Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MEDIA PENDIDIKAN

KONSEP DESAIN PENGEMBANGAN MEDIA

PEMBELAJARAN

DISUSUN OLEH

FIRMAN AKBAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

( STAI ) AL-AZHARY MAMUJU

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, menyertai rangkaian kalimat ini puji syukur

sepatutnya kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik, meskipun jauh dari kesempurnaan. Kesempurnaan hanya milik-Nya,

khilaf dan salah hanya milik penulis sebagai hamba-Nya. Shalawat serta salam

semoga tetap terlimpah pada junjungan Baginda Muhammad SAW, yang

senantiasa dinantikan syafaatnya.

Penyusun sangat menyadari bahwa isi makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu, masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak

sangat diharapkan, agar dalam penyusunan makalah selanjutnya akan semakin

mendekati kesempurnaan. Akhir kata, penyusun mengharapkan semoga makalah

ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

MAMUJU 28 MARET 2021

PENYUSUN

FIRMAN
DAFTAR ISI

..............................................................................................1

.........................................................................................2

14

...........................................................................................14

BAB I

PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG

Seiring perkembangan ilmu dan teknologi, media pembelajaran yang

digunakan semakin canggih dalam proses belajar mengajar. Pentingnya

mengembangkan Media merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

pembelajaran. Melalui media proses belajar mengajar bisa lebih menarik dan

menyenangkan (joyfull learning), misalnya siswa yang memiliki ketertarikan

terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna yang menarik. Begitu

juga dengan siswa yang senang berkreasi selalu ingin menciptakan bentuk atau

objek yang diinginkan, siswa tersebut dapat diberikan media yang sesuai, seperti

plastisin, media balok bangun ruang, atau diberikan media gambar lengkap

dengan cat. Dengan menggunakan media berteknologi seperti halnya komputer,

sangat membantu siswa dalam belajar, seperti belajar berhitung, membaca, dan

memperkaya pengetahuan.

Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat.

Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain

itu media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari

selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan

mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga

mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.

BAB II

PEMBAHASAN
A.       Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin  medius dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam

bahasa Arab, media dalah perantara (‫ )وسائل‬atau pengantar pesan dari pengirim

kepada penerima pesan.[1] Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur

informasi belajar atau penyalur pesan belajar (message learning) dari sumber

pesan (message resource) kepada penerima pesan (message receive) sehingga

terjadi interaksi belajar mengajar. Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar

sebagai upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dengan peserta didik dan

interaksi peserta didik dengan lingkungan belajarnya.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang

cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang

disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.

Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat

disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang

mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Dengan demikian,

peserta didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.

Namun perlu diingat, bahwa peranan media tidak akan terlihat bila

penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah

dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan

untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagai

alat bantu pengajaran, tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara

efektif dan efisien.


B.      Pentingnya Pengembangan Media Pembelajaran

Banyak guru yang kurang menaruh perhatian terhadap media

pembelajaran ketika mengajar di hadapan siswanya. Mereka hanya mengandalkan

ucapan dirinya seperti mereka diajar oleh gurunya pada waktu sekolah zaman

dahulu. Menurutnya, kalau topik pelajaran atau KD sudah disampaikan dengan

lisan, siswa berarti sudah mengerti. Padahal, justru dengan lisan saja siswa akan

cepat lupa sehingga tidak terdapat informasi yang melekat dalam memorinya.

Belajar dengan menggunakaan media justru akan lebih mempermudah siswa

untuk menangkap konsep yang ditambatkan ke dalam memorinya. 

Peran media dalam proses belajar mengajar sangatlah penting untuk

menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Media pembelajaran yang efektif

dapat menumbuhkan sikap ketertarikan siswa terhadap suatu konsep. ”Media

pembelajaran yang digunakan dapat mempengaruhi efektivitas pembelajaran”

Pada awal perkembangannya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat

bantu guru untuk mengajar yang berupa alat bantu visual,  sehingga lahirlah alat

bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK), maka penggunaan media visual dilengkapi dengan audio,

hingga saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin

luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet. 

suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan

berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan intruksional khusus dari bahan

tersebut.
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap

berhasil adalah hal – hal berikut :

1.      Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,

baik secara individual maupun kelompok.

2.      Perilaku yang digariskandalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa, baik

secara individual maupun kelompok.

Jadi Pentingnya media pembelajaran yang beraneka ragam jenisnya

tentunya tidak akan digunakan seluruhnya secara serentak dalam kegiatan

pembelajaran, namun hanya beberapa saja. Untuk itu perlu di lakukan pemilihan

media tersebut. Agar pemilihan media pembelajaran tersebut tepat, maka perlu

dipertimbangkan faktor/kriteria-kriteria dan langkah-langkah pemilihan media.

Kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga pendidik dalam memilih

media pembelajaran. menurut Nana Sudjana yakni :

1.      Ketepatan media dengan tujuan pengajaran

2.      Dukungan terhadap isi bahan pelajaran

3.      Kemudahan memperoleh media

4.      Keterampilan guru dalam menggunakannya

5.      Tersedia waktu untuk menggunakannya 

6.      Sesuai dengan taraf berfikir anak.

Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa

dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun,

tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program-program pembelajaran

audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan komputer,


memungkin siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat

oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa

banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan untuk belajar.

Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu

terbanyak justru dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah.

Dengan mengembangkan media, proses pembelajaran menjadi lebih

menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan.

Kebiasaan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa

menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai

sumber belajar yang diperlukan.

C.      Prinsip-prinsip Pengembangan Media Pembelajaran

Adapun prinsip-prinsip pengembangan media pembelajaran yaitu:

1.      Mengidentifikasi dan mengungkapkan dengan jelas gagasan dan membatasi

topik bahasan.

2.      Program yang dikembangkan memiliki tujuan untuk menginformasikan,

memotivasi, atau intruksional.

3.      Merumuskan tujuan yang akan dicapai.

4.      Mengevaluasi karakteristik siswa yang akan menggunakan program

tersebut.

5.      Menyiapkan kerangka (outline) isi pelajaran.

6.      Mempertimbangkan bahwa media apa saja yang paling sesuai untuk

mencapai tujuan.

7.      Membuat storyboard untuk paket pelajaran.


8.      Menyiapkan naskah untuk frame per frame untuk dijadikan penuntun pada

saat mengambil gambar.

D.       Model-model pengembangan media pembelajaran

Diperlukan berbagai cara untuk menghsilkan media pembelajaran yang

baik. Salah satu upaya yang dapat agar diperoleh media pembelajaran yang baik

adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat dipilih dan diikuti.

Beberapa model pengembangan media pembelajaran antara lain : [8]

1.      Model pengembangan Prata dan Lopes.

Model pengembangan Prata dan Lopes terdiri dai 9 tahap yaitu (1) analisis

keberlangsungan (2) analisis keberlangsungan (3) desain pembelajarana (4) desain

detail komponen (5) produksi komponen (6) penyatuan komponen (7)

pemesangan prototype dan tes (8) implementasi dan kesimpulan (9) pemeliharaan.

[9]

2.      Model pengembangan Luther.

Model pengembangan Luther terdiri dari 6 tahap yaitu (1) Consep (2)

desain material (3) collecting (4) assembly (5) testing (6) distribution.[10]

3.      Model pengembangan media menurut Arief. S Sadirman.

Model pengembangan Arief S Sadirman terdiri dari 8 tahap, yaitu: (1)

identifikasi kebutuhan (2) perumusan tujuan (3) perumusan butir-butir materi (4)

perumusan alat pengukur keberhasilan (5) penulisan naskah media (6) tes/uji coba

(7) revisi (8) program final. 

4.      Model pengembangan ADDIE

Model pengembangan ADDIE terdiri dari 5 tahap yaitu :


a.       Analiysis (Analisis)

Tahap analisis terdiri dari beberapa kegiatan.  Analisis kurikulum, yakni

pengkajian dan pembahasan tentang kompetensi yang akan terkandung dalam

kurikulum (bedah kurikulum). Selain itu analisis tentang learner

characteristic (karakter siswa), dan analisis tentang setting (dimana media

tersebut dimanfaatkan).

b.      Design (perancangan)

Tahap perancangan terdiri dari kegiatan penyusunan kerangka struktur isi

program dan penyusunan garis-garis besar isi program media (GBIPM)

c.       Developmen (produksi)

Tahap produksi terdiri dari kegiatan pembuatan animasi, penyusunan teks,

dan sebagainya. Dilanjutkan dengan proses pemograman dengan authoring

tools,  pengemasan/formatting, pengkajian.

d.      Implementation

Tahap implementasi terdiri dari kegiatan uji coba pemanfaatan dan

penyempurnaan atau revisi serta pengadaan.

e.       Evaluation (evaluasi), tahap evaluasi yaitu kegiatan penilaian.

Dari berbagai model pengembangan media pembelajaran diatas, model

yang paling umum digunakan adalah model pengembangan ADDIE kerena

prosedurnya yang lengkap dan sederhana. Namun dalam makalah ini akan kaji

secara mendetail model pengembangan Arif Sardiman.

E.       Prosedur pengembangan media Pembelajaran


Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas

tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan

penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan

pengembangan program media. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-

langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6

(enam) langkah sebagai berikut:

1.      Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa

Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa

yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan

siswa dapat melakukan sholat dengan baik dan benar, sementara mereka baru bisa

takbir saja, maka perlu dilakukan latihan untuk ruku, sujud, dan seterusnya.

Setelah kita menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu

menganalisis karakteristik siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan

atau keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa

dengan tes atau dengan yang lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan

cara mengenalisa topic-topik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya

memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan

ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera

mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam). contoh melakukan

identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa:

Siswa MI diharapkan sudah berprilaku hidup sehat dengan rajin

menggosok gigi, membuang sampah pada tempatnya, mandi 2 kali sehari, selalu

berpakaian rapih dan tidak jajan sembarangan. namun dalam kenyataannya tidak
sesuai dengan harapan. dengan demikian terjadi kebutuhan bagaimana

meningkatkan sikap siswa untuk hidup bersih.

Adanya kebutuhan tersebut seyogyanya menjadi dasar pijakan dalam

membuat media pembelajaran, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media

dapat berfungsi dengan baik. dan media yang digunakan siswa, haruslah relevan

dengan kemampuan  yang dimiliki siswa.

2.      Merumuskan tujuan

Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita.

Tujuan dapat memberikan arah tindakan yang kita lakukan. Dalam proses belajar

mengajar, tujuan instruksional merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan

dapat memberikan arah kemana siswa akan pergi, bagaimana ia harus pergi

kesana, dan bagaimana ia tahu bahwa telah sampai ke tempat tujuan. Tujuan ini

merupakan pernyataan yang menunjukkan perilaku yang harus dapat dilakukan

siswa setelah ia mengikuti proses instruksional tertentu.

3.      Mengembangkan materi pembelajaran

Dalam pengembangan materi, tindakan yang dilakukan selanjutnya

menganalisis tjuan-tujuan yang telah ditetapkan menjadi sub-sub kemampuan dan

sub-sub keterampilan yang disusun secara baik, sehingga diperoleh bahan

pengajaran yang terperinci yang dapat mendukung tujuan tersebut. Daftar

kemampuan itulah yang menjadi bahan pengajaran yang disajikan kepada siswa.

Dengan cara tersebut dapat diperoleh bahan pembelajaran yang lengkap dan dapat

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4.      Merumuskan Alat Pengukur Keberhasilan


Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu

sebelum naskah program ditulis. Dan alat pengukur ini harus dikembangkan

sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang

disajikan. Bentuk alat pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau

cheklist prilaku.

Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika

melakukan tes uji coba dari program media yang dikembangkannya. Misalkan alat

pengukurnya tes, maka siswa nanti akan diminta mengerjakan materi tes tersebut.

Kemudian dilihat bagaimana hasilnya. Apakah siswa menunjukkan penguasaan

materi yang baik atau tidak dari efek media yang digunakannya atau dari materi

yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak maka dimanakah letak

kekurangannya. Dengan demikian, maka siswa dimintai tanggapan tentang media

tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas penyajiannya.

Sebagai salah satu contoh tentang instrumen pengukur keberhasilan dari

media yang dikembangkan oleh guru adalah sebagai berikut:

Rumusan Instrumen Pengukur


Rumusan Tujuan
Materi (Tes)
Siswa dapat menyebutkan Jenis-jenis Sebutkan Jenis-jenis

jenis kalimat dalam bahasa kalimat dalam kalimat dalam bahasa

arab bahasa arab arab!

5.      Menulis naskah Media

Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media

rancangan yang merupakan  penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah


disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi

pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu

dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.[23]

Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam

memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar

dan merekam suara. Karena naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu

diambil oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus direkam.[24] Dalam teknis

penulisannya, naskah tersebut dilakukan melalui tahapan-tahapan.

Tahapan dalam pembuatan atau penulisan naskah adalah berawal dari

adanya ide dan gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

selanjutnya pengumpulan data dan informasi, penulisan sinopsis dan treatment,

penulisan naskah, pengkajian naskah atau revisi naskah, revisi naskah sampai

naskah siap diproduksi.

6.      Mengadakan penilaian (evaluasi media) dan revisi

Penilaian media adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat

efektifitas dan kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan

dari program tersebut. Sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap

telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak

merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini

tentu saja tidak dikatakan baik.

Evalusi media pembelajaran adalah suatu tindakan proses atau kegiatan

yang dilaksanakan dengan maksud untuk menentukan nilai dari segala media atau

alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah media yang dibuat tersebut dapat mencapai tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.

Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, pertanyaan

pokok yang sering muncul adalah apa yang harus dievaluasi. Ini berarti, setiap

evaluator untuk melihat kembali fungsi dan prinsip penggunaan media.

Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis

perlu dipertimbangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang

memiliki gaya belajar berbeda. Menurut Michael Gardner ada tiga gaya belajar

yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat),

gaya belajar audiotorial (belajar dengan cara mendengar) dan gaya belajar

kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).

Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau

melalui kelompok kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses

pembelajaran yang sesungguhnya dengan menggunakan media yang

dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang

dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.

tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media

tersebut siap untuk diproduksi. akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan

produksi ternyata setelah disebarkan atau disajikan ada beberapa kekurangan dari

aspek materi atau kualitas sajian medianya (gambar atau suara) maka dalam kasus

seperti ini dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang dianggap

kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari media yang
dibuat, sehingga para penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang

disampaikan melalui media tersebut.

Bila langkah-langkah tersebut digambarkan dalam bentuk flowchart maka

akan diperoleh model pengembangan sebagai berikut

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan
Media Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sedemkian rupa

sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara

efektif.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa didalam media memiliki berbagai

fungsi khususnya sebagai alat dan sumber belajar. Media sebagai alat bantu dalam

proses pembelajaram merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri

adanya. Hal ini dikarenakan guru harus menggunakannya dalam poses

pembelajaran untuk membantu tugasnya dalam menyampaikan materi kepada

peserta didik. Guru sekarang sudah sangat sadar bahwa penggunaan media dalam

proses pembelajaran itu sangat dibutuhkan agar peserta didik lebih mudah dalam

menerima dan mencerna materi yang disampaikan oleh guru tersebut.

Media sebagai sumber belajar merupakan kegiatan melaksanakan

kurikulum suatu lembaga pendidikan gunanya  untuk mempengaruhi peserta didik

agar dapat mencapai tuj.uan dan atau standar kompetensi yang telah ditetapkan

dalam kurikulum itu.

Pengertian pengembangan media pembelajaran yang dimaksud  adalah

suatu usaha penyusunan rogram media pembelajaran yang lebih tertuju pada

perencanaan media.

DAFTAR PUSTAKA

Arief S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta. PT. Raja Grafindo, 2002.


Arif S. Sardiman, dkk, Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 1990.

Asnawir dan Bsyiruddin Usman. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press,

2002.

Azhar Arsyad, Media pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Isa Ansori, Prosedur Pengembanga Media Pembelajaran, 2013,

(http://isaansori888.blogspot.com/2013/03/prosedur-pengembangan-media-

pembelajaran.html), di Akses, Tanggal 17 Oktober 2015).

Maulana Sakti, Pentingnya Pengembangan Media Pembelajaran, 2012,

(http://kholidsibagariang.blogspot.com/2012/07/pentingnya-mengembangkan-

media.html), diakses tanggal 17 Oktober 2015).

Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Bandung:

Alfabeta, 2008.

Anda mungkin juga menyukai