Anda di halaman 1dari 11

CERAMAH BIMBINGAN MENTAL

PANDANGAN ISLAM TENTANG KESEHATAN

Disusun Oleh :

Hasrapriliana Hersya

J 500 080 096

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013
A. LATAR BELAKANG

Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan, baik kesehatan fisik, mental maupun
kesehatan lingkungan.Pada zaman Nabi perawat dapat diberi nama ”Al Asiyah “ dari kata Aasa
yang berarti mengobati luka, dengan tugas utama memberi makanan dan memberikan obat.
Pelayanan kesehatan telah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW dengan seorang perawat
wanita yang pertama yang bernama Rufaidah. Islam sangat menghargai seorang petugas
kesehatan karena petugas ini adalah petugas kemanusiaan yang sangat mulia.

Pelayanan kesehatan adalah memberi pelayanan kesehatan kepada orang yang


membutuhkan baik itu berupa asuhan keperawatan atau pelayanan kepada pasien. Hubungan
antara petugas kesehatan dan pasien adalah sebagai penjual jasa dan pemakai jasa.Antara petugas
kesehatan dan pasien terjadi akad Hijrah. Akad Hijrah adalah suatu akad dimana satu pihak
memanfaatkan barang, tenaga, pikiran dan keahlian.

Sementara ketika seseorang sedang sakit,maka dia serta seluruh kerabatnya


menginginkannya agar sembuh untuk melanjutkan kembali aktivitasnya dan dapat berkumpul
lagi dengan kerabtanya. Agar lekas mendapat kesembuhan orang yang sedang sakit tersebut
harus mendapat perawatan yang baik utamanya dari pihak pelayanan kesehatan yaitu tenaga
medis.

Selain mendapat perawatan yang baik dari tenaga medis,tentunya orang yang sakit ini
juga membutuhkan dukungan dan semangat dari kerabatnya. Untuk itu kita perlu mengetahui
bagaimana adab mengunjungi orang sakit.

Dalam hal ini Islam juga telah mengajarkan tentang perawatan terhadap orang sakit
dan adab mengunjungi orang sakit.

Bagi seorang dokter atau tabib muslim atau muslimah harus dapat mengamalkan ajaran
Islam termasuk dalam pengobatan. Ada 5 prinsip dasar pengobatan dalam Islam yang perlu
diketahui untuk dapat dijadikan rujukan sehingga dalam mengatasi atau mengobati pasien tetap
berpegang teguh pada ajaran agama.
Dengan berpegang pada prinsip-prinsip pengobatan dalam Islam, tentu akan membawa
hikmah yang cukup besar terhadap penyembuhan segala penyakit. Mengingat prinsip ini justru

2
menambah semangat atau optimis bagi para dokter untuk dapat membantu peneyembuhan
pasiennya, sedangkan sang pasienb juga bertambah keyakinannya bahwa penyakit yang diderita
pasti dapat disembuhkan.

1.      Semua Penyakit dan Penyembuhan dari Allah S.W.T


Kita harus dapat menanamkan keyakinan sedalam-dalamnya di hati sanubari, bahwa
semua penyakit adalah ujian atau cobaan yang diberikan oleh Allah. Dan datangnya kesembuhan
hanya semata-mata karena Allah. Dokter, tabib, obat serta berbagai usaha yang dilakukan untuk
penyembuhan hanya merupakan perantara atau media, semua tidak akan berhasil tanpa izin
Allah SWT.
Dan yang paling penting untuk diyakini adalah semua penyakit yang diturunkan Allah
SWT ke muka bumi ini pasti ada obatnya. Allah SWT tidak mungkin menurunkan sebuah
penyakit tanpa disertai obatnya.
Rasulullah SAW bersabda ”Setiap kali Allah SWt menurunkan penyhakit, pasti Allah
SWT menurunkan obatnya” (HR. Bukhori dan Muslim)
Dalam hadist laian juga disebutkan, ”Masing-masing penyakit pasti ada obatnya. Kalau
obat sudah mengenai penyakit, penyakit itu pasti sembuh dengan seizin Allah SWT.” (HR.
Muslim).
Ibrahim Khalilullah bertanya, ya robbi dari mana asalnya penyakit ? ”Dari Ku,” jawab
Allah. Lalu Ibrahim kembali bertanya, lantas dari mana obatnya. Allah menjawab, dari Ku juga.
Untuyk ketiga kalinya Ibrahim menyampaikan pertanyaan, kalau begitu apa gunanya tabib atau
dokter ?. ”Ia adalah makhluk yang Saya (Allah) utus untuk membawa obat dari Ku (Allah),”
jawab Allah.

2.      Teori Berpasang-Pasangan


Di dunia ini Allah menciptakan sesuatu dengan berpasang-pasangan, sehingga tidak ada yang
ganjil di dunia ini, semua memiliki pasangan sendiri-sendiri, termasuk dalam pengobatan.
Sebagaimana hadist yang diriwayatkan abu Hurairah RA, ”Apabilah ada seekor lalat jatuh di
bejana seorang diantara kalian, maka tenggelamkanlah. Karena sesungguhnya salah satu
sayapnya mengandung penyakit dan sayap yang lain mengandung obatnya,”

3
Dalam hadist lain yang diriwayatkan Said bin Al Khudri, Rasulullah SAW bersabda,
”Sebelah sayap lalat adalah racun, sedangkan sebelah sayap lainnya adalah obat. Kalau ia jatuh
kedalam makanan atau minuman, tenggelamkanlah. Karena ia bisa menyuntik racun dan bisa
sekaligus menyuntikkan obatnya,”

3.      Tidak Boleh Mengunakan Obat yang Najis atau Haram


Dalam pengobatan dapat dibagi menjadi dua yaitu pengobatan yang dihalalkan dan yang
diharamkan. Pengobatan yang dihalalkan adalah segala macam pengobatan yang tidak
bertentangan dengan syariat Islam.
Pengobatan nabawi merupakan salah satu yang dianjurkan dalam Islam, dan secara jelas
disebutkan dalam Al-Qur’an maupun hadits, seperti pengobatan dengan madu, habah sauda
(jinten hitam), air zamzam, ruqyah atau berdo’a dengan membacakan ayat-ayat Al Qur’an.
Pengobatan secara medis, yang secara ilmiyah dapat dipertanggung-jawabakan.
Pengoabatan secara tradisional, seperti dengan jamu atau ramuan yang tidak hiharamkan, dan
refleksi serta metode lainya.
Sedangkan pengobatan yang haram adalah pengobatan yang menyimpang dari syariah
Islam, seperti menggunakan sihir, dukun, meminta bantuan jin, menggunakan barang-barang
yang diharamkan atau benda-benda najis di larang oleh agama Islam.
Salah satu pengobatan yang dilarang adalah menggunakan khomer atau arak. Mengingat
jelas-jelas penyakit bukan obat. Dalil mengharamkan arak sudah jelas, maka Islam dengan gigih
memberantas arak dan menjauhkan umat Islam dari arak, serta dibuatnya suatu pagar antara umat
Islam dan arak itu. Tidak ada satupun pintu yang terbuka, betapapun sempitnya pintu itu, buat
meraihnya.
Tidak seorang Islam pun yang diperkenankan minum arak walaupun hanya sedikit. Tidak
juga diperkenankan untuk menjual, membeli, menghadiahkan ataupun membuatnya. Disamping
itu tidak pula diperkenankan menyimpan di tokonya atau di rumahnya. Termasuk juga dilarang
menghidangkan arak dalam perayaan-perayaan, baik kepada orang Islam ataupun kepada orang
lain. Juga dilarang mencampurkan arak pada makanan ataupun minuman.
Tinggal ada satu segi yang sering oleh sementara orang ditanyakan, yaitu tentang arak
dipakai untuk berobat Dalam hal ini Rasulullah s.a.w. pernah menjawab kepada orang yang

4
bertanya tentang hukum arak. Lantas Nabi menjawab: Dilarang! Kata laki-laki itu kemudian:
"Innama nashna'uha liddawa' (kami hanya pakai untuk berobat).
Maka Nabi Muhammad SAW menjawab, ”Arak itu bukan obat, tetapi penyakit." (HR.
Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Tarmizi). Dalam hadist lain juga disebutkan, ”Sesungguhnya
Allah telah menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan untuk kamu bahwa tiap penyakit ada
obatnya, oleh karena itu berobatlah, tetapi jangan berobat dengan yang haram." (Riwayat Abu
Daud)
Dan Ibnu Mas'ud pernah juga mengatakan perihal minuman yang memabukkan:
"Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhanmu dengan sesuatu yang Ia haramkan atas
kamu." (Riwayat Bukhari).
Memang tidak mengherankan kalau Islam melarang berobat dengan arak dan benda-
benda lain yang diharamkannya, sebab diharamkannya sesuatu, sesuai dengan analisa Ibnul
Qayim, mengharuskan untuk dijauhi selamanya dengan jalan apapun. Maka kalau arak itu boleh
dipakai untuk berobat, berarti ada suatu anjuran supaya mencintai dan menggunakan arak itu. Ini
jelas berlawanan dengan apa yang dimaksud oleh syara'.
Sebenarnya obat-obat yang haram itu tidak lebih hanya kira-kira saja dapat
menyembuhkan. Ibnul Qayim memperingatkan juga yang ditinjau dari segi kejiwaan, ia
mengatakan: "Bahwa syaratnya sembuh dari penyakit haruslah berobat yang dapat diterima akal,
dan yakin akan manfaatnya obat itu serta adanya barakah kesembuhan yang dibuatnya oleh
Allah.
Sedang dalam hal ini telah dimaklumi, bahwa setiap muslim sudah berkeyakinan akan
haramnya arak, yang karena keyakinannya ini dapat mencegah orang Islam untuk mempercayai
kemanfaatan dan barakahnya arak itu, dan tidak bisa jadi seorang muslim dengan keyakinannya
semacam itu untuk berhusnundz-dzan (beranggapan baik) terhadap arak dan dianggapnya
sebagai obat yang dapat diterima akal. Bahkan makin tingginya iman seseorang, makin besar
pula kebenciannya terhadap arak dan makin tidak baik keyakinannya terhadap arak itu.
Walaupun demikian, kalau sampai terjadi keadaan darurat, maka darurat itu dalam
pandangan syariat Islam ada hukumnya tersendiri. Oleh karena itu, kalau seandainya arak atau
obat yang dicampur dengan arak itu dapat dinyatakan sebagai obat untuk sesuatu penyakit yang
sangat mengancam kehidupan manusia, dimana tidak ada obat lainnya kecuali arak, dan saya
sendiri percaya hal itu tidak akan terjadi, dan setelah mendapat pengesahan dari dokter muslim

5
yang mahir dalam ilmu kedokteran dan mempunyai jiwa semangat (ghirah) terhadap agama,
maka dalam keadaan demikian berdasar kaidah agama yang selalu membuat kemudahan dan
menghilangkan beban yang berat, maka berobat dengan arak tidaklah dilarang, dengan syarat
dalam batas seminimal mungkin.
Sesuai dengan firman Allah: "Barangsiapa terpaksa dengan tidak sengaja dan tidak
melewati batas maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun dan Maha Belas-kasih." (al-
An'am: 145)
Setiap yang berbahaya dimakan atau diminum tetap haram, ada suatu kaidah yang
menyeluruh dan telah diakuinya dalam syariat Islam, yaitu bahwa setiap muslim tidak
diperkenankan makan atau minum sesuatu yang dapat membunuh, lambat ataupun cepat,
misalnya racun dengan segala macamnya, atau sesuatu yang membahayakan termasuk makan
atau minum yang terlalu banyak yang menyebabkan sakit. Sebab seorang muslim itu bukan
menjadi milik dirinya sendiri, tetapi dia adalah milik agama dan umatnya. Hidupnya,
kesehatannya, hartanya dan seluruh nikmat yang diberikan Allah kepadanya adalah sebagai
barang titipan (amanat). Oleh karena itu dia tidak boleh melalaikan amanat itu.

Firman Allah: "Janganlah kamu membunuh diri-diri kamu, karena sesungguhnya Allah
Maha Belas-kasih kepadamu." (an-Nisa': 29)
"Jangan kamu mencampakkan diri-diri kamu kepada kebinasaan." (al-Baqarah: 195)
Dan Rasulullah s.a.w. pun bersabda: "Tidak boleh membuat bahaya dan membalas
bahaya." (Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah)

PERAWATAN ORANG SAKIT


Manusia terdiri dari dua komponen yaitu jasmani dan rohani. Jasmani adalah jasad atau
fisik secara keseluruhan(tubuh atau badan) , sedangkan rohani adalah jiwa yang tinggal dalam
tubuh manusia yang membuat manusia bisa menentukan baik dan buruk (jiwa,ruh atau pikiran).
Ketika jasmani manusia sakit,maka rohaninya pun juga ikut sakit seperti gelisah dan was-was.
Sehingga tidak dapat melakukan aktivitas apa pun. Sebab itu butuh perawatan dari tenaga medis
agar lekas sembuh dari sakit yang diderita.

6
A.PENGERTIAN SEHAT dan SAKIT
Sakit adalah lawan dari sehat. Yaitu keadaan tubuh atau jiwa yang mengalami gangguan
fisik ataupun mental sehingga timbul rasa atau perasaan yang tidak mengenakan, tidak nyaman,
dan tidak bisa melakukan pekerjaan sehari-hari. Sedangkan WHO memberi definisi sehat : is a
state of Health physical,mental and social being not merely the absence of disease or infirmity.
Artinya sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik,mental dan sosial tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan. Sedangkan sakit adalah defiasi/penyimpangan dari status
sehat.
Berdasar definisi diatas,maka sehat itu terdapat 3 faktor yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi yaitu : fisik,mental dan sosial.

B.PENGOBATAN dan PERAWATAN ORANG SAKIT


Manusia adalah makhluk Allah SWT. Dia-lah Penciptanya,Pemberi kehidupan,Pemberi
rezeki dan Penyembuh hakiki dari semua penyakit. Peran tenaga medis dan para medis hanyalah
upaya manusia dengan menuruti sunnatullah. Harap si pasien berupaya dan berobat.
(٨٠)‫) َويَ ۡسقِي ِن ي ُۡط ِع ُمنِى ه َُو َوٱلَّ ِذى‬٧٩( ‫ت َوإِ َذا‬ ۡ ‫يَ ۡشفِي ِن فَهُ َو َم ِر‬
ُ ‫ض‬
(٨٢)‫)ي ُۡحيِي ِن ثُ َّم‬٨١( ‫تِى لِى يَ ۡغفِ َر أَن أَ ۡط َم ُع َوٱلَّ ِذى‬sََٔ‫ِّين يَ ۡو َم خَ ِط ٓئـ‬
ِ ‫يُ ِميتُنِى ٱلد‬
Artinya : (yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku,maka Dialah yang menunjuki aku. dan
Tuhanku,Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. dan apabila aku sakit, Dialah Yang
menyembuhkan aku. dan Yang akan mematikan aku,kemudian akan menghidupkan aku
( kembali ). dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.
a.Pengobatan
Pengobatan adalah segala upaya untuk menyembuhkan penyakit seseorang. Pengobatan
dapat berupa fisik,kimiawi,operatif dan sebagainya. Islam mengajarkan agar pasien diobati selain
dengan cara medis, juga mereka dianjurkan agar bersabar,berdoa,berdzikir dan bertawakkal
kepada Allah SWT dan mendoakan orang yang sakit untuk kesembuhannya.
b.Perawatan
Perawatan adalah cara pengobatan dimana si sakit harus menginap di rumah sakit.
Sebagai tenaga kesehatan harus memberi perhatian penuh,memonitor dan menilai perkembangan
penyakit dan kesembuhannya. Berbagai tugas mulia harus dilakukan dengan tekun dan tulus,
seperti : membantu buang hajat,mengganti pakaian,menjaga auratnya,jasmaninya selalu

7
bersih/thaharah,membantu berjalan,berbicara,makan-minum. Juga membantu untuk
beribadah/shalat karena dalam keadaan apapun seorang muslim diwajibkan untuk melaksanakan
shalat kecuali dalam keadaan tidak sadarkan diri,membaca Al-Qur’an,mendengar radio,berilah
hiburan yang berjiwa keagamaan,ciptakan pula suasana yang Islami dan sebagainya.
Namun, bila pasien sudah dalam keadaan sakaratul maut,ia dituntun membaca: Laa ilahaa
illallah,muhammadarrusulullah. Apabila ia meninggal, segera tutupkan kelopak mata dan
mulutnya,kemudian menutupinya dengan kain yang bersih.
Rasulullah SAW bersabda : “Laqqinuu mautaakuun “Laa ilaha illallah”.
Artinya : ajarilah orang-orang kamu yang hamper mati mengucapkan kalimat : “Laa ilaha
illallah” ( Riwayat Jama’ah kecuali Bukhari ).
“Man kaana aakhiru kalaamihi, “Laa ilaha illalllah”, dakhalal jannah”.
Artinya : Barang siapa akhir katanya : “Laa ilaha illallah”. Pasti ia masuk surga. ( Riwayat
Ahmad dan Abu Daud).
Kita sendiri juga harus mendoakan orang sakit dan yang meninggal,Rasulullah SAW :
“Apabila kamu membesuk orang sakit atau melayat orang meninggal,doakanlah, karena Malaikat
meng-amini apa yang kamu doakan”. (H.R. Muslim)

8
ADAB MENGUNJUNGI ORANG SAKIT
Mengunjungi orang sakit ( besuk ) merupakan salah satu kewajiban kewajiban menurut
ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda :
( HR.MUSLIM-2569 )

“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla berfirman pada Hari Kiamat : Hai anak Adam, Aku sakit
tetapi engkau tidak mengunjungi Aku. Ia berkata : Hai, Tuhanku, bagaimana aku
mengunjungiMU, sedang Engkau adalah Tuhan Rabbul ‘Alamien. Tuhan berfirman : Tidak
tahukah engkau bahwa hambaKu si Fulan sakit, tetapi engkau tidak mengunjunginya.
Sesungguhnya bila engkau mengunjunginya, engkau akan dapati Aku disampingnya… … …”.
(Riwayat Muslim)
A.PENGERTIAN ADAB MENGUNJUNGI ORANG SAKIT
Adab adalah satu istilah bahasa Arab yang berarti adat kebiasaan. Kata ini menunjuk
pada suatu kebiasaan atau pola tingkah laku yang dianggap sebagai model. Bentuk jamaknya
adalah Adab al-Islam, dengan begitu, berarti pola perilaku yang baik yang ditetapkan oleh Islam
berdasarkan pada ajaran-ajarannya. Dalam pengertian seperti inilah kata adab.
Jadi, pengertian adab mengunjungi orang sakit adalah pola,tingkah laku,kebiasaan atau
tata cara dalam mengunjungi orang sakit.
B.ADAB MENGUNJUNGI ORANG SAKIT
Dalam adab mengunjungi orang sakit, ada beberapa peraturan yang harus pembesuk
ketahui, yaitu:
-          Jenis penyakit Si Sakit khususnya bila penyakit menular, perlu petunjuk dokter
-          Jenis makanan yang dibawa disesuaikan dengan Si Sakit
-          Tidak membawa anak-anak umur 12 tahun ke bawah
-          Harus memperhatikan jam besuk
-          Tidak terlalu lama membesuk,sebab jika terlalu lama dapat mengganggu waktu istirahat Si
Sakit
Hal ini sangat penting untuk pembesuk ketahui,karena besuk yang memnuhi aturan dapat
menjadi dorongan, pemberi semangat untuk percaya diri dalam mengatasi gangguan kejiwaan
serta dapat menjadi terapi bagi jiwanya.

9
Untuk kepentingan Si Sakit pembesuk dianjurkan :
-          Agar bersabar, berdoa dan tawakkal kepada Allah SWT. (Q.S. Al-Hadied/57:22)
‫اب َمٓا‬
َ ‫ص‬َ َ‫صيبَ ۬ ٍة ِمن أ‬
ِ ‫ض فِى ُّم‬ ‫أۡل‬
ِ ‫ڪتَ ٰـ ۬بٍفِى إِأَّل َنفُ ِس ُكمۡ فِ ٓى َواَل ٱ َ ۡر‬
ِ ‫قَ ۡب ِل ِّمن‬
(٢٢)‫يَ ِسي ۬ ٌرٱهَّلل ِ َعلَى َذٲلِكَ إِ َّن نَّ ۡب َرأَهَٓاأَن‬
Artinya : Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
-          Agar mematuhi segala nasehat Tenaga Kesehatan, percaya pada perawatannya, bahwa tentu
ia dapat mengobati penyakitnya.
-          Mendoakan kesembuhan Si Sakit. Sunnah Rasulullah SAW :
Menurut keterangan ‘Aisyah r.a, riwayat Bukhari-Muslim :
Rasulullah SAW mengusap dengan tangan kanannya lalu berdoa :
“Allahumma Rabban-nasi azhibil-ba’sa, isyfi wa anta as-Syafi la syifa’an illaa syifaaka,syifaan
la yughadiru saqaman”.
ِ ‫ب ْالبَأ ْسـَا َء اِ ْش‬
َ‫ف اَ ْنتَ ال َّشـافِى الَ ِشفـَا َء اِالَّ ِشـفَـاءُكَ ِشـفَـا ًء ال‬ ِ َ‫ـاس اَ ْذه‬
َ َّ‫اَلَّهُـ َّم َربَّ الن‬
‫يُقَـا ِد ُر َسقَـمـَا‬

( Ya,Allah Tuhan manusia, hilangkanlah sakitnya, sembuhkanlah ia, dan Engkau Maha
Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan-MU, kesembuhan yang tidak
meninggalkan penyakit )

C.KEUTAMAAN MENJENGUK ORANG SAKIT


Ada beberapa keutamaan menjenguk orang sakit, yaitu :
-          Keuntungan bagi orang yang menengok orang sakit adalah ia akan dijauhkan dari neraka
sepanjang 7 tahun perjalanan. ( Abu Daud )
-          Bila menengok di pagi hari maka 70.000 malaikat akan mendoakan maghfirah untuk si
penengok sampai sore hari dan jika menengoknya di sore hari, maka 70.000 malaikat akan
mendoakan maghfirah sampai pagi hari. ( HR.Ahmad-756 )

10
PENUTUP

A.KESIMPULAN
- Manusia adalah makhluk Allah SWT. Dia-lah Penciptanya,Pemberi kehidupan,Pemberi rezeki
dan Penyembuh hakiki dari semua penyakit. Peran tenaga medis dan para medis hanyalah upaya
manusia dengan menuruti sunnatullah. Harap si pasien berupaya dan berobat. Melalui
pengobatan dan perawatan.
- Mengunjungi orang sakit adalah pola,tingkah laku,kebiasaan atau tata cara dalam mengunjungi
orang sakit. Dalam adab mengunjungi orang sakit, ada beberapa peraturan yang harus pembesuk
ketahui. Hal ini sangat penting untuk pembesuk ketahui,karena besuk yang memnuhi aturan
dapat menjadi dorongan, pemberi semangat untuk percaya diri dalam mengatasi gangguan
kejiwaan serta dapat menjadi terapi bagi jiwanya.

B.KRITIK dan SARAN


Penulis sadar dalam makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

11

Anda mungkin juga menyukai