Anda di halaman 1dari 17

LITERATUR RIVIEW :EFEK

ANTIBAKTERI LENGKUAS PUTIH

(Alpinia Galanga)

LAPORAN TUGAS AKHIR

AKN AZIZATUL MAGHFIRAH

NIM 201802004

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2021
STUDI LITERATURE LENGKUAS

(Alpinia Galanga)

SEBAGAI OBAT HERBAL ANTIBAKTERI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Untuk Memperoleh Salah Satu Persyaratan Gelar Ahli Madya Farmasi

Oleh :

AKN AZIZATUL MAGHFIRAH


NIM. 201802004

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Studi Literature Lengkuas (Alpinia Galanga) Sebagai Obat Herbal Antibakteri


Yang disiapkan dan disusun oleh :

Nama : Akn Azizatul Maghfirah

NIM : 201802004

Program Studi : DIII Farmasi

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
sebagai kelengkapan guna memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi pada Universitas Muhammadiyah
Gresik.

Susunan Tim Penguji :

Penguji I : (nama lengkap dan gelar)

Penguji II : (nama lengkap dan gelar)

Penguji III : (nama lengkap dan gelar)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kesehatan Ketua Program Studi


LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

STUDI LITERATURE LENGKUAS


(Alpinia Galanga)
SEBAGAI OBAT HERBAL ANTIBAKTERI

Oleh :
AKN AZIZATUL MAGHFIRAH
NIM. 201802004

Gresik, 25 Februari 2021

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Apt. Anindi Lupita Nasyanka, M.Farm Pemta Tiadeka, S.Si., M.Si.


NIP. 0717089106 NIP.
PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Akn Azizatul Maghfirah

NIM : 201802004

Program Studi : DIII Farmasi

Surel :

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Laporan tugas akhir ini adalah asli dan benar-benar hasil karya sendiri, baik sebagian
maupun keseluruhan, bukan hasil karya orang lain dengan mengatasnamakan saya,
serta bukan merupakan hasil penjiplakan (plagiarism) dari hasil karya orang lain;
2. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan atau ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis, dan sanksi- sanksi lainnya yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Gresik,

Yang membuat pernyataan,

Ttd

Akn Azizatul Maghfirah

KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara yang terkenal akan keanekaragamannya, salah satu
keanekaragaman hayati (megabiodiversity) khususnya tumbuhan yaitu Lengkuas putih
(Alpina galanga L. Swartz). Lengkuas putih (Alpinia galanga L. Swartz) merupakan tanaman
obat tradisional yang sudah digunakan secara turun temurun dan khasiatnya sudah terbukti
secara empiris dapat mengobati berbagai penyakit seperti nyeri dada, radang tenggorokan,
pelega tenggorokan, radang lambung, rematik, diabetes, tuberculosis, penyakit ginjal, liver,
obat kuat dan penyakit kulit seperti panu, kurap, eksim, jerawat, koreng dan bisul (Sinaga,
2005). Rimpang Lengkuas putih (Alpina galanga L. Swartz) memiliki khasiat yang sudah
dibuktikan secara ilmiah sebagai antibakteri, antijamur, antikanker, antitumor, antioksidan dan
sitotoksik (Hernani dkk.,2007).
Rimpang Lengkuas putih mengandung kurang lebih 1% minyak atsiri berwarna kuning
kehijauan. Selain itu rimpang Lengkuas juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal
berwarna kuning yang disebut kaemferid, galangin, kadinen, heksabidrokadalen hidrat,
kuersetin dan amilum (sinaga, 2005). Hasil penapisan fitokimia menujukkan bahwa ekstrak
etil asetat dan ekstrak etanol rimpang Lengkuas putih mengandung flavonoid, tanin, kuinon
dan steroid atau terpenoid. Rimpang Lengkuas putih memiliki kandungan senyawa flavonoid
yang diduga dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang telah resisten terhadap antibiotik
(Kusriani dan shofia, 2015)
Pengobatan secara tradisional memerlukan riset ilmiah untuk dapat dipertanggung
jawabkan, seperti penelitian toksikologi, farmakologi, dan identifikasi serta isolasi senyawa
kimia aktif yang terdapat dalam tumbuhan. Tumbuhan obat dapat digunakan sebagai
antibakteri pada beberapa jenis penyakit. Indonesia yang memiliki iklim tropis terdapat
beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen dan cukup banyak diderita oleh
masyarakat (Sjoekoer dkk., 2013).

1.2 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah yang diangkat dari penelitian studi pustaka ini adalah:
Berdasarkan studi literature review, apakah Lengkuas (Alpinia Galanga.L) dapat digunakan
sebagai antibakteri?

1.3 Tujuan penelitian


Penelitian ini bertujuan antara lain: Mengetahui pengaruh lengkuas (Alpinia Galanga.L)
terhadap respon antibakteri melalui studi literature review
1.4 Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahun mengenai
kemampuan Lengkuas (Alpinia Galanga.L) sebagai antibakteri
2. Bagi institusi
Sebagai Institusi yang memiliki keunggulan bahan herbal, penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan mengenai
kemampuan Lengkuas (Alpinia Galanga.L) sebagai antiibakteri.
3. Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya
mengenai rimpang Lengkuas (Alpinia Galanga.L) sebagai antibakteri yang
kemudian bisa dikembangkan lebih lanjut.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Lengkuas (Alpinia Galanga)


Lengkuas adalah tanaman umbi-umbian yang merupakan anggota famili
Zingiberaceae biasa tumbuh di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Berdasarkan
penelitian terdahulu, rimpang lengkuas putih terbukti sefektif sebagai larvasida nabati
(Darwati, 2005). Hasil uji fotokimia air perasan rimpang lengkuas putih menunjukan
kandungan tanin (0,035%/100 ml), flavonoid (0,027%/100 ml), dan saponin (0,023%/100
ml). Hasil penapisan fotokimia fotokimia ekstrak etil asetat dan ekstrak etanolnya
mengandung flavonoid, tanin, kuonin, dan steroid/triterpenoid (Kusriani dan Zahra,
2015).

2.1 gambar lengkuas putih


(sumber: specialtyproduct.com)

2.2 Manfaat Lengkuas (Alphinia Galanga)


Secara umum,ada dua macam jenis lengkuas yang dikenal di masyarakat,yaitu
lengkuas putih(Alpinia Galanga L.willd.) dan lengkuas merah(Alpinia purpurata K.
Schum). Lengkuas putih digunakan sebagai bumbu masakan dan lengkuas merah (Apinia
Purpurata K Schum.) di gunakan sebagai obat(Thomas A.N.S.1992) pohon lengkuas
putih umumnya lebih tinggi dari pada pohon lengkuas merah. Pohon lengkuas putih dapat
mencapai tinggi 3 meter, sedangkan pohon lengkuas merah hanya mencapai 1,5 meter.
Berdasarkan ukurannya juga di bagi menjadi 2 jenis yaitu berimpang besar dan kecil.
(Sinaga,E.2000)

2.3 Kandungan Lengkuas


Kandungan kimia lengkuas antara lain senyawa-senyawa terpenoid seperti
galanolakton, 16-dial, 12-labdiena-1510,25, Galanolakton, 16-dial, 12-labdiena-15 yang
termasuk dalam golongan diterpen dan 1,8 cineol yang termasuk golongan monoterpen
(Dyka Arief, 2013). Selain itu, lengkuas juga mengandung kamferol, galangin dan alpinin
yang merupakan senyawa flavonoid (AK Chudiwal, 2010).
Rimpang lengkuas (Alpinia galanga) mengandung komponen utama flavonoid yang
terbukti mempunyai efek sebagai antibakteri dan antiinflamasi. Pada penelitian tentang
aktivitas antimikroba menunjukkan bahwa ekstrak etanol lengkuas dengan metode difusi
cakram memiliki aktivitas daya hambat terhadap Staphylococcus aureus, S. epidermidis,
dan Bacillus cereus.
a. Flavonoid
Flavonoid adalah metabolit sekunder dari polifenol, ditemukan secara luas pada
tanaman serta makanan dan memiliki berbagai efek bioaktif termasuk anti virus, anti-
inflamasi (Qinghu Wang dkk, 2016), kardioprotektif, antidiabetes, anti kanker, (M.M.
Marzouk, 2016) anti penuaan, antioksidan (Vanessa dkk, 2014) dan lain-lain.
Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon yang
tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua
gugus C6 (cincin benzena tersubstitusi) disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon.
(Tiang-Yang dkk, 2018)

Gambar 2.2 struktur Flavonoid


Flavonoid ditemukan sebagai mono, di atau triglikosida. Flavonoid berupa
glikosida merupakan senyawa polar sehingga dapat diekstrak dengan etanol, metanol
dan air. Khasiat dari flavonoid adalah untuk antiinflmasi, antioksidan, antifungi,
antiviral, dan anti kanker. Flavonoid untuk antibakteri bekerja dalam mendenaturasi
protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa diperbaiki kembali (Latifah,
2015).
2.4 Antibakteri
Antibakteri adalah bahan atau senyawa yang khusus dimanfaatkan untuk kelompok
bakteri. Antibakteri dibedakan berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu antibakteri yang
menghambat pertumbuhan dinding sel, antibakteri yang mengakibatkan perubahan
permeabilitas membran sel atau menghambat 8 pengangkutan aktif melalui membran sel,
antibakteri yang menghambat sintesis protein, dan antibakteri yang menghambat sintesis
asam nukleat sel. Aktivitas antibakteri dibagi menjadi 2 macam yaitu aktivitas
bakteriostatik (menghambat pertumbuhan tetapi tidak membunuh patogen) dan aktivitas
bakterisidal (dapat membunuh patogen dalam kisaran luas) (Brooks dkk., 2005)
a. Bakteri Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus epidermidis (S. epidermidis) merupakan bakteri flora normal
pada kulit, mukosa (usus dan saluran pernapasan bagian atas), dan telinga luar
pada tubuh manusia. Namun demikian, bakteri ini bisa menjadi patogen
oportunistik dan mampu membentuk biofilm. Terbentuknya biofilm membuat S.
epidermidis resisten terhadap banyak antibiotik (multidrug resistant). Terapi
alternatif yang berasal dari bahan alam dapat digunakan sebagai terapi pengobatan.
Salah satu bahan alam yang dapat digunakan Lengkuas (Alpinia galanga.L).
(Prihannensia,dkk.2018)
b. Bakteri Klebsiella pneumoniae
Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri gram negatif (-), berbentuk batang
pendek, memiliki ukuran 0,5-0,5 x 1,2 µ. Bakteri ini memiliki kapsul, tetapi tidak
membentuk spora. Klebsiella pneumoniae tidak mampu bergerak karena tidak
memiliki flagel tetapi mampu memfermentasikan karbohidrat membentuk asam
dan gas. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, Klebsiella pneumoniae
merupakan bakteri fakultatif anaerob. Klebsiella pneumoniae dapat
memfermentasikan laktosa. Spesies Klebsiella pneumoniae menunjukkan
pertumbuhan mucoid, kapsul polisakarida yang besar dan tidak motil.
( Anderson,dkk.2007)
Klebsiella pneumoniae dapat menyebabkan pneumonia, yang menyerang jaringan
paru-paru (alveoli). Klebsiella pneumoniae yang menyebabkan penyakit paru-paru
memberikan penampakan berupa pembengkakan paru-paru sehingga lobus kiri dan
kanan paru-paru menjadi tidak sama, demam (panas-dingin), batuk-batuk
(bronkhitis), penebalan dinding mukosa dan dahak berdarah. Selain itu, bakteri ini
juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, dan infeksi nosokomia .
(Anderson,dkk.2007)

c. Mekanisme antibakteri
Untuk mendapatkan senyawa antibakteri pada lengkuas putih(Alphinia Galanga)
adalah dengan metode maserasi. Simplisia lengkuas putih sebanyak 150 g
dimasukkan ke dalam wadah maserasi yang tertutup rapat. Kemudian diekstraksi
dengan 750 mL etanol 96% pada suhu kamar selama 5 hari sambil sesekali diaduk.
Setelah 5 hari sampel disaring dengan menggunakan kertas saring menghasilkan
filtrat. Kemudian filtrat diuapkan menggunakan oven, sehingga diperoleh ekstrak
kental lengkuas putih.
Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar khususnya
metode sumuran. Metode ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan waktu
yang banyak, metode ini memiliki tingkat sensibilitas lebih tinggi dibanding
dengan varian cakram. Caranya, media agar yang telah ditanami bakteri uji dibuat
sumuran dengan pencadang berdiameter 7 mm kemudian sumuran tersebut diisi
dengan sampel yang akan diuji aktivitas antibakterinya. Sampel dalam sumuran
akan berdifusi pada media agar yang telah ditanami bakteri. Pengamatan dari
metode ini adalah terbentuknya zona bening di sekitar sumuran setelah media agar
yang ditanami bakteri diinkubasi selama 1x 24 jam pada suhu 37°C. Pada
pengujian ini bakteri uji yang digunakan yaitu Klebsiella pneumoniae untuk
mengetahui kemampuan daya hambat dari nanopartikel ekstrak lengkuas putih
serta ekstrak etanol lengkuas putih pada konsentrasi 50% dan kitosan 0,1%
termasuk asam asetat 5%.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Metode penelitian yang digunakan untuk pengkajian ini adalah studi literature review.
Metode literature review merupakan bentuk penelitian yang dilakukan melalui penelusuran
dengan membaca berbagai sumber jurnal, yang berkaitan dengan topik penelitian, sehingga
didapatkan data yang diperoleh,dikompulasi, dan disimpulkan sehingga mendapatkan
kesimpulan mengenai studi literature.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analisis deskriptif, yakni penguraian
secara teratur data yang telah diperoleh, kemudian diberikan pemahaman dan penjelasan agar
dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

3.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi


a. Tipe studi
Desain penelitian ini diambil dengan penelusuran ilmiah ini adalah mix methods
studi, cross sectional studi, analisis korelasi, dan kualitatif studi
b. Tipe Intervensi
Intervensi utama yang ditelaah pada penelusuran ilmiah ini adalah efek
antiibakteri pada lengkuas putih(Alpinia Galanga).
c. Hasil Ukur
Outcome yang di ukur dalam penulusuran ilmiah ini adalah aktivitas antiibakteri
pada lengkuas putih(Alpinia Galanga)
d. Strategi Pencarian Literatur
Penelusuran artikel publikasi pada Google Search ,google scholar, research gate,
menggunakan kata kunci yang dipilih yakni : antiibakteri pada lengkuas putih dan
Antibakteri dalam bahasa inggris dan Indonesia

Tabel 3.1 Sumber Data Base Pencarian Literatur


Data Base Penelitian Alamat WEB
Google Search https://www.google.co.id/?hl=id
Google Scholar https://scholar.google.co.id
Research Gate https://www.researchgate.net

Artikel atau jurnal yang diambil untuk selanjutnya dianalisis adalah artikel
atau jurnal sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Literature Review ini
menggunakan literatur terbitan tahun 2011-2021 yang dapat diakses fulltext dalam
format pdf dan scholarly (peer reviewed journals). Kriteria jurnal yang direview
adalah artikel jurnal penelitian berbahasa Indonesia dan Inggris dengan subyek obat
herbal.
Tabel 3.2 Strategi Pencarian pada Data Base
Langkah mencari artikel pada data base
1. Lengkuas putih (Alphinia Galanga)
2. Antibakteri
3. #1 dan #2

Dilakukan review pada jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi dan terdapat
tema hubungan lengkuas putih (Alphinia Galanga) sebagai Antibakteri. Kriteria
jurnal yang terpilih untuk review adalah jurnal yang didalamnya terdapat tema
lengkuas putih (Alphinia Galanga) sebagai Antibakteri Kritera inklusi penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.3 Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi
Jangka Waktu Jurnal tahun 2011-2021

Subyek Obat herbal


Bahasa Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Jenis Jurnal Artikel penelitian, full text


Tema Isi Jahe Merah Jahe merah (Zingiber officinale
var. Rubrum) sebagai Antiinflamasi

e. Sintesis Data
Literature Review ini di sintesis menggunakan metode naratif dengan
mengelompokkandata-data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan hasil yang
diukur untuk menjawab tujuan. Jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi
kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun
terbit jurnal, judul penelitian, metode dan ringkasan hasil atau temuan.
Ringkasan jurnal penelitian tersebut dimasukan ke dalam tabel sesuai dengan
format tersebut di atas.Untuk lebih memperjelas analisis abstrak dan full text jurnal
dibaca dan dicermati.Ringkasan jurnal tersebut kemudian dilakukan analisis terhadap
isi yang terdapat dalam tujuan penelitian dan hasil/temuan penelitian.
Analisis isi jurnal, kemudian dilakukan koding terhadap isi jurnal yang di
riview berdasarkan garis besar atau inti dari penelitian tersebut yang dilakukan
dengan mengurai dalam sebuah kalimat kemudian jika sudah terkumpul kemudian
dicari persamaan dan perbedaan pada masing-masing penelitian lalu dibahas untuk
menarik kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA

Ak Chudiwal, Dp Jain. Alpinia galanga Wild. An overview on phyto-pharmacological


properties. India. Singhad College Of Pharmacy; 2010

Anderson, K.F., Lonsway, D.R. & Rasheed, J.K., 2007. Evaluation of methods to identify the
Klebsiella pneumoniae carbapenemase in Enterobacteriaceae. J Clin Microbiol, 45, pp.2723-
5.

Brooks, G. F., J. S. Butel dan S. A. Morse. 2005. Medical Microbiology. Mc Graw Hill,

New York.

Hernani TM dan Christina W. 2007. Pemilihan Pelarut pada Pemurnian Ekstrak Lengkuas
(Alpinia Galanga) secara Ekstraksi . Jurnal Pascapanen. 4(1): 1-8. Hernani TM dan
Christina W. 2007. Pemilihan Pelarut pada Pemurnian Ekstrak Lengkuas (Alpinia Galanga)
secara Ekstraksi . Jurnal Pascapanen. 4(1): 1-8.

Kusriani, R.H.,dan Shofia Az Zahra, 2015, Skrinning Fitokimia dan Penetapan Kadar Senyawa
Fenolik Total Ekstrak Rimpang Lengkuas Merah dan Rimpang Lengkuas Putih (Alpinia
galangal L.), Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Kesehatan , Vol. 1, N0. 1,
Hal. 295-302.

Kumowal.S,Fatimawali,dkk. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri Nanopartikel Ekstrak Lengkuas


putih (Alpinia galanga (L.) Willd) Terhadap Bakteri Klebsiella pneumoniae. Jurnal
Pharmacon Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi, Volume 8 Nomor
4 November 2019

Marzouk, M.M. (2016). Flavonoid Constituents And Cytotoxic Activity Of Erucaria Hispanica
(L.) Druce Growing Wild In Egypt. Arabian Journal Of Chemistry, 9, 411–415

Prihanennsia.M, Sri Winarsih,dkk . 2018. Uji Aktivitas Sediaan Gel dan Ekstrak Lengkuas
(Alpinia galanga) terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis secara In Vitro
Pharmaceutical Jurnal f Indnesia.4(1): 23-28.

Sjoekoer, D.M., Roetiningsih, Sinarto, S. 2013. Bakteriologi Medik. Jakarta: Banyumedika

Tian-yang., Wang., Qing Li., Kai-shun Bi. (2018). Bioactive flavonoids In Medicinal Plants: Structure,
Activity And Biological Fateasian. Journal Of Pharmaceutical Sciences, 13, 12–23
Vanessa, M. Munhoza, R. L., José R.P., João, A.C., Zequic, E., Leite, M., Gisely, C., Lopesa,
J.P., Melloa. (2014). Extraction Of Flavonoids From Tagetes Patula: Process Optimization
And Screening For Biological Activity. Rev Bras Farmacogn, 24, 576-583

Anda mungkin juga menyukai