Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Hasrapriliana Hersya
2013
A. LATAR BELAKANG
Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan, baik kesehatan fisik, mental maupun
kesehatan lingkungan.Pada zaman Nabi perawat dapat diberi nama ”Al Asiyah “ dari kata Aasa
yang berarti mengobati luka, dengan tugas utama memberi makanan dan memberikan obat.
Pelayanan kesehatan telah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW dengan seorang perawat
wanita yang pertama yang bernama Rufaidah. Islam sangat menghargai seorang petugas
kesehatan karena petugas ini adalah petugas kemanusiaan yang sangat mulia.
Selain mendapat perawatan yang baik dari tenaga medis,tentunya orang yang sakit ini
juga membutuhkan dukungan dan semangat dari kerabatnya. Untuk itu kita perlu mengetahui
bagaimana adab mengunjungi orang sakit.
Dalam hal ini Islam juga telah mengajarkan tentang perawatan terhadap orang sakit
dan adab mengunjungi orang sakit.
Bagi seorang dokter atau tabib muslim atau muslimah harus dapat mengamalkan ajaran
Islam termasuk dalam pengobatan. Ada 5 prinsip dasar pengobatan dalam Islam yang perlu
diketahui untuk dapat dijadikan rujukan sehingga dalam mengatasi atau mengobati pasien tetap
berpegang teguh pada ajaran agama.
Dengan berpegang pada prinsip-prinsip pengobatan dalam Islam, tentu akan membawa
hikmah yang cukup besar terhadap penyembuhan segala penyakit. Mengingat prinsip ini justru
2
menambah semangat atau optimis bagi para dokter untuk dapat membantu peneyembuhan
pasiennya, sedangkan sang pasienb juga bertambah keyakinannya bahwa penyakit yang diderita
pasti dapat disembuhkan.
3
Dalam hadist lain yang diriwayatkan Said bin Al Khudri, Rasulullah SAW bersabda,
”Sebelah sayap lalat adalah racun, sedangkan sebelah sayap lainnya adalah obat. Kalau ia jatuh
kedalam makanan atau minuman, tenggelamkanlah. Karena ia bisa menyuntik racun dan bisa
sekaligus menyuntikkan obatnya,”
4
bertanya tentang hukum arak. Lantas Nabi menjawab: Dilarang! Kata laki-laki itu kemudian:
"Innama nashna'uha liddawa' (kami hanya pakai untuk berobat).
Maka Nabi Muhammad SAW menjawab, ”Arak itu bukan obat, tetapi penyakit." (HR.
Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Tarmizi). Dalam hadist lain juga disebutkan, ”Sesungguhnya
Allah telah menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan untuk kamu bahwa tiap penyakit ada
obatnya, oleh karena itu berobatlah, tetapi jangan berobat dengan yang haram." (Riwayat Abu
Daud)
Dan Ibnu Mas'ud pernah juga mengatakan perihal minuman yang memabukkan:
"Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhanmu dengan sesuatu yang Ia haramkan atas
kamu." (Riwayat Bukhari).
Memang tidak mengherankan kalau Islam melarang berobat dengan arak dan benda-
benda lain yang diharamkannya, sebab diharamkannya sesuatu, sesuai dengan analisa Ibnul
Qayim, mengharuskan untuk dijauhi selamanya dengan jalan apapun. Maka kalau arak itu boleh
dipakai untuk berobat, berarti ada suatu anjuran supaya mencintai dan menggunakan arak itu. Ini
jelas berlawanan dengan apa yang dimaksud oleh syara'.
Sebenarnya obat-obat yang haram itu tidak lebih hanya kira-kira saja dapat
menyembuhkan. Ibnul Qayim memperingatkan juga yang ditinjau dari segi kejiwaan, ia
mengatakan: "Bahwa syaratnya sembuh dari penyakit haruslah berobat yang dapat diterima akal,
dan yakin akan manfaatnya obat itu serta adanya barakah kesembuhan yang dibuatnya oleh
Allah.
Sedang dalam hal ini telah dimaklumi, bahwa setiap muslim sudah berkeyakinan akan
haramnya arak, yang karena keyakinannya ini dapat mencegah orang Islam untuk mempercayai
kemanfaatan dan barakahnya arak itu, dan tidak bisa jadi seorang muslim dengan keyakinannya
semacam itu untuk berhusnundz-dzan (beranggapan baik) terhadap arak dan dianggapnya
sebagai obat yang dapat diterima akal. Bahkan makin tingginya iman seseorang, makin besar
pula kebenciannya terhadap arak dan makin tidak baik keyakinannya terhadap arak itu.
Walaupun demikian, kalau sampai terjadi keadaan darurat, maka darurat itu dalam
pandangan syariat Islam ada hukumnya tersendiri. Oleh karena itu, kalau seandainya arak atau
obat yang dicampur dengan arak itu dapat dinyatakan sebagai obat untuk sesuatu penyakit yang
sangat mengancam kehidupan manusia, dimana tidak ada obat lainnya kecuali arak, dan saya
sendiri percaya hal itu tidak akan terjadi, dan setelah mendapat pengesahan dari dokter muslim
5
yang mahir dalam ilmu kedokteran dan mempunyai jiwa semangat (ghirah) terhadap agama,
maka dalam keadaan demikian berdasar kaidah agama yang selalu membuat kemudahan dan
menghilangkan beban yang berat, maka berobat dengan arak tidaklah dilarang, dengan syarat
dalam batas seminimal mungkin.
Sesuai dengan firman Allah: "Barangsiapa terpaksa dengan tidak sengaja dan tidak
melewati batas maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun dan Maha Belas-kasih." (al-
An'am: 145)
Setiap yang berbahaya dimakan atau diminum tetap haram, ada suatu kaidah yang
menyeluruh dan telah diakuinya dalam syariat Islam, yaitu bahwa setiap muslim tidak
diperkenankan makan atau minum sesuatu yang dapat membunuh, lambat ataupun cepat,
misalnya racun dengan segala macamnya, atau sesuatu yang membahayakan termasuk makan
atau minum yang terlalu banyak yang menyebabkan sakit. Sebab seorang muslim itu bukan
menjadi milik dirinya sendiri, tetapi dia adalah milik agama dan umatnya. Hidupnya,
kesehatannya, hartanya dan seluruh nikmat yang diberikan Allah kepadanya adalah sebagai
barang titipan (amanat). Oleh karena itu dia tidak boleh melalaikan amanat itu.
Firman Allah: "Janganlah kamu membunuh diri-diri kamu, karena sesungguhnya Allah
Maha Belas-kasih kepadamu." (an-Nisa': 29)
"Jangan kamu mencampakkan diri-diri kamu kepada kebinasaan." (al-Baqarah: 195)
Dan Rasulullah s.a.w. pun bersabda: "Tidak boleh membuat bahaya dan membalas
bahaya." (Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah)
6
A.PENGERTIAN SEHAT dan SAKIT
Sakit adalah lawan dari sehat. Yaitu keadaan tubuh atau jiwa yang mengalami gangguan
fisik ataupun mental sehingga timbul rasa atau perasaan yang tidak mengenakan, tidak nyaman,
dan tidak bisa melakukan pekerjaan sehari-hari. Sedangkan WHO memberi definisi sehat : is a
state of Health physical,mental and social being not merely the absence of disease or infirmity.
Artinya sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik,mental dan sosial tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan. Sedangkan sakit adalah defiasi/penyimpangan dari status
sehat.
Berdasar definisi diatas,maka sehat itu terdapat 3 faktor yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi yaitu : fisik,mental dan sosial.
7
bersih/thaharah,membantu berjalan,berbicara,makan-minum. Juga membantu untuk
beribadah/shalat karena dalam keadaan apapun seorang muslim diwajibkan untuk melaksanakan
shalat kecuali dalam keadaan tidak sadarkan diri,membaca Al-Qur’an,mendengar radio,berilah
hiburan yang berjiwa keagamaan,ciptakan pula suasana yang Islami dan sebagainya.
Namun, bila pasien sudah dalam keadaan sakaratul maut,ia dituntun membaca: Laa ilahaa
illallah,muhammadarrusulullah. Apabila ia meninggal, segera tutupkan kelopak mata dan
mulutnya,kemudian menutupinya dengan kain yang bersih.
Rasulullah SAW bersabda : “Laqqinuu mautaakuun “Laa ilaha illallah”.
Artinya : ajarilah orang-orang kamu yang hamper mati mengucapkan kalimat : “Laa ilaha
illallah” ( Riwayat Jama’ah kecuali Bukhari ).
“Man kaana aakhiru kalaamihi, “Laa ilaha illalllah”, dakhalal jannah”.
Artinya : Barang siapa akhir katanya : “Laa ilaha illallah”. Pasti ia masuk surga. ( Riwayat
Ahmad dan Abu Daud).
Kita sendiri juga harus mendoakan orang sakit dan yang meninggal,Rasulullah SAW :
“Apabila kamu membesuk orang sakit atau melayat orang meninggal,doakanlah, karena Malaikat
meng-amini apa yang kamu doakan”. (H.R. Muslim)
8
ADAB MENGUNJUNGI ORANG SAKIT
Mengunjungi orang sakit ( besuk ) merupakan salah satu kewajiban kewajiban menurut
ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda :
( HR.MUSLIM-2569 )
“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla berfirman pada Hari Kiamat : Hai anak Adam, Aku sakit
tetapi engkau tidak mengunjungi Aku. Ia berkata : Hai, Tuhanku, bagaimana aku
mengunjungiMU, sedang Engkau adalah Tuhan Rabbul ‘Alamien. Tuhan berfirman : Tidak
tahukah engkau bahwa hambaKu si Fulan sakit, tetapi engkau tidak mengunjunginya.
Sesungguhnya bila engkau mengunjunginya, engkau akan dapati Aku disampingnya… … …”.
(Riwayat Muslim)
A.PENGERTIAN ADAB MENGUNJUNGI ORANG SAKIT
Adab adalah satu istilah bahasa Arab yang berarti adat kebiasaan. Kata ini menunjuk
pada suatu kebiasaan atau pola tingkah laku yang dianggap sebagai model. Bentuk jamaknya
adalah Adab al-Islam, dengan begitu, berarti pola perilaku yang baik yang ditetapkan oleh Islam
berdasarkan pada ajaran-ajarannya. Dalam pengertian seperti inilah kata adab.
Jadi, pengertian adab mengunjungi orang sakit adalah pola,tingkah laku,kebiasaan atau
tata cara dalam mengunjungi orang sakit.
B.ADAB MENGUNJUNGI ORANG SAKIT
Dalam adab mengunjungi orang sakit, ada beberapa peraturan yang harus pembesuk
ketahui, yaitu:
- Jenis penyakit Si Sakit khususnya bila penyakit menular, perlu petunjuk dokter
- Jenis makanan yang dibawa disesuaikan dengan Si Sakit
- Tidak membawa anak-anak umur 12 tahun ke bawah
- Harus memperhatikan jam besuk
- Tidak terlalu lama membesuk,sebab jika terlalu lama dapat mengganggu waktu istirahat Si
Sakit
Hal ini sangat penting untuk pembesuk ketahui,karena besuk yang memnuhi aturan dapat
menjadi dorongan, pemberi semangat untuk percaya diri dalam mengatasi gangguan kejiwaan
serta dapat menjadi terapi bagi jiwanya.
9
Untuk kepentingan Si Sakit pembesuk dianjurkan :
- Agar bersabar, berdoa dan tawakkal kepada Allah SWT. (Q.S. Al-Hadied/57:22)
اب َمٓا
َ صَ َصيبَ ۬ ٍة ِمن أ
ِ ض فِى ُّم أۡل
ِ ڪتَ ٰـ ۬بٍفِى إِأَّل َنفُ ِس ُكمۡ فِ ٓى َواَل ٱ َ ۡر
ِ قَ ۡب ِل ِّمن
(٢٢)يَ ِسي ۬ ٌرٱهَّلل ِ َعلَى َذٲلِكَ إِ َّن نَّ ۡب َرأَهَٓاأَن
Artinya : Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
- Agar mematuhi segala nasehat Tenaga Kesehatan, percaya pada perawatannya, bahwa tentu
ia dapat mengobati penyakitnya.
- Mendoakan kesembuhan Si Sakit. Sunnah Rasulullah SAW :
Menurut keterangan ‘Aisyah r.a, riwayat Bukhari-Muslim :
Rasulullah SAW mengusap dengan tangan kanannya lalu berdoa :
“Allahumma Rabban-nasi azhibil-ba’sa, isyfi wa anta as-Syafi la syifa’an illaa syifaaka,syifaan
la yughadiru saqaman”.
ِ ب ْالبَأ ْسـَا َء اِ ْش
َف اَ ْنتَ ال َّشـافِى الَ ِشفـَا َء اِالَّ ِشـفَـاءُكَ ِشـفَـا ًء ال ِ َـاس اَ ْذه
َ َّاَلَّهُـ َّم َربَّ الن
يُقَـا ِد ُر َسقَـمـَا
( Ya,Allah Tuhan manusia, hilangkanlah sakitnya, sembuhkanlah ia, dan Engkau Maha
Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan-MU, kesembuhan yang tidak
meninggalkan penyakit )
10
PENUTUP
A.KESIMPULAN
- Manusia adalah makhluk Allah SWT. Dia-lah Penciptanya,Pemberi kehidupan,Pemberi rezeki
dan Penyembuh hakiki dari semua penyakit. Peran tenaga medis dan para medis hanyalah upaya
manusia dengan menuruti sunnatullah. Harap si pasien berupaya dan berobat. Melalui
pengobatan dan perawatan.
- Mengunjungi orang sakit adalah pola,tingkah laku,kebiasaan atau tata cara dalam mengunjungi
orang sakit. Dalam adab mengunjungi orang sakit, ada beberapa peraturan yang harus pembesuk
ketahui. Hal ini sangat penting untuk pembesuk ketahui,karena besuk yang memnuhi aturan
dapat menjadi dorongan, pemberi semangat untuk percaya diri dalam mengatasi gangguan
kejiwaan serta dapat menjadi terapi bagi jiwanya.
11