Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini dunia sangat peduli dengan Hak Asasi Manusia, salah satunya yaitu
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
tangung-jawab perusahaan, pekerja dan pemerintah di seluruh dunia. Manajemen
harus mempromosikan suatu “perilaku K3” di tempat kerja yang didukung oleh
kebijakan-kebijakan dan program nasional yang memadai. Manajemen perusahaan
harus menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat, sehingga kecelakaan-
kecelakaan dan penyakit-penyakit di tempat kerja dapat dicegah. Namun kelemahan
masih ditemukan pada penegakan hukum dan rendahnya kesadaran, pengetahuan,
sikap dan tindakan untuk menanamkan perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
perusahaan.
Tingkat kecelakaan yang fatal di negara berkembang empat kali lebih tinggi
dibandingkan di negara industri. Di negara berkembang, kebanyakan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja terjadi pada bidang pertanian, perikanan, perkayuan,
pertambangan dan konstruksi. Namun, diantara bidang-bidang tersebut, kecelakaan
kerja paling banyak terjadi pada bidang konstruksi. Tingginya angka kecelakaan
kontruksi bersumber dari berbagai faktor. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara
lain pekerjaan yang beresiko tinggi, rendahnya pengetahuan akan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) oleh tenaga kerja, serta kurangnya tenaga ahli K3 konstruksi.
Pada umumnya penyebab kecelakaan kerja pada konstruksi, selain rendahnya
pemahaman dan kepekaan terhadap bahaya dan resiko kontruksi, juga karena pekerja
tidak menguasai peralatan keselamatan diri dan metoda kerja kontruksi yang benar,
tidak terpenuhi persyaratan dan standard K3, masih lemahnya hukum maupun sanksi
K3, belum ada penerapan Sistem Manajemen K3 yang benar, kurangnya kesadaran
perusahaan akan pentingnya K3, serta kurangnya pendidikan dan pelatihan K3 bagi
SDM konstruksi. Sehingga belum adanya komitmen yang sama dari seluruh pihak
yang berkepentingan untuk selalu menghargai dan mengutamakan Keselamatan dan
Kesehatan kerja sebagai hak asasi pekerja.

Laporan Kesehatan dan Keselamatan Kerja – Februari 2021 1


Supervisi Konstruksi (Lanjutan), Sertifikasi dan Pemantauan Pengisian Awal Bendungan Ladongi.
K3 jika diperhatikan secara komperehensif ternyata sangat berpengaruh pada
proses jalannya pembangunan konstruksi. Oleh karena itu, untuk menjamin
keselamatan dan kesehatan para pekerja Konstruksi (Lanjutan), Sertifikasi dan
Pemantauan Pengisian Awal Bendungan Ladongi. maka Satuan Kerja Pembangunan
Bendungan BWS Sulawesi IV Kendari mengalokasikan dana untuk Petugas K3 untuk
melakukan monitoring Konstruksi (Lanjutan), Sertifikasi dan Pemantauan Pengisian
Awal Bendungan Ladongi

1.2 Maksud
Laporan Bulanan Tenaga Ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dimaksud
untuk menjadi bahan monitoring bagi pihak pihak terkait dalam pengendalian
kelanancaran pekerjaan pembangunan Konstruksi Lanjutan, Sertifikasi Dan
Pemantauan Pengiaisan Awal Bendungan Ladongi, terkait dalam pegendalian
Kelancaran dan Keselamatan pekerja dan kualitas pekerjaan pada proyek
pembangunan bendungan Ladongi.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam rangka pembentukan SIstem
Manajemen Keselematan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah :

a. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan K3 di lapangan.


b. Meningkatkan penyebaran informasi K3.
c. Memberikan pemahaman akan pentingnya penggunaan APD selama
pelaksanaan kegiatan berlangsung.
d. Mewujudkan penurunan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.

Laporan Kesehatan dan Keselamatan Kerja – Februari 2021 2


Supervisi Konstruksi (Lanjutan), Sertifikasi dan Pemantauan Pengisian Awal Bendungan Ladongi.

Anda mungkin juga menyukai