Anda di halaman 1dari 9

KASUS PEMICU

Sdr K, berusia 19 tahun, kls 12 di sebuah SMAN di kota X datang ke RS jiwa di antar
oleh keluarganya bersama dengan beberapa orang warga disekitar rumah dalam
kondisi di ikat kedua tangan nya. Saat di IGD RS jiwa Sdr K ditanya oleh perawat
tapi tidak menjawab apa-apa dan hanya diam saja, kondisi sdr. K terlihat gelisah,
kedua tangan dikepal, tatapan mata tajam, dan selalu hendak berontak. Menurut Tn.
D (ayah dari sdr K) sudah beberapa hari ini anak mereka hanya berdiam diri saja
dikamar dan tidak suka bercerita, dan sering berteriak-teriak, hal seperti itu
dilakukan semenjak sdr K dinyatakan tidak lulus di SMAN. Beberapa hari yang lalu
sdr K memecahkan piring makannya dan merobek baju seragamnya, semenjak 2 hari
yang lalu memukul adiknya yang sedang belajar tanpa sebab, dan tadi pagi sebelum
diantar ke RSJ membakar kasur dan memukul tangan ibunya karena melarang dan
mencegah nya (sdr K) melakukan pembakaran kasurnya.

Tugas Mahasiswa :

1. Analisis kasus tersebut dan buat/tegakkan diagnosa keperawatannya, kalau data


dalam kasus diatas terasa kurang untuk sebuah diagnosa yang saudara tegakkan
maka dipersilahkan saudara menambah data subjektif maupun objektif yang
menurut saudara perlu untuk memperkuat diagnosa yang saudara tegakkan
2. Buat rencana keperawatan untuk diagnose yang saudara tegakkan tersebut
3. Buat SP 1 dan 2 untuk klien saudara (sdr K) tersebut
4. Buat SP 1 untuk keluarga sdr K
5. Selamat mengerjakan tugas tersebut.

Jawab:

1. Analisis Data
Data Subjektif : Ayah Sdr.K mengatakan anak mereka hanya berdiam diri
saja dikamar dan tidak suka bercerita, dan sering berteriak-
teriak, hal seperti itu dilakukan semenjak sdr K dinyatakan
tidak lulus di SMAN.
Data Objektif : Terlihat gelisah, Kedua tangan dikepal, Tatapan mata tajam,
dan selalu hendak berontak, memecahkan piring makannya
dan merobek baju seragamnya, semenjak 2 hari yang lalu
memukul adiknya yang sedang belajar tanpa sebab, dan tadi
pagi sebelum diantar ke RSJ membakar kasur dan memukul
tangan ibunya karena melarang dan mencegah nya (sdr K)
melakukan pembakaran kasurnya.

2. Diagnosa Keperawatan : Perilaku kekerasan


3. Rencana Keprawatan :
4. Strategi Pelaksanaan
Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya
5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku
kekerasannya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
spiritual, sosial, dan dengan terapi psikofarmaka.
b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara.
Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien
2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan
yang lalu
3) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual
e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual
4) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
pada saat marah secara:
a) verbal
b) terhadap orang lain
c) terhadap diri sendiri
d) terhadap lingkungan
5) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
a) Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam
b) Obat
c) Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya
d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
7) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik:
a) Latihan nafas dalam dan pukul kasur – bantal
b) Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur – bantal
8) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal
a) Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan
baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
b) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.
9) Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:
a) Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa
b) Buat jadwal latihan sholat, berdoa
10) Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:
a) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar
(benar nama pasien, benar nama obat, benar cara minum obat, benar
waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna
obat dan akibat berhenti minum obat
b) Susun jadwal minum obat secara teratur
11) Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Persepsi mengontrol Perilaku Kekerasan

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab


perasaan marah, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I

ORIENTASI:
Perawat:“Selamat pagi  pak, perkenalkan nama saya Fitri Handayani , panggil saya
fitri, saya perawat yang dinas di ruangan 9 ini, Nama bapak siapa,
senangnya dipanggil apa?”
Klien :
Perawat: “Bagaimana perasaan bapak saat  ini?, Masih ada perasaan kesal atau
marah?”
Klien :
Perawat: “Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang  tentang perasaan marah
bapak”
Klien :
Perawat: “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10
menit?
Klien :
Perawat: “Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana
kalau di ruang tamu?”
Klien :

KERJA:
Perawat : “Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak
pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang
sekarang?. O..iya, apakah ada penyebab lain yang membuat bapak
marah”
Klien :
Perawat : “Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak stress karena pekerjaan
atau masalah uang(misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang
bapak rasakan?” (tunggu respons pasien)
Klien :
Perawat : “Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar,
mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
Klien :
Perawat : “Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak marah-marah,
membanting pintu dan memecahkan barang-barang, apakah dengan cara
ini stress bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian cara yang bapak
lakukan? Betul, istri jadi takut barang-barang pecah. Menurut bapak
adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
Klien :
Perawat : ”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya
adalahlah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa
marah.”
Klien :
Perawat : ”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
Klien :
Perawat : ”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka
bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu
keluarkan/tiupu perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak  sudah bisa
melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
Klien :
Perawat :“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa
melakukannya”

TERMINASI
Perawat : “Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan bapak?”
Klien :
Perawat :”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang bapak
rasakan ........ (sebutkan) dan yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta
akibatnya ......... (sebutkan)
Klien :
Perawat :”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat  lagi penyebab marah bapak
yang lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas
dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak. ‘Sekarang kita buat
jadual latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan napas
dalam?, jam berapa saja pak?”
Perawat : ”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang
lain untuk mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak,
Selamat pagi” 

SP 2  Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2


a.    Evaluasi latihan nafas dalam

b.    Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal

c.    Susun jadwal kegiatan harian cara kedua

ORIENTAS
Perawat : “Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya tiga jam yang lalu sekarang
saya datang lagi”
Perawat : “Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan
bapak marah?”
Perawat : “Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan
kegiatan fisik untuk cara yang kedua”
Perawat : “sesuai janji kita tadi kita akan berbincang-bincang sekitar 20 menit dan
tempatnya disini di ruang tamu,bagaimana bapak setuju?”
KERJA
Perawat : “Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan
pukul kasur dan bantal”.
Perawat : “Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar
bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar
dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak
melakukannya”.
Perawat : “Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
Perawat : “Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah.
Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya
TERMINASI
Perawat : “Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi?”
Perawat : “Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi?Bagus!”
Perawat : “Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak. Pukul
kasur bantal mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap bangun tidur?
Baik, jadi jam 05.00 pagi. dan jam jam 15.00 sore. Lalu kalau ada
keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya pak.
Sekarang kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak
latihan memukul kasur dan bantal serta tarik nafas dalam ini?”
Perawat : “Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah
dengan belajar bicara yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10
pagi ya. Sampai jumpa&istirahat y pak”

SP 1 Keluarga: Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara


merawat klien perilaku kekerasan di rumah
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku
tersebut)
3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan
kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain
ORIENTASI
Perawat : “Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya A K, saya perawat dari ruang
Soka ini, saya yang akan merawat bapak (pasien). Nama ibu siapa,
senangnya dipanggil apa?”
Perawat : “Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang masalah yang Ibu
hadapi?”
Perawat : “Berapa lama ibu kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
Perawat : “Di mana enaknya kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di ruang
tamu?”
KERJA
Perawat : “Bu, apa masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu
lakukan? Baik Bu, Saya akan coba jelaskantentang marah Bapak dan hal-
hal yang perlu diperhatikan.”
Perawat : “Bu, marah adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan
dengan benar akan membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan
lingkungan. Yang menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau
dia merasa direndahkan, keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa
penyebabnya Bu?”
Perawat : “Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan
gelisah, itu artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia
akan melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga
atau memukul atau bicara kasar? Kalau apa perubahan terjadi? Lalu apa
yang biasa dia lakukan?”
Perawat : “Nah bu, ibu sudah lihat kan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila
tanda-tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara
mengingatkan jadual latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat
yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan obat teratur”. Kalau bapak bisa
melakukanya jangan lupa di puji ya bu”
TERMINASI
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat
bapak?”
Perawat : “Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak”
Perawat : “Setelah ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya bu”
Perawat : “Bagaimana kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah
kita bicarakan tadi langsung kepada bapak?”
Perawat : “Tempatnya disini saja lagi ya bu?”

Anda mungkin juga menyukai