Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

TEORI

4.1 Pengertian Turbin Uap

Turbin uap merupakan suatu alat yang mengubah energi potensial uap menjadi energi
kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin.
Poros turbin, langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan
mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yang digunakan. Turbin
uap dapat digunakan pada berbagai bidang seperti pada bidang industri, untuk pembangkit
tenaga listrik dan untuk transportasi.

Turbin uap menghasilkan tekanan karena adanya aliran uap yang tetap masuk ke
nozzle dan ditekan dengan tekanan rendah. Besar dan kecilnya tekanan uap yang dialirkan
dari boiler berpengaruh sekali terhadap kinerja pada turbin. Uap yang dialirkan mengenai
sudu sudu turbin dan mempengaruhi generator untuk memutar listrik.

Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor yang
merupakan komponen utama pada turbin kemudian di tambah komponen lainnya yang
meliputi pendukungnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu lainnya agar kerja turbin
dapat lebih baik. Sebuah turbin uap memanfaatkan energi kinetik dari fluida kerjanya yang
bertambah akibat penambahan energi termal.

4.2 Komponen Turbin Uap

Komponen pada turbin uap meliputi :

4.2.1 Shaft Seal

Shaft seal adalah bagian dari turbin antara poros dengan casing yang berfungsi untuk
mencegah uap air keluar dari dalam turbin melewati sela-sela antara poros dengan casing
akibat perbedaan tekanan dan juga untuk mencegah udara masuk ke dalam turbin (terutama
turbin LP karena tekanan uap air yang lebih vakum) selama turbin uap beroperasi.

Turbin uap menggunakan sistem labyrinth seal untuk shaft seals. Sistem ini berupa
bagian yang berkelak-kelok pada poros dan casing-nya yang kedua sisinya saling bertemu
secara berselang-seling. Antara labyrinth poros dengan labyrinth casing ada sedikit rongga
dengan jaraj tertentu. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi tekanan uap air di dalam turbin
yang masuk ke sela-sela labyrinth sehingga tekanan antara uap air dengan udara luar akan
mencapai nilai yang sama pada titik tertentu. Selain adanya sistem labyrinth seal, ada satu
sistem tambahan bernama sistem seal dan gland steam. Sistem ini bertugas untuk menjaga
tekanan di labyrinth seal pada nilai tertentu terutama pada saat start up awal atau shut down
turbin dimana pada saat tersebut tidak ada uap air yang masuk ke dalam turbin uap.

4.2.2 Turbine Bearings

Bearing atau bantalan pada turbin uap memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Menahan diam komponen rotor secara aksial


2. Menahan berat dari rotor
3. Menahan berbagai macam gaya tidak stabil dari uap air terhadap sudu turbin
4. Menahan gaya kinetik akibat dari sisa-sisa ketidakseimbangan atau
ketidakseimbangan karena kerusakan sudu (antisipasi)
5. Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi

Jenis bearing yang digunakan dalam desain turbin uap yaitu thrust bearing, journal
bearing, dan kombinasi antara keduanya. Selain itu juga dibutuhkan sebuah sistem
pelumasan menggunakan oli, yang secara terus-menerus disirkulasi dan didinginkan untuk
melumasi bearing yang terus mengalami pergesekan pada saat turbin uap beroperasi normal.

4.2.3 Balance Piston

Pada turbin uap, ada 50% gaya reaksi dari sudu yang berputar menghasilkan gaya
aksial terhadap sisi belakang dari silinder pertama turbin, gaya inilah yang perlu dilawan oleh
sistem balance piston.

4.2.4 Turbine Stop Valves

Atau disebut juga Emergency Stop Valve karena berfungsi untuk mengisolasi turbin
dari supply uap air pada keadaan darurat untuk menghindari kerusakan atau juga overspeed.

4.2.4 Turbine Control Valve

Berfungsi untuk mengontrol supply dari uap air yang masuk ke dalam turbin sesuai
dengan sistem kontrol yang bergantung pada besar beban listrik.
4.2.5 Turning Device

Adalah suatu mekanisme untuk memutar rotor dari turbin pada saat start awal atau
pada saat setelah shut down untuk mencegah terjadinya distorsi atau bending akibat dari
proses pemanasan atau pendinginan yang tidak seragam pada rotor.

Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun cakram yang
disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap bertekanan yang berasal
dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan menggunakan bahan bakar padat, cair
dan gas.

Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan dipakai
untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga sama halnya
dikopel dengan sebuah generator singkron untuk menghasilkan energi listrik.

Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi
muncul menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh kondensor
menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju boiler.
Sisa panas dibuang oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang masuk. Hal
ini mengakibatkan efisisensi thermodhinamika suatu turbin uap bernilai lebih kecil dari 50%.
Turbin uap yang modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan
temperatur kondensor 200C sampai 300C.

4.3 Boiler

Ketel uap atau boiler adalah alat untuk menghasilkan uap air, yang akan digunakan
untuk pemanasan atau tenaga gerak. Bahan bakar pendidih bermacam-macam dari yang
populer batubara dan minyak bakar, sampai listrik, gas, biomasa, nuklir dan lain-lain.
Pendidih merupakan bagian terpenting dari penemuan mesin uap yang merupakan pemicu
lahirnya revolusi industri.

Bejana pada suatu ketel uap biasanya terbuat dari baja (steel atau alloy steel), atau
awalnya dari besi tempa. Baja stainless sebenarnya tidak disarankan (oleh ASME Boiler
Code) untuk digunakan pada bagian-bagian yang basah dari ketel uap modern, tetapi
seringkali digunakan pada bagian super heater yang tidak akan terpapar ke cairan ketel
uap.Tembaga atau kuningan sering digunakan karena lebih muddah di-pabrikasi untuk ketel
uap ukuran kecil. Sejarahnya, tembaga sering digunakan untuk peti api ( firebox ) terutama
untuk lokomotif uap air, karena kemudahannya dibentuk dan pengantar panas yang tinggi;
namun, saat ini, harga tembaga yang tinggi menjadi pilihan yang tidak ekonomis dan lebih
murah menggunakan material pengganti seperti baja.

Untuk kebanyakan ketel uap Victorian, hanya menggukaan besi tempa kualitas paling
tinggi, yang dirakit menggunakan keling ( rivet ). Kualitas yang tinggi dari lembaran dan
kecocokan untuk kehandalan yang tinggi digunakan pada aplikasi yang kritikal, seperti ketel
uap tekanan tinggi. Pada abad 20, untuk praktisnya disain bergerak kearah penggunaan baja,
di mana lebih kuat dan lebih murah, dengan konstruksi las, yang lebih cepat dan sedikit
pekerja.

Besi tuang ( cast iron ) digunakan untuk bejana pemanas untuk pemanas air.
Walaupun suatu pemanas biasanya disebut "pendidih" atau boiler, karena tujuannya adalah
untuk membuat air panas, bukan uap air, karena dioperasikan pada tekanan rendah dan
menghindari pendidihan sebenarnya. Kerapuhan dari besi tuang menjadikannya tidak cocok
untuk ketel uap tekanan tinggi

4.4 Klasifikasi boiler

Boiler merupakan peralatan yang berfungsi untuk memanaskan fluida dari keadaan


cair hingga menjadi campuran maupun uap lanjut dengan menggunakan metode External
Combustion (Pembakaran Luar). Boiler yang sering digunakan adalah steam boiler (ketel
uap) yang sering digunakan dalam pambangkit, namun boiler sendiri dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa kategori. Berikut ini akan dijelaskan lebih detail terkait klasifikasi boiler.
4.4.1 Fire Tube Boiler

Fire Tube Boiler merupakan jenis boiler yang cukup tua, dimana gas panas hasil
pembakaran dilewatkan pada tube, sementara air berada dalam sisi shell, sehingga terjadi
perpindahan panas yang mengakibatkan air berubah menjadi uap. Fire tube boiler merupakan
boiler yang biaya penggunaannya relatif murah, mudah dioperasikan dan memiliki efisiensi
pembakaran yang bagus. Namun terbatas hanya untuk kapasitas yang rendah sekitar 2,5
tons/jam, dengan tekanan 17,5 kg/cm2 . Bahan yang digunakan dapat berupa gas, minyak
bakar atau bahan bakar padat.

4.4.2 Water Tube Boiler

Water Tube Boiler mempunyai proses, Berbanding terbalik dengan fire tube boiler,
dimana air yang dialirkan di dalam tube, sedangkan proses pembakaran berada di luar tube
(shell ). Boiler ini dapat berupa tipe tunggal atau ganda. Pada boiler ini tekanan yang terjadi
pada uap relatif tinggi sehingga sering dimanfaatkan dalam pembangkit. Kapasitas uap dapat
mencapai 4.500 – 12.000 kg/jam. Untuk pembakaran menggunakan bahan bakar minyak
bakar atau gas, water tube boiler disediakan dalam bentuk paket. Namun untuk penggunaan
boiler dengan bahan bakar padat, secara umum belum tersedia dalam bentuk paket. Pada
boiler jenis ini memungkinkan untuk efisiensi panas yang lebih tinggi namun kurang toleran
terhadap kualitas feed water hasil dari plant pengolahan air.
4.4.3 Packaged Boiler

Sesuai dengan namanya boiler ini sudah disediakan dari industri pembuatan boiler
dalam bentuk paket. Dan untuk pengoperasian boiler cukup menambahkan pipa uap, pipa air,
laluan bahan bakar dan instalasi listrik. Secara umum boiler ini berupa shell and tube dan
prinsip kerja sesuai dengan fire tube boiler yang dapat memindahkan panas yang bagus baik
radiasi maupun konveksi. Adapun beberapa karakteristik dari packaged boiler adalah sebagai
berikut:

1. Sistem forced atau induced draft menghasilkan pembakaran dengan efisiensi yang
baik
2. Perpindahan panas secara konveksi relatif baik akibat dari banyaknya tube
berdiameter kecil pada boiler ini
3. Ruang pembakaran yang kecil dan tingginya temperatur pembakaran sehingga
evaporasi relatif lebih cepat
4. Perpindahan panas secara keseluruhan yang baik akibat terdapat sejumlah lintasan
/ pass.
5. Efisiensi termal yang relative lebih tinggi daripada boiler lainnya
Pada boiler ini, masih diklasifikasikan lagi berdasarkan jumlah lintasan/pass yaitu
berapa kali gas pembakaran melintasi boiler. Secara umum, boiler jenis ini yang sering
digunakan adalah unit tiga pass dengan dua set fire tube dan gas buang keluar melalui sisi
belakang boiler.

4.5 Termodinamika

Termodinamika adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.


Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana hubungan
termodinamika berasal.

Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi,
termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi ( kecepatan suatu proses
reaksi berlangsung ). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya
merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam
termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses
termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.

Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan


bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.

Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak


bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat
diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecuali perimbangan transfer
energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein
tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda
hitam.

Menurut Arief MS, Termodinamika adalah suatu konsep mekanika perpindahan


Energi. Misalnya panas, konsep perpindahan panas adalah panas secara spontan akan
berpindah dari temperatur tinggi ke temperatur rendah. Pada termodinamika inilah konsep
mekanika itu akan di bahas.

4.5.1 Konsep dasar termodinamika

Pengabstrakkan dasar atas termodinamika adalah pembagian dunia menjadi sistem


dibatasi oleh kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang tidak termasuk dalam
pertimbangan digolongkan sebagai lingkungan. Dan pembagian sistem menjadi subsistem
masih mungkin terjadi, atau membentuk beberapa sistem menjadi sistem yang lebih besar.
Biasanya sistem dapat diberikan keadaan yang dirinci dengan jelas yang dapat diuraikan
menjadi beberapa parameter. Dari prinsip-prinsip dasar termodinamika secara umum bisa
diturunkan hubungan antara kuantitas misalnya, koefisien ekspansi, kompresibilitas, panas
jenis, transformasi panas dan koefisien elektrik, terutama sifat-sifat yang dipengaruhi
temperatur. 

4.5.2 Sistem termodinamika

Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan. Sebuah


batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut
lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistem-lingkungan
dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.

Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan lingkungan:

1. Sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan
lingkungan. Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung
gas terisolasi.
2. Sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem
tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja
dengan lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau
keduanya biasanya dipertimbangkanh sebagai sifat pembatasnya:
a.pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
b. pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
3. Sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan
lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut
permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.

Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan,
karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit
penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama
dengan energi yang keluar dari sistem.

4.5.3 Keadaan termodinamika

Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini disebut
dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem).

Untuk keadaan termodinamika tertentu, banyak sifat dari sistem dispesifikasikan.


Properti yang tidak tergantung dengan jalur di mana sistem itu membentuk keadaan tersebut,
disebut fungsi keadaan dari sistem. Bagian selanjutnya dalam seksi ini hanya
mempertimbangkan properti, yang merupakan fungsi keadaan.

Jumlah properti minimal yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari
sistem tertentu ditentukan oleh Hukum fase Gibbs. Biasanya seseorang berhadapan dengan
properti sistem yang lebih besar, dari jumlah minimal tersebut.

Pengembangan hubungan antara properti dari keadaan yang berlainan


dimungkinkan. Persamaan keadaan adalah contoh dari hubungan tersebut.

4.5.4 Hukum - hukum Dasar Termodinamika

Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:

1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika


Hukum awal menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan
sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya. Hukum
ini dimasukkan setelah hukum pertama.

2. Hukum Pertama Termodinamika
Hukum yang sama juga terkait dengan kasus kekekalan energi. Hukum ini
menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama
dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang
dilakukan terhadap sistem. Hukum ini dapat diuraikan menjadi beberapa proses, yaitu
proses dengan Isokhorik, Isotermik, Isobarik, dan juga adiabatik.

3. Hukum kedua Termodinamika

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Tidak ada bunyi untuk
hukum kedua termodinamika yang ada hanyalah pernyataan kenyataan eksperimental
yang dikeluarkan oleh kelvin-plank dan clausius. Pernyataan clausius: tidak mungkin
suatu sistem apapun bekerja sedemikian rupa sehingga hasil satu-satunya adalah
perpindahan energi sebagai panas dari sistem dengan temperatur tertentu ke sistem
dengan temperatur yang lebih tinggi. Pernyataan kelvin-planck: tidak mungkin suatu
sistem beroperasi dalam siklus termodinamika dan memberikan sejumlah netto kerja
kesekeliling sambil menerima energi panas dari satu reservoir termal.(sumber
Fundamentals of engineering thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. - 6th ed. -
2007 - Wiley) Bab5). "total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya hal ini disebut dengan prinsip kenaikan entropi" merupakan korolari
dari kedua pernyataan diatas (analisis Hukum kedua termodinamika untuk proses
dengan menggunakan sifat entropi)(sumber Fundamentals of engineering
thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. - 6th ed. - 2007 - Wiley) Bab6).Hukum
ketiga Termodinamika

4. Hukum ketiga termodinamika


Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum
ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini
juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur
nol absolut bernilai nol.

Anda mungkin juga menyukai