MAKALAH
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Ekonomi Islam
oleh
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Etika
Etika itu sendiri merupakan salah satu disiplin pokok dalam filsafat, ia
merefleksikan bagaimana manusia harus hidup agar berhasil menjadi sebagai manusia
(Franz Magnis-Suseno :1999)
Etika (ethics) yang berasal dari bahasa Yunani ethikos mempunyai beragam
arti : pertama, sebagai analisis konsep-konsep mengenai apa yang harus, mesti,
aturan-aturan moral, benar, salah, wajib, tanggung jawab dan lain-lain. Kedua,
pencairan ke dalam watak moralitas atau tindakan-tindakan moral. Ketiga, pencairan
kehidupan yang baik secara moral (Tim Penulis Rasda Karya : 1995)
Menurut K. Bertens dalam buku Etika, merumuskan pengertian etika kepada
tiga pengertian juga; Pertama, etika digunakan dalam pengertian nilai-niai dan
norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya. Kedua, etika dalam pengertian kumpulan asas atau
nilai-nilai moral atau kode etik. Ketiga, etika sebagai ilmu tentang baik dan buruk
Ahmad Amin memberikan batasan bahwa etika atau akhlak adalah ilmu yang
menjelaskan arti yang baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus
diperbuat.
2
B. Etika Dalam Islam
Jika kita berbicara tentang nilai dan akhlak dalam ekonomi dan mu’amalah
Islam, maka tampak secara jelas di hadapan kita empat nilai utama,yaitu:
Rabbaniyah (Ketuhanan), Akhlak, Kemanusiaan dan Pertengahan. Nilai-nilai
ini menggambarkan kekhasan (keunikan) yang utama bagi ekonomi Islam, bahkan
dalam kenyataannya merupakan kekhasan yang bersifat menyeluruh yang tampak
jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan ajaran Islam. Makna dan nilai-nilai
pokok yang empat ini memiliki cabang, buah, dan dampak bagi seluruh segi
ekonomi dan muamalah Islamiah di bidang harta berupa produksi, konsumsi,
sirkulasi, dan distribusi.
Raafik Isaa Beekun dalam bukunya yang berjudul Islamic Bussines Ethics
menyebutkan paling tidak ada sejumlah parameter kunci sistem etika Islam yang
dapat dirangkum sbb:
• Berbagai tindakan ataupun keputusan disebut etis bergantung pada niat
individu yang melakukannya. Allah Maha Kuasa mengetahui apapun niat kita
sepenuhnya secara sempurna.
• Niat baik yang diikuti tindakan yang baik akan dihitung sebagai ibadah.
Niat yang halal tidak dapat mengubah tindakan yang haram menjadi halal.
• Islam memberikan kebebasan kepada individu untuk percaya dan
bertindak berdasarkan apapun keinginannya, namun tidak dalam hal
tanggungjawab keadilan.
• Islam mempergunakan pendekatan terbuka terhadap etika, bukan sebagai
sistem yang tertutup, dan berorientasi diri sendiri. Egoisme tidak mendapat
tempat dalam ajaran Islam.
• Keputusan etis harus didasarkan pada pembacaan secara bersama-sama
antara Al-Qur’an dan alam semesta.
• Tidak seperti sistem etika yang diyakini banyak agama lain,
Islam mendorong umat manusia untuk melaksanakan tazkiyah melalui
3
partisipasi aktif dalam kehidupan ini. Dengan berperilaku secara etis di tengah
godaan ujian dunia, kaum Muslim harus mampu membuktikan ketaatannya
kepada Allah SWT.
4
Jika kita renungkan didalam Al-qur’an, maka kita akan mendapatkan
bahwa ia menganjurkan kepada kita untuk menggunakan sumber-sumber
kekayaan alam. Al-qur’an merangsang akal kita mengarahkan pandangan kita
kepada dunia yang dikelilingi oleh air, udara lautan, sungai, tumbuh-
tumbuhan, hewan dan benda mati; matahari dan bulannya, malam dan
siangnya. Semua itu diciptakan untuk diambil manfaatnya oleh umat
manusia.
a.Hewan
Al-Qur’an mengingatkan kita tentang kekayaan alam dari jenis hewan
dan apa-apa yang diperoleh dari hewan itu, seperti daging ,susu, dan
kulit. Firman Allah: “dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk
kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai
manfaat, dan sebagiannya kamu makan.” (An- Nahl :5).
b. Tumbuh-tumbuhan
Dalam surat yang sama Al-Qur’an memberikan tentang kekayaan alam
dari jenis tumbuhan dengan Firman Allah: “Dialah yang telah
menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi
minuman dan sebagiannya menyuburkan tumbuh-tumbuhan yang
tempat tumbuhnya kamu menggembalakan ternakmu. Dia
menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman zaitun,
kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda kekuasaaan Allah bagi
kamu yang memikirkan.”
c.Kekayaan Laut
Masih dalam surat yang sama, Al-qur’an mengarahkan perhatian kita
pada kekayaan laut dan menganjurkan kita untuk mendayagunakan nya
dengan cara memancing ikan, melalui ayat: “Dan Dialah Allah yang
menundukkan lautan untukmu, agar kamu dapat ,memakan dari
padanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan
5
itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu melihat bahtera layar
padanya dan supaya kamu mencari keuntungan dari karunianya, dan
supaya kamu bersyukur.”
d. Kekayaan Tambang
Diantara tanda yang paling jelas dianjurkan Al-Qur’an untuk
diperhatikan ialah kekayaan tambang. Allah berfirman : “dan kami
ciptakan besi yang padanya terdapat kekutan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia.”
Dalam ayat ini terdapat indikasi yang jelas tentang pentingnya bahan
tambang di antaranya besi bagi kehidupan manusia baik sipil ataupun
militer. Surat ini dinamakan Allah dengan surat al- Hadid (besi).
e.Bulan dan Matahari
Selanjutnya, dalam Al-qur’an dijelaskan bahwa Allah menundukkan
matahari dan bulan bagi manusia. Hal ini memperpanjang harapan
mereka dan memenuhi ambisinya dalam menaklukkan ruang angkasa,
mendayagunakan energi matahari,serta mencapai bulan, bahkan suatu
saat mendarat di matahari. Allah Berfirman: “Dan Dia menundukkan
malam dan siang , matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang
ditundukkan untukmu dengan perintahnya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
kamu yang memahaminya.”
6
a. Antara Jaminan Rezeki dan Kewajiban Bekerja
Sudah menjadi sunnatullah bahwa jaminan rezeki itu tidak akan
mungkin didapat kecuali dengan berusaha dan bekerja. Allah
meletakkan makanan dari rezeki Allah setelah manusia berjalan dimuka
bumi. Siapa yang berjalan dan berusaha maka dialah orang yang berhak
memakan rezeki Tuhan. Yang bediam diri dan malas tidak akan
mendapat walaupun hanya sesuap nasi.
b. Bekerja dan Kegiatan Ekonomi adalah Ibadah dan Jihad
Bekerja adalah bagian dari ibadah dan jihad jika sang pekerja bersikap
konsisten terhadap peraturan Allah, suci niatnya, dan tidak
melupakanNya. Dengan bekerja, masyarakat bisa melaksanakan tuigas
kekhalifahannya, menjaga diri dari maksiat, dan meraih tujuan yang
lebih besar. Demikian pula, dengan bekerja seorang individu mampu
memenuhi kebutuhannya, mencukupi kebutuhan keluarganya, dan
berbuat baik terhadap tetangganya. Semua bentuk yang diberikan semua
hal tersebut tidak akan terwujud tanpa harta yang dapat diperolah dengan
bekerja. Maka tidak aneh jika kita menemukan nash-nash Islam yang
mengajak umatnya untuk bekerja dan menjadikannya bagian dari ibadah
dan jihad.
c. Tujuan Diwajibkannya Bekerja
o Untuk Mencukupi Kebutuhan Hidup
Berdasarkan tuntutan syariat, seorang muslim diminta bekerja untuk
mencapai beberapa tujuan yaitu, untuk memenuhi kebutuhan pribadi
dengan harta yang halal.
Dampak diwajibkannya bekerja bagi individu oleh islam adalah
dilarangnya minta-minta, mengemis, dan mengharapkan belas kasihan
orang. Mengemis tidak dibenarkan kecuali dalam tiga hal yaitu,
7
menderita kemiskinan yang melilit, memiliki utang yang menjerat,
dan diyah murhiqah.
o Untuk Kemaslahatan Keluarga
Bekerja diwajibkan demi terwujudnya keluarga sejahtera. Islam
mensyariatkan seluruh manusia untuk bekerja, baik lelaki maupun
wanita sesuai dengan profesinya masing-masing. “lelaki adalah
penjaga bagi keluarganya dan bertanggung jawab atas asuhannya.;
cukuplah dosa seseorang karena menelantarkan orang yang menjadi
tanggungannya.”
o Untuk Kemaslahatan Masyarakat
Walaupum seseorang tidak memerlukan pekerjaan karena seluruh
kebutuhan hidupnya telah tersedia, baik untuk dirinya maupun untuk
keluarganya, ia tetap wajib bekerja untuk masyarakat sekitarnya.
Karena masyarakat sekitarnya telah memberikan sumbangsih yang
tidak sedikit padanya, maka seyogyanya masyarakat menganbil
darinya sebanyak apa yang diberikan kepadanya. Alangkah indahnya
tindakan ulama yang menjadikan pekerjaan duniawi sebagai
perbuatan wajib menurut syariat, ditinjau dari kemaslahatan
masyarakat.
o Bekerja untuk Memakmurkan Bumi
Memakmurkan bumi adalah tujuan dari maqashidus syairah yang
ditanam oleh Islam, disinggung oleh Al-qur’an serta diperhatikan oleh
para ulama. Manusia diciptakan Allah hanya untuk tiga kepentingan,
yaitu memakmurkan bumi, menyembah Allah, khalifah Allah.
8
Prinsip etika dalam produksi yang wajib dilaksanakan oleh setiap
muslim baik individu maupun komunitas adalah berpegang pada semua yang
dihalalkan Allah dan tidak melampaui batas.
Pada dasarnya produsen dalam tatanan ekonomi konvensional tidak
mengenal istilah halal dan haram. Yang menjadi prioritas kerja mereka adalah
memenuhi keinginan pribadi dengan mengumpulkan laba, harta dan uang. Ia
tidak memikirkan apakah yang diproduksinya berbahaya atau tidak,
bermanfaat atau tidak, baik atau buruk, etis atau tidak etis.
Adapun sikap seorang muslim sangat bertolak belakang. Ia tidak boleh
menanam apa-apa yang diharamkan seperti poppy yang diperoleh dari buah
opinium, demikian pula cannabis atau heroin. Seorang muslim tidak boleh
menanam segala jenis tumbuhan yang menurut WHO, sains, dan hasil riset
berbahaya bagi manusia.
9
Dalam salah satu hadits, Nabi mamberikan pangarahan “ jangan
disatukan ternak yang sakit dengan ternak yang sehat.”
Aturan preventif ini menggariskan agar para peternak tidak menyatukan
tempat makan dan minum hewan yang sakit dengan hewan yang sehat
karena dikhawatirkan penyakit tersebut menular ke hewan sehat yang
lainnya. Dianjurkan agar hewan yang sakit di karantina dan diobati
karena pada satu sisi ia termasuk makhluk hidup, dan pada sisi lain ia
adalah asset yang bisa dikembangkan.
c. Hati-hati Terhadap Binatang Perah
Sungguh indah ajaran Islam dalam menjaga sumber daya alam. Misalnya
perkataan Nabi ketika mengunjungi orang anshar yang ingin
menghormati tamunya dengan memotong kambing perahnya. Kepada
orang anshar itu Nabi berkata:” jangan kamu sembelih kambing
perahmu.”
Hadits ini menunjukkan bahwa nabi melarang orang yang kedatangan
tamu untuk menyembelih kambing perahnya untuk dihidangkan kepada
tamunya, karena binatang perah itu bisa dimanfaatkan air susunya dan
bisa berfungsi sebagai penjaga rumah. Sebaliknya, jika kamu mau
menghormati tamu, potonglah binatang yang bukan hewan perahan.
d. Menghidupkan Tanah Tak Bertuan
Diantara pekerjaan yang dianjurkan Islam dan menjanjikan pahala yang
besar adalah menghidupkan tanah tak bertuan. Sebab, perluasan sektor
pertanian dan perkebunan ini menambah pendapatan perkapita bangsa
dan Negara. Menghidupkan tanah tak bertuan ini dalam fiqih disebut
ihyaul mawat.
10
BAB III
SIMPULAN
11
melainkan sebagai upaya menjalankan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Badroen, Faisal, et al. 2007. Etika Bisinis dalam Islam. Jakarta: Kencana.
Qardhawi, Yusuf. 1997. Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: GIP.
http://zonaekis.com/norma-dan-moral-produksi-dalam-islam/
12