pembiyaan industri, dagang dan jasa lainnya dapat dibebankan sebagai beban (biaya)
dalam menghitung penghasilan kena pajak. Untuk piutang yang nyata-nyata tidak dapat
ditagih tidak termasuk piutang yang berasal dari transaksi bisnis dengan pihak pihak
yang memiliki hubungan istimewa. Seperti yang telah dijelaskan bahwa pembebananya
sebagai pengurangan penghasilan pengurangan brto harus terpenuhi syarat sebagai
tercantum dalam pasal 6 ayat (1) “h” undang-undang pajak penghasilan , tetapi syarat
tercantum dalam pasal 6 ayat (1) huruf “h” angka “3” undang-undang pajak
penghasilan tidak berlaku untuk piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih kepada
debitur kecil atau debitur kecul lainnya. Piutang debitur kecil dimaksud yaitu yang
jumlahnya tidak melebihi Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), yang merupakan
gunggungan jumlah piutang dari bebrapa kredit yang telah diberikan oleh suatu institusi
bank atau lembaga pembiayaan dalam negeri sebagai akibat adanya pemberian:
1) Kredit usaha keluaraga prasejarah (kukersa), yaitu kredit lunak untuk usaha
ekonomi produktif yang diberikan kepada keluara prasejarah dan keluara sejarah 1
yang telah menjadi peserta takesra tergabung dalam kegitan kelompok
Prokesra,OPPKS;
2) Kredit usaha tani (KUT), yaitu kredit modal kerja yang diberikan bank kepada
koperasi primer baik sebgai pelaksana (executiv) atau kepada lembaga swadaya
masyarakat (LSM) sebagai pelaksana pemberi kredit, untuk keperluan petani yang
tergabung dalam kelompok tani guna membiayai usaha taninya dalam rangka
intensifikasi padi, palawija, dan holtikultura;
3) Kredit pemilikan rumah sangat sederhana (KPRSS), yaitu kredit yang diberikan oleh
bank kepada masyarakat untuk pemilihan rumah sangat sederhana (RSS);
4) Kredit usaha kecil (KUK), yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah usaha kecil;
5) Kredit usaha rakyat (KUR) yaitu kredit yang diberikan untuk keperluan modal usaha
kecil lainnya selain KUK; dan/atau
6) Kredit kecil lainnya dalam rangka kebijakan perkreditan bank indonesia dalam
mengembangkan usaha kecil dan koperasi;
Balasan untuk debitur keci lainnya yaitu diukur dengan jumlah yang tidak melebihi
Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). Dengan tetap mendasarkan ketentuan undang-
undang pajak penghasilan, bila terjadi piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
dibayar seluruhnya atau dibayar sebagai oleh debitur, jumlah piutang yang dibayar
seluruhnya atau dibayar sebagai merupakan penghasilan bagi kreditur pada tahun pajak
diterimanya pembayaran.
Ketentuan pasal 9 ayat (1) huruf C tentang pajak penghasilan menyatakan bahwa
tidak diperkenankan melakukan pembentukan atau pemupukan dana cadangan untuk
dibebankan sebagi biaya. Namun ada pengecualian memperkenankan pembentukan atau
pemupukan dana cadangan pembentukan, seperti;
1. Cadangan pitang tidak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa dengan hak opsi, perubahan pembiayaan konsmen, dan
perusahan anjak piutang;
2. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk candangan bantuan soasial yang dibentuk
oleh badan penyelanggaran jaminan soasial;
3. Cadangan penjaminan untuk lembaga penjaminan simpanan;
4. Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. Cadangan biaya penanaman kembali untuk kehutanan;
6. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharan tempat pembangan limbah indusrti
untuk usaha pembuangan limbah indusrti.
Ketentuan pengecualian pada butir 1 sampai dengan butir 6 dan syarat-syarat diatur
dengan atau berdasarkan peraturan menteri keuangan.