Anda di halaman 1dari 26

LECTURE NOTES

LANG6031
Indonesian

Minggu 2

Ejaaan Bahasa Indonesia (EBI)

LANG6031 – Indonesian
LEARNING OUTCOMES

LO 1 : Mengidentifikasi kesalahan ejaan dalam kalimat dan paragraf


LO 2 : Membuat paragraf akademik
LO 3 : Menyusun karya ilmiah

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):


• Pengertian
• Pemakaian huruf
• Penulisan kata
• Penulisan bentuk terikat
• Penggunaan tanda baca
• Kesimpulan

LANG6031 – Indonesian
ISI MATERI
A. Pengertian
Menurut Arifin (2010: 164) ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana
melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang
itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). ”Kemampuan
mengaplikasi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan syarat utama dalam
berbahasa tulis. Penulis berbasis ketelitian EYD, misalnya: proposal, surat dinas,
artikel, laporan skripsi, dan karangan yang didokumentasi. Kesalahan ejaan dapat
berakibat pada penolakan, penilaian yang buruk, kurang profesional, dan
sebagainya. Oleh karena itu, penguasaan ejaan secara mendalam dan menyeluruh
sangat diperlukan. Materi kajian EYD ini meliputi: (1) pemakaian huruf, (2)
penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5)
pemakaian tanda baca.

B. Pemakaian Huruf
Pemakaian huruf dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) mengkaji hal-
hal berikut:
1. Huruf Abjad: Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas
huruf: a–z
2. Huruf Vokal: Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri
atas huruf a, e, i, o, dan u.
3. Huruf Konsonan: Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa
Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w,
x, y, dan z.
4. Huruf diftong: Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong (vokal rangkap)
yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
5. Gabungan Huruf Konsonan: Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat
gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.

LANG6031 – Indonesian
C. Penulisan Huruf
Penulisan huruf dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), meliputi:
penulisan huruf kapital dan penulisan huruf miring.
1. Penulisan Huruf Kapital
Huruf kapital atau huruf besar digunakan pada:
a. Huruf pertama pada awal kalimat.
Contoh:
- Mari kita pikirkanlah lima tahun ke depan dan kita siapkan sekarang.
- Apa yang kita perlukan lima tahun ke depan?
b. Huruf pertama kata yang berkenan dengan agama, kitab suci, dan nama
Tuhan termasuk kata gantinya.
Contoh:
Allah Tuhan Yang Maha Pemurah
Alquran Tuhan Yang Mahakuasa
Budha Tuhan, Engkaulah pelindungku
Injil Tuhan Yang Maha Esa
Islam Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang lurus
Kristen Tuhan, Yang Mahahidup kekal, tolonglah kami
c. Huruf pertama petikan (kutipan) langsung.
Contoh:
Mahasiswa bertanya, “Mengapa harus berubah?”
d. Huruf pertama kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar keagamaan,
gelar keturunan, yang diikuti dengan nama orang.
Contoh:
- Mahaputra Mohamad Yamin
- Sultan Hamengkubuwono X
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama orang.
Contoh:
- Ia baru dinobatkan menjadi sultan.
- Ia mempelajari riwayat nabi-nabi.

LANG6031 – Indonesian
e. Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh:
- Dokter Nugroho Iman Santoso
- Jenderal Suharto
- Gubernur Sutyoso
Jika tidak diikuti nama orang huruf besar tidak dipakai.
Contoh:
- Dulu dia sersan sekarang sudah menjadi letnan.
- Hadir juga beberapa menteri kesehatan negara tetangga.
- Siapa nama gubernur itu?

f. Huruf pertama unsur nama orang.


Contoh:
- Andi Malarangeng
- Wage Rudolf Supratman
- Megawati Sukarno Putri
g. Huruf pertama kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau nama
bahasa.
Contoh:
- bahasa Arab
- suku Jawa
- bangsa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak menunjukkan nama.
Contoh:
- Kata-kata asing itu harus diindonesiakan.
- Naskah ini akan diinggriskan.
- Sikapnya masih kebelanda-belandaan.
h. Huruf pertama nama tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya, dan
nama peristiwa sejarah.

LANG6031 – Indonesian
Contoh:
- tahun Masehi - Idul Fitri, Idul Adha
- bulan Oktober - Perang Paderi

- hari Rabu - Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

i. Huruf pertama kata yang menyatakan nama dalam geografi.


Contoh:
- Danau Batur - Pelabuhan Tanjung Priuk
- Selat Malaka
- Jalan Jenderal Sudirman
- Terusan Suez
- Kali Kapuas
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama.
Contoh:
- Di provinsi itu ada beberapa buah danau.
- Kami akan mendaki gunung.
- Mereka mandi di sungai.
j. Huruf pertama kata yang menyatakan nama lembaga atau badan
pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, termasuk juga
singkatannya.
Contoh:
- Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
- Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
- Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Huruf kapital itu tidak dipakai jika tidak diikuti nama, baik nama lembaga,
nama tempat, maupun nama dokumen.
Contoh:
- Ia bekerja pada sebuah departemen.
- Ia belajar di universitas negeri.
- Tindakannya sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
k. Huruf pertama nama buku, nama majalah, nama surat kabar, judul
karangan, kecuali partikel (seperti di, ke, dan dari) yang tidak terletak pada
posisi awal.

LANG6031 – Indonesian
Contoh:
- Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma karangan Idrus.
- harian Kompas
- majalah Gatra
l. Huruf pertama istilah kekerabatan (seperti bapak, ibu, adik, dan saudara)
yang dipakai sebagai kata ganti atau kata sapaan.
Contoh:
- Kata paman kepada kami, ”Benar Paman akan ke Jepang.”
- Kata ibu itu kepada anaknya, “Ayah akan membelikan komputer
untukmu, Nak!”
- Tanya saya kepada ayah, “Apakah Ayah akan membelikan saya
komputer?”
Huruf kapital tidak dipakai jika istilah kekerabatan itu tidak dipakai
sebagai kata sapaan.
Contoh:
- Dia mempunyai dua orang saudara.
- Kamu harus menghormati ibu dan ayahmu.
m. Huruf pertama singkatan kata yang menyatakan nama gelar, nama
pangkat, dan istilah sapaan.
Contoh:
- Dr. Doktor - Drs. Doktorandus
- Ir. Insinyur
- Ny. Nyonya
- SE Sarjana Ekonomi
- Sdr. Saudara
n. Nama kota yang mengikuti produk ditulis dengan huruf kapital.
Contoh:
- gudeg Yogya
- asinan Bogor
- tape Malang
- batik Yogyakarta
o. Nama produk (karya) seni.
Contoh:
- ketoprak Mataram - legong Bali
- ukiran Jepara
- langgam Jawa

LANG6031 – Indonesian
2. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan dalam cetakan. Dalam tulisan tangan atau ketikan
yang dicetak miring, diberi garis bawah tunggal. Huruf miring digunakan
untuk:
a. Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar, yang dikutip
dalam karangan.
Contoh:
- Buku Bahasa Indonesia karangan Widjono Hs. dan Sintowati.
- Majalah Tempo Mei 2004.
- Surat kabar Kompas 18 Agustus 2003.
Judul karangan yang tidak diterbitkan, misalnya: artikel, makalah, atau
skripsi tidak dicetak dengan huruf miring, tetapi diapit tanda petik.
Contoh:
- “Bertekad Menegakkan Hukum,” Media Indonesia,12 Desember 2004.
- “Membentuk Merger mengatasi Persaingan,” Kompas 26 Desember
2004.
- Ridwan Pangestu “Analisis Fungsi Laporan Keuangan terhadap
Kinerja Bisnis,” Universitas Negri Jakarta: Skripsi, 2004.
b. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh:
- Laporan ini tidak memasalahkan dampak psikologis karyawan.
- Ny. Indira Gandhi bukan terbunuh, melainkan dibunuh.
- Kekayaan laut Indonesia dapat menghidupi dua ratus juta orang.
c. Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah
disesuaikan ejaannya.
Contoh:
- Kata Production Design Centre diganti dengan Pusat Desain
Produksi.
- Kreativitas baru berbahan baku Cassava membanjiri Eropa.
- Pendidikan mahasiswa berbasis pada Andragogie.

LANG6031 – Indonesian
D. Penulisan Kata
Penulisan kata (Arifin, 2010: 184-195) dalam Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) meliputi: kata dasar, kata turunan atau kata berimbuhan, kata ulang,
gabungan kata, kata depan, partikel, singkatan dan akronim, angka dan bilangan,
serta kata ganti.
1. Kata Dasar
Kata dasar merupakan kata yang ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:
- Buku itu sangat menarik.
- Kantor pajak penuh sesak.
2. Kata Turunan atau Kata Berimbuhan
Kata turunan atau kata berimbuhan:
a. Jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus, maka bentuk kata turunannya
itu harus dituliskan serangkai.
Contoh:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
pemberi tahuan pemberitahuan
kesimpang siuran Kesimpangsiuran
ketidak adilan Ketidakadilan
menyebar luaskan Menyebarluaskan

b. Jika mendapat awalan atau akhiran saja, maka ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya.
Contoh:
- bertepuk tangan
- bertanggung jawab
- garis bawahi
- sebar luaskan
c. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah kapital, di
antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-).

LANG6031 – Indonesian
Contoh:
- non-Indonesia
- pan-Afrikanisme
3. Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung di
antara unsur-unsurnya.
Contoh:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
jalan2 jalan-jalan
gerak gerik gerak-gerik
terus menerus terus-menerus

4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata termasuk yang lazim disebut kata majemuk, bagian-
bagiannya dituliskan terpisah. Kalau salah satu unsurnya tidak dapat
berdiri sendiri sebagai suatu kata yang mengandung arti penuh, hanya
muncul dalam kombinasi unsur itu haruslah dituliskan serangkai dengan
unsur-unsur lain.
Contoh:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
tatabahasa tata bahasa
mejatulis meja tulis
rumahsakit umum rumah sakit umum
luarbiasa luar biasa

b. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.
Contoh:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
mana kala Manakala
apa bila Apabila
pada hal Padahal
sekali gus Sekaligus

LANG6031 – Indonesian
c. Jika salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata yang
mengandung arti penuh, hanya muncul dalam kombinasi, unsur itu harus
dituliskan serangkai dengan unsur lainnya.
Contoh:
Bentuk tidak baku Bentuk baku
a moral Amoral
maha siswa Mahasiswa
tuna netra Tunanetra
non Indonesia non-Indonesia
antar warga Antarwarga
non pribumi Nonpribumi
non RRC non-RRC

5. Kata Depan (di, ke, dari)


a. Kata depan di, ke, dari ditulis serangkai apabila kata yang mengikutinya
tergolong dalam jenis kata kerja. di dalam istilah tata bahasa disebut
awalan. Dalam hal ini di tidak dapat digantikan oleh ke.
Contoh:
- dimakan (tidak dapat diganti dengan kemakan)
- ditulis (tidak dapat diganti dengan ketulis)
b. Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah apabila kata yang mengikutinya
tergolong dalam jenis kata benda atau menunjukkan tempat, di berfungsi
sebagai kata depan. Dalam hal ini di dapat digantikan oleh ke.
Contoh:
- di rumah (dapat diganti dengan ke rumah)
- di atas (dapat diganti dengan ke atas)
- di sana (dapat diganti dengan ke sana)

6. Partikel (lah, kah, tah, pun, per)


a. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.

LANG6031 – Indonesian
Contoh:
- Apakah yang kaubaca itu?
- Apatah gunanya bersedih hati?
- Bacalah buku itu baik-baik!
b. Partikel pun ditulis serangkai dengan kata yang mendahului apabila pun
tersebut merupakan satu kesatuan dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
- biarpun
- kendatipun
- walaupun
c. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahului, apabila pun
berfungsi untuk mengeraskan/penegasan arti.
Contoh:
- Hari ini sepeser pun aku tidak mempunyai uang.
- Sedikit pun saya tidak menyangka bahwa dia sampai hati berbuat
demikian.
d. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahului, apabila pun
mempunyai arti juga.
Contoh:
- Jika saya pergi, dia pun pergi.
- Ia sering ke desa ini, tetapi sekali pun ia belum pernah singgah.
e. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Contoh:
- Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
- Harga kain itu Rp50.000,00 per helai.
7. Singkatan atau Akronim
a. Singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
Contoh:
- Singkatan nama orang: A.H. Nasution untuk Abdul Haris Nasution
- Singkatan gelar: S.E. untuk Sarjana Ekonomi

LANG6031 – Indonesian
- Singkatan lembaga resmi pemerintahan: DPR untuk Dewan
Perwakilan Rakyat
- Singkatan kata yang merupakan gabungan huruf diikuti dengan tanda
titik: jml. untuk jumlah
No. untuk nomor
b. Akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan
sebagai sebuah kata. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf
awal, unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa
tanda titik.
Contoh:
- LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
- SIM Surat Izin Mengemudi
c. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis
dengan huruf awal kapital.
Contoh:
- Bulog Badan Urusan Logistik
- Kowani Kongres Wanita Indonesia
d. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih
ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
- pemilu pemilihan umum
- iptek ilmu pengetahuan dan teknologi

8. Angka dan Lambang Bilangan


a. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam
tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D
(500), M (1000), V (5.000), M (1.000.000)

LANG6031 – Indonesian
b. Angka digunakan untuk menyatakan:
- ukuran panjang : 0,5 sentimeter
- berat : 5 kilogram
- luas : 4 meter persegi
- isi : 10 liter
- satuan waktu : 1 jam 20 menit
- nilai uang : 50 dolar Amerika
- kuantitas : 27 orang
c. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah,
apartemen, atau kamar pada alamat.
Contoh:
- Jalan Tanah Abang I No. 15
- Hotel Indonesia, Kamar 169
d. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab
suci.
Contoh:
- Bab X, Pasal 5, halaman 252
- Surah Yasin: 9
e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
Contoh:
- Bilangan utuh : Dua belas 12
- Bilangan pecahan : Setengah ½
Seperenam belas 1/16
Tiga dua pertiga 3 2/3
Seperseratus 1/100
Satu persen 1%
Satu permil 1‰
Satu dua per sepuluh 1,2
f. Penulisan lambang bilangan tingkat.
Contoh:

LANG6031 – Indonesian
Paku Buwono X; pada awal abad XX; dalam kehidupan abad ke-20 ini;
lihat Bab II; Pasal 5; dalam bab ke-2 buku itu; di daerah tingkat II itu; di
tingkat kedua gedung itu; di tingkat ke-2 itu; kantor di tingkat II itu.
g. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an
Contoh:
- tahun ’50-an atau tahun lima puluhan
- uang 5000-an atau uang lima ribuan
- lima uang 1.000-an atau lima uang seribuan
h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara
berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Contoh:
- Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
- Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
- Kendaraan yang ditempuh untuk pengangkutan umum terdiri atas 50
bus, 100 helicak, dan 100 bemo.
i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,
susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
- Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
- Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan:
- 15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
- Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.
j. Angka yang menunjukkan bilangan utuh secara besar dapat dieja.
Contoh:
- Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
- Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 200 juta orang.
k. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks,
kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.

LANG6031 – Indonesian
Contoh:
- Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
- Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Bukan:
- Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
- Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.
l. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus
tepat.
Contoh:
- Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus
sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).

9. Kata Ganti
Kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya atau serangkai dengan kata ganti yang mendahuluinya.
Contoh:
- Buku ini boleh kaubaca.
- Rumahnya sedang diperbaiki.
- Diriku, dirimu, dan dirinya berada pada satu cinta.
- KTP-mu dan SIM-nya sudah kukembalikan.

E. Penulisan Unsur Serapan


Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi atas 3 golongan besar. Kata serapan adalah kata yang berasal dari
bahasa asing atau bahasa daerah. Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam
kata serapan, yaitu:
1. Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia,
misalnya: kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah,
dan ember.

LANG6031 – Indonesian
2. Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, penulisan
dan pengucapan masih mengikuti cara asing. Misalnya: shuttle cock, knock out,
time out, check in, dan play.
3. Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai
dengan EYD. Misalnya: computer (computer), bisnis (bussines),
karakter(character).
Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai
bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif
diserap secara utuh di samping kata standart, implement, dan objek. Berikut ini
didaftarkan sebagian kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, yang
sering digunakan oleh pemakai bahasa.
Kata asing Penyerapan yang salah Penyerapan yang benar
risk resiko Risiko
system sistim System
effective epektif Efektif
conduit kondite Konduite
trotoir trotoir Trotoar
frequency frekwensi Frekuensi
patient pasen Pasien
complek komplek Kompleks
aphoteek apotik Apotek
management managemen Manajemen
taxi taxi taksi
parfume parfum minyak wangi
accessory aksessoris aksesori

F. Penggunaan Tanda Baca


Pemakaian tanda baca dalam Ejaan bahasa Indonesia meliputi pemakaian
(1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda tanya, (4) tanda
seru, (5) tanda kurung, (6) tanda kurung siku, (7) tanda petik, dan (8) apostrof
(penyingkat).
1. Tanda Titik (.)
a. Tanda titik dipakai pada penulisan singkatan gelar akademik dan nama
orang.
Contoh:

LANG6031 – Indonesian
- R.M. Purwonagoro
- Harun Alrasyid, S.H.
Tanda titik tidak dipakai pada penulisan singkatan nama perusahaan
dengan huruf kapital. Contoh: AJB, CV, DKI, DPA, DPR, KTP, NV, PD,
RI.
b. Singkatan terdiri dari dua huruf menggunakan titik pada setiap akhir huruf.
Contoh:
- a.n. (atas nama)
- d.a. (dengan alamat)
c. Singkatan terdiri dari tiga huruf atau lebih, diberi satu titik pada akhir
singkatan.
Contoh:
- dkk. (dan kawan-kawan)
- dll. (dan lain-lain)
d. Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk
memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya.
Contoh:
- 1.500 orang kepala keluarga
- 3.427 orang mahasiswa
Tanda titik tidak digunakan pada angka yang tidak menyatakan jumlah.
Contoh:
- Halaman 1250
- NIP 140232751
2. Tanda koma (,)
a. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu atau
pembilangan.
Contoh:
- Air kelapa diberi bumbu lengkuas, daun salam, bawang putih, dan
garam.
- Kini kita memerlukan tenaga kesehatan yang terampil, disiplin, dan
jujur.

LANG6031 – Indonesian
b. Tanda koma digunakan untuk kalimat majemuk setara, baik majemuk
setara berlawanan, gabungan, urutan, maupun pilihan.
Contoh:
- Dosen menerangkan EYD, dan mahasiswa memperhatikan materi
tersebut penuh semangat.
- Mahasiswa itu sesungguhnya berpotensi mendapat IPK yang tinggi,
tetapi ia sering absen karena sakit sehingga nilainya menurun.
c. Tanda koma tidak digunakan pada kalimat majemuk bertingkat yang
diawali dengan induk kalimat. Sebaliknya, kalimat yang diawali dengan
anak kalimat dan diikuti induk kalimat harus dipisahkan oleh koma.
Contoh:
- Ia membatalkan rencana itu karena harus menyelesaikan tugasnya.
- Karena harus membiayai ketiga anaknya yang kuliah di perguruan
tinggi, ia bekerja giat.
d. Tanda koma digunakan untuk memisahkan kata transisi penghubung
antarkalimat, seperti kata transisi: bahkan, tetapi, di samping itu, oleh
karena itu, kemudian, sehubungan dengan itu, lagi pula, selain itu,
meskipun begitu, setelah itu, misalnya, walaupun demikian.
Contoh:
- Jagalah staminamu sampai selesai pertandingan. Di samping itu, kamu
juga harus makan makanan bergizi tinggi.
e. Tanda koma dipakai setelah kata seru (fatis), seperti: wah, ah, aduh,
kasihan, o, dan ya.
Contoh: Wah, bisnis komunikasi 2004 sangat pesat!
f. Tanda koma digunakan untuk memisahkan unsur atau bagian alamat yang
ditulis menyamping. Jika ditulis ke bawah, unsur tersebut tidak diakhiri
koma.
Contoh: Jalan Hang Jebat III, Kebayoran Baru, Jakarta
g. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau
marga.

LANG6031 – Indonesian
Contoh: M. Samiaji, S.K.M.
h. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan
keterangan aposisi. Keterangan tambahan adalah keterangan yang
disisikan dalam kalimat yang sudah lengkap. Bagian ini terletak di luar
bangun kalimat karena dibuang pun tidak akan mengganggu makna yang
dikandung di dalam kalimat tersebut. Selanjutnya, yang dimaksud dengan
keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya saling menggantikan.
Contoh: Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, melantik Kepala Bapedalda
yang baru kemarin.

3. Tanda Titik Dua (:)


a. Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap yang diberi rincian berupa
kata atau frasa.
Contoh:
- Mahasiswa harus rajin belajar: membaca buku, berdiskusi, dan
mengikuti evaluasi.
b. Titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang merupakan pelengkapan
kalimat yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
- Sifat-sifat sapi yaitu bertulang belakang, berkaki empat, makan
rumput, dan memamah biak.

4. Tanda Hubung (-)


a. Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
ungkapan.
Contoh: Tiga puluh dua-pertiga {30 2/3}
b. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur terikat dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital.
Contoh: ber-KTP
c. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan singkatan yang berupa
huruf kapital dengan huruf kecil.
Contoh: SIM-nya

LANG6031 – Indonesian
d. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan ke- dengan angka.
Contoh: ke-2
e. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan angka dengan akhiran -an.
Contoh: 1000-a

5. Tanda Pisah (–) / (--)


a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan khusus di luar bangun kalimat, menegaskan adanya aposisi atau
keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
- Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai –diperjuang-kan
oleh bangsa itu sendiri.
b. Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti ke atau sampai.
Contoh:
- Jurusan Jakarta – Purwokerto.

6. Tanda Elipsis (…)


a. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh: Kalau begitu … ya, marilah kita bergerak.
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam satu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai
empat buah titik; tiga buah titik untuk menandai penghilangan teks
dan/atau untuk menandai akhir kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ….

7. Tanda Tanya (?)


a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh: Kapan ia berangkat?

LANG6031 – Indonesian
b. Tanda tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat membuktikan kebenarannya.
Contoh: Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

8. Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun
rasa emosi yang kuat.
Contoh: Alangkah seramnya peristiwa itu!

9. Tanda Kurung ((…))


a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian
Kegiatan) kantor itu.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Contoh: Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama yang terkenal di
Bali) ditulis pada tahun 1962.
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Contoh: Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Contoh: Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja,
dan (c) modal.

10. Tanda Kurung Siku ([…])


a. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di naskah asli.

LANG6031 – Indonesian
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
b. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam
Bab II [lihat halaman 35-38] perlu dibentangkan.
11. Tanda Petik (“…”)
a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh: “Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!”
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Contoh: Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa Dari Suatu
Tempat.
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh: Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan
nama “cutbrai”.
12. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh: Tanya Basri, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
b. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Contoh: feed-back ‘balikan’
13. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh: No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Contoh: harganya Rp25,00/lembar.

LANG6031 – Indonesian
14. Tanda Penyingkat atau Apostrof
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka
tahun.
Contoh:
- Ali ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
- Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)
- 1 Januari ’88. (’88 = 1988)

LANG6031 – Indonesian
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberap hal berikut:
1. Materi kajian EYD ini meliputi: (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf,
(3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda
baca.
2. Pemakaian huruf dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) mengkaji hal-
hal berikut: huruf abjad, vocal, diftong, dan konsonan.
3. Penulisan huruf dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), meliputi:
penulisan huruf kapital dan penulisan huruf miring.
4. Penulisan kata (Arifin, 2010: 184-195) dalam Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) meliputi: kata dasar, kata turunan atau kata berimbuhan, kata ulang,
gabungan kata, kata depan, partikel, singkatan dan akronim, angka dan
bilangan, serta kata ganti.
5. Pemakaian tanda baca dalam Ejaan bahasa Indonesia meliputi pemakaian
(1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4) tanda tanya, (4)
tanda seru, (5) tanda kurung, (6) tanda kurung siku, (7) tanda petik, dan (8)
apostrof (penyingkat).

LANG6031 – Indonesian
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E.Z. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Akademika Presindo.
H.P. Achmad dan Alex. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Hs., Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.
Pusat Bahasa. 2000. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Suhertuti, dkk. 2011. Bahasa Indonesia sebagai Sarana Komunikasi Ilmiah.
Bogor: Irham Publishing.

LANG6031 – Indonesian

Anda mungkin juga menyukai