Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard
dan bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993).
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat
serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali
menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila
aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)
Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis
Kardiovaskuler)
Angina pektoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode
atau paroksismal nyeri atau perasaan tertekan di dada depan. (Brunner dan Suddart, 1997
Angina pectoris ialah keadaan di mana klien merasa sakit dada yang kuat
akibat dari penyakit jantung ischemic iaitu kekurangan pengaliran darah dan oksigen ke
myocardium jantung. (Angina bermaksud tercekik. Pectoris bermaksud dada).
Angina biasanya terjadi waktu latihan, stres emosi yang parah, atau setelah
makan yang berat. Selama periode-periode ini, otot jantung menuntut lebih banyak oksigen
darah daripada arteri-arteri yang menyempit dapat berikan. Angina secara khas berlangsung
dari 1 sampai 15 menit dan dibebaskan dengan istirahat atau dengan menempatkan tablet
nitroglycerin dibawah lidah. Nitroglycerin mengendurkan pembuluh-pembuluh darah dan
menurunkan tekanan darah. Keduanya istirahat dan nitroglycerin mengurangi permintaan otot
jantung untuk oksigen, jadi membebaskan angina.
2. Etiologi
Angina disebabkan oleh penurunan aliran darah yang menuju area jantung. Kadang-kadang ,
jenis penyakit jantung yang lain atau hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
angina.
Ateriosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana dinding arteri
menjadi lebih tebal dan kurang lentur dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan
sebelah dalam dari dinding arteri.
Artritis
Rokok
Hipertensi
Stress
Obesitas
Usia
Ras
Herediter
Emosi
Stress
3. Patofisiologi
Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu nampak
bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu dengan aktifitas
berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang.
1. Latihan fisik dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
2. Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan peningkatan tekanan darah,
disertai peningkatan kebutuhan oksigen.
3. Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik untuk
pencernaan, sehingga menurunkan ketersediaan darah unuk supai jantung.
4. Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan, menyebabkan frekuensi jantung
meningkat, akibat pelepasan adrenalin dan meningkatnya tekanan darah dengan demikian
beban kerja jantung juga meningkat.
Penimbunan lemak (lipid) dan jaringan fibrous pada dinding arteri koroner
↓
Penyempitan pembuluh darah koroner
↓
Obstruksi / hambatan aliran darah miokard
↓
Iskemia (berkurangnya kadar oksigen)
↓
Mengubah metabolisme aerobik menjadi an aerobik
↓
Tertimbun asa laktat
↓
Ph sel menurun
↓
Muncul efek hipoksia
↓
Mengganggu fungsi ventrikel kiri
↓
Menurunnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung dengan berkurangnya
jumlah curah jantung sekuncup (jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung
berdenyut)
↓
Berkurangnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung (heremodinamik)
↓
Tekana jantung kiri, tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan tekanan dan paru-paru kiri
meningkat
↓
Peningkatan ringan tekanan darah dan denyut jantung
↓
Nyeri
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pectoris.
Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering
dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada
infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah
seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan
faktor resiko seperti hiperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk
menemukan diabetes mellitus yang juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris.
Uji Latihan Jasmani
Karena pada angina pectoris gambaran EKG seringkali masih normal, maka
seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu
istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau sepeda ergometer
sampai pasien mencapai kecepatan jantung maksimal atau submaksimal dan selama latihan
EKG di monitor demikian pula setelah selesai EKG terus di monitor. Tes dianggap positif
bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau
sesudahnya. Lebih-lebih bila disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada
seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien memang menderita angina
pectoris.
Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan dengan
cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG
sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut.
6. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan kebutuhan
oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara medis tujuan ini dicapai
melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dapat
dicapai melalui revaskularisasi suplai darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau
angiosplasti koroner transluminar perkutan (PCTA = percutaneous transluminal coronary
angioplasty). Biasanya diterapkan kombinasi antara terapi medis dan pembedahan.
Tiga teknik utama yang menawarkan penyembuhan bagi klien dengan
penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat intrakoroner untuk meningkatkan aliran
darah, penggunaan laser untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk
mengangkat obstruksi. Penelitian yang bertujuan untuk membandingkan hasil akhir yang
dicapai oleh salah satu atau seluruh teknik di atas, melalui bedah pintas koroner dan PTCA
sedang dilakukan. Ilmu pengetahuan terus dikembangkan untuk mengurangi gejala dan
kemunduran proses angina yang diderita pasien.
7. Komplikasi
Stres psikologis
Infark Miokard
Aritmia
Gagal jantung
Data Objektif :
Apabila nyeri angina sedang dialami pasien, fokus perawat adalah tingkah laku pasien,
seperti tampak cemas, ketakutan & memegang dada. Disamping itu, perawat perlu melihat
TTV dan perubahan pada irama jantung.
4. Evaluasi
Mengungkapkan bahwa nyeri angina berkurang atau hilang.
Menunjukkan hemodinamik yang stabil (nadi dan tekanan darah) dengan melakukan kegiatan
seperti aktivitas hidup sehari-hari.
Dapat mengidentifikasi kegiatan yang melelahkan dan dapat menghindarinya.
Dapat menyebutkan faktor-faktor pencetus serangan angina.
Dapat menjelaskan sifat angina & pengobatannya.
Dapat menjelaskan teknik yang efektif untuk menangani stres.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat maka dapat disimpulkan bahwa Angina
Pektoris merupakan nyeri dada sementara atau perasaan tertekan didaerah jantung. atau nyeri
dada yang disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium. Angina
Pektoris merupakan suatu penyakit berbahaya yang timbul karena penyempitan arteri yang
menyalurkan darah ke otot-otot jantung.
B. Saran
1. Mahasiswa diharapkan lebih memahami konsep dari penyakit angina pektoris sebagai dasar
dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas.
2. Mahasiswa harus mampu memberikan pengarahan dan motivasi pada keluarga dengan klien
yang menderita angina pektoris.
Daftar pustaka :
http://hafikoandresni005.blogspot.co.id/2013/05/makalah-angina-pektoris.html