Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

BAHAYA MEROKOK STASE KELUARGA

Disusun oleh :
NAMA : EVA ROSITA
NIM : 202014048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan : BAHAYA MEROKOK

Sasaran : Keluarga Tn. D


Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Februari 2021
Jam : 09.00 – 10.00 WIB
Waktu : 60 menit

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan kelurga dapat mengetahui apa saja bahaya
merokok.

II. Tujuan Instruksional Khusus :

1. Mengetahui bahaya yang disebabkan oleh Rokok


2. Mengetahui penyakit-penyakit yang disebabkan oleh Merokok
3. Mengetahui cara merawat kesehatan

III. Latar Belakang


Umumnya penyakit Hipertensi terjadi pada orang yang sudah berusia lebih dari 40 tahun.
Penyakit ini biasanya tidak menunjukkan gejala yang nyata dan pada stadium awal belum
menimbulkan gangguan yang serius pada kesehatan penderitanya Gunawan (2012). Di dunia
diperkirakan 7,5 juta kematian disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Hasil riset WHO pada tahun
2007 mendapatkan Hipertensi pada peringkat 3 sebagai faktor resiko penyebab kematian dunia,
Hipertensi telah menyebabkan 62% kasus Stroke 49% serangan jantung tiap tahunnya menurut Corwin
(2007)
Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil riset kesehatan tahun 2007 diketahui bahwa prevelensi
hipertensi di Indonesia sangat tinggi, yaitu rata-rata 3,17% dari total penduduk dewasa. Hal ini berfarti
dari 3 orang dewasa, terdapat 1 orang yang menderita Hipertensi Riskesdas (2008)
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga dimanapun tempat selalu ditemukan orang merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil,
anak muda, orang tua, status kaya atau miskin tanpa terkecuali. Padahal sebagian besar masyarakat
sudah mengetahui bahaya dari merokok namun pada kenyataannya telah menjadi kebudayaan (WHO,
2010). Tembakau membunuh lebih dari 5 juta orang pertahun dan diproyeksikan akan membunuh 10
juta orang sampai tahun 2020, dari jumlah itu 70% korban berasal dari Negara berkembang yang
didominasi oleh kaum laki-laki sebesar 700 Juta terutama di Asia. WHO memperkirakan 1,1 Milyar
perokok dunia berumur 15 tahun ke atas yaitu sepertiga dari total penduduk dunia.
Indonesia menduduki peringkat ke 5 dalam konsumsi rokok di dunia setelah China, Amerika
Serikat, Jepang dan Rusia (Tarwoto, 2010). Rata-rata perilaku merokok di Indonesia saat ini sebesar
29,3% proporsi perokok terbanyak terdapat di Kepulauan Riau dengan jumlah perokok setiap hari
27,2% dan kadang-kadang merokok sebesar 3,5% proporsi merokok penduduk umur 15 tahun ke atas
cenderung meningkat dari tahun 2007 sebesar 37,2% meningkat menjadi 36,3% di tahun 2013.
Sedangkan untuk Jawa Tengah proporsi perokok berusia di atas 10 tahun yang merokok setiap hari
sebesar 22,9% dan perokok kadang-kadang sebesar 5,3%, dengan jumlah batang yang dihisap dalam
sehari pada saat ini sebesar 10,7% menurut (Riskesdas, 2013).
IV. Materi
1. Pengertian Hipertensi
2. Klasifikasi Hipertensi
3. Penyebab Hipertensi
4. Faktor penyebab Hipertensi
5. Komplikasi Hipertensi
6. Pengobatan Hipertensi
7. Zat-zat dalam rokok
8. Penyakit yang disebabkan oleh Rokok
9. Dampak merokok pada kesehatan

V. Pengorganisasian
1. Moderator : Isna Asti Nur C
2. Pemateri : Farid M Yahya dan Yulianti
3. Observer : Yufika Regitya
4. Fasilitator : Yunita Rahma, Nining H, Zulina Zulaika
5. Dokumentasi : Annisa L, Anna M

VI. Struktur Kelompok


Hari / Tanggal : Minggu, 19 Januari 2020
Tempat kegiatan : Di Posko RT 03/RW 24
Waktu kegiatan : 18.00 – 19.00 WIB
Jumlah Anggota Kelompok : 22 orang
Alokasi Waktu : 60 menit

VII. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
VIII. Media
1. PPT
2. Leafleat
3. LCD
4. Microfon

IX. Setting Tempat

M P

Warga
F F
Warga

Keterangan :
P : Pemateri
M: Moderator
O : Observer
F : Fasilitator

X. Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Anak Waktu
1. Pembukaan 5 menit
- Moderator memberi salam - Menjawab Salam

- Moderator memperkenalkan - Mendengarkan dan


semua anggota penyuluh memperhatikan

- Moderator membuat kontrak - Mendengarkan dan


waktu memperhatikan

- Moderator menjelaskan - Mendengarkan dan


tujuan penyuluhan memperhatikan
2. Pelaksanaan 40 menit
- Menggali - Mengemukakan
pengetahuan warga tentang pendapat
Hipertensi dan Bahaya
merokok

- Memberikan reinforcement - Mendengarkan


dan meluruskan konsep dan memperhatikan

- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan


Hipertensi dan Bahaya memperhatikan
Merokok
- Mendengarkan
- Menjelaskan cara hidup sehat dan memperhatikan
dan menjaga kesehatan

- Memberikan kesempatan - Mengajukan


pada warga untuk bertanya pertanyaan

- Memberikan reinformen (+) - Mendengarkan dan


dan menjawab pertanyaan memperhatikan
3. Penutup 15 menit
- Moderator bersama warga - Bersama moderator
menyimpulkan materi menyimpulkan materi

- Moderator mengadakan - Menjawab


evaluasi pertanyaan
- Moderator
menyimpulkan hasil diskusi - Mendengarkan dan
memperhatikan
- Moderator memberi salam
- Menjawab salam

XI. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Peserta penyuluhan 20 orang
- Setting tempat teratur, berbentuk persegi panjang
- Suasana tenang

2. Evaluasi Proses
- Selama proses berlangsung diharapkan warga dapat mengikuti seluruh kegiatan
- Selama kegiatan berlangsung diharapkan warga aktif
- Selama kegiatan penyuluhan berlangsung di harapkan warga dapat mengikuti kegiatan
dengan baik dan tenang

3. Evaluasi Hasil
- Warga dapat menyebutkan pengertian hipertensi dan bahaya merokok
- Warga dapat menyebutkan makanan yang harus dihindari untuk mencegah Hipertensi
- Warga dapat menyebutkan zat-zat berbahaya yang ada dalam rokok
- Warga dapat menyebutkan cara pola hidup yang sehat
Lampiran materi:

A. Pengertian hipertensi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam Arteri.
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal
tinggi didalam arteri menyebabkan peningkatannya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal
jantung, serangan jantung dan kerusakann ginjal. Sedangkan menurut (Triyanto,2014) Hipertensi
adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang
mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian / mortalitas.
Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase
sistolik 140 menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90
menunjukan fase darah yang kembali ke jantung (Anies, 2006).

B. Klasifikasi Hipertensi
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
a. Normal di bawah 130 mmHg Di bawah 85 mmH
b. Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
c. Stadium 1 (Hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
d. Stadium 2 (Hipertensi sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
e. Stadium 3 (Hipertensi berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
f. Stadium 4 (Hipertensi maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih (Triyanto,2014)

C. Etiologi Hipertensi
Menurut (Widjadja, 2009) penyebab hipertensi dapat dikelompookan menjadi dua
yaitu:
a. Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui penyebab dengan jelas. Berbagai
faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya usia,
sters psikologis, pola konsumsi yang tidak sehat, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90% pasien
hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder yang penyebabnya sudah di ketahui, umumnya berupa penyakit atau
kerusakan organ yang berhubungan dengan cairan tubuh, misalnya ginjal yang tidak berfungsi,
pemakaiyan kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor
pengatur tekanan darah. Dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, dan penyakit
jantung.

D. Faktor-faktor resiko hipertensi


Faktor-faktor resiko hipertensi ada yang dapat di kontrol dan tidak dapat dikontrol menurut
(Sutanto, 2010) antara lain :
a. Faktor yang dapat dikontrol :
Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada umumnya berkaitan dengan gaya hidup
dan pola makan. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Kegemukan (obesitas)
Dari hasil penelitian, diungkapkan bahwa orang yang kegemukan mudah terkena hipertensi.
Wanita yang sangat gemuk pada usia 30 tahun mempunyai resiko terserang hipertensi 7 kali
lipat dibandingkan dengan wanita langsing pada usia yang sama. Curah jantung dan sirkulasi
volume darah penderita hipertensi yang obesitas. Meskipun belum diketahui secara pasti
hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan
sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibanding penderita
hipertensi dengan berat badan normal.
2. Kurang olahraga
Orang yang kurang aktif melakkukan olahraga pada umumnya cenderung mengalami
kegemukan dan akan menaikan tekanan darah. Dengan olahraga kita dapat meningkatkan kerja
jantung. Sehingga darah bisa dipompadengan baik keseluruh tubuh.
3. Konsumsi garam berlebihan
Sebagian masyarakat kita sering menghubungkan antara konsumsi garam berlebihan dengan
kemungkinan mengidap hipertensi. Garam merupakan hal yang penting dalam mekanisme
timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi adalah melalui peningkatan
volume plasma atau cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan
ekresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga kembali pada kondisi keadaan system
hemodinamik (pendarahan) yang normal. Pada hipertensi primer (esensial) mekanisme tersebut
terganggu, disamping kemungkinan ada faktor lain yang berpengaruh.
a.) Tetapi banyak orang yang mengatakan bahwa mereka tidak mengonsumsi garam, tetapi
masih menderita hipertensi. Ternyata setelah ditelusuri, banyak orang yang mengartikan
konsumsi garam adalah garam meja atau garam yang ditambahkan dalam makanan saja.
Pendapat ini sebenarnya kurang tepat karena hampir disemua makanan mengandung garam
natrium termasuk didalam bahanbahan pengawet makanan yang digunakan.
b.) Natrium dan klorida adalah ion utama cairan ekstraseluler. Konsumsi natrium yang berlebih
menyebabkan konsetrasi natrium didalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk
menormalkannya kembali, cairan intreseluler harus ditarik keluar sehingga volume cairan
ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan
meningkatnya volume darah, sehingga berdampak pada timbulnya hipertensi.
4. Merokok dan mengonsumsi alkohol
Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan kesehatan selain dapat
meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah, nikotin dapat menyebabkan
pengapuran pada dinding pembuluh darah. Mengonsumsi alkohol juga dapat membahayakan
kesehatan karena dapat meningkatkan sistem katekholamin, adanya katekholamin memicu naik
tekanan darah.
5. Stres
Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara. Jika ketakutan, tegang atau dikejar
masalah maka tekanan darah kita dapat meningkat. Tetapi pada umumnya, begitu kita sudah
kembali rileks maka tekanan darah akan turun kembali. Dalam keadaan stres maka
terjadi respon sel-sel saraf yang mengakibatkan kelainan pengeluaran atau pengangkutan
natrium. Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis (saraf
yang bekerja ketika beraktivitas) yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Stres
berkepanjanngan dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi. Hal tersebut belum
terbukti secara pasti, namun pada binatang percobaan yang diberikan stres memicu binatang
tersebut menjadi hipertensi.
b. Faktor yang tidak dapat dikontrol
1. Keturunan (Genetika)
Faktor keturunan memang memiliki peran yang sangat besar terhadap munculnya hipertensi.
Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak terjadi
pada kembar monozigot (berasal dari satu sel telur) dibandigkan heterozigot (berasal dari sel
telur yang berbeda). Jika seseorang termasuk orang yang mempunyai sifat genetik hipertensi
primer (esensial) dan tidak melakukan penanganan atau pengobata maka ada kemungkinan
lingkungannya akan menyebabkan hipertensi berkembang dan dalam waktu sekitar tiga
puluhan tahun akan mulai muncul tanda-tanda dan gejala hipertensi dengan berbagai
komplikasinya.
2. Jenis kelamin
Pada umumnya pria lebih terserang hipertensi dibandingkan dengan wanita. Hal ini
disebabkan pria banyak mempunyai faktor yang mendorong terjadinya hipertensi seperti
kelelahan, perasaan kurang nyaman, terhadap pekerjaan, pengangguran dan makan tidak
terkontrol. Biasanya wanita akan mengalami peningkatan resiko hipertensi setelah masa
menopause.
3. Umur
Dengan semakin bertambahannya usia, kemungkinan seseorang menderita hipertensi juga
semakin besar. Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi
dari berbagai faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi. Hanya elastisitas jaringan yang
erterosklerosis serta pelebaran pembulu darah adalah faktor penyebab hipertensi pada usia
tua. Pada umumnya hipertensi pada pria terjadi di atas usia 31 tahun sedangkan pada wanita
terjadi setelah berumur 45 tahun.
E. Penatalaksanaan
Menurut (Junaedi, Sufrida &Gusti, 2013) dalam penatalaksanaan hipertensi berdasarkan sifat
terapi terbagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut:
a. Terapi non-farmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi merupakan pengobatan tanpa obatobatan yang diterapkan
pada hipertensi.
1. Pembatasan asupan garam dan natrium
2. Menurunkan berat badan sampai batas ideal.
3. Olahraga secara teratur
4. Mengurangi / tidak minum-minuman beralkohol
5. Mengurangi/ tidak merokok
6. menghindari stress.
7. menghindari obesitas
b. Terapi farmakologi (terapi dengan obat)
Selain cara terapi non-farmakologi, terapi dalam obat menjadi hal yang utama. Obat obatan
anti hipertensi yang sering digunakan dalam pegobatan, antara lain obat-obatan golongan
diuretik, beta bloker, antagonis kalsium, dan penghambat konfersi enzim angiotensi.
1. Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang pengeluaran garam dan air. Dengan
mengonsumsi diuretik akan terjadi pengurangan jumlah cairan dalam pembuluh darah dan
menurunkan tekanan pada dinding pembuluh darah.
2. Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa darah dan mengurangi
jumlah darah yang dipompa oleh jantung.
3. ACE-inhibitor dapat mencegah penyempitan dinding pembuluh darah sehingga bisa
mengurangi tekanan pada pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
4. Ca bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dan merelaksasikan pembuluh darah.
c. Terapi herbal
Banyak tanaman obat atau herbal yang berpotensi dimanfaatkan sebagai obat hipertensi sebai
berikut :
1. Daun seledri
Seledri (Apium graveolens, Linn.) merupakan tanaman terna tegak dengan ketinggian dari
50 cm. Semua bagian tanaman seledri memiliki bau yang khas, identik dengan sayur
sub.Bentung batangnya bersegi,bercabang, memiliki ruas, dan tidak berambut.bunganya
berwarna putih, kecil, menyerupai payung, dan majemuk. Buahnya berwarna hijau
kekuningan berbentuk kerucut. Daunnya memiliki pertulangan yang menyirip, berwarna
hijau, dan bertangkai. Tangkai daun yang berair dapat dimakan mentah sebagai lalapan
dan daunnya digunakan sebagai penyedap masakan, seperti sayur sop. Contoh ramuan
seledri secara sederhana sebagai berikut:
a.) Bahan : 15 batang seledri utuh, cuci bersih dan 3 gelas air
b.)Cara membuat dan aturan pemakai : potong seledri secara kasar, rebus seledri hingga
mendidih dan tinggal setengahnya, minum air rebusannya sehari dua kali setelah
makan.
Hubungan dengan hipertensi, seledri berkasiat menurunkan tekanan darah (hipotensis
atau anti hipertensi). Sebuah cobaan perfusi pembuluh darah menunjukan bahwa
apigenin mempunyai efek sebagai vasodilator perifer yang berhubungan dengan efek
hipotensifnya. Percobaan lain menunjukkan efek hipotensif herbal seledri berhubungan
dengan integritas sistem saraf simpatik (Mun’im dan hanani, 2011).
F. Pola makan mencegah penyakit Hipertensi
Menurut (Pudiastuti,2011) Salah satu penyebab faktor utama terjadinya hipertensi adalah
asteroklerosis. Kondisi ini disebabkan konsumsi lemak berlebih.\ Oleh karena untuk mencegah
timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebihan selain pemberian obat-
obatan bila mana diperlukan. Pembatasan konsumsi lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum
hipertensi muncul, terutama pada orang-orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan
pada orang menjelang usia lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati-
hati dalam mengonsumsi lemak karena mendekati menopouse.
Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah gizi seimbanga, dimana mengonsumsi
beragam makanan yang seimbang yaitu :
a. Sumber karbohidrat: biji-bijian.
b. Sumber protein hewani: ikan, unggas, daging putih, putih telur, susu rendah/
rendah lemak.
c. Sumber protein nabati: kacang-kacangan dan polong-polongan serta
hasilvolahannya.
d. Sumber vitamin dan mineral: sayur dan buah-buahan segar.

G. Pola makan sehat bagi penderita hipertensi


Menurut (Gunawan,2015) diet disesuaikan dengan kebuthan kalori sehari,dimana komponen bahan
makanan sumber zat gizi yang disarankan sebagai diantaranya adalah :
a. Konsumsi padi, biji-bijan (grain) sebanyak 6-8 perhari, seperti roti gandum (ukuran satu porsi
sekitar 1 lembar roti), nasi (nasi coklat/merah jauh baik dari pada nasi putih), pasta cereal
(sejitar 1 cup dalam kondisi matang).
b. Sayuran sekitar 4-5 porsi/hari, seperti toamt, wortel, brokoli, ubi, sayuran hijau yang kaya
akan serat, vitamin, kalium, dan magnesium. Ukuran 1 porsi sekitar 100 gram dalam kondisi
mentah.
c. Buah sekitar 4-5 porsi/hari yang dapat diberikan dalam bentuk snack ataupun komponen
makanan besar. Ukuran 1 porsi buah sekitar 80-100 gram dalam kondisi segar.
d. Gula atau makan yang manis sekitar kurang dari 5 porsi/minggu seperti gula pasir atau selai,
ukuran 1 porsi sekitar 1 sendok makan peres.
e. Kacang, biji, legumes sebanyak 4-5 porsi/minggu seperti almond, biji bunga matahari, kacang-
kacangan, produk kedelai (tahu, tempe) dimana ukuran 1 porsi kecil kacang sekitar 2 sendok
makan.
f. Pilih produk susu rendah lemak atau skim (seperti susu, yoghurt, keju) sebanyak 2-3 porsi/hari
yang digunakn sebagai sumber protein, vitamin D, serta kalsium. 1 prosi susu sekitar 200 ml.
g. Daging tanpa lemak, unggas dan ikan sebanyak kurang dari 6 porsi/hari sebagai sumber
protein, vitamin B, zat besi, dan zinc.
h. Lemak dan minyak sebanyak 2-3 orsi/hari atau sekitar 25-27% dari kebutuhan kalori sehari.
Adapun ukuran 1 porsi sekitar 1 sendok teh.

MATERI PENYULUHAN
BAHAYA MEROKOK

A.   Pengertian Rokok


       Rokok merupakan salah satu zat aditif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya kesehatan bagi
diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok
bagi kesehatan.
       Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang
mengandung “nikotin” dan “tar” dengan atau tanpa bahan tambahan.

B.   Kandungan Rokok


      Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan
berbahaya bagi kesehatan dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh.
       Racun utama bagi rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.
      Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru,
mengandung bahan kimia yang beracun, sebagian merusak sel paru-paru dan
menyebabkan kanker.
      Nikotin adalah zat aditif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat yang
bersifat karsinogen, dan memicu kanker paru yang mematikan.
   Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah
tidak mampu mengikat oksigen.
       Di antara kandungan asap rokok termasuklah bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-
bahan yang digunakan di dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat
(naphthalene), racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide).

C.   Bahaya Merokok


       1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43
jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya
yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.
       2.  Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara
dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok
semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi
asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
       3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang
sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok
daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
       4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga
dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok.
       5.  Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa.

D.   Penyakit Akibat Merokok


       1. Kanker mulut
       2.  Kanker paru-paru
       3.  Kanker perut
       4.  Kanker payudara
       5.  Penyakit jantung
       6.  Stroke
       7.  Kemandulan
       8.  Bronchitis
       9   Osteoporosis

E.   Mengapa Orang Merokok


       1.  Rokok tanda kejantanan
       2.  Ekspresi perlawanan dan pemberontakan
       3.  Kebiasaan sehari-hari (budaya)
       4.  Peer pressure (tekanan teman sebaya)
       5.  Pencapaian kebebasan
       6.  Pelarian tekanan hidup

F.    Tips Berhenti Merokok


       Dikenal dengan 8M:
       1.  Memiliki niat dan motivasi
       2.  Minum air atau juice buah
       3.  Memohon doa
       4.  Membuat sesuatu
       5.  Mengunyah sesuatu
       6.  Menarik nafas panjang
       7.  Melengahkan nyalaan api rokok
       8.  Melakukan olahraga

G.   Upaya Pencegahan


       Dalam upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting untuk
dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri untuk berhenti
atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka mampu untuk tidak terpengaruh oleh
godaan merokok yang datang dari teman, media massa atau kebiasaan keluarga/orang tua.
Suatu program kampanye anti merokok yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam melakukan
upaya pencegahan agar tidak merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang
menggembirakan. Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster,
film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok. Lahan yang
digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah, televisi atau radio.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nablory. 2011. Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan
Hipertensi. Jakarta: Rineka Cipta.

Gunawan, L. (2001). Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.

Gunawan, ida. (2015). Pola makan sehat bagi penderita hipertensi.

Junaedi, E., Sufrida, Y., & Gusti, mira R. (2013). Hipertensi kandas berkat herbal. Jakarta: Fmedia
(imprint Argomedia Pustaka).

Mun’im A., Hannani E. (2011). Fitoterapi dasar. Edisi pertama. Jakarta : PT. Dian Rakyat. Hal 168-
171.

Sutanto. (2010). Cegah & Tangkal Penyakit Modern. Yogyakarya: Andi.


Pudiastuti, R. D. 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika.

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi


Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widjadja, R. (2009). Penyakit kronis. Tindakan pencegahan, pengoobatan secara


medis maupun tradisonal.Jakarta : Bee Media Indonesia.
Ketua Sekretaris

Dicho Lintang S Ika Setyasari

Mengetahui,

Pembimbing

Erika Dewi N, M., Kep

Anda mungkin juga menyukai