Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

PELAYAN PUSKESMAS DI N

Disusun oleh

Fajar Deardo Manik 19603034

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2021
Kata Pengantar
Puji syukur terhadap kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan berkat yang
diberikan kepda kita hamba-Nya, sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan proposal dengan
judul “Analisis Pelayanan Puskesmas di Neglasari Kota Tangerang”

Tugas proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian. Banyak
tantangan maupun kendala dalam penulisan proposal ini. Namun dengan rasa bersyukur saya dapat
menyelesaikan proposal ini dengan baik.

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................I

DAFTAR ISI............................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

I.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

I.2 Pembahasan...................................................................................................................2

I.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3

II.1 Definisi Puskesmas......................................................................................................3

II.2 Tujuan Puskesmas........................................................................................................3

II.3 Fungsi Puskesmas........................................................................................................3

II.4 Peran Puskesmas.........................................................................................................4

II.5 Upata Penyelenggara...................................................................................................5

II.6 Azas Penyelenggara....................................................................................................6

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................................8

III.1 Jenis Penelitian..........................................................................................................8

III.2 Fokus Penelitian........................................................................................................8

III.3 Jenias dan Sumber Data............................................................................................8

III.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................................................9

III.5 Teknik Analisis Data.................................................................................................9

II
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa
pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional guna tercapainya kesadaran,
kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan di Indonesia dinyatakan dalam program Indonesia
Sehat 2010. Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai
oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memilki derajat
kesehatan setinggi-tingginya di seluruh wilayah Indonesia.

Secara umum, pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas meliputi pelayanan
kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan
rehabilitasi (pemulihan kesehatan), namun ada beberapa pelayanan lainnya seperti pembuatan surat
keterangan berbadan sehat, pembayaran, surat rujukan serta surat lainnya. Kinerja pelayanan
menyangkut hasil pekerjaan, kecepatan kerja, pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan harapan
pelanngan, dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Pemerintah telah berusaha
memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dengan mendirikan Rumah Sakit dan
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) di seluruh wilayah Indonesia. Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan .

2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Sudiro (2001) di beberapa Puskesmas di daerah Jakarta
diketahui bahwa pada umumnya pasien mengeluh dengan antrian pada saat pengurusan administrasi
yang mampu mencapai 15 sampai 20 menit. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya jumlah
kunjungan di Puskesmas. Puskesmas Kecamatan Motoling adalah salah satu Puskesmas pemerintah di
Kabupaten Minahasa Selatan.

Dan untuk mecapai derajat kesehatan yang optimal yang memuaskan bagi pasien melaluio
upaya kesehatan perlu adanya pelayanan yang baik yang diberikan oleh pegawai oleh sebab itu
dituntut kinerja yang tinggi dari pegawai.

1
Kinerja pelayanan pada Puskesmas Motoling masih belum sesuai dengan keinginan
masyarakat karena masih seringnya terdengar keluhan pasien maupun keluarganya dimana masih
seringnya pegawai Puskesmas yang lambat dalam memberikan pelayanan, pasien sering menunggu
lama untuk mendapatkan giliran dilayanani oleh pegawai. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan memilih judul: “Kualitas Pelayanan Publik di Kecamatan Neglasari
(suatu Studi Tentang Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Neglasari Kota Tangerang)”  

I.2 Rumusan Masalah


Untuk memberikan arah yang jelas tentang pembahasan atau analisa yang dilakukan dalam proposal
penelitian ini, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah :

1. Bagaimanakah Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Neglasari?

2. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas


Kecamatan Neglasari?

3. Faktor-faktor pendukung terlaksananya pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Neglasari?

I.3 Tujuan Penelitian


Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Kualitas Pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Kecamata Neglasari

I.4 Kegunaan Penelitian


a) Dapat memberikan bahan masukan kepada pemerintah Kota Tangerang khususnya Puskesmas
Kecamatan Neglasari dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

b) Dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu ; pengetahuan pada umumnya

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Defenisi Puskesmas

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di
samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004) puskesmas merupakan unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja (Effendi, 2009).

Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang menyeluruh yang
meliputi pelayanan kuratif (pengobatan),preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan)
dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan
tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai
tutup usia (Effendi, 2009).

II.2 Tujuan Puskesmas


Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2005).

II.3. Fungsi Puskesmas


Puskesmas memiliki wilayah kerja yang meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaan infrastruktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas. Untuk
perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan
kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.

Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja
puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk
150.000 jiwa atau lebih, merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi
puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Effendi, 2009).

Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupa ya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta menduku ng pembangunan kesehatan.

3
Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama
pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.

Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan


memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat. Pusat pelayanan
kesehatan strata pertama berarti puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi


:Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (privat goods) dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan
dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.Pelayanan kesehatan masyarakat adalah
pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.

Pelayanan kesehatan masyarakat disebut antara lain adalah promosi kesehatan,


pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

Menurut Effendi (2009) ada beberapa proses dalam melaksanakan fungsi tersebut yaitu
merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong
dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien, memberikan bantuan yang bersifat
bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan memberikan pelayanan kesehatan
langsung kepada masyarakat, bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program puskesmas.

I.4. Peran Puskesmas


Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut
memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan
daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun
rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang, puskesmas juga
dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan
kesehatan secara komprehensif dan terpadu (Effendi, 2009).

4
I.5. Upaya penyelenggaraan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya
kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari kesehatan
nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan
menjadi dua yakni upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembang (Trihono, 2005).

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang
ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah upaya promosi kesehatan, upaya
kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi
masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan
(Trihono, 2005) .

Sedangkan upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan


berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
puskesmas yang telah ada yaitu upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatran oleh raga, upaya
perawatan kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya
kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut dan upaya pembinaan pengobatan
tradisional (Trihono, 2005).

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yakni upaya
diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan
pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas
(Trihono, 2005).

Pemilihan upaya kesehatan pengembangn ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas
kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari konkes/BPKM/BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara
optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai
penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota (Trihono, 2005).

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan


padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung
jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu, dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi
dengan berbagai unit fungsional lainnya (Trihono, 2005).

Perlu diingat meskipun puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik dan


memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetapsebagai sarana pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanankesehatan perorangan dan
pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya (Trihono, 2005).

5
I.6. Azas penyelenggaraan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas
secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi
puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun
upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah azas
pertanggungjawaban wilayah, azas pemberdayaan masyarakat, azas keterpaduan dan azas rujukan
(Trihono, 2005).

Azas pertanggungjawaban wilayah berarti puskesmas bertanggung jawab meningkatkan


derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus
melaksanakan berbagai kegiatan seperti menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat
kecamatan sehingga berwawasan kesehatan, memantau dampak berbagai upaya pembangunan
terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, membina setiap upaya kesehatan strata pertama
yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya dan menyelenggarakan
upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya (Trihono,
2005).

Azas pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas wajib memberdayakan perorangan,


keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas. Untuk
itu, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas
(BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan
masyarakat antara lain adalah upaya kesehatan ibu dan anak (posyandu, polindes dan bina keluarga
balita), upaya pengobatan (posyandu, pos obat desa ), upaya perbaikan gizi (posyandu, panti
pemulihan gizi, keluarga sadar gizi), upaya kesehatan sekolah (dokter kecil, penyertaan guru dan
orang tua/wali murid, saka bakti husada dan pos kesehatan pesantren), upaya kesehatan lingkungan
(kelompok pemakai air bersih, dan desa percontohan kesehatan lingkungan), upaya kesehatan usia
lanjut ( posyandu usila dan panti werda), upaya kesehatan kerja (pos upaya kesehatan kerja), upaya
kesehatan jiwa (posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat), upaya pembinaan pengobatan
tradisional (taman obat keluarga dan pembinaan pengobatan tradisional) serta upaya pembinaan dan
jaminan kesehatan (dana sehat, tabungan ibu bersalin, mobilisasi dana keagamaan) (Trihono, 2005).

Azas keterpaduan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika
mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu
keterpaduan lintas program dan keterpaduan lintas sektor (Trihono, 2005).Keterpaduan lintas program
adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai upa ya kesehatan yangmenjadi tanggung jawab
puskesmas sedangkan untuk keterpaduan lintas sektor merupakan upaya memadukan
penyelenggaraan upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari
sektor terkait tingkat kecamatan termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha (Trihono,
2005). Azas rujukan digunakan sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmasberhadapan langsung dengan masyarakat
dengan berbagai permasalahan kesehatannya.

6
Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga
untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan
dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan (Trihono, 2005).Rujukan adalah pelimpahan wewenang
dan tanggung jawab atas kasus atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik
secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama
(Trihono, 2005)

7
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Jenis Penelitian
Untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang diambil dan sesuai dengan
tujuan penelitian ini, maka jenis penelitian yang dianggap tepat adalah penelitian
deskriptif dengan menggunakan analisis data kualitatif, karena obyek dari penelitian
ini merupakan suatu fenomena atau Kenyataan sosial. Hal itu sesuai denan yang
dikatakan oleh Sanapiah Faisal (1999:20) bahwa penelitian deskriptif atau penelitian
taksonomik atau penelitian eksplorasi dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai suatu fenomena atau Kenyataan sosial, dengan jalan mendiskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti tanpa
mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada. Karena itu pada penelitian
deskriptif tidak dilakukan pengujian hipotesis untuk membangun dan
mengembangkan perbendaharaan teoti.

III.2 Fokus Penelitian


Adapun fokus dalam penelitian ini berdasarkan Pendapat dari Agus Dharma
tentang 3 cara dalam mengukur kinerja. Menurutnya “kinerja atau prestsi kerja adalah
suatu yang dihasilkan atau produk atau jasa yang dihasilkan atau yang diberikan oleh
seseorang atau sekelompok orang”. Ada tiga cara dalam mengukur kinerja: a)
Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif
melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. b) Kualitas,
yaitu mutu yang dihasilkan. Dalam hal ini mencerminkan pengukuran tingkat
kepuasan, yakni seberapa baik penyelesaiannya. c) Ketepatan waktu, adalah sesuai
tidaknya dengan waktu yang direncanakan. Indikatornya yaitu Ketepatan waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan. 

III.3 Jenis dan Sumber data


1. Data Primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung pada saat kita melakukan
penelitian, sumber data yang diperoleh secara langsung dari orang-orang atau
informan yang secara sengaja dipilih untuk memperoleh data-data atau informasi yang
ada relefansinya dengan permasalahan penelitian.

8
Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian ialah: Informan Yaitu apabila
menurut Moleong (2000:90) “Informan merupakan orang dalam yang digunakan
untuk memberikan keterangan dan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang
penelitian. Adapun nara sumber atau informan yang akan dipilih untuk menjadi
sumber data primer adalah atau Informan :

- Kepala Puskesmas 1 orang

- Staf Puskesmas 5 orang

- 15 orang Masyarakat di kecamatan Motoling yang diambil dari 3 desa berbeda yang
ada di Kecamatan Motoling.

2. Data Sekunder

III.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Wawancara

2. Observasi.

3. Dokumentasi 

III.5 Teknik Analisis Data


Analisis data menurut Sanapiah Faisal (1999:255-258) terdiri dari tiga alur
kegiatan yaitu:

a) Reduksi data (Data reduction) yang merupakan proses merangkum,


mengikhtisarkan atau menyeleksi data dari catatan lapangan yang kemudian
dimasukkan dalam kategori tema yang mana, fokus atau permasalahan yang mana
sesuai dengan fokus penelitian.

b) Penyajian data (Data display) merupakan proses penyajian data kedalam sejumlah
matrik yang sesuai yang berfungsi untuk memetakan data yang telah direduksi, juga
untuk memudahkan mengkontruksi didalam rangka menuturkan, menyimpulkan dan
mnginterprestasikan data.

9
c) Menarik kesimpulan, yaitu membuat suatu kesimpulan sementara yang dapat
dijadikan sebagai suatu pembekalan dalam melaksanakan penelitian untuk
memberikan penafsiran dari data yang diperoleh terutama data yang berhubungan
dengan fokus penelitian. Penarikan kesimpulan atau vertifikasi dilakukan dengan
longgar, tetap terbuka, tetapi semakin lama lebih semakin rinci berdasarkan
kumpulan-kumpulan data yang diperoleh dilapangan dan mengakar dengan kokoh.
Data yang diperoleh dilapangan, disajikan sedemikian rupa, kemudian dianalisa
terhadap data tersebut untuk memperoleh hasil yang sebenarnya.

10

Anda mungkin juga menyukai