Anda di halaman 1dari 3

4.

Limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun)

 Artikel Pertama

Sungai Mahakam Tercemar Limbah B3


Pengeboran Minyak
Awaluddin Jalil
Selasa,  28 Oktober 2014  −  14:52 WIB

Sungai Mahakam (dok:Istimewa/bungadel.wordpress.com)

SAMARINDA - Sungai Mahakam, tercemar limbah kapal pengangkut limbah


berbahaya hasil pengeboran minyak. Akibat pencemaran itu, warga di Kelurahan Pendingin,
Kecamatan Sanga-sanga, Kutai Kartanegara, kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat, kapal pengangkut
limbah berbahaya hasil pengeboran minyak itu diangkut oleh oleh perusahaan kontraktor
migas Haliburton, dan tenggelam, pada 25 September 2014. 

"Kapal mengangkut limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Tenggelam didekat
dermaga yang berada di sekitar pemukiman penduduk," kata Juru Bicara Jatam Kaltim Merah
Johansyah, kepada wartawan, Selasa (28/10/2014). Dari hasil olah lapangan, dan wawancara
warga di sekitar lokasi, kapal tersebut terguling saat ingin bersandar di pelabuhan Haliburton,
yang ada di Kelurahan Pendingin. Dugaan awal, kapal terguling karena kelebihan muatan. 
"Ada sekira 200 kepala keluarga di tiga RT yang memanfaatkan air sungai untuk kehidupan
sehari-hari. Warga mengakui, pemerintah lamban menangani kasus ini," bebernya. 

Dijelaskan, pertemuan antara warga, Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD), dan
pihak perusahaan, baru dilangsungkan pada 13 Oktober 2014. Hasilnya, warga sekitar
bantaran sungai dapat kompensasi air bersih satu galon untuk setiap kepala keluarga. "Kami
mendesak Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang dimiliki KLH dan BLH yang
memiliki wewenang Penyidikan Pidana Lingkungan Hidup untuk melakukan investigasi
secara mendalam," tegasnya. 

Penyidikan itu, termasuk dugaan Pidana Lingkungan Hidup sesuai dengan Undang-
undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PPLH). “Dalam UU ini terdapat sembilan bentuk tindak Pidana Lingkungan Hidup. Salah
satu di antaranya adalah kegiatan atau usaha yang menghasilkan limbah B3 yang kemudian
tidak dilakukan pengelolaan atas limbah B3 tersebut," jelasnya.  Ditambahkan dia, sesuai
Pasal 103, usaha yang tidak melakukan pengelolaan atas limbah B3 dengan baik, maka
diancam penjara maksimal tiga tahun, dan denda maksimal Rp3 miliar. 

Jatam juga mendesak Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Badan


Lingkungan Hidup (BLH) Kutai Kartanegara untuk menginvestigasi kasus ini. Jika terbukti
mencemar dan melanggar SOP, maka menerapkan pasal pidana lingkungan hidup. “Jatam
Kaltim mendesak agar kasus seperti ini tidak boleh ditutup-tutupi pemberitannya dari publik,
karena ini merupakan kasus pidana lingkungan hidup atas sungai yang berhubungan dengan
hajat hidup orang banyak,” pungkas Merah.

Informasi yang diperoleh Jatam kaltim, kapal yang tenggelam ini adalah milik Baroid
Surface Solution (BSS). BSS merupakan bagian dari divisi di Haliburton. Limbah diangkut
dari salah satu perusahaan migas kawasan Delta Mahakam.

Sumber : http://daerah.sindonews.com/read/916382/25/sungai-mahakam-tercemar-limbah-b3-
pengeboran-minyak-1414482770
Pembahasan :

 Masalah : Sungai Mahakam tercemar limbah kapal pengangkut limbah Bahan Berbahaya
Beracun hasil pengeboran minyak. Hal ini diduga disebabkan karena kapal pengangkut
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tenggelam di dekat dermaga yang ada di sekitar
pemukiman penduduk. Seorang warga mengatakan bahwa kapal pengangkut limbah B3
tersebut terguling pada saat akan bersandar di pelabuhan Haliburton karena diduga kapal
tersebut kelebihan muatan. Ada sekitar 200 kepala keluarga di 3 RT yang memanfaatkan air
Sungai untuk kehidupan sehari-hari, dan warga merasa sangat dirugikan karena pemerintah
lamban dalam menangani kasus ini.

 Dampak : Akibat dari pencemaran tersebut, warga di Kelurahan Pendingin, Kecamatan


Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara kesulitan untuk mendapatkan pasokan air bersih. Selain itu,
pencemaran limbah B3 tersebut juga meresahkan warga karena mereka tidak bisa melakukan
aktivitas rumah tangga seperti mencuci, memasak, mengambil air untuk makan dan minum
karena air di Sungai Mahakam tersebut tercemar limbah B3.

 Solusi : Menurut saya, solusi terbaik dari pencemaran limbah B3 ini adalah tindakan tegas
dari pemerintah kepada perusahaan yang bertanggung jawab atas pengangkutan limbah B3
tersebut dengan menerapkan hukuman atas tindak Pidana Lingkungan Hidup. Selain itu,
pemerintah haruslah cepat tanggap dalam memberikan pasokan air bersih untuk warga sekitar
hingga pencemaran limbah B3 di Sungai Mahakam sudah teratasi.

Anda mungkin juga menyukai