Nim : 19043058
UTS PENGAUDITAN
HAD System diisi oleh akuntan akuntan berpengalaman dalam bidangnya. Maka
tidak sedikit perusahaan yang merasakan manfaatnya bekerja sama dengan HAD
System. Tidak sedikit pula klien yang masih terus memiliki kerjasama hingga
sekarang.
5. Apabila Akuntan publik mengaudit transaksi penjualan tahun 2019, apakah sajakah
tujuan audit atas penjualan tersebut? Menurut saudara apa sajakah bukti audit yang
akan dikumpulkan oleh Akuntan publik untuk mencapai tujuan audit atas transaksi
penjualan tersebut? Apabila Akuntan publik mengaudit saldo piutang dagang per 31
Desember 2019, apakah sajakah tujuan audit atas saldo piutang tersebut? Menurut
saudara apa sajakah bukti audit yang akan dikumpulkan oleh Akuntan publik untuk
mencapai tujuan audit atas saldo piutang dagang?
Jawab :
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi penjualan, yaitu :
1. untuk mengetahui Apakah penjualan yang dicatat adalah yang benar-benar
dikirim
2. untuk mengetahui kepada pelanggan nonfiktif (keterjadian)
3. untuk mengetahui Apakah transaksi penjualan yang ada telah dicatat
(kelengkapan)
4. untuk mengetahi Apakah penjualan yang dicatat adalah sebesar jumlah barang
yang dikirimkan dan ditagih serta dicatat dengan benar (keakuratan)
5. untu mengetahui Apakah transaksi penjualan dimasukkan dengan benar ke
dalam file induk piutang usaha dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan ikhtisar)
6. untuk mengetahui Apakah transaksi penjualan diklasifikasikan dengan benar
(klasifikasi)
7. untuk megetahui Apakah penjualan dicatat pada tanggal yang benar (waktu).
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan auditor ketika melakukan audit pada
siklus penjualan, karena terdapat kemungkinan salah saji. Salah saji yang mungkin
terjadi adalah :
1. Pencatatan penjualan, namun pengiriman tidak pernah dilakukan
2. Penjualan yang dicatat lebih dari 1 (satu) kali
3. Penjualan dilakukan kepada pelanggan fiktif.
Jika terdapat salah saji atas pencatatan tersebut, dapat mengakibatkan lebih saji atas
laba yang dihasilkan perusahaan.
Tujuan pemeriksaan perkiraan piutang usaha yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik
atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada
piutang.
3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup
tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang
timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.
bukti audit yang akan dikumpulkan oleh Akuntan publik untuk mencapai tujuan audit
atas transaksi penjualan tersebut yaitu :
Pesanan pelanggan
Pesanan penjualan
Pesanan pelanggan atau pesanan penjualan
Dokumen pengiriman
Faktur penjualan
File transaksi penjualan
Jurnal penjualan atau listing
File induk piutang usaha
Neraca saldo piutang usaha
Laporan bulanan
Bukti atau dokumen yang dibutuhkan untuk mengaudit piutang yaitu :
Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca. Minta aging
shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain menunjukkan nama
pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent
collections-nya.Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual
balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger. Test check umur piutang
dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice.. Kirimkan
konfirmasi piutang: Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan
dikirim surat konfirmasi.Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau
konfirmasi negatif. Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang
maupun di surat konfirmasi.
Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien untuk dicari
perbedaannyaBuat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi Periksa subsequent
collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan kas untuk periode
sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan
lapangan (audit field work). Perhatikan bahwa yang dicatat sebagai subsequent
collections hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari periode yang
sedang diperiksa. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang
didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.
6. Apakah manfaat audit atas laporan keuangan direncanakan? Apabila Akuntan Publik
mendapat klien baru yang berusaha dibidang pertambangan batu bara dan laporan
keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh Akuntan Publik XYZ, serta perusahaan
pertambangan tersebut mendesak untuk segera menyelesaikan audit (Misal dalam
waktu 2 bulan dari 4 bulan waktu normal), uraikanlah perencanaan audit yang akan
saudara buat.
Jawab :
Menurut saya manfaat audit atas laporan keuangan direncanakan yaitu mengetahui
kebenaran atas laporan keuangan apakah benar-benar diaudit sesuai dengan standar
pengauditan atau tidak . Apabila Akuntan Publik mendapat klien baru yang berusaha
dibidang pertambangan batu bara dan laporan keuangan tahun sebelumnya telah
diaudit oleh Akuntan Publik XYZ, serta perusahaan pertambangan tersebut mendesak
untuk segera menyelesaikan audit (Misal dalam waktu 2 bulan dari 4 bulan waktu
normal), Biasa nya perusahaan yang memiliki kasus seperti yang dijelaskan disoal
akan menimbulkan kecurigaan kita terdapat kesalahan atau kecurangan dari hasil
audit yang pertama sebelum dilimpahkan untuk diaudit kepada kita ,maka kita harus
lebih hati-hati dan harus memahami terlebih dahulu apa motif yang membuat
perusahaan untuk mendesak kita menyelesai kau audit secara cepat .maka
perencanaan audit yang dapat saya rencanakan yaitu
Memusatkan perhatian pada area-area yang penting (material) dalam audit.
Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang terjadi atau yang mungkin
terjadi dengan tepat waktu.
Mengorganisasikan proses audit, sehingga dapat dijalankan dengan efektif dan
efisien.
Memilih anggota tim perikatan dengan kapabilitas dan kompetensi yang
mumpuni.
Mengawasi dan melakukan review atas pekerjaan anggota tim perikatan.
Kegiatan yang terdapat dalam tahap perencanaan diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Menjalankan Prosedur Atas Penerimaan Klien (Client Acceptance and
Continuance Procedure) yang mencakup keputusan atas penerimaan audit atas klien,
baik klien baru maupun lama. ISQC (International Standard on Quality Control) 1
mengungkapkan bahwa setiap KAP harus memiliki kebijakan dan prosedur dalam
memutuskan penerimaan klien. Umumnya, kebijakan dan prosedur ini mengatur
tentang:
Latar belakang perusahaan klien.
Persyaratan etis yang dimiliki perusahaan klien.
Komunikasi dengan auditor terdahulu (apabila audit tahun sebelumnya
dilakukan oleh auditor yang berbeda).
Kebutuhan akan ahli di bidang tertentu.
Pemilihan anggota tim perikatan.
Perolehan surat perikatan (engagement letter).
Dalam kasus dimana auditor harus menjalankan audit atas perusahaan yang baru
menjadi klien, auditor harus terlebih dahulu memahami bisnis, stabilitas finansial dan
hubungan perusahaan dengan auditor terdahulu. Pemahaman akan hal ini bermanfaat
untuk memastikan integritas maupun kemungkinan terjadinya kecurangan (risk of
fraud) di perusahaan klien. ISA 300 mengharuskan auditor untuk menjalin
komunikasi dengan auditor terdahulu dalam rangka memahami persyaratan etis yang
relevan, dengan menginformasikan perusahaan klien sebelumnya karena
kekhawatiran akan pengungkapan informasi konfidensial yang menyalahi kode etik
auditor..
2. Memperoleh Pemahaman Akan Proses Audit Dengan Klien yang melibatkan
pemahaman akan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam proses audit
serta ketentuan-ketentuan dalam perikatan. Umumnya, elemen-elemen tersebut
tercantum dalam surat perikatan (engagement letter) atau bentuk dokumentasi
lainnya.
2. Mengembangkan Strategi Audit Secara Keseluruhan sebagaimana diwajibkan
oleh ISA 300. Pembentukan strategi audit ini ditujukan untuk merespon risiko salah
saji dalam pelaporan keuangan dengan mempertimbangkan hasil prosedur analitis atas
kondisi dan lingkungan bisnis perusahaan klien. Strategi ini dapat berubah seiring
berjalannya proses audit apabila terhadap perubahan atau amandemen yang berpotensi
menghasilkan informasi yang berbeda dari ekspektasi sebelumnya. Lazimnya, strategi
audit mencakup beberapa hal berikut:
Karakteristik yang relevan dengan proses audit, seperti kerangka pelaporan
yang digunakan.
Tanggal pelaporan.
Tingkat materialitas.
Penilaian risiko dan keputusan untuk menilai efektivitas pengendalian internal.
Rencana pemanfaatan sumber daya yang tersedia.
4. Memilih Anggota Tim Perikatan dengan kompetensi yang mumpuni mengenai
industri dimana perusahaan klien beroperasi. Selain kompetensi teknis, anggota tim
perikatan juga diharuskan untuk memahami standar profesional dan kode etik
akuntan. Umumnya, anggota tim perikatan terdiri dari rekan (partner); manajer; staf
audit senior dan staf audit junior.
4. Mempertimbangkan Penggunaan Bantuan Tenaga Ahli. ISA 620 secara khusus
mendefinisikan tenaga ahli sebagai individu yang memiliki kemampuan, keahlian dan
pengalaman yang mumpuni di luar bidang tertentu, di luar akuntansi. Dalam membuat
strategi audit, auditor harus memeprtimbangkan apakah akan melibatkan tenaga ahli,
terutama terkait valuasi akun tertentu dalam laporan keuangan yang material. Sebagai
contoh, perusahaan klien dapat memiliki persediaan jenis tertentu yang bernilai
material, sehingga valuasi persediaan tersebut perlu dipastikan dengan tenaga ahli.
4. Memahami Kondisi Lingkungan Bisnis Klien, termasuk lingkungan internal dan
eksternal bisnis; kondisi ekonomi industri; peraturan pelaporan keuangan; dan
dampak kompetisi bisnis, sebagaimana tercantum dalam ISA 310. Sebagai contoh,
auditor harus mengidentifikasi sumber pendapatan; sumber pembiayaan dan
keberadaan transaksi dengan pihak berelasi dengan risiko pengungkapan yang cukup
tinggi. Informasi ini dapat diperoleh dari wawancara dengan manajemen atau pihak
lain dalam entitas yang bertanggung jawab atas tata kelola perusahaan.
Keseluruhan pemahaman mengenai kegiatan bisnis perusahaan ini penting dalam
proses penilaian risiko oleh auditor, karena setiap industri dan perusahaan memiliki
risiko salah saji yang berbeda. Hasil penilaian risiko ini akan digunakan untuk
menentukan seberapa banyak bukti audit yang harus diperoleh (sufficiency of audit
evidence).
4. Penilaian Risiko yang dilakukan setelah auditor telah mendapat pemahaman yang
cukup mengenai kondisi bisnis perusahaan. Umumnya, penilaian risiko ini dilakukan
dengan mengidentifikasi efektivitas implementasi pengendalian internal dengan
berpedoman pada kerangka COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission).
ISA 315 secara tegas menyatakan pentingnya anggota tim audit untuk memahami
potensi risiko salah saji di laporan keuangan klien. Lebih lanjut, ISA 315
mengharuskan tim audit untuk mempertimbangkan risiko ini dalam proses
perencanaan audit.
4. Menjalankan Prosedur Analitis. ISA 520 mengenai Prosedur Analitis menyatakan
bahwa dalam melakukan prosedur analitis, auditor harus mempertimbangkan laporan
keuangan klien dengan:
Ekspektasi perusahaan (yang dapat ditunjukkan dalam
bentuk budgets atau forecast report) dan auditor (yang dapat ditunjukkan
dalam bentuk perhitungan auditor mengenai estimasi besarnya beban
depresiasi).
Informasi keuangan perusahaan di industri serupa. Sebagai contoh, auditor
dapat membandingkan rasio penjualan terhadap piutang perusahaan klien
dengan perusahaan lain dengan ukuran yang serupa di industri yang sama.
Informasi keuangan perusahaan klien di periode sebelumnya. Hal ini bertujuan
untuk melihat kenaikan atau penurunan yang signifikan di akun-akun tertentu,
sehingga auditor dapat merancang prosedur tertentu dalam rangka merespon
hal ini.