Beban Berlebihan Yang Mengggu Kesehatab
Beban Berlebihan Yang Mengggu Kesehatab
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
INTAN FAUZI
MELINDA ROSE
MAWARDAH ABDULLAH
ASLINDA DESTRIANA
TRI YANOVA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 . Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyakit akibat kerja
2. Untuk mengetahui faktor-faktor kecelakaan akibat kerja
3. Untuk memenuhi tugas Program K3
BAB II
DASAR TEORI
1. Kapasitas Kerja
2. Beban Kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis
beroperasi 8 – 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan
pada laboratorium menuntut adanya pola kerja bergilirdan tugas/jaga malam.
Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat,
akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut
memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja
yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja
tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkanstres.
3. Lingkungan Kerja
BAB III
HASIL
3.1. Pengertian Beban Kerja
Beban kerja merupakan beban aktivitas fisik, mental, sosial yang diterima
oleh seseorang yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu, sesuai dengan
kemampuan fisik, maupun keterbatasan pekerja yang menerima beban tersebut.
Herrianto (2010) menyatakan bahwa beban kerja adalah sejumlah kegiatan yang
harus diselesaikan oleh seseorang ataupun sekelompok orang, selama periode
waktu tertentu dalam keadaan normal. Menurut Nurmianto (2003) beban kerja
adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh tenaga
kerja dalam jangka waktu tertentu. Semua pekerjaan harus selalu diusahakan
dengan sikap kerja yang ergonomis. Beban kerja dapat dibedakan atas beban
kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit atau kurang (Munandar, 2008).
a. Kapasitas kerja
Kapasitas Kerja merupakan berat ringannya beban kerja yang dapat
diterima oleh tenaga kerja, dan dapat digunakan untuk menentukan berapa lama
seseorang tenaga kerja dapat melakukan aktivitas sesuai dengan
kemampuannya. Semakin berat beban kerja, akan semakin pendek waktu kerja
seseorang untuk bekerja tanpa kelelahan dan gangguan fisiologis yang berarti
atau sebaliknya.
Herrianto ( 2010 ) menyatakan bahwa untuk pekerjaan manual di sektor
industri yang menggunakan waktu selama 8 jam per hari, seseorang dapat
bekerja paling banyak 33 %, dari kapasitas maksimal tanpa merasa kelelahan.
Sedangkan untuk pekerjaan manual selama 10 jam per hari, seseorang dapat
bekerja hanya 28 %, dari kapasitas maksimal tanpa merasa kelelahan. Kapasitas
kerja individu tergantung pada derajat kebugaran tubuh, kapasitas kerja otot dan
kapasitas kerja jantung.
b. Waktu kerja
Waktu kerja merupakan waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
pekerjaan, yang dapat dilakukan pada siang, sore dan malam hari. Waktu kerja
adalah penggunaan tenaga dan penggunaan organ tubuh secara terorganisasi
dalam waktu tertentu. Semakin lama waktu kerja yang dimiliki oleh seorang
tenaga kerja maka akan menambah berat beban kerja yang diterimanya dan
sebaliknya jika waktu yang digunakan oleh tenaga kerja itu dibawah waktu kerja
sebenarnya maka akan mengurangi beban kerja. Suma’mur (2009) menyatakan
bahwa aspek terpenting dalam hal waktu kerja meliputi, lamanya seseorang
mampu bekerja dengan baik, hubungan antara waktu kerja dan istirahat, dan
waktu bekerja menurut periode waktu (pagi, sore, dan malam hari)
Lamanya seseorang bekerja secara normal dalam sehari pada umumnya
8 jam, sisanya 16 jam lagi dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga dan
masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain. Memperpanjang waktu kerja lebih dari
kemampuan, biasanya tidak disertai efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja
yang optimal, bahkan biasanya terlihat penurunan kualitas. Bekerja dalam waktu
yang berkepanjangan, timbul kecenderungan terjadi kelelahan, gangguan
kesehatan, penyakit dan kecelakaan kerja serta ketidakpuasan. Dalam
seminggu, seseorang umumnya dapat bekerja dengan baik selama 40 jam.
Menurut UU No 13 Tahun 2003 pasal 77 ayat 1, setiap pengusaha wajib
melaksanakan ketentuan waktu kerja meliputi, 7 jam dalam sehari dan 40 jam
seminggu untuk 6 hari kerja, atau 8 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 5 hari
kerja. Ketentuan ini tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu.
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja melebihi waktu kerja tersebut, wajib
membayar upah kerja lembur. Selanjutnya pasal 79 ayat 1, pengusaha wajib
memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerja. Waktu istirahat dan cuti
meliputi, istirahat antara jam kerja sekurang-kurangnya setengah jam, setelah
bekerja selama 4 (empat) jam terus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak
termasuk jam kerja, istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja
dalam seminggu, dan cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 hari kerja, setelah
pekerja yang bersangkutan bekerja selama 12 bulan secara terus menerus.
3. Material ( bahan-bahan ).
4. Mesin ( peralatan ).
1. Faktor Biologis
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan Favorable bagi berkembang
biaknya strainkuman yang resisten, terutama kuman-kuman pyogenic, colli,
bacilli dan staphylococci,yang bersumber dari pasien, benda-benda yang
terkontaminasi dan udara. Virus yangmenyebar melalui kontak dengan darah
dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapatmenginfeksi pekerja hanya akibat
kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergoresatau tertusuk jarum yang
terkontaminasi virus.Angka kejadian infeksi nosokomial di unit Pelayanan
Kesehatan cukup tinggi. Secarateoritis kemungkinan kontaminasi pekerja LAK
sangat besar, sebagai contoh dokter diRS mempunyai risiko terkena infeksi 2
sampai 3 kali lebih besar dari pada dokter yangpraktek pribadi atau swasta, dan
bagi petugas Kebersihan menangani limbah yang infeksius senantiasa kontak
dengan bahan yang tercemar kuman patogen, debu beracunmempunyai peluang
terkena infeksi.
Pencegahan :
1. Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan,
epidemilogidan desinfeksi.
2. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan
dalamkeadaan sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk bekrja dengan
bahaninfeksius, dan dilakukan imunisasi.
3. Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar (Good
LaboratoryPractice)
4. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.5.
Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius
danspesimen secara benar 6. Pengelolaan limbah infeksius dengan
benar 7. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.8.
Kebersihan diri dari petugas.
BAB IV
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
1. Beban kerja merupakan beban aktivitas fisik, mental, sosial yang
diterima oleh seseorang yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu, sesuai
dengan kemampuan fisik, maupun keterbatasan pekerja yang menerima beban
tersebut.
2. Beban kerja berlebih, timbul sebagai akibat dari kegiatan yang terlalu
banyak diberikan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan dalam waktu tertentu.
3. Beban kerja terlalu sedikit atau kurang, merupakan sebagai akibat
dari terlalu sedikit pekerjaan yang akan diselesaikan, dibandingkan waktu yang
tersedia menurut standar waktu kerja, dan ini juga akan menjadi pembangkit
stres.
4. Berdasarkan jenis pekerjaan, beban kerja dapat dibedakan atas
beban kerja ringan, sedang dan berat.
5. Lamanya seseorang bekerja secara normal dalam sehari pada
umumnya 8 jam, sisanya 16 jam lagi dipergunakan untuk kehidupan dalam
keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain.
6. Akibat beban kerja yang terlalu berat dapat mengakibatkan pekerja
menderita gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja.
7. unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja mencakup 5 M yaitu :
- Manusia.
- Manajemen ( unsur pengatur ).
- Material ( bahan-bahan ).
- Mesin ( peralatan ).
- Medan ( tempat kerja / lingkungan kerja ).
8. Penyakit akibat kerja disebabkan oleh faktor biologis, faktor kimia,
faktor ergonomi, faktor fisik dan faktor psikologis.