persinggahan penyakit. Pejamu memberikan tempat dan kehidupan kepada suatu patogen
(mikroorganisme penyebab penyakit) dan bisa saja terkena atau tidak terkena penyakit.
Efek yang ditimbulkan organisme penyebab penyakit terhadap tubuh juga ditemukan oleh
tingkat imunitas, susunan genetik, tingkat pajanan, status kesehatan, dan kebugaran tubuh
pejamu. Pejamu juga dapat berupa kelompok atau populasi dan karakteristiknya.
c. Lingkungan (Environment)
6
Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi eksternal
manusia atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit. Faktor-
faktor lingkungan dapat mencakup aspek biologis, sosial, budaya, dan aspek fisik
lingkungan. Lingkungan dapat berada di dalam atau di luar pejamu (dalam masyarakat),
berada di sekitar tempat hidup organisme dan efek dari lingkungan terhadap organisme
itu (Timmreck, 2004: 6-15).

7
BAB III
CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Kasus 1
Ada seorang remaja pria yang gemar olah raga, tidak merokok,kehidupan keluarganya
samgat baik, mudah berinteraksi dengan siapa saja maka dia sangat disegani oleh orang-
orang disekelilingnya
Pembahasan
UU No.23 tahun 1992:
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus
dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial
dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam
pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana
individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal
(psikologis, intelektua, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik,
social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya. Sedangkan bagi
masyarakat umum/ awam, sehat hanya berarti “tidak sakit”.
1. Sehat ditinjau dari beberapa dimensi, antara lain :
Kesehatan jasmani Ini merupakan dimensi sehat yang paling nyata, dan
mempunyai perhatian pada fungsi mekanistik tubuh.
2. Kesehatan mental Diartikan sebagai kemampuan berfikir dengan jernih dan
koheren. Istilah ini dibedakan dari kesehatan emosional dan sosial, meskipun ada
hubungan yang erat di antara ketiganya.
3. Kesehatan emosional Diartikan sebagai kemampuan untuk mengenali emosi,
seperti takut, kenikmatan, kedukaan dan kemarahan dan untuk mengekspresikan
emosi-emosi itu secara tepat. Kesehatan emosional atau afektif
juga berarti penanganan stress, ketegangan jiwa, depresi dan kecemasan.
4. Kesehatan sosial Artinya adalah kemampuan untuk membuat dan
mempertahankan hubungan dengan orang lain.
5. Kesehatan spiritual Ini berkaitan dengan kepercayaan dan praktik keagamaan.
6. Kesehatan sosietal Diartikan bahwa kesehatan individu tidak terlepas dari
lingkungan kehidupan individu tersebut.

8
B. Kasus 2
Saat kunjungan kader puskesmas yaitu oleh Perawat C, Perawat C mendatangi rumah
Tn. A. Saat bertemu dan berdiskusi, Tn. A mengeluh sesak nafas selama 3 hari ini dan
kurang nafsu makan. Sehingga Tn. A hanya beraktivitas ringan saja. Kemudian, Perawat
C menanyakan terkait riwayat penyakit terdahulu yang dimiliki klien. Tetapi klien
mengatakan tidak ada, namun keluarga klien memiliki keturunan asma. Saat Perawat C
menganjurkan klien untuk segera berobat ke puskesmas, klien menolak dengan alasan
sudah meminum obat herbal dan hanya cukup istirahat saja.
Pembahasan
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau
tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan
upaya penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan. Seorang individu
yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme
koping.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit:
1. FaktorInternal
a. Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami Klien akan
segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas
kegiatan sehari-hari.
b. Asal atau Jenis penyakit Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan
berat serta mungkin mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada,
maka klien bisanya akan segera mencari pertolongan dan mematuhi program
terapi yang diberikan.
2. Faktoreksternal
a. Gejala yang Dapat Dilihat Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat
mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku Sakit.
b. Kelompok Sosial Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman
penyakit, atau justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.
c. Latar Belakang Budaya Latar belakang budaya dan etika mengajarkan
seseorang bagaimana menjadi sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit.
d. Ekonomi Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih
cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan.
e. Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan Dekatnya jarak klien dengan
RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain sering mempengaruhi kecepatan
mereka dalam memasuki sistem pelayanan kesehatan.
9
f. Dukungan Sosial Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau
perkumpulan yang bersifat peningkatan kesehatan.

10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persepsi sehat dan sakit dalam pandangan orang dipersepsikan secara berbeda.
Persepsi merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif. Persepsi seseorang dipengaruhi
oleh faktor pengalaman, proses belajar dan pengetahuannya. Konsep terjadinya
penyakit yang timbul merupakan suatu tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada
badan kita. Gejala itu ada yang dapat dilihat, dirasa, dicium, atau diukur.
Segitiga epidemiologi merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberi
gambaran tentang hubungan antara tiga faktor yg berperan dalam terjadinya penyakit
dan masalah kesehatan lainnya Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara Host
(penjamu), Agent (penyebab) dan Environment (lingkungan)

B. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas kita sudah dapat melihat bahwa penyakit
muncul dikarenakan gaya hidup yang tidak sehat, maka dari itu, agar tubuh kita tidak
terserang penyakit kita harus menerapkan pola hidup sehat serta melakukan
pemeriksaan secara berkala

11
DAFTAR PUSTAKA

Bustan, 2002, Pengantar Epidemiologi, Jakarta, PT. Rineka Cipta


Irawan, (2017). Epidemiologi Penyakit Menular. CV. ABSOLUTE MEDIA: Yogyakarta
Johan, (2008). Epidemiologi Kebidanan Edisi 2. Gunardarma: Jakarta
http://artikelkesmas.blogspot.com/2013/05/makalah-persepsi-sehat-sakit-di-negara.html
http://fadhilabdillahpratama.blogspot.com/2016/09/makalah-pengorganisasi-dan-konsep-
dasar.html

12

Anda mungkin juga menyukai