Anda di halaman 1dari 9

Nama : Utari Dwi Putri

Nim : 19043058

Dosen Pengampu : Dr. Efrizal Syofyan, SE, Ak, M.Si

UTS PENGAUDITAN

1. Laporan keuangan perusahaan besar (Tbk)sudah dibuat oleh akuntan perusahaan


yang kompeten dan berpengalaman,namun mengapa laporan keuangan perusahaan
tersebut harus diaudit juga oleh akuntan publik ?
Jawab :
Menurut saya laporan keuangan dari perusahaan besar yang telah diaudit oleh
akuntan perusahaan tersebut harus juga di audit oleh akuntan publik karena untuk
menghindari terjadinya kecurangan atau kesalahan dari hasil audit yang dibuat oleh
akuntan perusahaan tersebut. Baik kesalahan yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Dan alasan lain nya yaitu agar membuat pihak yang berkepentingan
mempercayai hasil audit dari perusahaan yang juga berguna bagi perusahaan tersebut
seperti pihak investor yang ingin mananamkan modal dari perusahaan tersebut.jika
laporan keuangan hanya diaudit oleh akuntan perusahaan yang bekerja diperusahaan
tersebut akan menimbulkan keraguan terhadap laporan keuangan tersebut.maka dari
itu lah dibutuhkan nya pihak luar yang lebih independen yaitu akuntan publik untuk
mengaudit laporan keuangan tersebut , untuk menimbulkan kepercayaan terhadap
hasil laporan keuangan perusahaan tersebut.

2. Akuntan publik melaksanakan audit diatas laporan keuangan berdasarkan standar


audit dan memberikan pendapat atas penyajian laporan keuangan berdasarkan standar
akuntansi keuangan . berikan pemahaman saudara atas pertanyaan ini !
Jawab :
Dari pernyataan diatas saya dapat menjelaskan bahwa akuntan publik
melaksanakan audit atas laporan keuangan nah maksudnya yaitu akuntan publik
bertugas untuk untuk memeriksa hasil dari laporan keuangan , apakah laporan
keuangan tersebut memang benar adanya atau laporan keuangan tersebut ada yang
melenceng dari aturan atas stadar keuangan yang berlaku , maka dari itu audit
dibutuhkan untuk memastikan kebenaran laporan keuangan , setelah memeriksa
laporan keuangan barulah akuntan publik memberikan pendapat atas penyajian
laporan keuangan tersebut , apakah disajikan sesuai dengan aturan standar akuntansi
keuangan atau tidak , barulah seorang audit mengeluarkan pendapat atau opini atas
laporan keuangan tersebut seperti , wajar tanpa pengecualian, wajar dengan
pengecualian , wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan ,opini tidak
wajar ,opini tidak menyatakan pendapat .
3. Apabila saudara telah menyelesaikan studi di FE UNP, tentulah saudara telah
menyandang gelar Sarjana Ekonomi bidang keahlian Akuntansi. Apabila saudara
berkeinginan untuk menjadi Akuntan publik, uraikanlah langkah-langkah yang akan
saudara jalani.!
Jawab :
Menurut saya hal yang akan saya lakukan setelah saya lulus dan mengemban
gelar seorang sarjana ekonomi untuk menjadi seorang akuntan mak saya akan
melakukan beberapa hal yaitu :
1. Mendapatkan Gelar di Studi Akuntansi
Langkah pertama yang harus ditempuh adalah dengan mendapatkan gelar di bidang
Akuntansi. Sebelumnya, lulusan harus mengikuti ujian sertifikasi setelah mengikuti
pendidikan profesi tersebut. Namun kini, dengan gelar di studi akuntansi baik itu S1
ataupun D4 menjadi syarat dasar untuk melanjutkan cita-cita menjadi seorang akuntan
publik yang profesional.

2. Memilih Spesialisasi yang Tepat


Tak hanya profesi seperti dokter yang memiliki spesialiasi. Profesi Akuntan Publik
juga memiliki berbagai spesialisasi dengan jobdesc-nya masing-masing yakni audit,
manajerial, anggaran, perpajakan dan lainnya. Sebagain besar akuntan mempunyai
spesialisasinya masing-masing dan terkadang mengikuti gelar akuntansi yang
diperoleh.
3. mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik
Nantinya akan ada dua jenis akuntan, yakni yang biasa dan bersertifikasi. Tentu saja
akan ada beberapa perbedaan antara profesi akuntan publik biasa dengan yang
profesional serta bersertifikasi. Akuntan publik biasa mengerjakan tugas sederhana
seperti penyusunan laporan keuangan dan yang sederhana lainnya.

Sedangkan untuk akuntan publik yang bersertifikasi mempunyai kewenangan untuk


melakukan pekerjaan yang lebih profesional seperti melakukan audit, meninjau
laporan dan mewakili klien sebelum IRS.

4. Menambah Pengalaman Kerja


Untuk menjadi akuntan publik profesional, diharapkan dan juga diharuskan untuk
mempunyai pengalaman. Pasalnya tidak sedikit auditor yang tidak berpengalaman
yang melakukan kesalahan yang lebih banyak dibanding dengan auditor yang
berpengalaman. Oleh karena itu, carilah pengalaman kerja dalam bidang akuntan
sebanyak mungkin.

HAD System diisi oleh akuntan akuntan berpengalaman dalam bidangnya. Maka
tidak sedikit perusahaan yang merasakan manfaatnya bekerja sama dengan HAD
System. Tidak sedikit pula klien yang masih terus memiliki kerjasama hingga
sekarang.

5. Memiliki Komitmen Terhadap Etika


Dalam menjalankan tugasnya untuk bersikap profesional, Akuntan Publik diwajibkan
untuk memegang prinsip-prinsip profesi yang telah ditetapkan. Seseorang yang
menggeluti profesi ini dapat dikatakan profesional apabila dalam melaksanakan
tugasnya dilakukan dengan kode etik dan standar profesi yang ada.

6. Mengikuti Perkembangan Teknologi


Selain cara menjadi akuntan publik diatas, sebagai seseorang Akuntan Publik juga
dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi. Pasalanya, teknologi saat ini sudah
merambah dalam setiap lini pekerjaan yang tidak terkecuali pula dalam profesi
akuntan. Dari situlah, seorang akuntan publik butuh untuk peka terhadap
perkembangan teknologi agar dapat beradaptasi.

4. Uraikanlah 5 saja etika profesi Akuntan Publik yang saudara pahami.


Jawab :
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran
penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai
tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga
harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha
kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi
profesi.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan
komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah
penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran
yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari
klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis
dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas
akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan
ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik.
Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi
yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap
dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi
kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Kepentingan utama profesi
akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan
dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang
diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat
dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan
publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi
mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap
jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan
pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan
pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah
suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip
obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan
atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas
yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi.
Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta
konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan keuangan sebagai
seorang bawahan, melakukan jasa audit internal dan bekerja dalam kapasitas
keuangan dan manajemennya di industri, pendidikan, dan pemerintah. Mereka
juga mendidik dan melatih orang orang yang ingin masuk kedalam profesi.
Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi integritas pekerjaannya
dan memelihara obyektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesional dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa
dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik. Kompetensi
diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak
menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka
miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu
tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk
memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan
profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib
melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih
kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi
masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang
diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.
6. Independen
Seorang akuntan harus mampu untuk berdiri sendiri atau tidak memihak kepada
seseoranag atau orang yang bersangkutan untuk di audit. Walaupun yang diaudit
adalah keluarganya maka seorang akuntan menempatkan dirinya sebagai seorang
yang berdiri sendiri dan menempatkan dirinya sebagai orang asing bagi
keluarganya tersebut untuk menjalankan tugasnya dalam mengaudit

5. Apabila Akuntan publik mengaudit transaksi penjualan tahun 2019, apakah sajakah
tujuan audit atas penjualan tersebut? Menurut saudara apa sajakah bukti audit yang
akan dikumpulkan oleh Akuntan publik untuk mencapai tujuan audit atas transaksi
penjualan tersebut? Apabila Akuntan publik mengaudit saldo piutang dagang per 31
Desember 2019, apakah sajakah tujuan audit atas saldo piutang tersebut? Menurut
saudara apa sajakah bukti audit yang akan dikumpulkan oleh Akuntan publik untuk
mencapai tujuan audit atas saldo piutang dagang?
Jawab :
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi penjualan, yaitu :
1.     untuk mengetahui Apakah penjualan yang dicatat adalah yang benar-benar
dikirim
2.     untuk mengetahui kepada pelanggan nonfiktif (keterjadian)
3.     untuk mengetahui  Apakah transaksi penjualan yang ada telah dicatat
(kelengkapan)
4.     untuk mengetahi Apakah penjualan yang dicatat adalah sebesar jumlah barang
yang dikirimkan dan ditagih serta dicatat dengan benar (keakuratan)
5.      untu mengetahui Apakah transaksi penjualan dimasukkan dengan benar ke
dalam file  induk piutang usaha dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan ikhtisar)
6.      untuk mengetahui Apakah transaksi penjualan diklasifikasikan dengan benar
(klasifikasi)
7.     untuk megetahui Apakah penjualan dicatat pada tanggal yang benar (waktu).

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan auditor ketika melakukan audit pada
siklus penjualan, karena terdapat kemungkinan salah saji. Salah saji yang mungkin
terjadi adalah :
1.      Pencatatan penjualan, namun pengiriman tidak pernah dilakukan
2.      Penjualan yang dicatat lebih dari 1 (satu) kali
3.      Penjualan dilakukan kepada pelanggan fiktif.
Jika terdapat salah saji atas pencatatan tersebut, dapat mengakibatkan lebih saji atas
laba yang dihasilkan perusahaan.
Tujuan pemeriksaan perkiraan piutang usaha yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik
atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada
piutang.
3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup
tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang
timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di  Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.

bukti audit yang akan dikumpulkan oleh Akuntan publik untuk mencapai tujuan audit
atas transaksi penjualan tersebut yaitu :
 Pesanan pelanggan
 Pesanan penjualan
 Pesanan pelanggan atau pesanan penjualan
 Dokumen pengiriman
 Faktur penjualan
 File transaksi penjualan
 Jurnal penjualan atau listing
 File induk piutang usaha
 Neraca saldo piutang usaha
 Laporan bulanan
Bukti atau dokumen yang dibutuhkan untuk mengaudit piutang yaitu :
Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca. Minta aging
shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukkan nama
pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent
collections-nya.Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual
balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger. Test check umur piutang
dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice.. Kirimkan
konfirmasi piutang:  Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan
dikirim surat konfirmasi.Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau
konfirmasi negatif.   Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang
maupun di surat  konfirmasi.
Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari
perbedaannyaBuat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi Periksa subsequent
collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode
sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan
lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent
collections hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang
sedang diperiksa. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang
didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.
6. Apakah manfaat audit atas laporan keuangan direncanakan? Apabila Akuntan Publik
mendapat klien baru yang berusaha dibidang pertambangan batu bara dan laporan
keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh Akuntan Publik XYZ, serta perusahaan
pertambangan tersebut mendesak untuk segera menyelesaikan audit (Misal dalam
waktu 2 bulan dari 4 bulan waktu normal), uraikanlah perencanaan audit yang akan
saudara buat.

Jawab :
Menurut saya manfaat audit atas laporan keuangan direncanakan yaitu mengetahui
kebenaran atas laporan keuangan apakah benar-benar diaudit sesuai dengan standar
pengauditan atau tidak . Apabila Akuntan Publik mendapat klien baru yang berusaha
dibidang pertambangan batu bara dan laporan keuangan tahun sebelumnya telah
diaudit oleh Akuntan Publik XYZ, serta perusahaan pertambangan tersebut mendesak
untuk segera menyelesaikan audit (Misal dalam waktu 2 bulan dari 4 bulan waktu
normal), Biasa nya perusahaan yang memiliki kasus seperti yang dijelaskan disoal
akan menimbulkan kecurigaan kita terdapat kesalahan atau kecurangan dari hasil
audit yang pertama sebelum dilimpahkan untuk diaudit kepada kita ,maka kita harus
lebih hati-hati dan harus memahami terlebih dahulu apa motif yang membuat
perusahaan untuk mendesak kita menyelesai kau audit secara cepat .maka
perencanaan audit yang dapat saya rencanakan yaitu
 Memusatkan perhatian pada area-area yang penting (material) dalam audit.
 Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang terjadi atau yang mungkin
terjadi dengan tepat waktu.
 Mengorganisasikan proses audit, sehingga dapat dijalankan dengan efektif dan
efisien.
 Memilih anggota tim perikatan dengan kapabilitas dan kompetensi yang
mumpuni.
 Mengawasi dan melakukan review  atas pekerjaan anggota tim perikatan.
Kegiatan yang terdapat dalam tahap perencanaan diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Menjalankan Prosedur Atas Penerimaan Klien (Client Acceptance and
Continuance Procedure) yang mencakup keputusan atas penerimaan audit atas klien,
baik klien baru maupun lama. ISQC (International Standard on Quality Control) 1
mengungkapkan bahwa setiap KAP harus memiliki kebijakan dan prosedur dalam
memutuskan penerimaan klien. Umumnya, kebijakan dan prosedur ini mengatur
tentang:
 Latar belakang perusahaan klien.
 Persyaratan etis yang dimiliki perusahaan klien.
 Komunikasi dengan auditor terdahulu (apabila audit tahun sebelumnya
dilakukan oleh auditor yang berbeda).
 Kebutuhan akan ahli di bidang tertentu.
 Pemilihan anggota tim perikatan.
 Perolehan surat perikatan (engagement letter).
Dalam kasus dimana auditor harus menjalankan audit atas perusahaan yang baru
menjadi klien, auditor harus terlebih dahulu memahami bisnis, stabilitas finansial dan
hubungan perusahaan dengan auditor terdahulu. Pemahaman akan hal ini bermanfaat
untuk memastikan integritas maupun kemungkinan terjadinya kecurangan (risk of
fraud) di perusahaan klien. ISA 300 mengharuskan auditor untuk menjalin
komunikasi dengan auditor terdahulu dalam rangka memahami persyaratan etis yang
relevan, dengan menginformasikan perusahaan klien sebelumnya karena
kekhawatiran akan pengungkapan informasi konfidensial yang menyalahi kode etik
auditor..
2. Memperoleh Pemahaman Akan Proses Audit Dengan Klien yang melibatkan
pemahaman akan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam proses audit
serta ketentuan-ketentuan dalam perikatan. Umumnya, elemen-elemen tersebut
tercantum dalam surat perikatan (engagement letter) atau bentuk dokumentasi
lainnya.
2. Mengembangkan Strategi Audit Secara Keseluruhan sebagaimana diwajibkan
oleh ISA 300. Pembentukan strategi audit ini ditujukan untuk merespon risiko salah
saji dalam pelaporan keuangan dengan mempertimbangkan hasil prosedur analitis atas
kondisi dan lingkungan bisnis perusahaan klien. Strategi ini dapat berubah seiring
berjalannya proses audit apabila terhadap perubahan atau amandemen yang berpotensi
menghasilkan informasi yang berbeda dari ekspektasi sebelumnya. Lazimnya, strategi
audit mencakup beberapa hal berikut:
 Karakteristik yang relevan dengan proses audit, seperti kerangka pelaporan
yang digunakan.
 Tanggal pelaporan.
 Tingkat materialitas.
 Penilaian risiko dan keputusan untuk menilai efektivitas pengendalian internal.
 Rencana pemanfaatan sumber daya yang tersedia.
4. Memilih Anggota Tim Perikatan dengan kompetensi yang mumpuni mengenai
industri dimana perusahaan klien beroperasi. Selain kompetensi teknis, anggota tim
perikatan juga diharuskan untuk memahami standar profesional dan kode etik
akuntan. Umumnya, anggota tim perikatan terdiri dari rekan (partner); manajer; staf
audit senior dan staf audit junior.
4. Mempertimbangkan Penggunaan Bantuan Tenaga Ahli. ISA 620 secara khusus
mendefinisikan tenaga ahli sebagai individu yang memiliki kemampuan, keahlian dan
pengalaman yang mumpuni di luar bidang tertentu, di luar akuntansi. Dalam membuat
strategi audit, auditor harus memeprtimbangkan apakah akan melibatkan tenaga ahli,
terutama terkait valuasi akun tertentu dalam laporan keuangan yang material. Sebagai
contoh, perusahaan klien dapat memiliki persediaan jenis tertentu yang bernilai
material, sehingga valuasi persediaan tersebut perlu dipastikan dengan tenaga ahli.
4. Memahami Kondisi Lingkungan Bisnis Klien, termasuk lingkungan internal dan
eksternal bisnis; kondisi ekonomi industri; peraturan pelaporan keuangan; dan
dampak kompetisi bisnis, sebagaimana tercantum dalam ISA 310. Sebagai contoh,
auditor harus mengidentifikasi sumber pendapatan; sumber pembiayaan dan
keberadaan transaksi dengan pihak berelasi dengan risiko pengungkapan yang cukup
tinggi. Informasi ini dapat diperoleh dari wawancara dengan manajemen atau pihak
lain dalam entitas yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan.
Keseluruhan pemahaman mengenai kegiatan bisnis perusahaan ini penting dalam
proses penilaian risiko oleh auditor, karena setiap industri dan perusahaan memiliki
risiko salah saji yang berbeda. Hasil penilaian risiko ini akan digunakan untuk
menentukan seberapa banyak bukti audit yang harus diperoleh (sufficiency of audit
evidence).
4. Penilaian Risiko yang dilakukan setelah auditor telah mendapat pemahaman yang
cukup mengenai kondisi bisnis perusahaan. Umumnya, penilaian risiko ini dilakukan
dengan mengidentifikasi efektivitas implementasi pengendalian internal dengan
berpedoman pada kerangka COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission). 
ISA 315 secara tegas menyatakan pentingnya anggota tim audit untuk memahami
potensi risiko salah saji di laporan keuangan klien. Lebih lanjut, ISA 315
mengharuskan tim audit untuk mempertimbangkan risiko ini dalam proses
perencanaan audit.
4. Menjalankan Prosedur Analitis. ISA 520 mengenai Prosedur Analitis menyatakan
bahwa dalam melakukan prosedur analitis, auditor harus mempertimbangkan laporan
keuangan klien dengan:
 Ekspektasi perusahaan (yang dapat ditunjukkan dalam
bentuk budgets  atau forecast report) dan auditor (yang dapat ditunjukkan
dalam bentuk perhitungan auditor mengenai estimasi besarnya beban
depresiasi).
 Informasi keuangan perusahaan di industri serupa. Sebagai contoh, auditor
dapat membandingkan rasio penjualan terhadap piutang perusahaan klien
dengan perusahaan lain dengan ukuran yang serupa di industri yang sama.
 Informasi keuangan perusahaan klien di periode sebelumnya. Hal ini bertujuan
untuk melihat kenaikan atau penurunan yang signifikan di akun-akun tertentu,
sehingga auditor dapat merancang prosedur tertentu dalam rangka merespon
hal ini.

Anda mungkin juga menyukai