https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jppkmi
1
Program Pasca sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Indonesia, Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
Introduction: Hypertension or high blood pressure is an increase in persistent pressure in arterial blood vessels, where systolic
blood pressure ≥ 130 mmHg and diastolic pressure ≥ 80 mmHg. in November 2017 there were 102 pregnant women with
hypertension while in December 2017 there were 148 pregnant women with hypertension, this indicates that pregnant women
with a high risk caused by hypertension are increasing every day. The purpose of this study is to find out and explain the factors
related to the incidence of hypertension in pregnant women in The Kramat Jati Health Center in East Jakarta in 2019. This
type of research is descriptive analytics with cross sectional research design. The population in this study was all pregnant
women whose gestational age was 20 weeks and above, with a sample of 94 respondents. Data collection using questionnaire
recapitulation. Data analysis using Chi-square test and multiple logistic regression. The results showed that variables related to
hypertension incidence in pregnant women are history of hypertension (p=0.009), exposure to cigarette smoke (p=0.010),
obesity (p=0.000), pregnancy stress (p=0.000) and parity (p=0.047). Variables that are not related to the incidence of
hypertension in pregnant women are olaraga pregnant women, salt consumption and age. The dominant variable in this study
was obesity OR 95%CI= 8,911 2,690-29,519. Closing: It is recommended in puskemas to promote health about hypertensive
disease, and some risk factors related to hypertensive disease such as maintaining weight to stay ideal, reducing interactions
with smokers, and keeping from stress and also to conduct blood pressure checks while pregnant, especially for those who have a
history of hypertension in previous pregnancies.
© 2021 Universitas Negeri Semarang
* Alamat korespondensi:
Jl. Bambu Apus I no.3 Cipayung, Jakarta Timur,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13890
E-mail: titiarikah53@gmail.com
115
Titi, A., Tri, B, W, R., Sri, W. / Kejadian Hipertensi / JPPKMI 1 (2) (2020)
116
Titi, A., Tri, B, W, R., Sri, W. / Kejadian Hipertensi / JPPKMI 1 (2) (2020)
pernah melahirkan > 3 kali yaitu terdapat 74%. puskesmas (PONED) dan memperkuat sistem
Menurut hasil penelitian Ridha (2013) rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas
menunjukkan adanya hubungan dengan dan rumah sakit.
hipertensi antara tingkat stres yang dialami oleh Sistem surveilans PTM di Kota
ibu hamil yaitu sebesar 47,6%. Administrasi Jakarta Timur mengklasifikasikan
Berdasarkan data Riskesdas (2013), kasus baru hipertensi pada tahun 2016
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat berjumlah 52.288 kasus. Kasus baru hipertensi
melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun tertinggi sepanjang tahun 2016 terdapat di
sebesar 25,8 persen yang terdiri dari laki laki Puskesmas Kecamatan Cipayung sebanyak
22,8% dan 28,8% perempuan. Prevalensi 9.264 dengan total jumlah kunjungan 23.499
tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti kasus, di ikuti Puskesmas Keramat Jati 7166
Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur kasus dan Puskesmas Pulogadung 6488 kasus,
(29,6%) dan Jawa Barat (29,4%), sedangkan sedangkan jumlah terendah terdapat di
hipertensi di Provinsi DKI Jakarta dengan Puskesmas Kecamatan Makasar sebanyak 1.908
prevalensi 20,0%. kasus (Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur,
Terjadi peningkatan prevalensi hipertensi 2017).
yang didapat melalui pengukuran pada umur Data dari dinas kesehatan Jakarta Timur
≥18 tahun dari tahun 2013 – 2018, dari 25,8% pada tahun 2016 ditemukan Kunjungan kasus
meningkat menjadi 34,1%. Prevalensi tertinggi hipertensi di Puskesmas Keramat Jati pada
adalah kalimantan selatan (44,1%) dan terendah tahun 2017 berjumlah 23.499 dan 39,4%
di papua (22,2%). Sedangkan prevalensi merupakan kasus baru 7.335. Diperoleh angka
hipertensi berdasarkan diagnosis dokter sebesar kejadian hipertensi pada ibu hamil sebanyak
8,8%, prevalensi tertinggi adalah sulawisi utara 1.467 kasus. Berdasarkan data KIA di Keramat
(13,5%) dan terendah di papua (4,7%) Jati pada bulan November 2017 terdapat 202
(Riskesdas, 2018). orang ibu hamil yang hipertensi (preeklampsia-
Pada tahun 2017 di DKI Jakarta eklampsia) sedangkan pada bulan Desember
ditemukan 29,233 orang kasus hipertensi 2017 terdapat 248 orang ibu hamil yang
(34.95% terhadap jumlah penduduk ≥ 18 tahun hipertensi (Preeklampsia-Eklampsia). Hal ini
), yang terdiri dari laki laki 34.39 % dan 35.24 % menunjukkan bahwa ibu hamil dengan risiko
perempuan, tersebar di 6 Kabupaten/Kota, tinggi yang disebabkan oleh hipertensi
kasus terbanyak di Jakarta Pusat 11,410 (Preeklampsia-Eklampsia) semakin hari
terbanyak kedua adalah Jakarta Timur yaitu semakin bertambah, tingginya kejadian
6,342 kasus. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 hipertensi dalam kehamilan mempunyai kaitan
prevalensi hipertensi pada umur ≥18 tahun erat dengan angka kesakitan dan kematian
(pernah didiagnosis nakes) adalah 10,5% janin.
(Nasional 9,5 %). Sedangkan prevalensi
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada METODE
umur ≥18 tahun sebesar 29,4 persen (Dinas
Kesehatan DKI Jakarta, 2018). Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
Hipertensi pada kehamilan menjadi salah kerja Puskesmas Keramat Jati Jakarta Timur.
satu penyebab kematian ibu di DKI jakarta. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan
Pada tahun 2014 3 penyebab kematian ibu pada bulan Juni tahun 2019. Populasi pada
adalah anemia, eklamsia dan pendarahan. penelitian ini adalah seluruh Ibu hamil yang
Beberapa upaya juga sudah dilakukan oleh usia kehamilannya 20 minggu keatas dan
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam jumlah sampel sebanyak 94 responden.
menurunkan jumlah kematian ibu yaitu dengan Pengambilan sampel yang digunakan adalah
meningkatkan kualitas pelayanan emergensi purposive sampling.
obstetri dan bayi baru lahir di RS (PONEK) dan Jenis penelitian yang digunakan dalam
117
Titi, A., Tri, B, W, R., Sri, W. / Kejadian Hipertensi / JPPKMI 1 (2) (2020)
penelitian ini adalah kuantitatif dengan Disain dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
penelitian cross sectional. Cara pengumpulan data memiliki riyawat hipertensi.
mengisi lembar kuesioner yang bersifat objektif, Wanita yang mengalami hipertensi pada
representatif, bisa mengukur dalam jumlah kehamilan pertama akan meningkat
besar, waktu singkat, hemat tenaga dan bisa mendapatkan preeklampsia pada kehamilan
menggali data yang berhubungan dengan berikutnya. Matello mengatakan kejadian
hipertensi pada ibu hamil. Analisis dengan preeklampsia akan meningkat pada kehamilan
menggunakan uji statistic chi-square dan regresi kedua bila ada kehamilan dengan jarak anak
logistic berganda. yang terlalu jauh. Cincotta juga menemukan
bahwa bila ada riwayat hipertensi maka
HASIL DAN PEMBAHASAN kemungkinan pada primigravida akan
meningkat empat kali (Mardiani, 2013).
Hasil Analisis Univariat Sebagian besar responden yang menderita
Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat bahwa hipertensi adalah responden yang ada riwayat
ibu hamil yang ada riwayat hipertensi berjumlah hipertensi yaitu sebanyak 64,1% dan responden
39 responden (41,5%) sedangkan ibu hamil yang
tidak ada riwayat hipertensi berjumlah 55 Tabel 1. Distribusi frekuensi
responden (58,5%). ibu hamil yang terpapar Variabel Frekuensi Persentase
asap rokok berjumlah 61 responden (64,9%) Kejadian Hipertensi
sedangkan ibu hamil yang tidak terpapar asap Pada Ibu Hamil
rokok berjumlah 33 responden (35,1%). ibu Hipertensi 44 46.8
hamil yang obesitas berjumlah 49 responden Tidak Hipertensi 50 53.2
(52,1%) sedangkan ibu hamil yang obesitas Riwayat Hipertensi
berjumlah 45 responden (47,9%). ibu hamil Ada Riwayat 39 41.5
yang olaraganya tidak baik berjumlah 28 Tidak Ada Riwayat 55 58.5
responden (29,8%) sedangkan ibu hamil yang Paparan Asap Rokok
olaraganya baik berjumlah 66 responden Terpapar 61 64.9
(70,2%). Tidak Terpapar 33 35.1
Ibu hamil yang konsumsi garam berlebih Obesitas
berjumlah 53 responden (56,4%) sedangkan ibu Obesitas 49 52.1
hamil yang konsumsi garam normal berjumlah Tidak Obesitas 45 47.9
41 responden (43,6%) . ibu hamil yang umurnya Olaraga Ibu Hamil
berisiko berjumlah 46 responden (48,9%) Tidak Baik 28 29.8
sedangkan ibu hamil yang umurnya tidak Baik 66 70.2
berisiko berjumlah 48 responden (51,1%). ibu Konsumsi Garam
hamil yang primigravida berjumlah 38 Berlebih 53 56.4
responden (40,4%) sedangkan ibu hamil yang Normal 41 43.6
multigravida berjumlah 56 responden (59,6%). Stress Kehamilan
Hasil analisis bivariat Stress 52 55.3
Hubungan Riwayat Hipertensi Dengan Tidak Stress 42 44.7
Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Umur
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan P Berisiko 46 48.9
value sebesar 0,009 artinya ada hubungan Tidak Berisiko 48 51.1
riwayat hipertensi dengan kejadian hipertensi Paritas
pada ibu hamil. Hasil OR= 3,383 artinya ibu Primigravida 38 40.4
hamil yang memiliki riwayat hipertensi Multigravida 56 59.6
berpeluang 3,3 kali menderita hipertensi Jumlah 94 100.0
118
Titi, A., Tri, B, W, R., Sri, W. / Kejadian Hipertensi / JPPKMI 1 (2) (2020)
yang tidak meiliki riwayat hipertensi sebagian hipertensi lebih banyak terjadi pada orang yang
besar adalah sebagian besar tidak menderita memiki riwayat hipertensi
hipertensi. hal ini menunjukan bahwa riwayat Hubungan Paparan Asap Rokok Dengan
hipertensi pada kehamilan sebelumnya berperan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil
penting terhadap kejadian hipertensi pada saat Berdasarkan hasil penelitian didapatkan P
hamil. value sebesar 0,010 < 0,05 artinya ada hubungan
Hasil penelitian ini sejalan dengan antara paparan asap rokok dengan kejadian
penelitian yang dilakukan Radjamuda (2016) hipertensi pada ibu hamil. Hasil OR= 3,590
dari hasil penelitiannya didapatkan p value artinya ibu hamil yang terpapar asap rokok
sebesar 0,002. Sejalan juga dengan penelitian berpeluang 3,5 kali menderita hipertensi
Paskah Rina (2015) dari hasil penelitiannya dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
didapatkan p value sebesar 0,000 yang artinya terpapar asap rokok.
ada hubungan antara riwayat hipertensi dengan Paparan asap rokok selama kehamilan
kejadian hipertensi pada ibu hamil. merupakan salah satu faktor penentu yang kuat
Peneliti berasumsi ibu hamil yang terhadap pertumbuhan janin dan risiko BBLR
mempunyai riwayat hipertensi akan mempunyai (Hanifah, 2017). Nikotin yang terdapat pada
risiko yang lebih besar untuk mengalami asap rokok merupakan zat vasokonstriktor yang
hipertensi pada kehamilan selanjutnya. Peran akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi darah dan meningkatkan kontraksi jantung,
terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa sehingga dapat meningkatkan tekanan darah
119
Titi, A., Tri, B, W, R., Sri, W. / Kejadian Hipertensi / JPPKMI 1 (2) (2020)
120
Titi, A., Tri, B, W, R., Sri, W. / Kejadian Hipertensi / JPPKMI 1 (2) (2020)
apabila ibu hamil melakukan olaraga yang juga tetap merukapan faktor risiko hipertensi
cukup atau melakukan olaraga yang rutin dapat kehamilan. Orang yang mengkonsumsi garam
berperan penting dalam menjaga kesehatan berlebih setiap hari dapat menyebabkan
tubuh. Melalui kegiatan olahraga, jantung dapat terjadinya penyakit hipertensi. Hal ini
bekerja secara lebih efisien. Frekuensi denyut dikarenakan Konsumsi garam yang berlebihan
nadi berkurang, namun kekuatan memompa dapat meningkatkan tekanan darah karena
jantung semakin kuat, penurunan kebutuhan garam bersifat menahan air sehingga volume
oksigen jantung pada intensitas tertentu, darah meningkat dan dapat menyebabkan
penurunan lemak badan dan berat badan serta penyempitan diameter pembuluh darah arteri.
menurunkan tekanan darah Keadaan ini memaksa jantung memompa lebih
Hubungan Konsumsi Garam Dengan Kejadian kuat, sehingga tekanan darah meningkat.
Hipertensi Pada Ibu Hamil Hubungan Stress Kehamilan Dengan Kejadian
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Hipertensi Pada Ibu Hamil
nilai P value sebesar 0,481 > 0,05 artinya tidak Berdasarkan hasil penelitian didapatkan P
ada hubungan antara konsumsi garam dengan value sebesar 0,000 yang artinya ada hubungan
kejadian hipertensi pada ibu hamil. antara stress kehamilan dengan kejadian
Secara teori Badan kesehatan dunia yaitu hipertensi pada ibu hamil Hasil OR = 6,044
World Health Organization (WHO) artinya ibu hamil yang mengalami stress
merekomendasikan pola konsumsi garam yang kehamilan berpeluang 6,0 kali menderita
dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. hipertensi dibandingkan dengan ibu hamil yang
Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak mengalami stress kehamilan.
tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram Stres dapat meningkatkan tekanah darah
sodium atau 6 gram garam) perhari atau setara 1 sewaktu. Hormon adrenalin akan meningkat
sendok teh perhari (Kemenkes RI, 2016). sewaktu kita stres, dan itu bisa mengakibatkan
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan jantung memompa darah lebih cepat sehingga
konsentrasi natrium di dalam cairan tekanan darah pun meningkat (Nuraini, 2015).
ekstraseluler meningkat. Untuk Bila level stress menurun makan tekanan darah
menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke juga akan menurun (Casey & Benson, 2006).
luar, sehingga volume cairan ekstraseluler Menurut hasil penelitian sebagian besar
meningkat. Meningkatnya volume cairan responden yang menderita hipertensi adalah
ekstraseluler tersebut menyebabkan responden yang mengalami stress kehamilan
meningkatnya volume darah, sehingga yaitu sebanyak 64,5%. Proporsi ini lebih besar
berdampak kepada timbulnya hipertensi dibandingkan dengan jumlah responden yang
(Nuraini, 2015). tidak stres yang menderita hipertensi, yaitu
Hasil penelitian ini bertentangan dengan sebesar 23,8%.
penelitian yang dilakukan Jaya Widyartha Hasil penelitian ini sejalan dengan
(2016) dari hasil penelitiannya didapatkan p penelitian yang dilakukan Andria (2012) dari
value sebesar 0,000 yang artinya ada hubungan hasil penelitiannya didapatkan p value sebesar
antara konsumsi garam dengan kejadian 0,047 yang artinya ada hubungan antara stress
hipertensi. Bertentangan juga dengan penelitian dengan kejadian hipertensi. Sejalan juga dengan
Solehatul Mahmudah, dkk (2015) dari hasil penelitian Yuliarti (2007) yang menyatakan ada
penelitiannya didapatkan p value sebesar 0,001 hubungan antara stress dengan kejadian
yang artinya ada hubungan antara konsumsi hipertensi.
garam dengan kejadian hipertensi. Peneliti berasumsi bahwa stres dapat
Peneliti berasumsi bahwa walaupun pada meningkatkan tekanan darah untuk sementara
penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan waktu. Ketika takut, gugup, dan dikejar waktu
konsumsi garam dengan kejadian hipertensi tekanan darah biasanya meningkat.Tetapi
kehamilan, akan tetapi konsumsi garam berlebih dalam sebagian besar kasus begitu mulai santai,
121
Titi, A., Tri, B, W, R., Sri, W. / Kejadian Hipertensi / JPPKMI 1 (2) (2020)
tekanan darah kembali turun lagi. Stres dapat hipertensi pada ibu hamil, umur masih
terjadi apabila seseorang berada dalam kondisi merupakan faktor risiko kejadian hipertensi
tegang, perasaan tertekan, bersedih, ketakutan pada ibu hamil, hal ini disebebkan, hipertensi
dan merasa bersalah. Kondisi ini akan lebih sering didapatkan pada masa awal dan
merangsang anak ginjal untuk menghasilkan akhir usia reproduktif yaitu usia remaja atau di
hormon adrenalin yang akan memacu jantung atas 35 tahun. Ibu hamil < 20 tahun mudah
jantung untuk memompa darah lebih cepat dan mengalami kenaikan tekanan darah dan lebih
kuat sehingga tekanan darah menjadi cepat menimbulkan kejang, sedangkan usia
meningkat. lebih 35 tahun juga merupakan faktor risiko
Hubungan Umur Dengan Kejadian Hipertensi untuk terjadinya hipertensi. Jadi wanita yang
Pada Ibu Hamil berada pada awal atau akhir usia reproduktif
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan P lebih rentan menderita hipertensi saat hamil
value sebesar 0,416 artinya tidak ada hubungan Hubungan Paritas Dengan Kejadian
antara umur dengan kejadian hipertensi pada Hipertensi Pada Ibu Hamil
ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan P
Usia paling aman bagi seorang wanita value sebesar 0,047 artinya ada hubungan antara
untuk hamil dan melahirkan adalah usia antara paritas dengan kejadian hipertensi pada ibu
20-35 tahun, karena mereka berada dalam masa hamil. Hasil OR = 2, artinya ibu hamil yang
reproduksi sehat. Kematian maternal pada ibu paritas primigravida berpeluang 2,5 kali
yang hamil dan melahirkan pada usia < 20 menderita hipertensi dibandingkan dengan ibu
tahun dan usia > 35 tahun akan meningkat hamil yang paritas multigravida.
secara bermakna, karena mereka terpapar pada Kejadian hipertensi sering terjadi pada
komplikasi baik medis maupun obstetrik yang kehamilan pertama terutama pada ibu yang
dapat membahayakan jiwa ibu. berusia > 35 tahun. Frekuensi pada
Sebagian besar responden adalah primigravida lebih berisiko dibandingkan
golongan umur 20 - 35 tahun yaitu sebanyak dengan multigravida karena teori imunologik
51.1%. Golongan umur 20 - 35 tahun yang menjelaskan hubungan paritas dengan insiden
menderita hipertensi sebanyak 41,7% sedangkan pre-eklampsia. Teori tersebut menyebutkan
golongan umur < 20 dan > 35 tahun sebanyak blocking antibodies terhadap antigen plasenta
52,2%. Kejadian hipertensi lebih banyak terjadi yang terbentuk pada kehamilan pertama
golongan umur < 20 dan > 35 tahun. menjadi penyebab preeklampsia.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian Ramesh.K, Sangeetha Gandhi, penelitan Penelitian Ruzikhan (2007). Analisa
Vishwas Rao (2014). Dari hasil penelitiannya menggunakan uji chi-square diperoleh hasil OR
menunjukan ada hubungan yang bermakna = 2,2 yang artinya ibu dengan kehamilan
antara umur dengan kejadian preeklampsia Primigravida lebih berisiko 2,3 kali menderita
berat. Didapatkan nilai OR sebesar 3,8 yang preeklampsia berat dari pada ibu dengan
artinya ibu hamil yang berusia < 20 tahun atau kehamilan Multigravida.
> 35 tahun lebih berisiko 3,8 kali mengalami Kesimpulan untuk hubungan paritas
preeklampsia berat dari pada ibu hamil yang dengan kejadian hipertensi pada ibu hamil dari
berumur 20 sampai 35 tahun. Bertentangan juga hasil penelitian ini dan didukung oleh penelitian
dengan penelitian yang dilakukan Devi lainnya bahwa paritas merupakan faktor risiko
Kurniasari & Fiki Arifandini (2014), dari hasil rejadinya hipertensi pada ibu hamil.
penelitiannya didapatkan nilai p = 0,000, yang Dari hasil analisis multivariate
artinya ada hubungan yang signifikan antara menunjukan variabel yang paling dominan
umur ibu dengan kejadian preeclampsia dalam penelitian ini adalah Obesitas yang dapat
Menurut peneliti walaupun tidak adanya dilihat dari nilai OR = 8,911 (2,690-29,519)
hubungan antara umur dengan kejadian yang artinya ibu hamil yang obesitas berpeluang
122
Titi, A., Tri, B, W, R., Sri, W. / Kejadian Hipertensi / JPPKMI 1 (2) (2020)
123
Titi, A., Tri, B, W, R., Sri, W. / Kejadian Hipertensi / JPPKMI 1 (2) (2020)
Fahira, A. 2017. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Penderita Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum
Pada Ibu Hamil Di Rsu Anutapura Kota Palu. Sari Mutiara Medan Tahun 2014. Jurnal Ilmiah
Jurnal Kesehatan Tadulako 3(2) Keperawatan Vol. 1, No. 1, Februari 2015
Fitrina, Yossi. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Radjamuda, N. dkk. 2014. Faktor-Faktor Risiko yang
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Lanjut Di Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada
Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Sikolos Ibu Hamil di Poli Klinik Obs-Gin Rumah Sakit
Kecamatan Padang Panjang Barat Tahun 2014. Jiwa Prov. Dr. V. L Ratumbuysang Kota Manado.
Jurnal Ilmu Kesehatan Afiyah. Vol. 3, No.1, Jurnal Ilmiah Bidan, 2(1)
Tahun 2016 Ridha, H. 2013. Determinan Kejadian Stress Persalinan
Hanifah, H. 2017. Pengaruh Paparan Asap Rokok Primigravida di Puskesmas Mongolato Kabupaten
Lingkungan pada Ibu Hamil Terhadap Kejadian Gorontalo Provinsi Gorontalo. Jurnal Kesehatan
Bayi Berat Lahir Rendah. Skripsi Universitas Masyarakat Universitas Hasanuddin
Lampung. Saraswati, N. 2016. Faktor Risiko yang Berhubungan
Hukmiah, dkk. 2013. Faktor yang Berhubungan dengan dengan Kejadian Preeclampsia pada Ibu Hamil
Pemanfaatan Antenatal Care Di Wilayah Pesisir (Studi Kasus Di Rsud Kab. Brebes Tahun 2014).
Kecamatan Mandalle. Epidemiologi Fakultas Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Masyarakat Universitas Universitas Negeru Semarang Indonesia
Hasanuddin Sri, dkk. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Berisiko
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Terhadap Preeklamsia pada Ibu Bersalin di Rsud
Kementerian Kesehatan RI Raden Mattaher Jambi Tahun 2016. Scientia
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Journal Stikes Prima Jambi, 5(2).
Kementerian Kesehatan RI Soeharto. 2004. Serangan jantung Dan Stroke
Lina, N. dkk. 2013. Analisis Pengaruh Paparan Asap Hubungannya Dengan lemak dan Kolesterol.
Rokok Di Rumah pada Wanita terhadap Kejadian Jakarta : Gramedia Pustaka Umum
Hipertensi. Jurnal Berkala Epidemiologi Unicef. 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Ibu dan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Anak. Unicef Indonesia
Airlangga 1(2) Widyartha, Jaya., Artawan EP & Luh SA. 2016.
Mardiani, dkk. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan Riwayat Keluarga, Stress, Aktivitas Fisik Ringan,
dengan Terjadinya Preeklampsia pada Ibu Hamil Obesitas dan Konsumsi Makanan Asin Berlebihan
Trimester III di Puskesmas Kecamatan Pasar. Sebagai Faktor Risiko Hipertensi. Public Health
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(3) and Preventive Medicine Archive. Volume 4,
Nuraini, Bianti. 2015. Risk Factors Of Hypertension. Nomor 2, Desember 2016
Artikel Review. J MAJORITY | Volume 4 World Health Organization. 2015. Data Hipertensi
Nomer 5 | Februari 2015 Global. Asia Tenggara: Who
Paskah Rina Situmorang. 2015. Faktor – Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada
124