14/363333/TK/41470
Kopling mobil termasuk ke dalam kopling kering, yang artinya kopling ini hanya
dapat bekerja dalam kondisi kering. Lain halnya dengan kopling motor, yang termasuk ke
dalam kopling basah. Perbedaan ini membuat kampas kopling mobil dan kampas kopling
motor berbeda dari segi bahannya. Kopling mobil tidak bisa bekerja bila dalam keadaan
basah atau terkena oli. Maka yang terjadi kopling dapat selip. Lain halnya dengan kampas
kopling sepeda motor yang harus terkena oli. Dan bila kampas kopling motor tidak terkena
oli, maka kampas kopling akan cepat habis. Hal ini disebabkan kampas kopling motor mudah
aus, bila tidak terkena oli.
Kopling mobil dibedakan berdasarkan bentuk dari clutch cover nya. Bentuk clutch
cover dari mobil ada 2 macam yaitu :
1. Kopling diafragma
Kopling ini dikenal dengan nama kopling diafragma, sebab clutch cover atau rumah
koplingnya menggunakan pegas diafragma. Pegas ini berbentuk seperti piringan , dengan
bagian tengahnya dibelah – belah seperti sirip, yang bentuknya hampir menyerupai
diafragma. Untuk konstruksi lainnya tetap sama seperti jenis kopling mobil lainnya yaitu,
adanya pressure plate atau plat tekan dan kampas kopling. Karena pegasnya yang hanya
satu , kondisi penekanan pegas ke plat tekan akan selalu sama, walaupun kondisi pegasnya
sudah melemah. Akibatnya penekanan plat tekan ke kampas kopling akan merata, sehingga
terhindar dari kemungkinan selip. Kelemahan dari kopling tipe ini adalah tidak dapat
memberikan tekanan yang lebih kuat dibanding tipe kopling mobil coil spring, sebab jumlah
pegas yang hanya satu. Untuk itu kopling ini hanya cocok untuk mobil berbeban ringan ,
seperti sedan.
kopling jadi mudah selip. Tapi selama kondisi semua pegas bagus, maka penekannya tetap
rata dan sangat kuat.
B. Tipe Kopling Berdasarkan Konstruksi Kopling Pada Sepeda Motor
Selain kopling piringan yang digerakkan secara manual diatas, kopling piringan juga bisa
digerakkan secara otomatis berdasarkan gerakan sentrivugal.
Muhammad Bhigar WP
14/363333/TK/41470
kerja kopling yang dihasilkan tidak selembut kopling basah. Selain itu, dengan kopling
kering, tentunya akan mengurangi berat sepeda motor.
Plat kopling tunggal atau ganda digunakan pada sepeda motor yang poros
engkol-nya (crankshaft) sejajar dengan rangka (rumah transmisi/persnelling) dan
kopling tersebut dibautkan pada ujung rangka tersebut. Kopling mempunyai rumah
tersendiri yang berada diantara mesin dan transmisi. Diameter kopling dibuat besar
agar menghasilkan luas permuakaan gesek yang besar karena hanya terdiri dari satu
atau dua buah plat kopling.
Kopling plat banyak adalah suatu kopling yang terdiri dari plat gesek (friction
plate) dan plat yang digerakkan (plain plate) lebih dari satu pasang. Biasanya plat
gesek berjumlah 7, 8 atau 9 buah. Sedangkan plain plate selalu kurang satu dari
jumlah plat gesek karena penempatan plain plate selalu diapit diantara plat gesek.
Pada umumnya sepeda motor yang mempunyai mesin dengan posisi poros engkol
melintang menggunakan kopling tipe plat banyak. Alasannya adalah kopling dapat
dibuat dengan diameter yang kecil. Kopling plat banyak juga sedikit lebih ringan
dibanding kopling plat tunggal, namun masih bisa memberikan kekuatan dan luas
permukaan gesek yang lebih besar. Kopling plat banyak yang digunakan pada sepeda
motor modern pada umumnya kopling plat banyak tipe basah (wet multi-plate
type).
Transmisi jenis ini memungkinkan kita untuk memindahkan posisi roda gigi
secara acak atau tidak berurutan. Sistem ini umum diadopsi oleh mobil, truk,
dan kendaraan lainnya. Sistem ini memungkinkan kita untuk memilih posisi gigi
langsung ke 2 tanpa harus melewati posisi gigi
c. Transmisi Gearbox Tanpa Sinkronisasi.
Desain sistem transmisi gearbox untuk pertama kali diperkenalkan oleh
Louis-René Panhard dan Emile Levassor pada akhir abad ke-19. Mereka sudah
mengembangkan sistem transmisi gearbox dengan beberapa roda gigi yang
multi-rasio. Pemindahan gigi harus dilakukan pada saat kecepatan putar roda
gigi penggerak sama dengan kecepatan putaran roda gigi yang digerakkan. Hal
ini dilakukan dengan jalan mengatur besar tekanan pedal akselerasi mesin
Muhammad Bhigar WP
14/363333/TK/41470
(pedal gas) sehingga didapatkan RPM yang tepat saat memindah gigi tersebut.
Jika RPM tidak tepat, roda gigi tidak akan ter-engage di posisi yang diinginkan.
Sekalipun kendaraan bermotor saat ini sudah umum menggunakan sistem
transmisi synchronized, namun sistem transmisi non-synchronized masih banyak
digunakan. Sistem ini biasa digunakan pada mesin truk-truk besar, sepeda motor
balap, dan juga mobil-mobil balap. Tidak digunakannya sistem
transmisi synchronized pada kendaraan-kendaraan balap adalah karena adanya
sistem kopling yang lebih rentan terhadap keausan daripada roda gigi yang ada.
Alasan lainnya adalah karena secara mekanis desain transmisi non-sinkronisasi
lebih stabil (reliable) dan lebih murah. Selain itu pemindahan antar gigi pada
sistem non-sinkronisasi lebih cepat dibandingkan pada sistem synchronized,
yang menjadi satu poin penting pada setiap balap motor maupun mobil.
d. Transmisi Gearbox Dengan Sinkronisasi.
Gearbox dengan sinkronisasi terdiri atas dua poros utama yang keduanya
terdapat roda gigi-roda gigi yang saling bertemu, sehingga roda gigi penggerak
selalu menggerakkan roda gigi yang digerakkan. Namun roda gigi yang
digerakkan dapat berputar bebas, atau terkunci dengan porosnya sehingga
poros ikut berputar. Sistem pengunci roda gigi mengatur roda gigi mana yang
akan digunakan sesuai dengan tuas pemindah yang mengaturnya. Pada sistem
ini digunakan sistem kopling yang dapat mengatur putaran poros, sehingga pada
saat pemindahan roda gigi dapat berjalan halus.
2. Transmisi Gearbox Otomatis
Perpindahan antar rasio roda gigi pada sistem gearbox ini terjadi secara otomatis
tanpa proses inisiasi dari pengendara. Pengendara cukup memilih transmisi D (Drive) untuk
maju, R (Reverse) untuk mundur, P (Parking) untuk posisi parkir, dan N untuk posisi netral.
Sekali saja pengendara memilih transmisi D, maka sistem transmisi akan secara otomatis
memindah transmisinya ke berbagai rasio sesuai dengan kecepatan kendaraan dan medan
yang dihadapi.
Saat ini perkembangan teknologi otomatisasi sistem transmisi gearbox sangat maju
pesat. Hampir seluruh pabrikan merk mobil ternama mengembangkan teknologi sistem
transmisi otomatis dengan teknologi yang berbeda-beda dan telah
menjadi trademark masing-masing pabrikan tersebut.
Komponen-komponen Torque Converter
Berbeda dengan fluid coupling, karakteristik torsi konverter adalah dapat meningkatkan torsi
putaran pada saat kecepatan putaran poros penggerak berbeda dengan kecepatan putaran
poros transmisi. Hal ini disebabkan karena adanya satu komponen berupa sudu stator yang
terletak di tengah-tengah antara pompa dan turbin hidrolis.
Pompa Hidrolis
Sebuah sistem transmisi hidrolis otomatis pasti membutuhkan pompa hidrolis berjenis pompa
roda gigi yang dipasang pada poros di tengah-tengah antara torsi konverter dan sistem roda
gigi. Pompa ini berfungsi untuk membangkitkan tekanan pada oli hidrolis yang selanjutnya
digunakan untuk komponen-komponen sistem yang lain.
Muhammad Bhigar WP
14/363333/TK/41470
Sumber penggerak dan pembangkit tekanan dari pompa ini adalah torsi konverter, sehingga
semakin cepat putaran mesin maka akan semakin cepat pula debit aliran oli hidrolis yang
dialirkan. Sedangkan tekanan yang dibangkitkan, juga tergantung dari kondisi beban (medan
jalan) yang dihadapi kendaraan. Jika medan yang dihadapi berat, maka tekanan oli hidrolis juga
akan tinggi. Konsep ini yang nantinya digunakan pada saat pemilihan rasio roda gigi transmisi
secara otomatis.
Sistem Planetary Gear
Komponen paling utama pada sistem transmisi otomatis adalah sebuah rangkaian sistem roda
gigi planet. Sistem gearbox ini terdiri dari tiga bagian roda gigi yaitu roda gigi matahari, roda gigi
planet, dan roda gigi luar. Hanya dengan mengatur konfigurasi distribusi putaran pada roda gigi
sistem gearbox ini, kita akan mendapatkan 4 macam variasi sistem transmisi yaitu 3 transmisi
maju (putaran searah) dan 1 transmisi mundur (putaran terbalik).
Tiga komponen roda gigi planet tersebut, masing-masing dapat menjadi roda gigi penggerak,
roda gigi yang digerakkan, atau roda gigi yang diam. Penentuan konfigurasi roda gigi tersebut
akan menghasilkan perbandingan rasio yang beragam. Perhatikan jika kita tentukan jumlah gigi
pada roda gigi luar adalah 72, dan roda gigi matahari adalah 30, maka akan kita dapatkan
beberapa macam rasio gearbox dengan mengatur konfigurasi roda gigi tersebut. Perhatikan
tabel berikut ini.
Sebagai tambahan, jika ada dua dari tiga roda gigi berada pada posisi lock-stationer (diam-
terkunci), maka akan didapatkan rasio roda gigi 1:1. Sehingga secara keseluruhan terdapat 4
rasio roda gigi yang berbeda hanya dengan satu sistem roda gigi planetary ini, yaitu 3,4:1
(maju), 1:1 (maju), 0,71:1 (maju-overdrive), serta -2,4:1 (mundur).
Sistem transmisi otomatis membutuhkan sebuah sistem kontrol otomatis untuk mengatur
perpindahan roda gigi pada planetary gear. Sistem kontrol ini berfungsi untuk
mengatur locking dan unlocking roda gigi planetary terhadap poros penggerak atau poros yang
digerakkan. Tiap-tiap roda gigi pada sistem planetary gear harus dapat ter-coupling atau juga
ter-uncoupling (lepas) dari poros penggerak ataupun poros yang digerakkan.
Sistem Kontrol Hidrolis Pada Transmisi Otomatis Mitsubishi Pajero th. 2001
a. Transmisi Manumatic
Manumatic berasal dari kata manual dan automatic. Transmisi manumatic berarti
sebuah sistem transmisi yang sejatinya adalah otomatis, namun pengendara dapat memilih
opsi untuk memindahkan transmisi secara manual. Akan tetapi di sini pengendara tidak
sepenuhnya secara manual melakukan perpindahan rasio transmisinya, karena tidak
adanya pedal kopling. Pengendara cukup memilih tanda (+) untuk menaikkan rasio atau
tanda (-) untuk menurunkan rasio dan perpindahan rasio gigi tersebut terjadi secara
sekuensial. Semua perpindahan transmisi mesin masih secara otomatis dilakukan oleh
sistem transmisi tersebut.
b. Transmisi Semi-Automatic
Transmisi semi-otomatis tidak dapat melakukan perpindahan rasio transmisi secara
otomatis penuh. Perpindahan antar rasionya harus diinisiasi oleh pengendara. Transmisi ini
tidak menggunakan pedal kopling yang harus ditekan oleh pengendara setiap ingin
memindahkan rasio transmisi, pengendara cukup menekan handleatau tombol yang
biasanya terletak di lingkar kemudi (steer).
Transmisi ini menggunakan sensor elektrik, sistem pneumatic, prosesor, serta
aktuator untuk mengeksekusi perintah pengemudi saat memindahkan rasio transmisi.
Sistem ini menghilangkan posisi pedal kopling pada kokpit mobil dengan sistem elektronik
otomatis untuk mengaktuasi kopling pada sistem transmisi. Sistem elektronik otomatis ini
mengatur kopling dengan membaca sinyal putaran poros, sinyal torsi, dan waktu yang tepat
sehingga didapatkan perpindahan gigi yang cepat dan halus.
Muhammad Bhigar WP
14/363333/TK/41470
Sistem transmisi tidak menggunakan transmisi roda gigi planetary, akan tetapi sudah
menggunakan roda gigi – roda gigi dengan poros sejajar seperti pada transmisi manual.
Desain ini lebih baik dalam meneruskan tenaga mesin ke roda-roda. Selain itu, dengan
sistem aktuasi kopling perpindahan gigi yang otomatis, didapatkan proses perpindahan gigi
yang sangat cepat. Ferrari F430 misalnya, perpindahan antar rasionya hanya membutuhkan
waktu 150 ms (milidetik).
c. Electrohydraulic Transmission.
Teknologi selanjutnya sistem transmisi otomatis adalah sistem elektrohidrolis. Ciri utama
dari sistem ini adalah penggunaan sistem kontrol komputasi otomatis untuk mengatur
sistem hidrolis yang bertugas mengaktuasi kopling-kopling pada transmisi otomatis. Sistem
ini menggunakan berbagai sensor untuk mendapatkan perpindahan rasio yang cepat dan
efisien. Sensor torsi, sensor kecepatan putaran poros penggerak dan poros yang
digerakkan, serta sensor-sensor yang lain menggantikan sistem mekanis yang digunakan
pada transmisi otomatis konvensional.
d. Transmisi Dual-Clutch
Sistem dual-clutch adalah sebuah sistem transmisi yang menggunakan dua rangkaian roda gigi
pada satu sistem roda gigi. Sistem ini menggunakan dua buah kopling, yang satu berukuran
lebih besar mengatur roda gigi ganjil, sedangkan kopling lainnya yang berukuran lebih kecil
mengatur roda gigi genap. Sistem ini menghasilkan kecepatan perpindahan rasio yang jauh
lebih cepat. Selain itu, sistem dual-clutch ini menghilangkan posisi torque converter dengan
kopling, sehingga pada transmisi otomatis digunakan juga sistem kontrol otomatis
electrohydraulic.
Muhammad Bhigar WP
14/363333/TK/41470
REFRENSI
Sumber : http://infotercepatku.blogspot.co.id/2013/06/tipe-tipe-kopling-sepeda-motor-
lengkap.html#ixzz42nNY877h
Sumber : http://artikel-teknologi.com/macam-macam-kopling/
Sumber : http://artikel-teknologi.com/macam-macam-sistem-transmisi-kendaraan-bermotor-part-1/
Sumber : http://artikel-teknologi.com/macam-macam-sistem-transmisi-kendaraan-bermotor-part-2/
Sumber : http://artikel-teknologi.com/macam-macam-sistem-transmisi-kendaraan-bermotor-part-3/
Sumber : http://artikel-teknologi.com/macam-macam-sistem-transmisi-kendaraan-bermotor-part-4/
Sumber : http://belajar-otomotif-1.blogspot.co.id/2013/03/macam-macam-kopling-pada-mobil.html