Anda di halaman 1dari 61

ANALISIS PERHITUNGAN RUGI ENERGI PADA TURBIN UAP DI PT

PERKEBUNAN NUSANTARA V SEI GARO (PERSERO)


PEKANBARU-RIAU

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi

Oleh :

MUFADHAL MUSYARY
11655101271

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2019
i
ii
ANALISIS PERHITUNGAN RUGI ENERGI PADA TURBIN UAP DI
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V SEI GARO (PERSERO)
PEKANBARU – RIAU
MUFADHAL MUSYARY
NIM : 11655101271

Tanggal Seminar : 05 Juli 2019

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. Soebrantas No. 155 Pekanbaru

ABSTRAK

Dalam upaya meningkatkan efektivitas kerja yang dihasilkan dari sebuah pembangkit,
perlu mengetahui dan menganalisa kerja aktual dan kerja ideal sebuah pembangkit.Analisis
ini merupakan sebuah metode kuantitatif untuk mencari hasil rugi energi dengan langkah
membaca literasi, melakukan observasi dan analisa perhitungan serta penarikan
kesimpulan. Daya aktual adalah kerja yang seharusnya bisa dilakukan mesin dan bisa
dianalisa secara teori dengan asumsi tidak adanya loss pada turbin. Sementara kerja ideal
adalah kerja yang benar – benar terjadi dilapangan dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
kondisi peralatan, dan beberapa faktor lainnya. Selisih dari keduanya akan menghasilkan
sebuah rugi energi yang keluar dari sistem. Dari hasil perhitungan didapat nilai kerja aktual
kJ
adalah sebesar 219.42 . Dengan daya aktual dan daya ideal turbin masing – masing
kg
sebesar 658.26 Watt dan 151.39 Watt. Sementara efisiensi insetropik adalah 23% dengan
fraksi uap sebesar 0.69. Dan rugi energi yang didapat dari hasil perhitungan adalah 508.87
Watt. Dengan mengetahui angka rugi energi pada sebuah sistem, diharapkan muncul
inisiatif atau mungkin ide untuk menciptakan inovasi – inovasi dalam hal memperkecil
angka ketidaksempurnaan itu guna mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan.
Kata kunci : Daya Aktual, Daya Ideal, Rugi Energi

iii
THE ANALYSIS OF THE LOSS OF ENERGY ON THE STEAM
TURBIN AT PT PERKEBUNAN NUSANTARA V SEI GARO
(PERSERO) PEKANBARU – RIAU

MUFADHAL MUSYARY

NIM : 11655101271

Date of Seminar : 05 July 2019

Study Program of Electrical Engineering

Faculty of Science and Technology

University of Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

155 Soebrantas Street, Pekanbaru

ABSTRACT

Within effort to increase the performance of generator, we need to know and analyze the
actual performance and ideal performance. This research was using quantitative method
to find product of the loss of energy by way of reading literature, doing observation,
computations and draw the conclusion. The actual perfomance is a performance that
could be analyzed by the theory with assumption that, there are nothing losses at turbin
during process. And the ideal performance is the real performance that influenced by the
suroundings, condition of device, and more. The differences of both would produce the
price of the lost of energy on the system. By the result of analyzed, we found the actual
kJ
performances is 219.42 . With the actual power and ideal power of steam turbine is
kg
658.26 kWatt and 151.39 kWatt. While incentropic efficiency is 23% with 0.69 steam
fraction. And the lost of energy is 508.87 kWatt. With the result that, expected could be a
trigger to make any innovations to decrease this imperfections price for develop the
renewable energy.
Key words : Actual Power, Ideal Power, Loss of Energi

iv
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Allhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT,


yang telah memberi Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
melaksanakan Kerja Praktek dan telah menyelesaikan laporan Kerja Praktek. Shalawat dan
salam penulis kirimkan kepada junjungan alam yakni Nabi Muhammmad SAW.

Laporan ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana, dimana Kerja
Praktek ini sangat berguna bagi mahasiswa terutama jurusan Teknik Elektro. Selain teori,
Kerja Praktek ini berguna bagi mahasiswa agar dapat mengetahui langsung bagaimana
aplikasi dari teori yang telah dipelajari.

Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan hasil pengamatan selama penulis
melaksanakan Kerja Praktek di PT Perkebunan Nusantara V Sei Garo Kampar dengan
judul “Analisa Perhitungan Daya Aktual Pada Turbin” Di PT Perkebunan Nusantara V Sei
Garo Kampar.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini, baik itu berupa bantuan
moral, materil, atau berupa pikiran yang tidak akan pernah terlupakan, antara lain kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta, yang telah memberikan semangat, dukungan moril maupun
materil dan doa kepada penulis yang selalu mendoakan penulis.

2. Bapak Prof. DR. H. Akhmad Mujahidin, S.Ag., M.Ag. Selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

3. Bapak Dr. Drs. H. Mas’ud Zein, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Sains dan teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Ibu Ewi Ismaredah, S.Kom., M.Kom selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

5. Bapak Mulyono.MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro.

6. Ibu Nanda Putri Miefthawati, B.Sc.,M.Sc selaku Pembimbing Kerja Praktek


penulis yang selalu memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan kegiatan
Kerja

v
7. Ibu Marhama Jelita, S.Pd.,M.Sc selaku Koordinator Kerja Praktek yang banyak
membantu penulis dalam masalah yang dihadapi penulis selama Kerja Praktek.

8. Seluruh Karyawan PTPN V Sei Garo Kampar yang telah banyak membantu dalam
kerja praktek yang telah dilakukan.

9. Teman-teman yang selalu memberikan dorongan dan semangatnya kepada penulis


selama ini.

10. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya yang
membantu penulis dalam melaksanakan hingga menyelesaikan laporan Kerja Praktek.

Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini, dimana penulis
masih dalam tahap pembelajaran, semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Akhir
kata penulis ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Pekanbaru,

Mufadhal Musyary

vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM STUDI............................................................ ii
ABSTRAK.......................................................................................................................... iii
ABSTRACT........................................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR........................................................................................................ v
DAFTAR ISI...................................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................................... x
DAFTAR RUMUS……………………………………………………………................. xi
DAFTAR SIMBOL……………………………………………………………............... xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... I-1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ I-3
1.3 Tujuan.................................................................................................. I-3
1.4 Batasan Masalah.................................................................................. I-3

BAB II SASARAN DAN MANFAAT


2.1 Sasaran................................................................................................ II-1
2.2 Manfaat............................................................................................... II-2

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PABRIK KELAPA SAWIT PT.


PERKEBUNAN NUSANTARA V (Persero)
3.1 Sejarah Perusahaan PTPN V.......................................................... III-1
3.2 Struktur Organisasi......................................................................... III-2
3.2.1 Sistem Kerja Perusahaan.................................................. III-3
3.2.2 Sistem Penggajian Karyawan........................................... III-4
3.2.3 Sistem Keselamatan dan Kesejahteraan........................... III-4
3.3 Visi dan Misi Perusahaan PTPN V................................................ III-5
3.3.1 Visi................................................................................... III-5
3.3.2 Misi.................................................................................. III-5
3.4 Tempat dan Komditi Usaha............................................................ III-5

vii
3.5 Makna Logo PTPN V..................................................................... III-8

BAB IV TEORI
4.1 Pengertian Turbin Uap..................................................................... IV-1
4.2 Termodinamika................................................................................ IV-2
4.2.1 Definisi Hukum Termodinamika....................................... IV-2
4.2.2 Proses Termodinamika....................................................... IV-3
4.2.3 Hukum I Termodinamika................................................... IV-5
4.2.4 Hukum II Termodinamika……………….......................... IV-6
4.3 Rugi Energi………………………………………………............... IV-8
4.4 Efisiensi Isentropik…………………………..............……………. IV-9
4.5 Entalpi dan Entropi…………………………..............…………... IV-12

BAB V LANGKAH KERJA


5.1 Pengenalan Perusahaan...................................................................... V-1
5.2 Survey Lapangan............................................................................... V-1
5.3 Alur Proses Penelitian....................................................................... V-1
5.4 Tahapan Penelitian............................................................................ V-3
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan...................................................................................... VI-1
6.2 Analisis dan Perhitungan………………………………..............… VI-2
6.2.1 Kerja Aktual Turbin Uap………………................……... VI-2
6.2.2 Daya Aktual Turbin Uap…………..…….............……… VI-5
6.2.3 Efisiensi Isentropik…………………….............………... VI-5
6.2.4 Daya Ideal Turbin Uap……………….............…………. VI-8
6.2.5 Rugi Energi………………………............……………... VI-8
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan..................................................................................... VII-1
7.2 Saran............................................................................................... VII-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Rencana Pembangunan Pembangkit di Indonesia Tahun 2017- 2026………........ I-


1
1.2 Data Statistik Perkiraan Penggunaan Bahan Bakar Batubara pada 2010-
2020………………………………………..…………………………………….I-2
3.1 Struktur Organisasi Pabrik Kelapa Sawit Sei Garo........................................... III-3

3.2 Logo PTPN V .................................................................................................. III-8


4.1 Turbin Uap di PTPN V Sei Garo...................................................................... IV-1

6.1 Konversi Energi pada Turbin Uap.................................................................... VI-2

ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
6.1 Data Aliran Uap pada Turbin........................................................................... VI-2

6.2 Tabel A-6 Superheated Water (Continued)...…………………………………VI-3

6.3 Tabel A-6 Superheated Water………………………………………………...VI-4

6.4 Tabel A–5 Saturated Water...………………………..……………………….VI-6

6.5 Saturated Water – pressure table…………………………………..................VI-7

x
DAFTAR RUMUS
4.1 Termodinamika I
4.2 Termodinamika I
4.3 Persamaan umum gas ideal
4.4 Termodinamika I
4.5 Termodinamika II
4.6 Efisiensi Isentropik
4.7 Entalpi yang dipengaruhi fraksi uap
4.8 Kualitas Uap
4.9 Termodinamika I
4.10 Fraksi Uap
6.1 Interpolasi

xi
DAFTAR SIMBOL
P = Tekanan
T = Suhu
x = Kualitas uap
ṁ = Laju aliran uap
h¿ = Entalpi masuk sistem
h out = Entalpi keluaran sistem

h s = Entalpi keluaran yang dipengaruhi oleh fraksi uap

h f = Entalpi keluaran dengan fasa cair

h fg = Entalpi keluaran dengan fasa campuran cair dan gas

sf = Entropi dengan fasa cair

sfg = Entropi dengan fasa campuran cair dan gas

w aktual = Kerja aktual

W aktual = Daya aktual

W ideal = Daya ideal

ἠ isentropik = Efisiensi isentropik

Qloss = Rugi energi

xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsumsi listrik setiap negara selalu meningkat di setiap tahunya. Hal ini
disebabkan karena energi listrik merupakan energi yang sangat penting dalam
pembangunan suatu negara[1]. Negara indonesia juga mengalaminya, semakin meningkat
pertumbuhan perekonomian penduduk berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi
listrik. Pemerintah indonesia telah berupaya meningkatkan sistem pembangkitan energi
listrik. PT PLN (persero) sebagai perusahaan negara yang mengelola dalam pendistribusian
listrik di indonesia sejak tahun 2011 terus membangun infrastruktur ketenagalistrikan di
Indonesia. Hal ini dilakukan baik dari penambahan pembangunan berbagai jenis
pembangkit, transmisi, dan gardu induk. Pada Gambar 1 menunjukan data rencana
pembangunan pembangkit oleh PT PLN (persero) per tanggal 27 september 2017
menunjukan kebutuhan listrik yang terus meningkat dari tahun 2017 sampai 2026. [2]

Gambar 1.1 Rencana Pembangunan Pembangkit diIndonesia Tahun 2017-2026.[11]

I-1
Berdasarkan data tersebut, pembangkitan listrik tenaga uap (PLTU) merupakan
salah satu pembangkit yang akan banyak digunakan untuk pembangkit listrik dimasa
mendatang. Disusul oleh Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) dan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU). Jika hal ini terus dibiarkan, tentu akan dapat mengakibatkan
menipisnya pasokan bahan bakar fosil. Mengingat energi fosil bukan merupakan energi
terbarukan tentu akan berdampak nantinya pada krisis energi dimasa mendatang. Belum
lagi banyaknya dampak lain yang dapat ditimbulkan dari gas karbon hasil pembakaran
Pembangkit. Untuk itu perlu adanya upaya khusus dan berkelanjutan untuk menangani hal
ini.
Perkembangan pada bidang industri, properti, teknologi serta semakin meningkatnya
jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan energi listrik di Indonesia semakin bertambah
sehingga diperlukan pengembangan pada sistem pembangkit dan juga pemanfaatan listrik secara
efisien baik dari segi penggunaan maupun proses pembangkitan energi listrik itu sendiri [3].
Pengembangan pada sistem pembangkit diharapkan akan mampu menekan penggunaan bahan
bakar fosil sebagai pembangkit dan memperkecil kemungkinan terjadinya krisis energi dimasa
mendatang. Pengembangan pada sistem pembangkit bisa meliputi penambahan komponen,
perhitungan efisiensi, maupun perancangan ulang sebuah pembangkit.
Sementara itu, penggunaan pembangkit listrik tidak hanya pada PT.PLN (Persero) saja.
Pabrik – pabrik industri swasta maupun negri juga menggunakan pembangkit listriknya sendiri.
Hal ini tentu dibutuhkan untuk mengatur perekonomian pabrik. Namun disisi lain terdapat
angka penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik pada industri di Indonesia yang cukup
tinggi. Adapun data statistik kebutuhan batu bara untuk industri [4]

16
14
12 Pabrik Semen
10 Industri Logam
8
Pabrik Pupuk
6
4 Industri Tekstil
2 Industri Kertas
0
2010 2016 2020
Gambar 1.2 Data Statistik Perkiraan Penggunaan Bahan Bakar Batubara pada 2010-
2020.[12]

I-2
Jika ditinjau kembali, angka penggunaan batu bara untuk pembangkit dalam bidang
industri cukup tinggi. Untuk itu diperlukannya solusi akan hal ini. Salah satu yang dapat
diupayakan adalah penggunaan energi terbarukan pada bidang industri. Seperti halnya
yang diterapkan pada PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) indonesia. Dalam
pembangkitan energi listrik, PT. Perkebunan Nusantara V (Persero) sudah tidak lagi
menggunakan batu bara sebagai bahan bakar, melainkan menggunakan cangkang dan
tandan kosong. Hanya saja nilai efisiensi yang dihasilkan tentu tidak setinggi penggunaan
batubara sebagai bahan bakar. Untuk itu diperlukan sebuah kajian khusus dalam upaya
mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan. Salah satunya dengan meneliti kinerja
pada turbin uap. Dengan mengetahui angka efisiensi isentropik ini diharapkan dapat
mempermudah peneliti selanjutnya untuk mengembangkan inovasi dalam bidang
pembangkitan energi listrik.
Dalam upaya meningkatkan efektivitas kerja yang dihasilkan dari sebuah
pembangkit, perlu mengetahui dan menganalisa kerja aktual dan kerja ideal sebuah
pembangkit. Kerja aktual adalah kerja yang seharusnya bisa dilakukan mesin dan bisa
dianalisa secara teori. Sementara kerja ideal adalah kerja yang benar – benar terjadi
dilapangan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kondisi peralatan, dan beberapa faktor
lainnya[1]. Sementar Selisih dari keduanya akan menghasilkan sebuah rugi energi yang
keluar dari sistem.Menganalisa jumlah energi yang dihasilkan dari sebuah pembangkit serta
perawatan pada komponen – komponen pembangkit merupakan faktor penting dalam menjaga
agar efisiensi tetap baik. Salah satu komponen utama dari pembangkit ini adalah turbin.
Turunnya nilai efisiensi dari turbin akan mengakibatkan kerja yang dihasilkan juga
berkurang. Dalam memaksimalkan efisiensi tersebut, maka diperlukan analisa kerja aktual
terhadap kerja ideal yang dihasilkan dari turbin uap. Sehingga ditemukannya angka rugi energi
pada turbin uap. Dengan adanya perhitungan ini dapat dilakukan perawatan pada turbin uap
sehingga kinerja turbin dapat lebih maksimal. Untuk itu penelitian ini diangkat dengan judul
“Analisis Rugi Energi pada Turbin Uap.”
Dengan mengetahui angka rugi energi pada sebuah sistem. Diharapkan muncul
inisiatif atau mungkin ide untuk menciptakan inovasi – inovasi dalam hal memperkecil
angka ketidaksempurnaan itu guna mengembangkan pemanfaatan energi terbarukan.

I-3
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada laporan kerja praktik ini adalah :
1. Bagaimana analisis rugi energi pada turbin uap pada turbin uap di PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Garo?
2. Bagaimana analisis efisiensi isentropik pada turbin uap di PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Garo?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dan menganalisis rugi energi pada turbin uap di PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Garo.
2. Mengetahui dan menganalisis efisiensi isentropik pada turbin uap di PT.
Perkebunan Nusantara V Sei Garo.

1.4 Batasan Masalah


Adapun pembahasan penelitian ini dilakukan dengan batasan masalah sebagai
berikut:
1. Dalam melakukan perhitungan rugi energi pada turbin uap, diasumsikan bahwa
selama uap mengalir pada pipa tidak terjadi pelepasan energi kelingkungan
sehingga nilai entalpi pada uap adalah konstan atau tidak mengalami perubahan.
2. Dalam penelitian, variabel yang diperlukan adalah tekanan, laju aliran uap, suhu,
dan nilai fraksi uap yang didapat dari perhitungan matematis
3. Penelitian ini dilakukan dengan perhitungan manual

I-4
BAB II
SASARAN DAN MANFAAT

2.1 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai melalui Kerja Praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
a. Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis dari perkuliahan
khususnya tentang analisis kinerja pada turbin uap.
b. Memperoleh pengalaman mengenai kondisi dunia kerja sehingga diharapkan
mampu beradaptasi sebagai bekal persiapan sebelum terjun ke dunia kerja.
c. Memperoleh pengetahuan mengenai manajemen dan organisasi di perusahaan.
d. Mampu memahami dan menganalisis permasalahan yang terjadi pada dunia kerja
dan mencari penyelesaian untuk mengatasinya.
e. Memperoleh data dari perusahaan untuk kelanjutan penyelesaian laporan Kerja
Praktek maupun untuk persiapan penelitian tugas akhir.
2. Bagi Jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau
a. Menjalin komunikasi yang produktif antara perguruan tinggi dengan PT.
Perkebunan Nusantara V (persero) Sei Garo.
b. Membentuk kerjasama antara PT. Perkebunan Nusantara V (persero) Sei
Garo.dengan pihak jurusan Teknik Elektro Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau.
c. Membuka peluang penelitian bagi mahasiswa maupun dosen terkait implementasi
ilmu Teknik Elektro Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau di dunia
kerja.
3. Bagi Institusi Tempat Kerja Praktek
a. Menjadikan program Kerja Praktek sebagai spesifikasi melakukan seleksi awal
untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja baru.
b. Dapat menjalin kerja sama dengan jurusan Teknik Elektro Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau untuk mencari solusi dari masalah keteknikan yang
belum dapat ditanggapi perusahaan.

II -1
c. Melakukan pertukaran informasi dibidang teknologi antara instansi tempat kerja
dengan perguruan tinggi untuk ikut berperan serta dalam bidang pendidikan dan
peningkatan sumber daya manusia.

2.2 Manfaat
Manfaat pelaksanaan Kerja Praktek yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
a. Mampu mengaplikasikan ilmu yang didapatkan secara teoritis diperkuliahan.
b. Memperoleh pengalaman mengenai kondisi dunia kerja sehingga mampu
beradaptasi dengan dunia kerja.
c. Mampu menganalisis permasalahan yang terjadi dan mencari penyelesaian masalah
untuk perbaikan.

d. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Pembangkit Listrik serta


pengalaman kerja pada perusahaan yang sebenarnya.
2. Bagi Jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau
a. Menambah referensi tentang kebutuhan sumber daya manusia bagi perusahaan
dengan merevisi kurikulum yang sudah ada.

b. Menjalin hubungan baik dengan perusahaan tempat Institusi Kerja Praktek.


3. Bagi Institusi Tempat Kerja Praktek
a. Melakukan pertukaran informasi dibidang teknologi antara dunia industri dengan
perguruan tinggi.
b. Merupakan wujud nyata perusahaan untuk ikut berperan serta dalam bidang
pendidikan dan peningkatan sumber daya manusia.
c. Sebagai salah satu upaya alih generasi di bidang operasi – produksi.

II -2
II -3
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG PABRIK KELAPA SAWIT PT.
PERKEBUNAN NUSANTARA V (Persero)

3.1 Sejarah Perusahaan PTPN V


PT Perkebunan Nusantara V (Persero), yang selanjutnya disebut “Perusahaan”, pada
awalnya merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 10 tahun 1996 tanggal 14 Pebruari
1996 tentang Penyetoran Modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian Perusahaan.
Pada awalnya merupakan konsolidasi proyek-proyek pengembangan kebun eks PT
Perkebunan (PTP) II, PTP IV dan PTP V di Provinsi Riau[5].
Anggaran Dasar Perusahaan dikatakan oleh Harun Kamil SH., Notaris di Jakarta
dengan Akta No. 38 tanggal 11 Maret 1996 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia No. C2-8333.HT.01.01TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 dan
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 80 tanggal 4 Oktober 1996
serta Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 8565/1996[5].
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan
terakhir sejalan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2014 tentang
Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III yang mengalihkan 90%
saham PTPN V dari milik Negara menjadi milik PTPN III. Perubahan struktur saham ini
merubah status Perusahaan dari BUMN menjadi Anak Perusahaan Holding BUMN
Perkebunan dengan PTPN III sebagai Champion[5].
Perubahan tersebut diatas dituangkan dengan Akta No. 26 tanggal 23 Oktober 2014
dibuat dihadapan Nanda Fauz Iwan, SH. M.Kn. Notaris di Jakarta Selatan. Dan telah
mendapat pengesahan dari Menkumham RI melalui Surat Nomor: AHU-10531.40.20.2014
tanggal 04 November 2014[5].
Perusahaan pada Desember 2014 memiliki kebun inti sawit dengan total luas areal
tanaman seluas 78.340,09 Ha dengan komposisi TM seluas 57.419,60 ha, TBM seluas
17.540,09 Ha, TB/TU/TK seluas 2.736, areal bibitan seluas 127,40 Ha dan areal non
produktif seluas 517 Ha. Perusahaan juga memiliki kebun inti karet dengan total luas areal
8.184 Ha dengan komposisi TM seluas 5.215 Ha, TBM seluas 2.898 Ha, TB/TU/TK seluas
68 Ha dan bibitan seluas 3 Ha[5].

III -1
Untuk mengolah komoditi kelapa sawit, Perusahaan memiliki 12 unit Pabrik Kelapa
Sawit (PKS) dengan total kapasitas olah terpasang sebesar 570 ton TBS per jam dengan
hasil olahan berupa minyak sawit dan inti sawit. Kemudian untuk mengolah lanjut
komoditi inti sawit, Perusahaan memiliki 1 unit Pabrik Palm Kernel Oil dengan kapasitas
terpasang sebesar 400 ton inti sawit per hari dengan hasil olahan berupa Palm Kernel Oil
(PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM)[5].
Pengelolaan areal tanaman saat ini memasuki peralihan dari siklus tanaman pertama
(Gen-1) menuju siklus tanaman kedua (Gen-2). Siklus pertama dimulai pada era tahun
1980-an melalui proyek-proyek pengembangan kebun eks PT Perkebunan (PTP) II, IV dan
V di Provinsi Riau. Peralihan dari Gen-1 menuju Gen-2 telah dimulai sejak tahun 2003
yang ditandai dengan replanting areal-areal tanaman usia tua atau tua renta yang sudah
menurun nilai ekonomis produksinya. Fase peralihan Gen-1 ke Gen-2 ini diperkirakan
tuntas pada tahun 2017. Pada saat itulah, seluruh tanaman Perusahaan merupakan tanaman
Gen-2 yang diharapkan lebih produktif dibandingkan Gen-1, sebagai buah dari inovasi
berlanjut di bidang budidaya tanaman[5].

3.2 Struktur Organisasi


Struktur organisasi yang baik pada suatu perusahaan diperlukan untuk mencapai
efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Struktur ini dapat menentukan kelancaran aktivitas
perusahaan sehari-hari dalam mencapai keuntungan yang maksimal, dapat berproduksi
secara kontinyu dan berkembang pesat. Struktur organisasi perusahaan menggambarkan
hubungan antar unit dalam perusahaan tersebut, pembagian tugas, wewenang dan tanggung
jawab masing-masing unit[5].
Struktur organisasi yang dipakai pada PT. Perkebunan Nusantara V Sei Garo adalah
struktur organisasi garis dan staf. Pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang Manager yang
bertanggung jawab langsung kepada Direksi, dan Masinis Kepala bertanggung jawab
langsung kepada Manager. Dalam tugasnya Masinis Kepala dibantu oleh staf-stafnya yaitu
Asisten Teknik, Asisten Pengolahan, Asisten Pengendalian Mutu. Berikut jumlah anggota
dalam struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara V Sei Garo (Persero):

1. Pimpinan
a. Manager : 1 orang
b. Masinis Kepala : 1 orang

III -2
c. Asisten Pengendalian Mutu : 1 orang
d. Asisten Pengolahan : 1 orang
e. Asisten Teknik : 1 orang
Total : 5 orang
2. Karyawan Pelaksana
a. Karyawan Administrasi : 6 orang
b. Karyawan Pengendalian Mutu : 22 orang
c. Karyawan Bengkel : 33 orang
d. Karyawan Pengolahan A : 31 orang
e. Karyawan Pengolahan B : 31 orang
Total : 123 orang

Struktur Organisasi Pabrik Kelapa Sawit dapat dilihat pada Gambar 3.1:

Gam
bar 3.1 Struktur Organisasi Pabrik Kelapa Sawit Sei Garo. [5]

3.2.1 Sistem Kerja Perusahaan


PT. Perkebunan Nusantara V Sei Garo (Persero) membuat suatu peraturan kerja
agar terjadinya disiplin kerja. Peraturan yang berlaku antara lain tentang hari dan jam kerja
yang disesuaikan dengan peraturan dari Departemen Tenaga Kerja. Peraturan mengenai
hari kerja yaitu, untuk karyawan dengan enam hari kerja dalam satu minggu serta tujuh
jam dalam satu hari. Tetapi pada waktu-waktu tertentu hari dan jam kerja dapat ditambah

III -3
apabila ada pekerjaan yang sangat penting demi kelancaran perusahaan. Penambahan hari
dan jam kerja pada waktu tertentu tersebut akan diberikan upah lembur yang sesuai[6].
Perusahaan membagi karyawan dalam dua kelompok yaitu kelompok shift dan non
shift. Kelompok karyawan non shift memiliki hari dan jam kerja mulai dari senin sampai
sabtu dari pukul 06.30 s.d 16.00 WIB dengan istirahat pada pukul 12.00 s.d 14.00 WIB.
Karyawan non shift ini terdiri dari karyawan kantor, sortasi, timbangan, gudang dan
bengkel. Sedangkan karyawan shift terdiri dari karyawan pada bagian proses pengolahan,
laboratorium dan keamanan[6].
Pembagian waktu shift untuk karyawan bagian proses pengolahan dan
laboratorium:
1. Shift Pagi : 06.30 s.d 18.30 WIB
2. Shift Malam : 18.30 s.d 06.30 WIB

3.2.2 Sistem Penggajian Karyawan


Sistem penggajian diberikan sesuai dengan jabatan dalam struktur organisasi
perusahaan. Pembayaran upah kerja (gaji) karyawan terdiri dari gaji pokok, tunjangan
tetap, premi dan upah lembur[6].

3.2.3 Sistem Keselamatan dan Kesejahteraan Karyawan


Untuk menunjang keselamatan dan kesejahteraan karyawan, PT. Perkebunan
Nusantara V Sei Garo (Persero) menerapkan beberapa sistem. Diantaranya:
1. Sistem Keselamatan Karyawan
Sistem keselamatan yang ditetapkan oleh PTPN V kepada karyawan – karyawan
mereka adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan memiliki SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) yang melindungi keselamatan karyawan pada saat bekerja.
b. Setiap karyawan diwajibkan memakai alat perlindungan diri selama bekerja.
c. Perusahaan mengikut sertakan seluruh karyawan dalam program jaminan
d. sosial tenaga kerja yang meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian
dan jaminan hari tua.

III -4
2. Sistem Kesejahteraan Karyawan
Kesejahteraan merupakan salah satu faktor yang terpenting untuk mencapai hasil
kerja yang optimum. Fasilitas-fasilitas yang diberikan PT. Perkebunan Nusantara V kepada
karyawan antara lain:
a. Perusahaan menyediakan perumahan untuk karyawan pimpinan dan
karyawan pelaksana yang terletak disekitar lokasi pabrik.
b. Tersedia poliklinik yang memberikan pelayanan seperti pertolongan pertama
saat terjadi kecelakaan kerja, fasilitas keluarga berencana serta pengobatan.
c. Terdapat rumah ibadah seperti mesjid dan mushola yang berada disekitar
perumahan karyawan.

3.3 Visi dan Misi Perusahaan PTPN V


Demi menjalankan perindustrian yang baik dan sustainable PT. Perkebunan
Nusantara V menciptakan dan menjalankan visi beserta misi, diantaranya:

3.3.1 Visi
Menjadi perusahaan perkebunan yang tangguh, mampu tumbuh dan berkembang
dalam persaingan global[6].

3.3.2 Misi
Mengelola agro industri secara efisien bersama mitra untuk kepentingan
stakeholders, berwawasan lingkungan, berdasarkan prinsip good corporate governance
dan menciptakan nilai tambah perusahaan secara berkelanjutan[6].

3.4 Tempat dan Komoditi Usaha


Saat ini kantor pusat perseroan berada di Jalan Rambutan No.43 Pekanbaru dengan
unit usaha yang tersebar diberbagai kabupaten yang ada di Riau. Hingga tahun 2011[6].
PTPN V mengusahakan komoditi kelapa sawit, karet dan kakao dengan areal konsesi
seluas 90.492,70 hektar. Budi daya kelapa sawit diusahakan pada areal seluas 57.979,69
Ha, karet 14.322 Ha dan kakao seluas 1.224 Ha.
Selain penanaman komoditi pada areal sendiri + inti, PTPN V juga mengelola areal
plasma milik petani seluas 74.526 Ha untuk tanaman kelapa sawit seluas 56.665 Ha dan
tanaman karet 17.861 Ha. Disamping itu PTPN V mengelola 2 unit usaha rumah sakit[6].

III -5
1. Kebun-kebun

PTPN V memiliki 24 unit usaha kebun, sebagai berikut:

a. Sei Kencana
b. Terantam
c. Tamora
d. Lubuk Dalam
e. Sei Buatan
f. Sei Lindal
g. Sei Berlian
h. Tandun
i. Tanjung Medan
j. Tanah Putih
k. Bagan Sinembah
l. Bagan Batu
m. Air Molek
n. BukikSelasih/Danau Tigo
o. Binio/Pandan Wangi
p. Sei Garo
q. Sei Galuh
r. Sei Pagar
s. Sei Rokan
t. Sei Intan
u. Sei Tapung
v. Sei Siasam
w. RS. Tandun
x. RS. Sri rokan

III -6
2. Unit-unit Kegiatan/Usaha
Selain unit usaha kebun PTPN V juga memiliki sejumlah 18 unit pabrik pengolahan:

a. Pabrik CPO : 12 unit


b. Pabrik Karet RSS : 2 unit
c. Crumb Rubber : 3 unit
d. Pabrik Kakao : 1 unit

3. Produksi Setiap Tahun


PTPN V tidak hanya menghasilkan produk olahan kelapa sawit namun juga
menghasilkan produksi olahan lain seperti karet dan kakao pada setiap tahunnya, seperti:
a. Kelapa Sawit
a.1 CPO : 439.4545 Ton
a.2 Inti Sawit : 95.627 Ton
b. Karet
b.1 SIR – 3L : 4.221 Ton
b.2 SIR – 3 WF : 469 Ton
b.3 SIR 1 dan 10 : 11.041 Ton
b.4 RRS : 45 Ton
b.5 Cutting : 2.910 Ton
c. Kakao : 905 Ton

III -7
3.5 Makna Logo PTPN V

Bentuk dasar logo (logo mark) menyerupai daun kelapa sawit yang berkembang dan
melekuk halus tanpa ujung tajam. Hal itu melambangkan manifestasi dari core business
perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang pula. Selain itu menggambarkan
konsistensi produksi, keseimbangan dan fleksibilatas Perusahaan dalam menghadapi
tatangan global.
Tulisan logo (logo type) yang ditaruh simetris di bawah logo mark melambangkan
pohon sawit yang berakar dari perkebunan PTPN V (Persero). Serta pemilihan huruf non
capital memperlihatkan keterbukaan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang bersama
mitra.
Dengan 4 warna utama yaitu kuning-oranye, hijau dan biru, mempresentasikan
bermacam makna. Kuning-oranye personifikasi core bussine yaitu CPO, identitas provinsi
Riau.
Ini juga menunjukan etos kerja insane perseroan yang mengoperasikan perusahaan.
Hijau personifikasi core production yaitu perkebunan ramah lingkungan. Biru memberikan
arti perusahaan yang siap bersaing secara global dan menjadi wadah bagi semua elemen
penting perusahaan[6].

Gambar 3.2 Logo PTPN V. [6]

III -8
BAB IV
TEORI

4.1 Pengertian Turbin Uap


Turbin uap merupakan suatu alat yang mengubah energi potensial uap menjadi
energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros
turbin. Poros turbin, langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan
mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yang digunakan.
Turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang seperti pada bidang industri, untuk
pembangkit tenaga listrik dan untuk transportasi[7].

Turbin uap menghasilkan tekanan karena adanya aliran uap yang tetap masuk ke
nozzle dan ditekan dengan tekanan rendah. Besar dan kecilnya tekanan uap yang dialirkan
dari boiler berpengaruh sekali terhadap kinerja pada turbin. Uap yang dialirkan mengenai
sudu sudu turbin dan mempengaruhi generator untuk memutar listrik[7].

Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor yang
merupakan komponen utama pada turbin kemudian di tambah komponen lainnya yang
meliputi pendukungnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu lainnya agar kerja turbin
dapat lebih baik. Sebuah turbin uap memanfaatkan energi kinetik dari fluida kerjanya yang
bertambah akibat penambahan energi termal[7].

Gambar 4.1 Turbin Uap di PTPN V Sei Garo. [13]

IV -1
4.2 Termodinamika

Termodinamika adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.


Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana hubungan
termodinamika berasal[8].

Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses
reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya
merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam
termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses
termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang. Karena
termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa
termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.[8]

4.2.1 Definisi Hukum Termodinamika


Adapun hukum termodinamika dapat dibedakan menjadi
1. Hukum termodinamika I merupakan pernyataan dari hukum kekekalan energi
dan tidak menyatakan sesuatu apapun mengenai arah dari proses yang
berlangsung[9].
Proses termodinamika itu dapat berlangsung kedua arah yaitu :
a. Diekspansikan (pengembangan)
b. Dikompresikan (penekanan)
Hukum Termodinamika I juga belum menjelaskan kearah mana suatu perubahan
keadaan itu berjalan dan apakah perubahan itu reversible atau irreversible[9].
Dalam pengembangannya diterangkan dan dibahas dalam Hukum Termodinamika II.
2. Hukum Termodinamika II, memberikan batasan-batasan tentang arah yang
dijalani suatu proses, dan memberikan kriteria apakah proses itu reversible atau
irreversible dan salah satu akibat dari hukum termodinamika II ialah
perkembangan dari suatu sifat phisik alam yang disebut entropi[9].
Perubahan entropi menentukan arah yang dijalani suatu proses.
Hukum Termodinamika II menyatakan :
Tidak mungkin panas dapat dirubah menjadi kerja seluruhnya, tetapi sebaliknya kerja
dapat dirubah menjadi panas.
atau :

IV -2
Termodinamika 1. [9]
Q ≠ Wseluruhnya
(4.1)
W = Q (sama besarnya)
(4.2)
Q = kalor(J)
W = kerja(J)
Persamaan (4.1) menyatakan energi panas yang tidak bisa dikonversi sepenuhnya
menjadi gerak
Persamaan (4.2) merupakan persamaan antara kerja dan gerak

Atau untuk mendapatkan sejumlah kerja (W) dari suatu siklus, maka kalor (Q) yang
harus diberikan kepada sistem selalu lebih besar.
Suatu yang bekerja sebagai sebagai suatu siklus tidak dapat memindahkan kalor
(Q) dari bagian yang bertemperatur rendah ke bagian yang bertemperatur lebih tinggi,
tanpa menimbulkan perubahan keadaan pada sistem yang lain.
Dari kedua hal tersebut diatas, menyatakan tentang arah proses perubahan energi
dalam dalam bentuk panas ke bentuk kerja yang menyatakan adanya pembatasan
transformasi energi.

4.2.2 Proses Termodinamika


Beberapa proses dalam termodinamika antara lain, proses isotermal, proses
isokhorik, proses isobarik, dan proses adiabatik.

a.      Proses isotermal
Proses isotermal adalah proses perubahan keadaan sistem pada P1 suhu tetap.
Proses ini mengikuti hukum Boyle, yaitu :
PV = konstan. Hal ini dilakukan dengan menempatkan silinder yang dihubungkan
dengan sumber air pada suhu yang di inginkan. Silinder mempunyai dinding yang tipis
yang
terbuat dari bahan yang dapat menghantarkan panas,misalnya tembaga, sehingga panas
dengan mudah mengalir secara bolak-balik antara sumber air dan gas. Sumber air
cukup besar dengan suhu yang tidak dapat dipengaruhi oleh jumlah perubahan panas

IV -3
dan gas. Selama ekspansi isothermal, panas mengalir ke gas untuk menjaga suhu agar
konstan (ingat, suhu gas menurun jika panas terhalangi untuk mengalir ke gas selama
ekspansi terjadi). Untuk menghitung usaha yang dilakukan oleh sistem, P2 kita
tentukan dahulu persamaan tekanan sebagai fungsi volume berdasarkan persamaan
keadaan V1 V2 V gas ideal, yaitu:
Persamaan Umum Gas Ideal. [9]
P = nRT
(4.3)
P = Tekanan (Pa)
n = mol gas
R = Tetapan umum gas ideal (8.314J/mol.K)
T = suhu mutlak (K)

b.  Proses Isokhorik


Proses isokhorik adalah proses perubahan keadaan sistem pada P1 volume tetap.
Karena gas tidak mengalami perubahan volume, maka usaha P2 yang dilakukan oleh
gas sama dengan nol[9].

c. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada tekanan tetap . Usaha
yang dilakukan oleh gas adalah sesuai dengan persamaan[9].

d. Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan sistem tanpa
adanya kalor yang masuk ke atau keluar dari sistem (gas), yaitu Q = 0.
Hali ini karena dikelilingi oleh silinder dengan bahan-bahan penyekat seperti asbes
atau streafoam jika gas ideal di kembangkan secara adiabatic, 8 suhu dan tekanan
menurun. Sistem tersebut ditunjukan oleh garis penuh AB pada Kurva adiabatik lebih
curam dibanding kurva isotermal. Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas) hanya
mengubah energi dalam, sebab sistem tidak menerima ataupun melepas kalor.
Besarnya usaha yang dilakukan oleh sistem dapat ditentukan dengan menerapkan
persamaan sehingga menghasilkan hubungan[9].

IV -4
Selain itu, dengan menggunakan hukum termodinamika I, usaha yang dilakukan
oleh gas pada proses adiabatik.
Apabila keadaan awal dan keadaan akhir dari suatu proses adiabatik diketahui, usaha
yang dilakukan oleh gas pada proses adiabatik tersebut dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan. Proses adiabatik sangat penting dalam bidang rekayasa.
Beberapa contoh proses adiabatic adalah pemuaian gas panas dalam suatu mesin diesel,
pemuaian gas cair dalam sistem pendingin, dan langkah kompresi dalam mesin
diesel[9].

4.2.3 Hukum I Termodinamika


Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan
energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah
energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
Hukum pertama termodinamika adalah konservasi energi.Secara singkat, hukum
tersebut menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan
tetapi hanya dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya. Untuk tujuan
termodinamik, perlu lebih spesifik dan menguraikan hukum tersebut secara lebih
kuantitatif. Termodinamika memperhitungkan hubungan antara system S, misalnya gas
dalam silinder dan lingkungan ε di sekelilingnya. Lingkungan adalah segala sesuatu
yang ada di luar system yang dapat mempengaruhi system, dimana pada banyak kasus
termasuk pada sekeliling system. Sistem dan lingkungan merupakan semesta U. Energi
sestem (Es) adalah jumlah energi kinetik molekul-molekul system ( energi termal) dan
energi potensial atom-atom dalam molekul (energi kimia). Energi Es bergantung pada
keadaan sistem, berubah ketika keadaan berubah. Sumber panas meningkatkan energi
termal sistem. Jika sumber panas adalah bagian dari lingkungan, energi Eε lingkungan
juga berubah.
Termodinamika I. [9]
Eu = Es + Eε
(4.4)
Eu = energi masuk sistem
Es = Jumlah energi termal dan energi kimia (J)
Eε = Energi lingkungan (J)

IV -5
Dengan kata lain aliran kalor atau kerja (usaha) yang dialami oleh suatu sistem
dapat menyebabkan sstem tersebut memperoleh atau kehilangan energi, tetapi secara
keseluruhan energi itu tidak ada yang hilang, energi tersebut hanya mengalami
perubahan. Berdasarkan hukum kekekalan energi tersebut, hukum I
termodinamika dirumuskan sebagai berikut:
Untuk setiap proses, apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem melakukan
usaha W, maka selisih energi, Q – W, sama dengan perubahan energi dalam U dari
sistem.

Ketentuan tanda untuk Q dan W adalah sebagai berikut :


1. Jika sistem melakukan usaha, nilai W bertanda positif,
2. Jika sistem menerima usaha, nilai W bertanda negatif
3. Jikasistem menerima kalor, nilai Q bertanda positif,
4. Jika sistem melepas kalor, nilai Q bertanda negatif.

a. Perubahan energi dalam


Energi dalam suatu gas merupakan ukuran langsung dari suhu. Karena itu
perubahan energi dalam ΔU hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir,
tidak tergantung pada proses bagaimana keadaan sistem berubah.

4.2.4 Hukum II Termodinamika


Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan
bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Sebuah benda dengan massa m dilepaskan dari ketinggian h secara spontan jatuh ke
tanah, kemudian diam. Pada situasi ini energi semesta adalah jumlah energi termal
benda, energi termal tanah dan energi mekanik benda. Sebelum dilepaskan, benda
mempunyai energi mekanik yang sama dengan energi potensialnya U = mgh, dan
setelah benda tersebut diam di tanah, energi mekaniknya nol.Pada proses ini, dengan
demikian energi mekanik semesta berkurang dari mgh menjadi nol. Jika energi total
semesta tidak berubah (hukum pertama termodinamika), energi termal semesta dapat

IV -6
meningkat dengan mgh.Peningkatan energi termal menunjukan peningkatan yang kecil
pada temperatur benda dan tanah[9].
Sebagaimana diketahui dari pengalaman sehari-hari bahwa suatu benda yang
awalnya diam di tanah tidak akan pernah secara spontan meloncat ke udara[9]. Hal
tersebut tidak mungkin terjadi karena melanggar hukum pertama.Jika sebuah benda
meloncat ke udara, akan terjadi peningkatan energi mekanik semesta.Hal ini tidak akan
melanggar hukum pertama, bagaimanapun jika terdapat hubungan penurunan energi
termal semesta. Hukum pertama tidak menjelaskan mengapa benda tidak pernah
meloncat ke udara secara spontan.
Proses benda meloncat ke udara secara spontan adalah kebalikan dari proses benda
jatuh ke tanah secara spontan. Satu proses terjadi dengan mudah. Sedangkan proses
kebalikannya tidak akan pernah terjadi sama sekali. Banyak proses irreversible yang
lain yang dapat terjadi hanya dalam satu arah. Sebagai contoh, ketika benda yang
dingin dan benda panas bersentuhan, kalor selalu mengalir dari benda panas ke benda
yang dingin, dan tidak pernah dari benda dingin ke benda yang panas. Akibatnya suhu
benda yang panas menurun, sedangkan suhu benda yang dingin meningkat.Jika proses
kebalikan yang terjadi, benda yang dingin akan menjadi lebih dingin sedangkan benda
yang panas akan lebih panas. Contoh lain, tinta diteteskan kedalam segelas air,
menyebar hingga tinta tersebut dalam air. Proses kebalikannya, dimana campuran air
dan tinta secara spontan memisah menjadi air murni dan tinta murni, tidak akan pernah
terjadi Formulasi Kelvin-Planck atau hukum termodinamika kedua menyebutkan
bahwa adalah tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam
suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu
reservoir pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik[9].
Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah
dengan kata lain, tidak semua proses di alam semesta adalah reversible (dapat
dibalikkan arahnya). Sebagai contoh jika seekor beruang kutub tertidur di atas salju,
maka salju dibawah tubuh nya akan mencair karena kalor dari tubuh beruang tersebut.
Akan tetapi beruang tersebut tidak dapat mengambil kalor dari salju tersebut untuk
menghangatkan tubuhnya. Dengan demikian, aliran energi kalor memiliki arah, yaitu
dari panas ke dingin. Satu aplikasi penting dari hukum kedua adalah studi tentang
mesin kalor[9].

IV -7
4.3 Rugi Energi
Rugi energi pada turbin adalah selisih antara daya aktual turbin dengan daya ideal
pada turbin[1]. Daya aktual adalah daya yang didapat dari pengurangan entalpi masuk
sistem dan entalpi keluaran sistem dengan asumsi bahwa setelah uap melewati turbin tidak
ada perubahan fasa yang berarti pada uap. Sehingga kualitas uap masih 100% atau dapat
dikatakan ( x = 1 ).Sementara daya ideal adalah daya yang terbentuk karena pengaruh
losses maksimal pada turbin uap. Losses ini akan mempengaruhi kualitas uap yang keluar
pada turbin uap. Sehingga diperlukan perhitungan pada kualitas uap.

Kualitas air dapat mempengaruhi kenerja turbin uap. Semakin kualitas mendekati
angka satu ( x = 1 ), maka semakin baik performa turbin uap. Untuk itu diperlukan
perawatan dan perancangan khusus untuk menjaga kadar uap pada suatu pembangkit.

Daya ideal turbin uap didapat dari hasil perkalian antara daya aktual dengan
efisiensi isentropik pada turbin. Efisiensi isentropik adalah perbandingan kerja aktual yang
dihasilkan dengan kerja ideal dari turbin[3].

Daya keluaran turbin uap adalah jumlah energi yang dihabiskan per satuan waktu
(J/s) atau disebut juga kinerja turbin. Kinerja turbin ini didapat dari analisa hukum
termodinamika dimana energi yang masuk pada sistem sama dengan energi yang keluar
pada sistem. Energi yang masuk maupun keluar bisa berupa panas, kerja, entalpi, dan
entropi. Untuk lebih jelasnya, terlihat pada gambar berikut :

P
HT
Turbin
w uap

H
Gambar 6.1 Konversi Energi
pada Turbin Uap. [3]

Dalam diagram ini kita dapat melihat bahwa energi yang masuk pada turbin adalah entalpi
dan energi keluarannya adalah berupa kerja dan entalpi keluaran. Sehingga didapat :

IV -8
Termodinamika II. [3]

h¿ = h out + w

(4.5)

h¿ = entalpi masuk sistem(kJ/kg)

h out = entalpi keluaran sistem(kJ/kg)

w = energi per satuan massa (kJ/kg)

4.4 Efisiensi Isentropik

a. Efisiensi isentropik

Efisiensi isentropik adalah perbandingan antara kerja turbin dengan kerja ideal
turbin yang dinyatakan dalam bentuk ( % )[1].
Efisiensi Isentropik. [1]
h¿ −hout
ἠ isentropik =
h∈−hs

(4.6)

ἠ isentropik = efisiensi isentropik (%)


h¿ = entalpi masuk sistem(kJ/kg)
h out = entalpi keluaran sistem (kJ/kg)
hs = entalpi yang dipengaruhi fraksi uap(kJ/kg)

Etalpi yang dipengaruhi Fraksi Uap. [1]


hs = h f + { (x) (h fg) }

(4.7)

hs = entalpi yang dipengaruhi fraksi uap(kJ/kg)


h f = entalpi pada fasa cair(kJ/kg)
x = kualitas uap
h fg = entalpi pada fasa campuran gas dan cair

IV -9
Kualitas Uap. [1]
s fg −s f
x=
s fg

(4.8)

x = kualitas uap
sfg = entropi pada fasa campuran cair dan gas
sf = entropi pada fasa cair
Persamaan (4.7) merupakan persamaan untuk mencari entalpi keluaran ideal turbin
uap. Persamaan (4.8) merupakan persamaan untuk mencari fraksi uap ideal yang keluar
dari turbin uap.

b. Kerja aktual turbin uap

kJ
Kerja aktual turbin uap adalah energi keluaran dari turbin uap dalam satuan ( )
kg
[1]. Kerja turbin uap didapat dari pengurangan antara energi yang masuk berupa entalpi
masuk sistem dengan energi keluaran turbin berupa entalpi keluaran sistem. Dengan
asumsi bahwa ketika uap melewati turbin, tidak terjadi perubahan fasa yang berarti
sehingga kualitas uap adalah 100% uap, atau x = 1.

Pada hukum termodinamika pertama. [9]

E¿ =E out

(4.9)

E¿ = energi yang masuk pada sistem (J)

Eout energi keluaran sistem (J)

Sehingga kita dapat,

h¿ =h out + w

w = h¿ - h out

IV -10
Dimana,

kJ
h¿ = entalpi masuk sistem ( )
kg

kJ
h out = entalpi keluaran sistem ( )
kg

kJ
w = kerja aktual turbin ( )
kg

c .Kerja ideal

Kerja ideal pada turbin uap adalah kerja yang didapat dari hasil pengurangan antara
entalpi masuk dan entalpi keluaran. Hanya saja pada entalpi keluaran dipengaruhi oleh
faraksi uap atau dengan kata lain kualitas uap keluaran tidak lagi mencapai nilai 100%.
Nilai kualitas ini dapat dicari melalui persamaan[1]:

s fg −s f
x=
s fg

(4.10)

dimana,

x = kualitas uap

Sfg merupakan nilai entropi fase gas dan cair pada keadaan suhu (x)
Sf merupakan nilai entropi fase cair pada keadaan suhu (x)
4.5 Entalpi dan Entropi

Entalpi merupakan nilai kumpulan energi yang dapat dikonversi menjadi energi
dalam pada proses termodinamika. Sedangkan entropi adalah nilai ketidakteraturan dari
suatu sistem atau dengan kata lain merupakan kumpulan energy yang tidak dapat
dikonversi menjadi apapun termasuk energi mekanik, listrik, dan lain – lain [10].

IV -11
BAB V
LANGKAH KERJA

Langkah kerja dalam pelaksanaan kerja praktek analisa perhitungan rugi energi pada
turbin uap di PT. Perkebunan Nusantara V Sei Garo (Persero), meliputi beberapa tahapan
yaitu :
5.1 Pengenalan Perusahaan
Pada pengenalan perusahaan ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan ,
1. Pengenalan Perusahaan dan bagian - bagianya.
2. Pengenalan aturan – aturan perusahaan.
3. Pengenalan alat – alat safety.
4. Pengenalan proses pengolahan TBS menjadi minyak.
5. Pengenalan alat-alat proses pengolahan buah sawit.
6. Pengenalan proses pembakaran biji dan cangkang sawit menjadi energi listrik

5.2 Survey Lapangan


Survey lapangan ini merupakan salah satu kegiatan yang pertama kali dilakukan di
area kerja bersama pembimbing lapangan, dimana pembimbing lapangan memperkenalkan
kepada mahasiswa mengenai stasiun apa saja yang ada dilapangan. Kegiatan ini juga
meliputi pengenalan safety dan peraturan yang ada dilapangan.
.
5.3 Alur Proses Penelitian
Pada BAB ini akan dijabarkan tentang alur dan tahapan penelitian. Alur penelitian
dimulai dengan membaca literasi terkait. Disusul dengan pengambilan data mengenai
siklus uap pada pembangkit listrik di PT. PERKEBUNAN NUSANTAR V SEI GARO.
Menentukan variabel apa saja yang dibutuhkan dengan membaca kembali literasi yang
relevan, lalu kemudian observasi kembali kelapangan. Melakukan validasi pemodelan
matematis siklus uap yang lebih efisien berdasarkan literasi yang terkait. Menganalisa hasil
rancangan lalu kemudian menarik kesimpulan dari penelitian.

V -1
Mulai

Studi
literatur

Identifikasi masalah

Meminta data
spesifik alat

observasi

wawancara

melengkapi
literasi

Observasi
kembali

Penentuan variabel

Perhitungan
matematis

Menarik
kesimpulan

V -2
5.4 Tahapan Penelitian
Dalam proses penelitian, penulis melalui beberapa tahapan penelitian
1. Studi literatur
Studi literatur menjadi tahapan pertama bagi penulis dalam melakukan penelitian.
Membaca literatur dilakukan untuk menemukan ide permasalah apa yang akan
diangkat untuk penelitian. Literatur dari sumber yang aktual dan valid, menjadi
penentu utama bagi penulis untuk mengangkat topik permasalahan
2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah proses penentuan pokok permasalah yang akan
diangkat oleh penulis berdasarkan sumber yang valid.
3. Observasi
Observasi adalah proses peninjauan atau pengamatan langsung oleh penulis ke
lapangan, proses ini memiliki dua tahapan :
a. Pengumpulan data secara langsung
Pengumpulan data yang dimaksud adalah dengan meminta data spesifik komponen
pada siklus uap pembangkit kepada pimpinan perusahaan.
b. Wawancara
Melakukan wawancara kepada karyawan dengan tujuan meminta data – data yang
dibutuhkan untuk penelitian
4. Melengkapi Literasi
Setelah melakukan observasi kelapangan, penulis merasa masih perlu membaca
literasi terkait. Karena mungkin data yang didapat dilapangan belum terlalu relevan
dengan literasi yang dibaca sebelumnya. Untuk itu penulis merasa perlu untuk
merujuk kembali data yang didapat dengan melengkapi literasi terkait penelitian.
5. Observasi Kembali
Setelah membaca kembali literasi, penulis akan melengkapi data yang dibutuhkan
melalui observasi. Observasi juga dilakukan dengan dua cara yaitu meminta data
spesifik alat, dan wawancara dengan karyawan. Tergantung data apa yang nantinya
dibutuhkan.
6. Penentuan Variabel
Setelah data yang dikumpulkan cukup, penulis akan menentukan variabel apa yang
akan dicari untuk proses penelitian. Variabel yang mungkin dianalisa adalah tekanan,
entalpi, analisa energi, hingga efisiensi termal siklus uap pembangkit.

V -3
7. Perhitungan Matematis
Perhitungan matematis adalah proses melakukan kalkulasi terhadap data – data
yang didapat sebelumnya berdasarkan persamaan yang didapat dari sumber yang valid.
8. Menarik Kesimpulan
Setelah melewati beberapa tahapan, penulis akan menarik kesimpulan yang
diharapkan kemudian dapat menjadi salah satu referensi untuk mengembangkan
pengolahan di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V SEI GARO. Proses dan tahapan
serta analisa yang baik, dibantu dengan bimbingan yang baik dari dosen maupun
pembimbing lapangan pula diharapkan dapat mengasilkan kesimpilan yang baik dan
bermanfaat.

V -4
BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Pengumpulan Data

Sesuai dengan data yang didapatkan selama melakukan observasi pada PT.PN V
Sei Garo, maka diperoleh :

Tabel 6.1 Data Aliran Uap pada Turbin. [13]


Tekanan dari boiler ke turbin uap 18 kg / cm2
Suhu dari boiler ke turbin uap 280˚C
Tekanan uap setelah melewati 3 hingga 3.2 kg / cm2
turbin
Suhu uap setelah melewati turbin 150˚C
Debit uap setelah melewati turbin 3 kg / s

Berikut beberapa penjelasan mengenai data primer yang didapat pada saat observasi:

1. Tekanan dari boiler adalah nilai tekanan dalam bentuk Mpa yang masuk dari boiler
menuju turbin uap. Dengan kata lain tekanan ini menjadi tekanan input pada turbin
uap yang jika dikonversi menjadi Mpa maka akan bernilai sebesar 1.8 Mpa
2. Suhu dari boiler adalah suhu dalam satuan Celcius yang masuk memasuki turbin.
Suhu ini yang kemudian menjadi suhu input pada turbin uap. Parameter suhu dan
tekanan uap dibutuhkan untuk mencari nilai entalpi pada turbin uap.
3. Tekanan uap setelah melewati turbin merupakan nilai tekanan dalam satuan kpa
yang turun setelah melewati proses konversi energi pada turbin uap. Tekanan ini
adalah nilai tekanan output pada turbin uap. Untuk mempermudah perhitungan nilai
entalpi, tekanan output dikonversi satuannya dalam bentuk kpa menjadi 300kpa.
4. Suhu uap setelah melewati turbin merupakan suhu output pada turbin uap
5. Debit uap setelah melewati turbin dibutuhkan untuk mencari nilai daya aktual dan
ideal pada turbin uap dengan perkalian antara entalpi keluaran dan nilai debit.

6.2 Analisis dan Perhitungan

Adapun analisis dan perhitungan matematis pada subbab ini adalah:

VI -1
6.2.1 Kerja Aktual Turbin Uap

kJ
Kerja aktual turbin uap adalah energi keluaran dari turbin uap dalam satuan ( ).
kg
Kerja turbin uap didapat dari pengurangan antara energi yang masuk berupa entalpi masuk
sistem dengan energi keluaran turbin berupa entalpi keluaran sistem. Dengan asumsi
bahwa ketika uap melewati turbin, tidak terjadi perubahan fasa yang berarti sehingga
kualitas uap adalah 100% uap, atau x = 1.

Pada hukum termodinamika pertama,

E¿ =E out

Sehingga kita dapat,

h¿ =h out + w

w = h¿ - h out

Dimana,

kJ
h¿ = entalpi masuk sistem ( )
kg
kJ
h out = entalpi keluaran sistem ( )
kg
kJ
w = kerja aktual turbin ( )
kg

Table 6.2 tabel A-6 Superheated Water (Continued). [14]

VI -2
Pada tabel termodinamika, jika diketahui suhu 280° C dan tekanan 1.8 Mpa tidak akan
ditemukan angka entalpinya. Untuk itu digunakan rumus interpolasi terlebih dahulu.

Terlebih dahulu kita asumsikan T = x, dan h = y.

Maka,

T 1 = 250° C = x 1
T 2 = 300° C = x 2
T = 280° C = x
Dimana,
T 1 adalah suhu pada tabel termodinamika superheated sebelum 280° C dan T 2adalah suhu
pada tabel termodinamika setelah 280° C.

Dan,

kJ
h1 = 2911.7 = y1
kg
kJ
h2 = 3029.9 = y2
kg
h = y = entalpi pada suhu 280° dan tekanan 1.8 Mpa

VI -3
Dengan rumus Interpolasi. [8]

x−x 1
y = y 1 + [( ) ( y 2 - y 1)]
x2 −x1

(6.1)

x 1 = T 1= suhu pada tabel termodinamika sebelum 280°C (250°C)


x 2 = T 2 = suhu pada tabel termodinamika setelah 280°C (300°C)
x = T = suhu input turbin (280°C)
kJ
y 1 = h1 = entalpi pada T1 (2911.7 )
kg
kJ
y 2 = h2 = entalpi pada T2 (3029.9 )
kg
y = h = entalpi pada suhu 280° dan tekanan 1.8 Mpa (kJ/kg)

maka,

280−250
y = 2911.7 + [( ) ( 3029.9 – 2911.7 )]
300−250

30
y = 2911.7 + [( ) ( 118.2 )]
50

y = 2911.7 + 70.92

kJ
y = 2980.62
kg

kJ
h = y = 2980.62
kg

kJ
Dari pergitungan matematis didapat h¿ = 2980.62
kg

Tabel 6.3 tabel A-6 Superheated Water. [14]

VI -4
Dari tabel termodinamika didapat termodinamika, nilai entalpi pada suhu 150° C dan

kJ
tekanan 300 kPa adalah 2761.2 . Untuk menetukan entalpi keluaran kerja aktual, kita
kg
masih menggunakan tabel pada superheater karena pada tabel ini menyatakan kondisi uap
pada 100% uap.

kJ
Untuk itu h out = 2761.2
kg

Maka,

w = h¿ - h out

kJ kJ
w = 2980.62 - 2761.2
kg kg

kJ
w = 219.42
kg

6.2.2 Daya Aktual Turbin Uap

Daya aktual turbin ( W aktual ) adalah hasil perkalian antara kerja turbin dengan debit
uap yang mengalir melewati turbin[1]. Sehingga,

( W aktual ) = ṁ x w

Dimana,

kJ
( W aktual ) = atau Watt
s

kJ
( W aktual ) = ( 3 kg / s ) (219.42 )
kg

kJ
( W aktual ) = 658.26 atau kWatt
s

VI -5
6.2.3 Efisiensi Isentropik

Efisiensi isentropik adalah perbandingan antara kerja turbin dengan kerja ideal
turbin yang dinyatakan dalam bentuk ( % )[1].

h¿ −hout
ἠ isentropik =
h∈−hs

hs = h f + { (x) (h fg) } (1)

s fg −s f
x= (2)
s fg

Persamaan ( 1 ) merupakan persamaan untuk mencari entalpi keluaran ideal turbin uap.
Persamaan ( 2 ) merupakan persamaan untuk mencari fraksi uap ideal yang keluar dari
turbin uap.

Tabel 6.4 tabel A–5 Saturated Water. [14]

Pada tabel termodinamika, nilai entropi pada keadaan fasa cair dan gas campuran
masing – masing adalah 1.6717 dan 5.32
Angka ini dibutuhkan untuk mencari nilai kualitas uap pada keadaan ideal.
Berdasarkan persamaan diatas, maka:
s fg −s f
x=
s fg

VI -6
5.32−1.6717
x= = 0.69
5.32

Tabel 6.5 Saturated Water – pressure table. [14

Setelah mendapatkan nilai kualitas uap pada keadaan ideal, selanjutnya adalah
mencari nilai entalpi keluaran yang dipengaruhi oleh fraksi uap.

hs = h f + { (x) (h fg) }
hs = 561.43 + { (0.69 ) ( 2163.5 ) }
hs = 561.43 + 1492.81
kJ
hs = 2034.6
kg
h¿ −hout
ἠ isentropik = ( 100% )
h∈−hs
w
ἠ isentropik = ( 100% )
h∈−hs
219.42
ἠ isentropik = ( 100% )
2980.62−2034.6

VI -7
219.42
ἠ isentropik = ( 100% )
946.02
ἠ isentropik = 0.23 ( 100% )
ἠ isentropik = 23%
6.2.4 Daya Ideal Turbin Uap

Daya ideal turbin uap adalah hasil perkalian daya aktual turbin dengan efisiensi

kJ
isentropik pada turbin yang disimbolkan dengan ¿ ) dalam satuan atau kWatt[1].
s

W ideal = W aktual (ἠ isentropik)


kJ
W ideal = 658.26 ( 23% )
s
kJ
W ideal = 151.39 atau kWatt
s

6.2.5 Rugi Energi


Rugi energi adalah hasil pengurangan antara daya aktual dengan daya ideal yang
bekerja pada turbin yang ditulis dalam persamaan

Q loss = W aktual −W ideal


kJ kJ
Qloss = 658.26 - 151.39
s s
kJ
Qloss=508.87 atau kWatt
s

VI -8
VI -9
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dapat dilihat bahwa angka rugi energi adalah sebesar

kJ
Q loss=508.87 atau kWatt dan memiliki nilai efisiensi isentropik sebesar 23%.
s

Rugi energi adalah potensi hilangnya energi yang seharusnya terkonversi menjadi
gerak namun berubah menjadi panas. Angka 508.87 kWatt adalah nilai maksimal dari
panas yang dapat dilepaskan. Dengan kata lain rugi energi yang dapat terjadi pada turbin
uap tersebut berkisar antara 0 hingga 508.87 kWatt.

Rugi energi ini didapat dari selisih antara daya aktual dengan daya ideal pada
turbin. Daya aktual adalah daya yang dapat dihitung melalui entalpi keluaran pada turbin
dengan asumsi bahwa energi terkonversi sempurna atau tidak ada loss berupa panas pada
turbin uap tersebut. Sementara daya ideal adalah daya yang dipengaruhi oleh losses pada
turbin uap dengan menghitung entalpi keluaran berdasarkan variabel kualitas uap yang
terbentuk setelah terjadinya proses konversi energi pada turbin uap. Sehingga selisih antara
daya aktual dan daya ideal akan menghasilkan angka rugi energi pada turbin uap tersebut.

7.2 Saran
Pada laporan kerja praktek ini penulis menyarankan untuk mendesain ulang atau
melakukan upgrade pada komponen yang bersangkutan agar konversi energi lebih efektif
terjadi. Dan teruntuk pembaca agar lebih membaca literasi mengenai pemanfaatan panas
buang turbin agar penggunaan turbin uap lebih efisien dan memperkecil angka rugi energi
pada turbin uap.

VII -1
VII -2
DAFTAR PUSTAKA
[1] Zakaria, M, and Effendy, M. Teknik Mesin Konversi Energi, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Surabaya , Surabaya2018, “ Analisa Energi dan Eksergi Turbin
Uap pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Unit 2 Tanjung Awar - Awar”.
[2] Data kebutuhan listrik didapat dari PT PLN 27 September 2017
[3] Yohana, E, and Romadhon, R. Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro, Semarang2017, “Analisa Efisiensi Isentropik dan Exergy
Destruction Pada Turbin Uap Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap”.
[4] Haryadi, H, and Suciyanti, M. Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara,
Januari 2018. “Analisa Perkiraan Kebutuhan Batubara untuk Industri
Domestik tahun 2020 – 2035 dalam Mendukung Kebijakan Domestic Market
Obligation dan Kebijakan Energi Nasional”. Vol.14, No.1, Januari 2018.
[5] Sejarah Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara V Sei Garo (persero).
[6] Sistem Kerja Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara V Sei Garo (persero).
[7] Shlyakhin, P., “Turbin Uap (Steam Turbines) Teori dan Rancangan”, Jakarta:
Erlangga, 1990
[8] Baiser, A., “Konsep Fisika Modern”, Jakarta: Erlangga, 1990
[9] Darmawan. Fisika Universitas Diponegoro, Semarang1990,
“Termodinamika”.
[10] Harjono., “Kimia Fisika”, Jakarta: Erlangga, 2005
[11] Data PT PLN (persero) 2017
[12] Analisis Perkiraan Kebutuhan Batu Bara untuk Industri Domestik (2020 – 2035) 2018

[13] PTPN V Sei Garo

[14] Properti Termodinamika


LAMPIRAN A
LAMPIRAN KEGIATAN KERJA PRAKTEK

Melihat Proses Ekstaksi Biji Kelapa Sawit

Melihat Proses Pengadukan Boiler


Mengamati Cara Kerja Turbin Uap
Mengamati Cara Kerja Back Pressure Vessel
Mengamati Flow Process pada Siklus Uap Pembangkit

Mengamati cara kerja Sterilizer

Anda mungkin juga menyukai