PELAYAN PUSKESMAS DI N
Disusun oleh
2021
Kata Pengantar
Puji syukur terhadap kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan berkat yang
diberikan kepda kita hamba-Nya, sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan proposal dengan
judul “Analisis Pelayanan Puskesmas di Neglasari Kota Tangerang”
Tugas proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian. Banyak
tantangan maupun kendala dalam penulisan proposal ini. Namun dengan rasa bersyukur saya dapat
menyelesaikan proposal ini dengan baik.
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
I.2 Pembahasan...................................................................................................................2
II
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan menyebutkan bahwa
pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional guna tercapainya kesadaran,
kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan di Indonesia dinyatakan dalam program Indonesia
Sehat 2010. Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai
oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memilki derajat
kesehatan setinggi-tingginya di seluruh wilayah Indonesia.
Secara umum, pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas meliputi pelayanan
kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan
rehabilitasi (pemulihan kesehatan), namun ada beberapa pelayanan lainnya seperti pembuatan surat
keterangan berbadan sehat, pembayaran, surat rujukan serta surat lainnya. Kinerja pelayanan
menyangkut hasil pekerjaan, kecepatan kerja, pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan harapan
pelanngan, dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Pemerintah telah berusaha
memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dengan mendirikan Rumah Sakit dan
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) di seluruh wilayah Indonesia. Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai :
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Sudiro (2001) di beberapa Puskesmas di daerah Jakarta
diketahui bahwa pada umumnya pasien mengeluh dengan antrian pada saat pengurusan administrasi
yang mampu mencapai 15 sampai 20 menit. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya jumlah
kunjungan di Puskesmas. Puskesmas Kecamatan Motoling adalah salah satu Puskesmas pemerintah di
Kabupaten Minahasa Selatan.
Dan untuk mecapai derajat kesehatan yang optimal yang memuaskan bagi pasien melaluio
upaya kesehatan perlu adanya pelayanan yang baik yang diberikan oleh pegawai oleh sebab itu
dituntut kinerja yang tinggi dari pegawai.
1
Kinerja pelayanan pada Puskesmas Motoling masih belum sesuai dengan keinginan
masyarakat karena masih seringnya terdengar keluhan pasien maupun keluarganya dimana masih
seringnya pegawai Puskesmas yang lambat dalam memberikan pelayanan, pasien sering menunggu
lama untuk mendapatkan giliran dilayanani oleh pegawai. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan memilih judul: “Kualitas Pelayanan Publik di Kecamatan Neglasari
(suatu Studi Tentang Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Neglasari Kota Tangerang)”
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di
samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut Depkes RI (2004) puskesmas merupakan unit
pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja (Effendi, 2009).
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang menyeluruh yang
meliputi pelayanan kuratif (pengobatan),preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan)
dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan
tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam kandungan sampai
tutup usia (Effendi, 2009).
Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih, wilayah kerja
puskesmas dapat meliputi satu kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk
150.000 jiwa atau lebih, merupakan puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi
puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Effendi, 2009).
Menurut Trihono (2005) ada 3 (tiga) fungsi puskesmas yaitu: pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupa ya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta menduku ng pembangunan kesehatan.
3
Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan
kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pusat pemberdayaan masyarakat berarti puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama
pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam
memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
Menurut Effendi (2009) ada beberapa proses dalam melaksanakan fungsi tersebut yaitu
merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong
dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien, memberikan bantuan yang bersifat
bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan memberikan pelayanan kesehatan
langsung kepada masyarakat, bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program puskesmas.
4
I.5. Upaya penyelenggaraan
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni terwujudnya
kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari kesehatan
nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan
menjadi dua yakni upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembang (Trihono, 2005).
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang
ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah upaya promosi kesehatan, upaya
kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi
masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta upaya pengobatan
(Trihono, 2005) .
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yakni upaya
diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan
pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas
(Trihono, 2005).
Pemilihan upaya kesehatan pengembangn ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas
kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari konkes/BPKM/BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara
optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai
penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota (Trihono, 2005).
5
I.6. Azas penyelenggaraan
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas
secara terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi
puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun
upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah azas
pertanggungjawaban wilayah, azas pemberdayaan masyarakat, azas keterpaduan dan azas rujukan
(Trihono, 2005).
Azas keterpaduan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika
mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu
keterpaduan lintas program dan keterpaduan lintas sektor (Trihono, 2005).Keterpaduan lintas program
adalah upaya memadukan penyelenggaraan berbagai upa ya kesehatan yangmenjadi tanggung jawab
puskesmas sedangkan untuk keterpaduan lintas sektor merupakan upaya memadukan
penyelenggaraan upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program dari
sektor terkait tingkat kecamatan termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha (Trihono,
2005). Azas rujukan digunakan sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmasberhadapan langsung dengan masyarakat
dengan berbagai permasalahan kesehatannya.
6
Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga
untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan
dan inovasi) harus ditopang oleh azas rujukan (Trihono, 2005).Rujukan adalah pelimpahan wewenang
dan tanggung jawab atas kasus atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik
secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama
(Trihono, 2005)
7
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Jenis Penelitian
Untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang diambil dan sesuai dengan
tujuan penelitian ini, maka jenis penelitian yang dianggap tepat adalah penelitian
deskriptif dengan menggunakan analisis data kualitatif, karena obyek dari penelitian
ini merupakan suatu fenomena atau Kenyataan sosial. Hal itu sesuai denan yang
dikatakan oleh Sanapiah Faisal (1999:20) bahwa penelitian deskriptif atau penelitian
taksonomik atau penelitian eksplorasi dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi
mengenai suatu fenomena atau Kenyataan sosial, dengan jalan mendiskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti tanpa
mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada. Karena itu pada penelitian
deskriptif tidak dilakukan pengujian hipotesis untuk membangun dan
mengembangkan perbendaharaan teoti.
8
Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian ialah: Informan Yaitu apabila
menurut Moleong (2000:90) “Informan merupakan orang dalam yang digunakan
untuk memberikan keterangan dan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang
penelitian. Adapun nara sumber atau informan yang akan dipilih untuk menjadi
sumber data primer adalah atau Informan :
- 15 orang Masyarakat di kecamatan Motoling yang diambil dari 3 desa berbeda yang
ada di Kecamatan Motoling.
2. Data Sekunder
2. Observasi.
3. Dokumentasi
b) Penyajian data (Data display) merupakan proses penyajian data kedalam sejumlah
matrik yang sesuai yang berfungsi untuk memetakan data yang telah direduksi, juga
untuk memudahkan mengkontruksi didalam rangka menuturkan, menyimpulkan dan
mnginterprestasikan data.
9
c) Menarik kesimpulan, yaitu membuat suatu kesimpulan sementara yang dapat
dijadikan sebagai suatu pembekalan dalam melaksanakan penelitian untuk
memberikan penafsiran dari data yang diperoleh terutama data yang berhubungan
dengan fokus penelitian. Penarikan kesimpulan atau vertifikasi dilakukan dengan
longgar, tetap terbuka, tetapi semakin lama lebih semakin rinci berdasarkan
kumpulan-kumpulan data yang diperoleh dilapangan dan mengakar dengan kokoh.
Data yang diperoleh dilapangan, disajikan sedemikian rupa, kemudian dianalisa
terhadap data tersebut untuk memperoleh hasil yang sebenarnya.
10