Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BUDAYA MASYARAKAT MULTIKULTURAL

Disusun oleh :
Nama : Lintang Nalini Wahyu Andirra
Kelas : Farmasi XII-B

SMK KESEHATAN BHAKTI INDONESIA MEDIKA


KOTA MOJOKERTO
Jl. Raya Surodinawan No.25 Kota Mojokerto

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Masyarakat
Multikultural tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak hambatan itu bisa teratasi. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca sekalian. Kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah Multikultural akhir-akhir ini mulai diperbincangkan di berbagai kalangan
berkenaan dengan merebaknya konflik etnis di negara ini. Multikultural yang dimiliki
Indonesia dianggap faktor utama terjadinya konflik. Konflik berbau SARA yaitu suku,
agama, ras, dan antar golongan yang terjadi di Aceh, Ambon, Papua, Kupang, Maluku
dan berbagai daerah lainnya adalah realitas yang dapat mengancam integrasi bangsa di
satu sisi dan membutuhkan solusi konkret dalam penyelesaiannya di sisi lain. Hingga
muncullah konsep multikulturalisme. Multikulturalisme dijadikan sebagai acuan utama
terbentuknya masyarakat multikultural yang damai.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Multikultural
2. Sejarah Multikultural
3. Multikultural di Indonesia
4. Pengertian Masyarakat Multikultural
5. Ciri-ciri Masyarakat Multikultural
6. Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural
7. Konflik yang Muncul Akibat Keanekaragaman
8. Pemecahan Masalah Keanekaragaman

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Multikultural
2. Mengetahui Sejarah Multikultural
3. Mengetahui Multikultural di Indonesia
4. Mengetahui Masyarakat Multikultural
5. Mengetahui Ciri-ciri Masyarakat Multikultural
6. Mengetahui Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural
7. Mengetahui Konflik yang Muncul Akibat Keanekaragaman
8. Mengetahui Pemecahan Masalah Keanekaragaman

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Multikultural
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan
seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang
menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam
budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai,
sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.

B. Sejarah Multikulturalisme
Multikulturalisme bertentangan dengan monokulturalisme dan asimilasi yang telah
menjadi norma dalam paradigma negara-bangsa (nation-state) sejak awal abad ke-19.
Monokulturalisme menghendaki adanya kesatuan budaya secara normatif (istilah
'monokultural' juga dapat digunakan untuk menggambarkan homogenitas yang belum
terwujud (pre-existing homogeneity). Sementara itu, asimilasi adalah timbulnya keinginan
untuk bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dengan cara mengurangi
perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah kebudayaan baru. Multikulturalisme mulai
dijadikan kebijakan resmi di negara berbahasa-Inggris (English-speaking countries), yang
dimulai di Afrika pada tahun 1999. Kebijakan ini kemudian diadopsi oleh sebagian besar
anggota Uni Eropa, sebagai kebijakan resmi, dan sebagai konsensus sosial di antara elit.
Namun beberapa tahun belakangan, sejumlah negara Eropa, terutama Inggris dan
Perancis, mulai mengubah kebijakan mereka ke arah kebijakan multikulturalisme.
Pengubahan kebijakan tersebut juga mulai menjadi subyek debat di Britania Raya dam
Jerman, dan beberapa negara lainnya. Jenis Multikulturalisme == Berbagai== macam
pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik multikulturalisme
yang diungkapkan oleh para ahli, membuat seorang tokoh bernama Parekh (1997:183-
185) membedakan lima macam multikulturalisme (Azra, 2007, meringkas uraian Parekh):
1. Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada masyarakat di mana berbagai kelompok
kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya
minimal satu sama lain.
2. Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan yang
membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur
kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan menerapkan undang-undang,
hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural, dan memberikan
kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan
kebudayaan meraka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak menantang kultur
dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara Eropa.
3. Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural di mana kelompok-kelompok kutural
utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan
menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa
diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara
hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka
menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat di mana
semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.
4. Multikulturalisme kritikal atau interaktif, yakni masyarakat plural di mana
kelompok-kelompok kultural tidak terlalu terfokus (concern) dengan kehidupan
kultural otonom; tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang mencerminkan
dan menegaskan perspektif-perspektif distingtif mereka.
5. Multikulturalisme kosmopolitan, berusaha menghapus batas-batas kultural sama
sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap individu tidak lagi
terikat kepada budaya tertentu dan, sebaliknya, secara bebas terlibat dalam
percobaan-percobaan interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan
kultural masing-masing.

C. Multikulturalisme di Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang
sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan
istilah mayarakat multikultural. Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok
manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu
mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan
dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang
mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.
Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan
masyarakat yang berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan
nasional yang menjadi pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya
masih terdapat berbagai hambatan yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di
masyarakat.Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena: 1. Letak geografis indonesia
2. perkawinan campur 3. iklim
D. Pengertian Masyarakat Multikultural
Pada hakikatnya masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas
berbagai macam suku yang masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang
berbeda-beda. Dalam hal ini masyarakat multikultural tidak bersifat homogen, namun
memiliki karakteristik heterogen di mana pola hubungan sosial antarindividu di
masyarakat bersifat toleran dan harus menerima kenyataan untuk hidup berdampingan
secara damai (peace co-exixtence) satu sama lain dengan perbedaan yang melekat pada
tiap etnisitas sosial dan politiknya. Oleh karena itu, dalam sebuah masyarakat
multikultural sangat mungkin terjadi konflik vertikal dan horizontal yang dapat
menghancurkan masyarakat tersebut.
Menurut C.W. Watson (1998) dalam bukunya Multiculturalism, membicarakan
masyarakat multikultural adalah membicarakan tentang masyarakat negara, bangsa,
daerah, bahkan lokasi geografis terbatas seperti kota atau sekolah, yang terdiri atas orang-
orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dalam kesederajatan.

E. Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural


1. Terjadi segmentasi, yaitu masyarakat yang terbentuk oleh bermacam-macam suku,
ras, dll tapi masih memiliki pemisah. Yang biasanya pemisah itu adalah suatu konsep
yang disebut primordial. Contohnya, di Jakarta terdiri dari berbagai suku dan ras, baik itu
suku dan ras dari daerah dalam negeri maupun luar negeri, dalam kenyataannya mereka
memiliki segmen berupa ikatan primordial kedaerahaannya.
2. Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer, maksudnya adalah dalam
masyarakat majemuk suatu lembaga akam mengalami kesulitan dalam menjalankan atau
mengatur masyarakatnya alias karena kurang lengkapnya persatuan yang terpisah oleh
segmen-segmen tertentu.
3. Konsensus rendah, maksudnya adalah dalam kelembagaan pastinya perlu adanya suatu
kebijakan dan keputusan. Keputusan berdasarkan kesepakatan bersama itulah yang
dimaksud konsensus, berarti dalam suatu masyarakat majemuk sulit sekali dalam
pengambilan keputusan.
4. Relatif potensi ada konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya terdiri dari
berbagai macam suku adat dan kebiasaan masing-masing. Dalam teorinya semakin
banyak perbedaan dalam suatu masyarakat, kemungkinan akan terjadinya konflik itu
sangatlah tinggi dan proses peng-integrasianya juga susah.
5. Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan, seperti yang sudah saya jelaskan di atas,
bahwa dalam masyarakat multikultural itu susah sekali terjadi pengintegrasian, maka
jalan alternatifnya adalah dengan cara paksaan, walaupun dengan cara seperti ini integrasi
itu tidak bertahan lama.
6. Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam masyarakat
multikultural terdapat segmen-segmen yang berakibat pada ingroup fiiling tinggi maka
bila suaru ras atau suku memiliki suatu kekuasaan atas masyarakat itu maka dia akan
mengedapankan kepentingan suku atau rasnya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku
yang masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang berbeda-beda. Ciri-ciri
masyarakat multikultural yaitu :Terjadi segmentasi, Memilki struktur, Konsensus rendah,
Relatif potensi ada konflik, Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan dan Adanya dominasi
politik terhadap kelompok lain. Penyebab timbulnya masyarakat multikultural sbb:
Faktor geografis, Pengaruh budaya asing, Kondisi iklim yang berbeda, Keanekaragaman
Suku Bangsa, Keanekaragaman Agama danKeanekaragaman Ras. Konflik yang muncul
karena adanya keanekaragamaan, seperti konflik antar etnis. Penyelesaiannya dengan
menggunakan kearifan lokal dan kearifan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

http://geoenviron.blogspot.com/2013/04/masyarakat-multicultural-dan_1110.html
http://makalahcyber.blogspot.com/2012/04/makalah-masyarakat-multikultural.html
Laning, Vina Dwi, 2007, SOSIOLOGI Kelas XI, Klaten, Cempaka Putih.
https://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme

Anda mungkin juga menyukai