Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM HUKUM INDONESIA


HUKUM PERDATA TENTANG PERJANJIAN

TOTURIAL PEMBIMBING
IRWAN RAHMAN, SH,M.AP

ANA RASIDA ( 041256173 )

UNIVERSITAS TERBUKA
JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK
KELAS II (DUA) A
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ilmiah tentang Permasalahan Birokrasi di Indonesia yaitu Korupsi.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak IRWAN RAHMAN, SH,M.AP Selaku
guru Pembimbing kami yang memberikan materi pendukung, masukan, bimbingan kepada
kami dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Permasalahan Birokrasi
di Indonesia yaitu Korupsi ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap kita
semua.

   
                                                                             Kandangan, 21 April 2020
  
 
Ana Rasida

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..……………………………………………………..………...1
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI ………….……………………………………………………..…………3

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah …………..…………………………………………………5
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………......................... 5

BAB II
PEMBAHASAN
Faktor Penyebab Misnan (Penggugat) Menggugat Tuti Riantini (Tergugat)……. 6

Tujuan Penggugat dalam mengajukan gugatan ke Peradilan Negeri ………..….. 8

Gugatan penggugat tidak dapat diterima seluruhnya ……………………………… 9

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………………………………………….…..11
Saran……………………………………………………………………………………..11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum bertujuan mengatur berbagai kepentingan manusia dalam rangka pergaulan


hidup di masyarakat. kepentingan manusia dalam masyarakat begitu luas,mulai dari
kepentingan pribadi hingga masyarakat dengan Negara. untuk itu pergolongan hukum
privat mengatur kepentingan individu atau pribadi, seperti hukum dagang dan hukum
perdata. Hukum perikatan yang terdapat dalam buku III kitab undang-undang hukum
perdata merupakan hukum yan bersifat khusus dalam melakukan perjanjian dan
perbuatan hukum yang bersifat ekonomis atau perbuatan hukum yang dapat dinilai dari
harta kekayaan seseorang atau badan hukum. dalam kegiatan ekonomi terdapat upaya
untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Namun harus berdasarkan peraturan dan
norma yang terdapat dalam undang-undang yang berlaku maupun hukum yang berlaku.
dengan adanya hubungan hukum maka terjadi pertalian hubungan subjek hukum dengan
objek hukum ; hubungan hak kebendaan. dalam hukum perjanjian didalamnya terdapat
dua azas yaitu azas konsensualitas dan azas kebebasan berkontrak.

Dalam perkembangan perekonomian di Indonesia, tentunya memerlukan perangkat


hukum nasional yang sesuai dengan hukum perikatan atau kontrak yang berkembang
dinamis dalam masyarakat melengkapi perangkat perundang-undangan. Di Indonesia
berbagai peratutaran undang-undang dibuat oleh pemerintah Indonesia telah
menggantikan sebagian kitab undang-undang hukum perdata dan kitab undang-undang
hukum dagang. Namun untuk mengisi kekosongan hukum di Indonesia maka ke dua kitab
undang-undang itu masih digunakan sampai ada peraturan perundang-undangan yang
baru untuk menggantinya.

4
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa Misnan (Penggugat) Menggugat Tuti Riantini (Tergugat) ?
2. Apa tujuan Penggugat dalam mengajukan gugatan ke Peradilan Negeri ?
3. Mengapa gugatan penggugat tidak dapat diterima seluruhnya ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Faktor Penyebab Misnan (Penggugat) Menggugat Tuti Riantini
(Tergugat)
2. Untuk mengetahui tujuan gugatan Misnan dalam pengadilan Negeri
3. Untuk mengetahui alasan gugatan penggugat tidak dapat diterima seluruhnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Faktor Penyebab Misnan (Penggugat) Menggugat Tuti Riantini (Tergugat)


Di lampiran dijelaskan asal muasal sampai misnan menggugat tuti rianti
bermula dari Misnan membeli sebidang Tanah yang terletak di Jalan Jendral
Sudirman Gang Mentimun Rt.010/Rw.IV, Kelurahan Tengah, Kecamatan Delta
Pawan, Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat yang dibeli dari Suami
Tergugat yang bernama TJONG LIR KHOI selaku Penjual dengan diketahui dan
disetujui oleh Tergugat dengan dibuatkan kwitansi tanda-terima uang tertanggal 2
Agustus 1982 dengan harga Rp.1.250.000,- (Satu Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu
Rupiah), dimana saat Jual Beli antara Penggugat dengan Suami Tergugat yang
bernamaTJONG LIR KHOI, saat itu Tanah menurut TJONG LIR KHOI maupun
Tergugat bahwasanya Tanah belum dibuatkan/belum diterbitkan Sertifikat Tanda
Bukti Kepemilikan.
akan tetapi sejak dibeli pada Tahun 1982 diatas Tanah yang dibeli oleh
Penggugat telah didirikan bangunan Rumah tempat tinggal Penggugat yang
Penggugat tempati bersama keluarga Penggugat hingga saat sekarang ini tanpa
adanya gangguan atau tanpa ada gugatan dari siapapun juga termasuk tidak
adanya gangguan atau gugatan dari Tergugat.
karena pada saat Jual Beli antara Suami Tergugat yang bernama TJONG
LIR KHOI dengan Penggugat hanya didasarkan pada kwitansi tanda-terima uang
yang dibuat tertanggal 2 Agustus 1982 dan menurut Suami Tergugat yang bernama
TJONG LIR KHOI maupun Tergugat sendiri menyatakan bahwasanya Tanah belum
ada dibuatkan/belum diterbitkan Setifikat Tanda Bukti Kepemilikan, selanjutnya
Penggugat untuk melengkapi persyaratan pengajuan Permohonan Hak ke Kantor
Pertanahan Kabupaten Ketapang maka pada tanggal 28 Mei 2002 dibuatkanlah
Surat Penyerahan Tanah antara Suami Tergugat yang bernama TJONG LIR KHOI
kepada Penggugat dengan disaksikan oleh Saksi saksi yang bernama MISRATON
dan DM.NIZARWAN dengan dilengkapi adanya Surat Pernyataan dari Penggugat
selaku Pemilik Tanah yang kemudian oleh Lurah Kelurahan Tengah dikeluarkan
Surat Keterangan Nomor : 593.3/471/Pem tertanggal ..... Juni 2002 ;
pada saat Penggugat akan mengajukan Permohonan Tanda Bukti
Kepemilikan ke Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, menurut orang dari
Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang diatas Tanah yang akan dimohonkan

6
oleh Penggugat untuk diterbitkan Sertifikat Tanda Bukti Hak telah diterbitkan
Sertifikat Hak Milik dan ternyata memang benar terhadap Tanah yang telah dibeli
Penggugat dari Suami Tergugat yang bernama TJONG LIR KHOI yang diketahui
dan disetujui oleh Tergugat tersebut memang telah diterbitkan Sertifikat Hak Milik
yakni Sertifikat Hak Milik Nomor 706/83 Surat Ukur tanggal 28 Oktober 1982
No.23/1982 Luas 628 M2 tertulis atas nama TUTI RIANTINI (Tergugat)
Bahwa selama ini, Penggugat tidak mengetahui bahwasanya Tanah yang
telah dibeli dari Suami Tergugat yang bernama TJONG LIR KHOI yang diketahui
dan disetujui oleh Tergugat tersebut telah dikeluarkan/diterbitkan Sertifikat Tanda
Bukti Hak, dimana TJONG LIR KHOI maupun Tergugat telah menyembunyikan
kebenaran bahwasanya terhadap Tanah yang dijual pada Penggugat telah
dikeluarkan/diterbitkan Sertifikat Tanda Bukti Kepemilikan dan ternyata Asli
Sertifikat oleh Suami Tergugat yang bernama TJONG LIR KHOI telah digadaikan
pada Pihak ketiga yang bernama BUSTAMAN H.A.RANI;
karena Penggugat merasa telah membeli Tanah sejak Tahun 1982 dan
bahkan telah mendirikan bangunan Rumah diatas Tanah yang telah dibeli tersebut
maka selanjutnya Penggugat menebus Gadai dari BUSTAMAN H.A.RANI pada
Tahun 2011 dan oleh BUSTAMAN H.A.RANI menyerahkan kembali Asli Sertifikat
Hak Milik Nomor 706/83 Surat Ukur tanggal 28 Oktober 1982 No.23/1982 Luas 628
M2 tertulis atas nama TUTI RIANTINI (Tergugat) kepada Penggugat.
setelah mendapat Asli Sertifikat dari BUSTAMAN H.A.RANI pada Tahun
2011, kemudian Penggugat berusaha mencari keberadaan TJONG LIR KHOI dan
Tergugat karena tempat tinggal TJONG LIR KHOI dan Tergugat yang saat
melakukan Jual Beli dibawah tangan pada Tahun 1982 maupun saat dibuatnya
Surat Penyerahan Tanah pada tanggal 28 Mei 2002 masih beralamat Jalan
Sisingamangaraja Gang Mulia Kelurahan Sampit, Kecamatan Delta Pawan,
Kabupaten Ketapang guna keperluan nantinya bersama-sama Penggugat
menghadap ke Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) untuk membuat Akta
Jual Beli jika Penggugat telah memiliki uang yang cukup untuk melakukan Jual Beli
di hadapan Notaris/PPAT sekaligus balik nama Sertifikat karena berapalah
penghasilan Penggugat sebagai Buruh Harian Lepas tidaklah mudah untuk mencari
dan mengumpulkan uang guna mengurus balik nama Sertifikat, namun saat dicari
keberadaan keduanya ternyata Almarhum TJONG LIR KHOI dan Tergugat sudah
tidak tinggal ditempat tersebut lagi;
pada Tahun 2015 Penggugat baru ketemu Tergugat dan saat bertemu
Tergugat bercerita bahwasanya Suaminya yang bernama TJONG LIR KHOI telah
meninggal dunia dan saat ketemu tersebut Penggugat meminta pada Tergugat
photo copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) miliknya dan telah diberikan pada
Penggugat photo copy KTP Milik Tergugat, sesuai data yang tercantum dalam KTP
yang diserahkan Tergugat pada Penggugat disebutkan alamat tempat tinggal
Tergugat di Jalan Jendral A.Yani Rt.008/Rw.003, Kelurahan Kantor, Kecamatan
Delta Pawan Kabupaten Ketapang. Dimana saat itu, Tergugat berjanji secara lisan
akan membantu Penggugat untuk melakukan proses Jual Beli dihadapan
Notaris/PPAT dan membantu kelancaran dalam proses balik nama Sertifikat Hak

7
Milik Nomor 706/83 Surat Ukur tanggal 28 Oktober 1982 No.23/1982 Luas 628 M2
tertulis atas nama TUTI RIANTINI (Tergugat) untuk dibalik nama menjadi atas
nama Penggugat di Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang jika Penggugat telah
memiliki cukup uang untuk melakukan proses Jual Beli sekaligus balik nama
Sertifikat pada Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, namun saat ketemu
dengan Tergugat itu Penggugat belum memiliki cukup uang dan Penggugat akan
menemui lagi Tergugat dialamat sesuai photo copy KTP yang diserahkan Tergugat
pada Penggugat jika Penggugat telah memiliki cukup uang.
tidak mudah untuk Penggugat mencari dan mengumpulkan uang guna
mengurus Akta Jual Beli di hadapan Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT),
dimana pada awal Tahun 2019 barulah Penggugat ada memiliki cukup uang untuk
melakukan proses pembuatan Akta Jual Beli terlebih dahulu di hadapan
Notaris/PPAT, untuk itu Penggugat dengan membawa Asli Sertifikat Hak Milik
Nomor 706/83 Surat Ukur tanggal 28 Oktober 1982 No.23/1982 Luas 628 M2
tertulis atas nama TUTI RIANTINI (Tergugat) mencari Tergugat dialamat sesuai
photo copy KTP yang diserahkan Tergugat pada Penggugat untuk dibawa
bersama-sama Penggugat menghadap ke Notaris/PPAT untuk membuat Akta Jual
Beli, namun setelah dicari sesuai alamat KTP ternyata Tergugat tidak bisa
ditemukan dan Sertifikat Hak Milik Nomor 706/83 Surat Ukur tanggal 28 Oktober
1982 No.23/1982 Luas 628 M2 tertulis atas nama TUTI RIANTINI (Tergugat) juga
ikut tercecer dijalan tanpa diketahui oleh Penggugat tercecer dimana hingga hilang
sampai sekarang.
karenakan Tergugat tidak ada itikad baik untuk melaksanakan janji
secara lisan yang diutarakan oleh Tergugat pada Penggugat yang akan
membantu Penggugat dalam melakukan proses Jual Beli dihadapan Notaris/PPAT
dan membantu kelancaran dalam proses balik nama Sertifikat Hak Milik Nomor
706/83 Surat Ukur tanggal 28 Oktober 1982 No.23/1982 Luas 628 M2 tertulis atas
nama TUTI RIANTINI (Tergugat) untuk dibalik nama menjadi atas nama Penggugat
di Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang jika Penggugat telah memiliki cukup
uang untuk melakukan proses Jual Beli sekaligus balik nama Sertifikat pada Kantor
Pertanahan Kabupaten Ketapang maka Tergugat telah melakukan Perbuatan
Ingkar Janji / Wanprestasi sehingga penggugat melaporkan kasusnya kepengadilan
negeri.

2. tujuan Penggugat dalam mengajukan gugatan ke Peradilan Negeri


Maka berdasarkan segala apa yang terurai diatas, PENGGUGAT mohon dengan
hormat sudilah kiranya Pengadilan Negeri Ketapang Kelas II berkenan
memutuskan sebagai hukum (Petitum) : PRIMAIR :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan Tergugat telah melakukan Perbuatan Ingkar Janji / WanPrestasi
karena Tergugat tidak ada itikad baik untuk melaksanakan janji secara lisan
yang diutarakan oleh Tergugat pada Penggugat yang akan membantu
Penggugat dalam melakukan proses Jual Beli dihadapan Notaris/PPAT dan
membantu kelancaran dalam proses balik nama Sertifikat Hak Milik Nomor

8
706/83 Surat Ukur tanggal 28 Oktober 1982 No.23/1982 Luas 628 M2 tertulis
atas nama TUTI RIANTINI (Tergugat) untuk dibalik nama menjadi atas nama
Penggugat di Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang jika Penggugat telah
memiliki cukup uang untuk melakukan proses Jual Beli sekaligus balik nama
Sertifikat pada Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang, sebagaimana
tersebut posita 10 diatas;
3. Menyatakan sah dan mempunyai kekuatan hukum mengikat (Buitten Effect
Stellen) Jual Beli dibawah tangan berdasarkan Surat Penyerahan Tanah
tertanggal 28 Mei 2002 atas Tanah yang diatasnya telah berdiri bangunan
Rumah tempat tinggal milik Penggugat yang telah dikeluarkan/diterbitkan
Sertifikat Hak Milik Nomor 706/83 Surat Ukur tanggal 28 Oktober 1982
No.23/1982 Luas 628 M2 tertulis atas nama TUTI RIANTINI (Tergugat);
4. Menyatakan memberikan Hak Kuasa dan ijin pada Penggugat untuk
mengurus dan menyelesaikan penggantian Sertifikat Hilang atas Sertifikat
Hak Milik Nomor 706/83 Surat Ukur tanggal 28 Oktober 1982 No.23/1982
Luas 628 M2 tertulis atas nama TUTI RIANTINI (Tergugat);
5. Menyatakan memberikan ijin pada Penggugat (MISNAN) untuk
mengajukan proses balik nama terhadap Sertifikat Hak Milik Nomor 706/83
Surat Ukur tanggal 28 Oktober 1982 No.23/1982 Luas 628 M2 tertulis atas
nama TUTI RIANTINI (Tergugat) menjadi atas nama Penggugat (MISNAN)
pada Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang;
6. Menyatakan putusan perkara ini dapat dijalankan lebih dahulu (Uitvoorbaar
Bijvoorraad) walau ada Verzet, Banding atau Kasasi dari Tergugat;
7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara
ini ;

3. Gugatan penggugat tidak dapat diterima seluruhnya


Dalam Hukum Agraria / Pertanahan di Indonesia secara tegas mengatur tentang
asas terang dan tunai dalam jual beli atas Tanah, Terang dalam arti bahwa
perjanjian jual beli tanah tersebut haruslah dilakukan dihadapan pejabat umum
yang berwenang dalam hal ini adalah Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan
Tunai bahwa pembayaran bersifat kontan meskipun tidak menutup kemungkinan
pembayaran sebagian sehingga saat terjadi pembayaran saat itu juga terjadi
peralihan hak milik. sehingga kesepakatan dan perjanjian Jual beli atas tanah harus
dibuat secara tertulis dalam bentuk akta dihadapan Pejabat yang berwenang yaitu
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dengan pihak-pihak yang secara legalitas
memiliki hak dan kewajiban yang jelas dan apabila mengenai tanah yang
merupakan harta bersama harus seizin suami / isteri penjual dan apabila
merupakan tanah waris harus disetujui ahli waris sesuai dengan penetapan waris
yang sah, sehingga petitum ke-2 Penggugat yang menyatakan Tergugat telah
melakukan wanprestasi terhadap Penggugat adalah tidak berdasarkan hukum
karena Penggugat dan Tergugat tidak memiliki hubungan hukum secara langsung
berdasarkan bukti surat yang diajukan, dan kebenaran tentang telah meninggalnya
sdr. TJONG LIR KHOI juga belum didukung dengan alat bukti yang menguatkan

9
apakah benar sdr. TJONG LIR KHOI telah meninggal atau masih hidup, sehingga
seharusnya yang ditarik sebagai pihak dalam gugatan ini adalah sdr TJONG LIR
KHOI atau apabila benar sdr. TJONG LIR KHOI telah meninggal maka yang ditarik
sebagai pihak yang digugat adalah ahli waris sdr. TJONG LIR KHOI dari bukannya
Tergugat, sehingga oleh karena Majelis Hakim tidak mendapatkan fakta hukum
hubungan hukum antara Penggugat dan Tergugat secara langsung mengikatkan
diri dalam Perjanjian baik dari alat bukti surat yang diajukan maupun dari saksi-
saksi yang dihadirkan dipersidangan, sehingga berdasarkan pertimbangan diatas
maka petitum ke-2 Penggugat tidak beralasan untuk dikabulkan dan dinyatakan
tidak dapat diterima;
oleh karena tidak terbuktinya dan terpenuhinya hubungan hukum antara
Penggugat dan Tergugat serta masih adanya pihak yang belum digugat yakni sdr.
TJONG LIR KHOI sehingga petitium ke-2 tentang pernyataan Wanprestasi yang
dimintakan oleh Penggugat tidak dapat diterima dan berdasarkan hukum sehingga
terhadap petitum nomor 3, 4, 5, 6, dan 7 yang pada prinsipnya mengikuti petitum
ke-2 menjadi tidak memiliki dasar untuk dipertimbangkan lagi sehingga
dikesampingkan dan dinyatakan tidak dapat diterima juga, sehingga oleh karena
petitum ke-2 sampai petitum ke7 dinyatakan tidak dapat diterima maka gugatan
dinyatakan tidak dapat diterima untuk seluruhnya;
oleh karena petitum gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima
seluruhnya oleh karena itu Penggugat dibebani untuk membayar biaya perkara
yang hingga kini ditaksir sebesar tersebut dalam amar putusan;
Mengingat Pasal 149 Rbg serta ketentuan hukum berlaku yang
bersangkutan dengan perkara ini ;

MENGADILI
1. Menyatakan bahwa Tergugat telah dipanggil secara patut dan sah, tetapi
tidak hadir ;
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima untuk seluruhnya
dengan verstek ;
3. Membebani Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp.1.316.000,-(satu juta tiga ratus enam belas ribu rupiah)

Demikian diputuskan dalam sidang pemusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Negeri Ketapang, pada hari, Rabu tanggal, 19 Februari 2020 oleh kami,
Wahyuni Prasetyaningsih, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua , Ersin, S.H., M.H. dan
Dr. Hendra Kusuma Wardana S.H.,M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota,,
yang ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Ketapang
Nomor 49/Pdt.G/2019/PN Ktp tanggal 11 November 2019,putusan tersebut pada
hari itu juga diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua
dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut, Iskandar M.Y, Panitera
Pengganti dan Penggugat tanpa dihadiri oleh Tergugat

10
11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Tidak sedikit
masyarakat yang belum mengetahui apa saja yang perlu dilakukan dalam jual beli
tanah, karena ketidaktahuannya, banyak masyarakat yang merasa dirugikan akibat
transaksi tersebut. Seperti kasusnya Bapak Misran yang pada saat tanggal 2
Agustus 1982 membeli tanah milik Tjong Lir Khoi yang hanya ada kuitansi tanda
terima penyerahan uang dan tidak mempunyai sertifikat tanda bukti kepemilikan
tanah. Dalam kasus ini dliat bapa misran mempunyai banyak kerugian yaitu
sertifikat tanahnya ternyata digadaikan kepada Bustami H.A.Rani sehingga Misran
harus menebus gadaian tersebut meskipun bukan dia yang menggadaikannya.dan
dikasus ini Tjong Lir Khoi tidak bisa ditemukan dialamatnya lagi pada saat Misran
bertemu dengan istri Tjong Lir Khoi yaitu Tuti Riantini dia mengatakan bahwa
suaminya sudah meninggal, tetapi tidak tahu kebenarannya apakah sudah
meninggal atau tidak karena tidak didasarkan bukti yang valid, dan saat
dicaripunTuti tersebut juga tidak dapat ditemukan lagi dialamat tersebut,
Bapak misran juga mengadukan kepada pengadilan tentang kasusnya tersebut
tetapi ditolak karena tidak sesuai dengan hukum agrarian atau pertanahan.

12
B. SARAN
Pada saat membeli tanah harus memperhatikan status tanah, yang paling penting
juga harus memiliki surat yang asli dan lengkap dan juga membuat akta jual beli
tanah (AJB) dan membawa berkas AJB ke BPN sehingga tidak ada kerugian
nantinya.

13

Anda mungkin juga menyukai