Anda di halaman 1dari 7

Sedangkan kohlberg menamakan tingkat kedua dari perkembangan moral pada usia sekolah sebagai

tingkat moralitas konvensional.

Hurlock (1978) dalam perkembangan moral ada 4 elemen yang harus diketahui yaitu peran hukum
kebiasaan tata krama dan aturan dalam perkembangan moral, peran hati kita dalam perkembangan
moral, peran rasa bersalah dan malu dalam perkembangan moral, peran interaksi sosial dalam
perkembangan moral.

Disiplin digunakan jika anak melanggar aturan aturan yang ditetapkan oleh orang tua guru ataupun
orang dewasa lainnya. Disiplin merupakan cara masyarakat mengajarkan anak berperilaku moral yang
diterima oleh masyarakatnya. Dari disiplin adalah membentuk perilaku yang sesuai dengan kelompok
sosialnya.

Hal-hal yang penting dari disiplin untuk anak usia sd adalah Hurlock (1980) berikut ini. Alat untuk
membentuk moral, penghargaan, hukuman konsistensi.

Pemberian hukuman pun hendaknya segera konsisten dan konstruktif dengan alasan yang jelas. Adapun
pemberian hukuman dapat berfungsi untuk (1) membatasi anak agar tingkah laku yang tidak diinginkan
tidak diulangi. (2) mendidik, dan(3) memotivasi untuk menghindari terjadinya tingkah laku sosial yang
tidak diinginkan.

Pemberian penghargaan pun sama dengan hukuman yaitu memotivasi anak untuk mengulangi perilaku
yang baik yang dapat diterima oleh lingkungannya. Dengan demikian anak akan lebih mudah
menyesuaikan diri. Oleh karena itu fungsi pemberian penghargaan adalah nilai mendidik karena
pemberian penghargaan menunjukkan bahwa tingkah laku anak adalah yang sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh lingkungannya motivasi agar tingkah laku yang diterima diulang kembali penguat untuk
tingkah laku yang diterima secara sosial.

Perasaan keagamaan menggerakkan hati seorang agar ia lebih banyak melakukan perbuatan yang baik
oleh karena itu perlu memperkenalkan agama sejak dini pada anak-anak. Dengan mengenal konsep
keagamaan anak akan menghindari perbuatan buruk dan meningkatkan perbuatan baik anak akan
mempunyai keyakinan bahwa dengan berbuat baik ia akan masuk surga demikian pula sebaliknya dalam
hal ini anak berdiri berpikir tentang konsep tuhan surga neraka malaikat ataupun dosa
Kegiatan belajar 2

Penyesuaian diri dan penerimaan sosial

perkembangan sosial mempunyai arti kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan harapan harapan
kelompok sosialnya. Terjadi tidak proses sosial yang saling berkaitan, yaitu belajar untuk bertingkah laku
sesuai dengan cara atau norma yang berlaku, bermain sesuai dengan peran sosial yang diharapkan,
mengembangkan sikap sikap sosial.

Selasa sosialisasi adalah bagaimana seorang anak belajar bersosialisasi dan dapat bergaul, sangat
tergantung dari beberapa faktor berikut. Kesempatan untuk bersosialisasi yang merupakan hal yang
penting karena anak tidak dapat belajar untuk hidup secara sosial dengan orang lain jika anak
meluangkan sebagian besar waktunya untuk kegiatannya sendiri, anak perlu mengkomunikasikan hal-hal
yang tidak dipahami dan diminati oleh orang lain, anak hanya akan belajar untuk bersosialisasi jika
termotivasi untuk melakukannya, bagaimana metode efektif yang digunakan untuk belajar
bersosialisasi.

Hurlock (1978) mengemukakan beberapa karakteristik kelompok saya pada masa usia sd, yaitu
kelompok sebaya dapat dikenal dari namanya, untuk menjaga kerahasiaan kelompok asap kali
menggunakan kode kode rahasia dalam berkomunikasi, kadangkala untuk menerima anggota baru
diadakan semacam upacara, kelompok sebaya sering bertemu di tempat-tempat tertentu, kegiatan
kelompok sebaya biasanya terlibat dalam berbagai kegiatan.

Seberapa pola tingkah laku yang umum dipelajari anak dari lingkungan kelompok sebayanya: Hal-hal
yang diterima maupun tidak diterima secara sosial, terlalu peka atau sensitif, mudah terpengaruh,
kompetisi (persaingan), hubungan yang baik, tanggung jawab, kesadaran sosial, diskriminasi sosial

Kegiatan belajar 3

Perkembangan peran gender pada anak usia sd


Jenis kelamin lebih menunjukkan pada dimensi biologis dari menjadi laki-laki atau perempuan.
Sementara gender menunjukan dimensi sosial dari menjadi laki-laki atau perempuan. Dua aspek dari
gender yang perlu diketahui adalah identitas gender dan transgender. Ida minta sendiri adalah suatu
perkataan menjadi laki-laki atau perempuan di mana hal ini kebanyakan diperoleh anak begitu ia berusia
3 tahun. Sedangkan transgender berisi harapan harapan yang menunjukkan bagaimana laki-laki atau
perempuan harus berfikir bertingkah laku dan merasakan.

Proses perkembangan gender dalam diri seseorang sebenarnya bisa dikarenakan faktor biologis
kemampuan kognitif dan sosial.

Santrock (1992) mengemukakan berdasarkan teori belajar sosial mengenai gender. Yaitu pengaruh
orang tua, pengaruh kelompok sebaya, pengaruh sekolah dan guru, pengaruh media massa.

Pada usia sekolah anak laki-laki mempunyai identifikasi peran masculine, sedangkan anak perempuan
lebih androgyny (yaitu adanya ciri-ciri masculine dan feminime pada individu yang sama).

Walaupun kenyataan menunjukkan bahwa peran gender tidak bisa diabaikan di lingkungan masyarakat
namun sebagai orang tua maupun guru hendaknya dapat mengendalikan pada anak bahwa peran
tersebut dapat berganti karena semua itu sangat tergantung dari kebutuhan situasi minat dan
keterampilan yang miliki. Itulah sebabnya kadangkala dijumpai seorang pria yang menekuni karirnya di
bidang seni tari sementara seorang wanita menekuni karirnya di bidang keteknikan dan lain-lain. Hal-hal
yang perlu ditanamkan bahwa kita harus menghargai apa yang dilakukan anak bukan karena anak itu
laki-laki atau perempuan.

Modul 4

Kebutuhan anak sekolah dasar

Kegiatan belajar 1

Gizi dan permasalahannya pada anak usia sd

Walaupun pertumbuhan fisik anak sd cenderung lambat namun tak dapat disangka bahwa kebutuhan
gizi yang seimbang di usia sd serta perlu di perhatikan hal ini mengingat pada usia sd anak berada pada
masa pertumbuhan yang kelak akan berpengaruh pada masa-masa selanjutnya. Dikatakan bahwa
menjelang usia 6 sampai 12 tahun anak menjadi lebih tinggi dan berat hal ini karena pada usia tersebut
terjadi perkembangan skillet aldan masuk ular yang banyak berkaitan dengan jaringan tulang atau
kerangka dan otot seseorang di lain pihak perkembangan motorik anak sd pun sudah lebih sempurna
dan terarah itulah sebabnya anak-anak sd sudah dapat dilatih untuk berbagai kegiatan olahraga yang
memerlukan koordinasi gerakan namun agar dapat dilatih dan berkembangnya lebih sempurna anda
memerlukan gizi yang baik buruknya yang mencakup empat sehat dan lima sempurna.

Perkembangan fisik dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Secara alamiah kadangkala
perbedaan pertumbuhan yang terjadi pada anak usia sd baik laki-laki maupun perempuan dapat
teratasi. Hal ini dikarenakan perbedaan individual yang terjadi diantara mereka banyak dipengaruhi
faktor genetik bawaan dan lingkungan.

Perkembangan motorik anak usia sd menunjukkan lebih lentur dan lebih star koordinasi. Dalam
keterampilan motorik kasar umumnya anak laki-laki lebih terampil daripada perempuan. Mengingat
usianya dan perkembangan fisik maupun motorik nya dan untuk kesempurnaan atau kematangan
perkembangan fisiknya maka disarankan agar anak sd lebih aktif.

Bawaan dan lingkungan berpengaruh dalam perkembangan fisik seorang anak, pengaruhn dan masalah
masalah timbul, yaitu: Bawaan atau genetik, gizi atau nutrisi.

Berkaitan dengan kebutuhan gizi, berk (2003) menge mengemukakan beberapa hal yaitu: Kaitan usia
dan kebutuhan gizi, gizi pada anak sd dan remaja, malnutrisi (kekurangan gizi), obesitas (kegemukan),
penyakit.

Anak yang kurang makan, penyakit yang diderita mereka dapat merupakan masalah yang serius.
Contohnya: Penyakit infeksi dan malnutrisi, imunisasi, kehidupan emosional.

Anak yang kurang mendapat rangsangan psikologis dari keluarganya akan mengalami kegagalan
nonorganik dan deprives dwarfism. Umumnya bukan terjadi pada keluarga yang miskin tetapi bisa
terjadi padaku warga yang baik sosial ekonominya karena faktor penyebabnya lebih karena keluarga
tidak harmonis tidak teratur dalam hal apa dan banyak mengalami stres.

Kegiatan belajar 2

Kesehatan dan prestasi belajar


Kenyataannya kesehatan dan gizi atau nutrisi yang baik cenderung lebih banyak dialami anak yang sehat
dan cukup mendapat makanan yang bergizi daripada yang tidak. Anak yang diimunisasi sejak tahun-
tahun awal akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan anak yang tidak diimunisasi.

Kekurangan gizi dapat berakibat anak menjadi rewel atau mudah marah. Kegagalan nonorganik dan
deprivasi dwarfism dapat menghasilkan masalah emosional lintas yang serius pada anak. Kelebihan
makan pun dapat memberikan efek psikologis yang negatif pada anak. Jika hal ini tidak tertangani akan
mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.

Faktor lingkungan yang berpengaruh besar dalam perkembangan intelektual anak adalah nutrisi atau biji
dan rangsangan. Keduanya memegang peranan selama masa bayi dan masak kanak-kanak awal.
Kekurangan gizi atau malnutrisi disebabkan tidak hanya karena tidak memperoleh nutrisi yang
sesungguhnya diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Beberapa saat sebelum
kelahiran hingga masa bayi, malnutrisi dapat mempengaruhi perkembangan otak. Sudah tentu hal ini
akan berpengaruh pada kemampuan anak untuk belajar. Jika malnutrisi tidak ditangani secepatnya pada
masa itu maka pertumbuhan dan perkembangan otak akan terhambat selamanya. Akibatnya anak
memiliki kemampuan yang kurang dalam segi intelektualnya.

Kegiatan belajar 3

Kebutuhan dan penerapannya bagi anak usia

Abraham maslow seorang tokoh yang banyak dikaitkan dengan gerakan humanistik pada bidang
psikologi berpendapat bahwa setiap individu memiliki kebutuhan yang dapat tersusun secara hierarkis
sebagai berikut, kebutuhan jasmaniah, kebutuhan rasa aman, kebutuhan saling memiliki dan mencintai,
kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan aktualisasi diri.

Cara garis besar kelima kebutuhan tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kebutuhan besar, yaitu
basic need (kebutuhan dasar) dan meta need (mutinied).

Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang penting untuk memahami perkembangan anak
dimana jika manusia mengarah kepada kebutuhan ini maka manusia menggunakan sepenuhnya bakat
kapasitas dan potensi potensinya.
Teori kebutuhan maslow memang banyak ditentang oleh beberapa ahli hal ini karena kebutuhan
manusia tidak tersusun secara hierarki tetapi kebutuhan lebih bersifat situational misalnya mereka yang
merupakan pengungsi dari daerah konflik seperti sampit atau ambon, akan lebih memerlukan
kebutuhan dasar meskipun sebelumnya kebutuhan ini sudah terpenuhi. Jadi tidak berarti manusia yang
sudah melewati kebutuhan fisiknya tidak akan memerlukan kebutuhan fisik nya kembali karena sudah
meningkat ke kebutuhan yang lebih tinggi.

Pada awalnya motivasi insentif lebih menunjukkan mengenai pentingnya faktor menguat dalam belajar
atau kebiasaan dan potensi reaksi yang efektif. Namun sesuai dengan perkembangan teorinya motivasi
intensif lebih merupakan kinerja dari pada variabel belajar.

Untuk memupuk harga diri dan aktualisasi diri anak perlu dipertimbangkan keunggulan dan kelemahan
serta kebutuhan anak. Pada saat anak memasuki usia sd anak membentuk tiga buah kebutuhan dasar
yang bentuknya tergantung dari pengalamannya yang berbeda-beda dukungan sosial yang banyak
berkaitan dengan kebudayaan dan pola pengasuhan.

Suatu penelitian yang menarik mengenai hubungan orang tua anak dengan harga diri menunjukkan
bahwa sikap-sikap orang tua yang berkaitan dengan anak-anak yang memiliki harga diri yang lebih tinggi
adalah berikut ini, menunjukkan ekspresi dari perhatian, tangga pada masalah anak, harmonis di
lingkungan rumah, berpartisipasi dalam kegiatan keluarga, menghargai kompetensi anak dan siap
membantu anak jika diperlukan, menetapkan aturan secara adil, adanya kebebasan yang diberikan
untuk anak dengan batasan batasan tertentu.

Kegiatan belajar 4

Pengaruh sekolah pada kepribadian

Hasrat berprestasi menunjukkan keinginan untuk mencapai sesuatu keinginan untuk mencapai yang
terbaik memperluas usaha untuk mencapai sesuatu.

Individu yang memiliki orientasi berprestasi memiliki harapan yang besar untuk berhasil daripada yang
takut akan kegagalan (Atkinson & Raynor, dalam Santrock, 2002), sedangkan penelitian Huston Strein &
Higgens-Trenk (dalam Santrock, 2002) menunjukkan bahwa untuk meningkatkan prestasi anak, orangtua
perlu menetapkan standar tertentu agar anak berprestasi, orang tua juga merupakan model.
Motivasi berprestasi seorang apakah di sekolah tempat kerja atau di tempat mana pun dapat dibagi
menjadi dua tipe yaitu motivasi instrinsik, yang merupakan harapan dalam diri internal untuk berhasil
dan melakukan sesuatu untuk diri sendiri dan motivasi ekstrinsik, yang dipengaruhi oleh penghargaan
atau hukuman dari luar diri eksternal. Contoh dari kedua motivasi ini misalnya seorang mahasiswa
bekerja keras karena keberhasilan dalam pendidikan itu penting maka yang berperan pada dirinya
adalah motivasi ekstrinsik. Tetapi kalau ia bekerja keras karena kalau supaya mendapatkan gaji yang
tinggi begitu selesai kuliah maka yang berperan adalah motivasi ekstrinsik.

Berkaitan dengan motivasi intrinsik dan pentingnya usaha dalam mencapai keberhasilan maka orientasi
mastert berperan dalam diri seseorang. Henderson dan dweck (1990) yang merupakan ahli psikologi
perkembangan menemukan bahwa pada anak-anak dan remaja ditemukan 2 reaksi yang berbeda dalam
menghadapi suatu tantangan. Orientasi helpless (tidak berdaya) menunjukkan anak yang terjebak dalam
pengalaman yang menyulitkan makan mereka menghubungkan kesulitannya dengan
ketidakmampuannya.

Shaffer (1996) menyebutkan ada beberapa karakteristik orang tua dari anak-anak yang memiliki motivasi
berprestasi yang tinggi. Karakteristik tersebut adalah hangat penuh penerimaan dan cepat memberikan
pujian terhadap keberhasilan anak. Memberikan bimbingan dan kontrol berdasarkan standar tertentu
kemudian memonitor perkembangan dari keberhasilan anak. Dan menanamkan kemandirian pada anak.

Faktor faktor psikologis lainnya yang juga perlu dipertimbangkan dalam meningkatkan motivasi
khususnya motivasi intrinsik seseorang adalah bagaimana guru menciptakan suatu lingkungan belajar
yang menyenangkan dan memotivasi siswanya. Sebelum menggunakan suatu kegiatan belajar telpon
untuk guru perlu membuat perencanaan terlebih dahulu. Guru harus jeli dalam melihat kelompok siswa
yang ada di kelasnya apakah tipe individualistrik, kooperatif atau tipe kompetitif(senang bersaing).
Bagaimana iklim kelas interaksi guru dan siswa nyaman kegiatan manajemen guru di kelas cara guru
mengajar juga turut berpengaruh dalam memotivasi siswa nya. Merupakan tugas guru dalam
menciptakan situasi belajar di kelas. Namun di lingkungan rumah pun orangtua perlu menunjang apa
yang diberikan guru di sekolahnya

Untuk itu komunikasi guru dan orangtua tampaknya perlu terjalin agar sejalan antara apa yang diajarkan
di kelas maupun di rumah

Anda mungkin juga menyukai