A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Dermatitis adalah peradangan pada kulit (epidermis dan dermis) sebagai
respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbukan
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema,edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda poli morfik tidak selalu
timbul bersamaan bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik).
Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.
2. Etiologi
Radang kulit sebagai hasil kontak dengan unsur yang mengiritasi seperti
bahan kimia, unsur asing, obat, atau kontak denga suatu tumbuhan, seperti
tumbuhan menjalar beracun. Kulit dapat menjadi merah, iritasi dan gatal.
Penyebab umumnya adalah reaksi alergi. Sering pasien mempunyai riwayat
atau riwayat keluarga sakit asma, alergi atau eksem. Beberapa geejala
berikutnya adalah akibat penggarukan kulit. Penyebabnya terkadang adalah
reaksi obat, sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap suatu medikasi.
3. Klasifikasi dermatitis
a. Derrmatitis kontak
Peradangan pada kulit karena kontak dengan sesuatu yang dianggap
asing oleh tubuh seperti alergi dan iritan
b. Dermatitis atopic
Peradangan kulit kronis residif disertai rasa gatal yang umumnya terjadi
selama masa bayi dan anak-anak
c. Neurodermatitis sirkumskripta
d. Dermatitis numularis
e. Dermatitis statis
4. Manifestasi klinis
a. Dermatitis kontak
1) Lesi, kemerahan yang muncul pada bagian kulit yang terjadi
kontak
2) Untuk dermatitis kontak alergi, gejala tidak muncul sebelum 24-
28 jam, nahkan sampai 72 jam
3) Untuk dermatitis kontak iritan, gejala terbagi dua menjadi akut
dan kronis. Saat akut dapat terjadi perubahan warna kulit menjadi
kemerahan sampai terasa perih bahkan lecet. Saat kronis gejala
dimulai dengan kulit yang mengering dan sedikit meradang yang
akhirnya menjadi menebal.
1
4) Pada kasus berat dapat terjadi bula (vesikel) pada lesi kemerahan
tersebut
5) Kulit terasa gatal bahkan terasa terbakar
6) Dermatitis kontak iritan, gatal dan rasa terbakarnya lebi terasa
dibandingkan dengan tipe alergi.
b. Dermatitits atopik ( DA)
Ada 3 fase klinis DA yaitu:
1) DA infantil (2 bulan -4 tahun )
DA paling sering muncul pada tahun pertama kehidupan yaitu
pada bulan kedua. Lesi mula-mula tampak didaerah muka (dahi-
pipi) berupa eritema, papul vesikel pecah karena garukan
sehingga lesi menjadi eksudatif dan akhirnya terbentuk krusta.
Lesi bisa meluas ke kepala, leher, pergelangan tangan, dan
tungkai. Bila anak mulai merangkak, lesi bisa ditemukan
didaerah ekstensor ekstremitas. Sebagian besa penderita sembuh
setelah 2 tahun dan sebagian lagi berlanjut ke fase anak.
2) DA anak (2-10 tahun ) dapat merupakan lanjutan dari bentuk DA
infantil ataupun timbul sendiri (denovo). Lokasi lesi dilipatan
siku/lutut, bagian fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan
leher. Ruam berupa papul likenfikasi, sedikit skuama, erosi
hiperkeratosis dan mungkin infeksi sekunder. DA dapat
menggenggu pertumbuhan
3) DA pada remaja dan dewasa
Lokasi lesi pada remaja adalah dilipatan siku / lutut, samping
leher, dahi, sekitar mata. Pada dewasa distribusi lesi kurang
karakteristik, sering mengenai tangan dan pergelangan tangan,
dapat pula berlokasi setempat misalnya pada bibbir ( kering,
pecah bersisik) vulva, putig susu, atau skalp. Kadang-kadang lsi
meluas dan paling parah didaerah liptan, meengalami likenfikasi.
Lesi kering, agak menimbul, papul datar cenderung berkonfluens
menjadi plank likenifikasi dan sedikit skuama. Bisa didapati
ekskroasi dan eksudasi akibat garukan dan akhirnya menjadi
hiperpigmentasi. Umumnya DA remaja dan dewasa brlangsung
lama kemudian cenderung membaik setelah usia 30 tahun, jarang
samai usia pertengahan dan sebagian kcil sampai tua.
c. Neurodermatitis sirkumpskripta
1) Kulit yang sangat gatal
2
2) Muncul tunggal didaerah leher, pergelangan tangan, lengan
bawah, paha atau mata kaki, kadang muncul pada alat kelamin.
3) Rasa gatal sering hilang timbul. Sering timbul pada saat santai
atau sedang tidur, akan berkurang saat beraktivitas. Rasa gatal
yang digaruk akan menambah berat rasa gatal tersebut.
4) Terjadi perubahan warna kulit yang gatal, kulit yang bersisik
akibat garukan atau penggosokan dan sudah terjadi bertahun-
tahun
d. Dermatitis numularis
1) Gatal yang kadang sangat hebat, sehingga dapat menggangu
2) Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3-1,0 cm )
kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas ke
samping, membentuk satu lesi karakteristik seperti uang logam,
eritematosa, dan berbatas tegas.
3) Lambat laun vesikel pecah terjadi eksudasi, kemudian mengering
menjadi krusta kekuningan.
4) Ukuran lesi bisa mencapai garid tengah 5 cm atau lebih, jumlah
lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar, bilateral
atau simetris dengan ukuran bervariasi dari miliaran sampai
numular, bahkan plakat.
5) Tempat predileksi biasanya terdapat ditungkai bawah, badan,
lengan termasuk punggung tangan.
e. Dermatitis statis
1) Bercakberca berwarna merah yang bersisik
2) Bintik-bintik berwarna merah dan bersisik
3) Borok atau bisul pada kulit
4) Kulit yang tipis pada tangan dan kaki
5) Luka (lesi) kulit
6) Pembengkakan pada tungkai kaki
7) Rasa gatal disekitar daerah yang terkena
8) Rasa kesemutan pada daerah yang terkena
5. Pemeriksaan penunjang
a. Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetikolin
1/5000).
b. Percobaan histamin hostat disuntikan pada lesi
c. Pric
3
Laboratorium
4
diberi eritromisin, asitromisin, atau kaltromisin. Bila ada infeksi
virus dapat diberi asiklovir 3x400 mg/ hari selama 10 hari atau
4x200 mg/ hari untuk 10 hari.
c. Neurodrmatitis sirkumskripta
1) Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk
mengurangi reaksi inflmasi yang menimbulkan rasa gatal.
Pemberia steroid topical juga membantu mengurangi
hyperkerotosis. Pemberian steroid mid-potent diberikan pada
reaksi radang yang akut , tidak direkomendasikan untuk daerah
kulit yang tipis ( vulva, scrotum, axila, dan wajah ) pada
pengobatan jangka panjang digunakan steroid yang low-poten,
pemakain high-potent steroid hanya dipakai kurang dari minggu
pada kulit yang tebal
2) Anti-depresan atau anti anxiety sangat membantu pada sebagian
orang dan perlu perlu pertimbangan unntuk pemberiannya
3) Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik
topikal ataupun oral
4) Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi dan perilaku yang
dapat mncegah gatal dan garukan
d. Dermatitis numularis
1) Bila kulit kering diberi pelembab atau emolien
2) Secara topikal lesi bisa diobati dengan obat anti inflamasi
misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau
pimekrolimus
3) Bila lesi masih eksudatif, sebaiknya dikompres dulu misalnya
dengan larutan permanganas kalikus 1:10.000
4) Kalau ditemukan infeksi bakterial, diberikan anibiotik secara
sistemik
5) Kartikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat
dan refrakter, dalam jangka pendek
6) Pruritus dapat diobati dengan anti histamin golongan H1,
misalnya hidroksisilin HCL.
e. Dermatitis statis
1) Cahaya berdenyut intens
2) Diuretik
3) Imunosupresan
4) Istirahat
5) Kortikosteroid
5
6) Ligasi vaskuler
7) Pelembab
8) Terapi kompresi
7. Pencegahan
a. Gunakan kosmtik hipoalergen
b. Setelah mandi keringkan kulit dengan menepuk-menepuk bukan
menggosok
c. Gunakan mild soap atau pengganti sabun
d. Jangan mandi terlalu lama karena akan membuat menjadi kering
e. Kenakan pelembab
f. Hindari penggunaan wool atau pemaparan terhadap iritan seperti
detergen dan gunakan detergen yang tidak mengandung bahan pemutih
g. Jangan menggaruk atau menggosok kulit
h. Penderita yang sedang menggunakan salep kortikosteroid atau krim
sebaiknya hanya mengoleskan pada bagian kulit yang membutuhkan lalu
dipijat secara perlahan.
6
8. Pathway
Berhubungan
Dermatitis atopik
Dermatitis kontak dengan kadar igE
(sabun, detergen, dalam serum
zat kimia )
Asma bronchial,
rhinitis alergik
Iritan primer
Allergen sentizen
7
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama,
pekerjaan, pendidikan
2) Identitas penanggung jawab: nama, umur, alamat, pekerjaan,
agama, hubungan dengan klien.
b. Pengkajian
1) Keluhan utama saat masuk RS
2) Alasan utama masuk RS
3) Riwayat kesehatan sekarang
4) Riwayat kesehatan dahulu
5) Riwayat kesehatan keluarga
6) Riwayat pengobatan dan alergi
c. Pengkajian fisik
1) Keadaan umum
2) Sistem respirasi sensori : pendengaran, penglihatan, peraba,
pengacap
3) Sistem penglihatan : nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan
mata, alis, kelopak mata, konjungtivitas, sklera, kornea, reflek
pupil, respon cahaya.
4) Sistem pernapasan : frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan
jalan napas.
5) Sistem kardiovaskuler : tekanan darah, denyut nadi, bunyi
jantung, kekuatan.
6) Sistem syaraf pusat : kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu,
tempat dan manusia.
7) Sistem gastrointestinal : nafsu makan, diet, posisi makan, bibir,
mual dan tenggorokan, kemampuan mengunyah, menelan,
perut, kolon dan rektum.
8) Sistem muskuloskeletal : rentang gerak, keseimbangan dan
cara jalan, kemampuan mencukupi aktivitas sehari-hari,
gangguan,, tangan, otot kaki, akral, patah tulang.
9) Sistem integumen: warna kulit, turgo, luka, memar, kemerahan
10) Sistem reproduksi ; infertil, kasus menstruasi, scrotum, testis,
prostat dan payudara
11) Sistem perkemihan: urine, warna, pancaran, BAK, vesika
urinaria.
8
d. Data penunjang
e. Terapi yang diberikan
f. Pengkajian psiko, sosial, budaya, dan spritual.
1) Psikologi
a) Perasaan klien setelah mengalami kasus ini
b) Cara mengatasi perasaan tersebut
c) Rencana klien setelah sehat
d) Pengetahuan klien tentang penyakitnya
2) Sosial
a) Aktivitas/peran pasien di masyarakat
b) Kebiasaan lingkungan
c) Pandangan pasien tentang aktivitas sosial di
lingkungan
3) Budaya
a) Budaya yang diikuti oleh klien
b) Aktivitas budaya
4) Spritual
a) Aktivitas ibadah
b) Kegiatan keagamaan
c) Aktivitas ibadah selama sakit
d) Perasaan klien dampak tidak bisa melaksanakan hall
tersebut
e) Keyakinan klien tentang peristiwa yang sedang
dialami
2. Diagnosa
a. Kerusakan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi
b. Nyeri akut b.d lesi kulit
c. Resiko infeksi b.d lesi, bercak-bercak merah pada kulit
d. Ketidakefektifan pola nafas jalan nafas terganggu akibat spasme otot-
otot pernafasan, kerusakan neurologis
e. Gangguan citra tubuh b.d perasaan malu terhadap penampakan diri
dari persepsi diri tentang ketidakbersihan
9
3. Intervensi
a. Kerusakan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi
Intervensi :
1). Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang longgar
2). Hindari kerutan pada tempat tidur
3). Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
4). Monitor kulit akan adanya kemerahan
b. Nyeri akut b.d lesi kulit
intervensi :
1). Lakukan pengkajia nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, dan kualitas
2). Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
3). Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat.
4). Tingkatkan istirahat
c. Resiko infeksi b.d lesi, bercak-bercak merah pada kulit
intervensi :
1). Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
2). Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan dan
panas
3). Berikan terapi antibiotik bila perlu
4). Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
d. Ketidakefektifan pola nafas jalan nafas terganggu akibat spasme otot-
otot pernafasan, kerusakan neurologis
Intervensi :
1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
2) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan
3) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas tambahan
4) Monitor TTV
e Gangguan citra tubuh b.d perasaan malu terhadap penampakan di
dari persepsi diri tentang ketidakbersihan
intervensi :
1). Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya
2). Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, dan kemajuan penyakit
3). Dorong klien mengungkapkan perasaannya
4). Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
10
4. Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan intervensi
5. Evaluasi
a. Masalah teratasi
b. Masalah sebagian teratasi
c. Masalah belum teratasi
d. Muncul masalah baru
11
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny “ I”
Umur : 38 Tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Bontoduri 6, lorong 6
Tgl. Masuk RS : 09-10-2018
Diagnose medic : Dermatitis
12
III. Riwayat kesehatan keluarga/ keturunan
A. Klien tidak memiliki penyakit keturunan
B. Genogram 3 generasi
x X X X
X X X X X X X
X X
X X
X X X ?
.... .........................................................................................
38 40
.............................................................................................
Keterangan :
T : garis keturunan
: garis perkawinan
Keterangan genogram :
13
IV. Riwayat psikososial
1. Identifikasikan klien dengan kehidupan sosialnya : klien mengatakan
klien memiliki kehidupan sosial yang baik,
2. Hubungan dengan keluarga : baik
V. Riwayat spritual
1. Ketaatan klien beribadah : sebelum masuk RS klien melaksanakan shalat
5 waktu, namun setelah di rawat di RS klien tidak bisa shalat
2. Dukungan keluarga klien : keluarga sangat memperhatikan klien, suami,
anak, dan adik ipar klien selalu mendampingi klien di RS
VI. Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum : lemah
B. Tanda-tanda vital : TD= 120/80 mmHg, Nadi =60x/menit, Suhu=
360c, Pernafasan = 20x/menit
C. Kesadaran : compasmentis
D. Sistem pernafasan
1. Hidung : simetris kiri dan kanan
2. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
3. Dada : bentuk dada normal, tidak ada barel chest
4. Apakah suara nafas tambahan : tidak ada suara nafas tambahan
E. Sistem kardiovaskuler
1. Konjungtiva : tidak anemia.
2. Arteri karotis : teraba
F. Sistem pencernaan
1. Bibir : bibir tampak lembab
2. Mulut : klien tidak menggunakan gigi palsu, tidak ada masalah
menelan
3. Peristaltik usus: 18x/menit
G. Sistem pengidraan
1. Mata :
a) Kelopak mata, bulu mata, alis
b) Lapang pandang normal
2. Hidung
a) Penciuman : normal
b) Secret yang menghalangi penciuman : tidak ada
3. Telinga
a) Keadaaan daun telinga : normal
b) Fungsi pendengaran : normal
14
H. Sistem muskuloskeletal
1) Bentuk kepala : normal
2) Bahu : normal
3) Tangan : normal, simetris kiri dan kanan
I. Sistem integumen
1) Rambut : panjang tampak hitam dan lebat
2) Kulit : klien mengeluh gatal dan tidak nyaman pada daerah
wajah, leher sampai punggung, rasa panas dan nyeri serta
kemerahan dan penebalan pada area tersebut
J. Sistem endokrin
1) Ekresi urine berlebih : tidak mengalami ekresi urine berlebih
2) Riwayat bekas air seni dikelilingi semut : tidak ada
K. Sistem perkemihan (tidak dilakukan pemeriksaan)
L. Sistem reproduksi (tidak dilakukan pemeriksaan)
M. Sistem imunitas
1) Alergi : klien alergi terhadap beberapa jenis makanan laut seperti
udang dan kerang
2) Penyakit yang berhubungan dengan cuaca : tidak ada
15
Aktivitas sehari-sehari
16
KLASIFIKASI DATA
17
ANALISA DATA
DO:
- Klien terlihat menggaruk- mengiritasi kulit
garuk area kulit
- Klien tampak tidak
nyaman
peradangan kulit
kerusakan
integritas kulit
peradangan kulit
nyeri akut
18
3. Iritan primer Resiko infeksi
DS:
- Klien mengatakan ada
bercak-bercak merah
pada daerah wajah, leher mengiritasi kulit
dan punggung
DO:
- Pada wajah leher dan
punggung klien tampak peradangan kulit
ada bercak-bercak merah
- Klien nampak gelisah
Resiko infeksi
19
INTERVENSI KEPERAWATAN
20
2 Nyeri akut b.d lei Setelah dilakukan - Pain level 1. Lakukan pengkajia nyeri
11/10/2018 pada kulit ditandai tindakan keperawatan - Pain control secara komprehensif
dengan: selama 3 x 24 jam di - Comform level termasuk lokasi
DS : harapkan nyeri pada karakteristik, durasi,
- Klien klien berkurang frekuensi, dan kualitas
mengatakan dengan kriteria hasil : 2. Observasi reaksi non
nyeri dan panas - Wajah, leher verbal dan
pada daerah dan punggung ketidaknyamanan
wajah, leher dan klien tidak 3. Berikan analgesik tepat
punggung nyeri lagi waktu terutama saat
DO: - Wajah klien nyeri hebat.
- Wajah klien tidak 4. tingkatkan istirahat
tampak menyeringai
meyeringai lagi menahan
menahan nyeri nyeri
dan panas
21
3 Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan - Immune status 1. Gunakan baju, sarung
12/10/2018 lesi, bercak-bercak tindakan keperawatan - Knowledge: tangan sebagai alat
merah pada kulit selama 3 x 24 jam di infection contol pelindung
ditandai dengan: harapkan kulit klien - Risk control 2. Inspeksi kulit dan
DS: kembali membaik membran mukosa
- Klien dengan kriteria hasil: terhadap kemerahan dan
mengatakan ada - Bercak-bercak panas
bercak-bercak pada wajah, 3. Berikan terapi antibiotik
merah pada leher dan bila perlu
daerah wajah, punggung 4. Cuci tangan setiap
leher dan klien hilang sebelum dan sesudah
punggung - Klien bebas tindakan keperawatan.
DO: dari tanda dan
- Pada wajah leher gejala infeksi
dan punggung - Klien tidak
klien tampak ada gelisah lagi
bercak-bercak
merah
- Klien nampak
gelisah
22
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DS :
23
Senin 2 12;39 1. melakukan pengkajia nyeri secara - Klien mengatakan nyeri
10//10/2018 komprehensif termasuk lokasi dan panas pada daerah
karakteristik, durasi, frekuensi, dan wajah, leher dan
kualitas punggung
H/ klien merasa nyeri dan panas DO:
pada daerah wajah, leher dan - Wajah klien tampak
punggug. meyeringai menahan
13;00 2. mengobservasi reaksi non verbal nyeri dan panas
dan ketidaknyamanan A : masalah belum teratasi
H/ klien tampak sangat gelisah¸dan P : lanjutkan intervensi
menggaruk-garuk daerah yang gatal 1. Lakukan pengkajia nyeri
13;30 3. memberikan analgesik tepat waktu secara komprehensif
terutama saat nyeri hebat termasuk lokasi
H/ telah diberikan analgesik karakteristik, durasi,
14;12 4. meningkatkan istirahat frekuensi, dan kualitas
H/ klien susah beristitahat karena 2. Observasi reaksi non
gatal pada kulitnya verbal dan
ketidaknyamanan
3. Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat.
4. tingkatkan istirahat
DS:
24
senin 3 14;39 1. menggunakan baju, sarung - Klien mengatakan ada
10/10/2018 tangan sebagai alat pelindung bercak-bercak merah
H/telah digunakan baju dan pada daerah wajah, leher
14;50 sarung tangan sebagai alat dan punggung
pelindung DO:
2. menginspeksi kulit terhadap - Pada wajah leher dan
kemerahan dan panas punggung klien tampak
15;10 H/ kulit klien kemerahan dan ada bercak-bercak merah
panas pada wajah, leher dan - Klien nampak gelisah
punggung A: masalah belum teratasi
3. memberikan terapi antibiotik P: lanjutkan intervensi
bila perlu 1. Gunakan baju, sarung
15;28 H/ telah diberikan terapi tangan sebagai alat
antibiotik pelindung
2. Inspeksi kulit dan
4. mencuci tangan setiap sebelum
membran mukosa
dan sesudah tindakan terhadap kemerahan dan
panas
keperawatan
3. Berikan terapi antibiotik
H/ cuci tangan sebelum dan bila perlu
4. Cuci tangan setiap
sesudah tindakan selalu
sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan keperawatan.
DS:
25
Selasa 1 09;39 1. menganjurkan klien untuk - Klien mengatakan gatal
11/10/2018 menggunakan pakaian yang dan panas pada daerah
longgar wajah, leher dan
10;00 H/ klien telah di anjurkan punggung mulai
menggunakan pakain longgor, berkurang
rasa gatal mulai berkurang
2. Menghindari kerutan pada tempat
10;30 tidur DO:
H/ tempat tidur klien selalu - Klien masih menggaruk-
dibersihkan dan dirapikan 1x garuk area kulit
sehari - Klien masih tampak tidak
3. menjaga kebersihan kulit agar nyaman
11;12 tetap bersih dan kering A: masalah belum teratasi
H/ kulit klien di seka tiap 2xsehari P : lanjutkan intervensi
4. memonitor kulit akan adanya 1. Anjurkan klien untuk
kemerahan menggunakan pakaian
H/ kemerahan pada daerah wajah, yang longgar
leher dan punggung klien mulai 2. Hindari kerutan pada
berkurang tempat tidur
3. Jaga kebersihan kulit
agar tetap bersih dan
kering
4. Monitor kulit akan
adanya kemerahan
DS :
26
selasa - Klien mengatakan nyeri
11/10/2018 2 dan panas pada daerah
1. melakukan pengkajia nyeri secara
11;22 wajah, leher dan
komprehensif termasuk lokasi
punggung mulai
karakteristik, durasi, frekuensi, dan
berkurang
kualitas
DO:
H/ rasa nyeri dan panas
- Wajah klien kadang
pada daerah wajah, leher dan
kadang meyeringai
punggug klien mulai berkurang
menahan nyeri dan panas
2. mengobservasi reaksi non verbal
11;58 A : masalah belum teratasi
dan ketidaknyamanan
P : lanjutkan intervensi
H/ klien masih tampak gelisah
1. Lakukan pengkajia
3. memberikan analgesik tepat waktu
12;23 nyeri secara
terutama saat nyeri hebat
komprehensif
H/ analgesik tetap diberikan
termasuk lokasi
4. meningkatkan istirahat
12;40 karakteristik, durasi,
H/ klien mulai bisa beristirahat
frekuensi, dan
walau hanya sebentar
kualitas
2. Observasi reaksi non
verbal dan
ketidaknyamanan
3. Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat.
4. tingkatkan istirahat
27
Selasa DS:
11/10/2018 - Klien mengatakan
1. menggunakan baju, sarung
3 13;30 bercak-bercak merah
tangan sebagai alat pelindung
pada daerah wajah, leher
H/telah digunakan baju dan
dan punggung mulai
sarung tangan sebagai alat
berkurang
pelindung
DO:
2. menginspeksi kulit terhadap
13;45 - bercak-bercak merah
kemerahan dan panas
pada wajah, leher dan
H/ kulit klien masih tampak
punggung klien mulai
kemerahan dan panas pada
berkurang
wajah, leher dan punggung
- Klien masih nampak
sedikit berkurang
14;45 gelisah
3. memberikan terapi antibiotik
A: masalah belum teratasi
bila perlu
P: lanjutkan intervensi
H/ terapi antibiotik tetap
1. Gunakan baju, sarung
diberikan
tangan sebagai alat
15;15 4. mencuci tangan setiap sebelum pelindung
2. Inspeksi kulit dan
dan sesudah tindakan
membran mukosa
keperawatan terhadap kemerahan
dan panas
H/ cuci tangan sebelum dan
3. Berikan terapi
sesudah tindakan selalu antibiotik bila perlu
4. Cuci tangan setiap
dilakukan
sebelum dan sesudah
tindakan
keperawatan.
28
1 09;39 1. menganjurkan klien untuk DS:
Rabu menggunakan pakaian yang longgar - Klien mengatakan gatal
12/10/2018 H/ klien telah di anjurkan dan panas pada daerah
menggunakan pakain longgor, wajah, leher dan
rasa gatal mulai berkurang punggung sudah
10;00 2. Menghindari kerutan pada tempat berkurang
tidur
H/ tempat tidur klien selalu
dibersihkan dan dirapikan 1x DO:
sehari - Kliensudah tidak
10;30 3. menjaga kebersihan kulit agar menggaruk-garuk area
tetap bersih dan kering kulit nya lagi
H/ kulit klien di seka tiap 1xsehari - Klien mulai tampak
11;12 4. memonitor kulit akan adanya nyaman
kemerahan A: masalah teratasi
H/ kemerahan pada daerah wajah, P : pertahankan intervensi
leher dan punggung klien sudah
berkurang berkurang
29
Rabu 2 11;22 1. melakukan pengkajia nyeri secara DS :
12/10/2018 komprehensif termasuk lokasi - Klien mengatakan sudah
karakteristik, durasi, frekuensi, dan tidak nyeri dan panas
kualitas pada daerah wajah, leher
H/ rasa nyeri dan panas dan punggung DO:
pada daerah wajah, leher dan - Wajah klien sudah
punggug klien sudah berkurang tampka tenang
11;58 2. mengobservasi reaksi non verbal A : masalah teratasi
dan ketidaknyamanan P : pertahankan intervensi
H/ klien sudah tidak gelisah lagi
12;23 3. memberikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
H/ analgesik tetap diberikan
12;40 4. meningkatkan istirahat
H/ klien sudah bisa beristirahat
dengan nyaman
30
Rabu 3 DS:
12/10/2018 - Klien mengatakan
1. menggunakan baju, sarung
13;30 bercak-bercak merah
tangan sebagai alat pelindung
pada daerah wajah, leher
H/telah digunakan baju dan
dan punggung sudah
sarung tangan sebagai alat
berkurang
pelindung
DO:
2. menginspeksi kulit terhadap
13;45 - bercak-bercak merah
kemerahan dan panas
pada wajah, leher dan
H/ bercak merah dan rasa panas
punggung klien sudah
pada wajah, leher dan punggung
berkurang
klien sudah kurang
- klien nampak tenang
3. memberikan terapi antibiotik
14;45 A: masalah teratasi
bila perlu
P: pertahankan intervensi
H/ terapi antibiotik tetap
diberikan
4. mencuci tangan setiap sebelum
15;15
dan sesudah tindakan
keperawatan
H/ cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan selalu
dilakukan
31
32
DAFTAR PUSTAKA
33