Anda di halaman 1dari 7

1.

Definisi Risiko Operasional

Perusahaan itu sebenarnya sudah mengenali risiko operasional, sebagai contoh


perusahaan mengalami kesalahan pencatatan, system pengawasan internal yang kurang
memadai, kegagalan system computer, dll. Risiko tersebut disebut juga risiko yang inherent
yaitu risiko yang muncul karena perusahaan menjalankan bisnisnya. Namun adapun upaya
perusahaan untuk mengelola dan menurunkan risiko operasional misalnya seperti
memperbaiki system, memberikan training terhadap karyawan, dll.

Menurut Basel II (lembaga yang mengatur perbankan internasional), risiko


operasional adalah risiko yang timbul karena kegagalan dari proses internal, manusia, system
atau kejadian eksternal.

1.1 Kegagalan Proses Internal

Risiko kegagalan proses internal merupakan risiko yang berkaitan dengan kegagalan
proses atau prosedur internal organisasi. Beberapa contoh risiko tersebut adalah:

 Risiko yang diakibatkan kurang lengkapnya dokumentasi, atau dokumentasi yang


salah.
 Kesalahan transaksi.
 Pengawasan yang kurang memadai (lihat diskusi mengenai Baring Bank di bawah ini)
 Pelaporan yang kurang memadai schingga kepatuhan terhadap peraturan internal dan
eksternal tidak terpenuhi.

Baring Bank merupakan contoh yang menarik sebagai ilustrasi bagaimana kegagalan
mengelola risiko operasional akan mempunyai akibat yang serius terhadap organisasi. Kisah
Baring Bank tersebut menjadi cerita klasik yang selalu dibicarakan dikelas manajemen risiko.
Kesalahan Baring Bank adalah terlalu mempercayai salah seorang trader mereka yaitu Nick
Leeson. Nick Leeson bisa mengerjakan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi front office (sebagai
trader) dan fungsi back office (melakukan pencatatan atas transaksinya). Ketika dia
memperoleh keuntungan tersebut. Tetapi ketika ia mengalami kerugian dari perdaganganya,
ia tentu saja tidak akan mencatat kerugiannya. Akibat kerugiannya dari tradding-nya tidak
terawasi oleh bank, sampai akhimya kerugiannya mencapai sekitar $1,3 milliar. Dengan
kerugian sebesar itu, praktis modal bank akan habis untuk menutup kerugian tersebut. Bank
sudah bangkrut dalam situasi tersebut. Karena ia melakukan perdagangan atas nama bank,
maka bank harus menanggung akibatnya. Kenapa dia begitu percaya? Salah satu
kemungkinannya adalah karena dia ‘star trader', Pada tahun tertentu, dia bisa memberikan
keuntungan dari perdagangannya mencapai sekitar 25% dari total keuntungan bank Baring
Dengan situasi semacam ini banyak yang mengganggap nahwa dia adalah pahlawan yang
penuh keberuntungan, dan melupakan risiko atau kemungkinan kerugian dari transaksi
perdagangannya, yang mempunyai risiko yang tinggi.

1.2 Risiko Kegagalan Mengelola Manusia (Karyawan)

Karyawan merupakan asset penting bagi perusahaan namun juga menjadi sumber
risiko operasional baik dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Contoh yang tidak
disengaja misalnya kesalahan trading bank UBS Warburg, dan yang sengaja misalnya
penggelapan kas perusahaan atau pembobolan kas bank yang melibatkan karyawan internal.
Hal tersebut mencakup semua elemen organisasi seperti system pengawasan, procedure
operasional, kualifikasi karyawan yang kurang (moral yang tidak baik)

Untuk itu risiko manusia menghanuskan penusahaan mempunyai karyawan yang


mempunyai kualifikasi, pengalaman, dan integritas yang diperlukan.

1.3 Risiko Sistem

Sistem teknologi bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi organisasi, di lain
pihak sistem tersebut akan memunculkan risiko baru bagi organisasi. Jika perusahaan terlalu
tergantung pada sistem komputer, misal, maka risiko yang berkaitan dengan kerusakan
komputer akan semakin tinggi. Beberapa risiko yang muncul berkaitan dengan sistem adalah:

 Kerusakan data.
 Kesalahan pemograman
 Sistem keamanan yang kurang baik (misal, bisa dimasuki oleh hacker).
 Penggunaan teknologi yang belum teruji.
 Terlalu mengandalkan model tertentu untuk keputusan bisnis.

Sebagai contoh, pada waktu The Long Term Capital mengalami kehancuran karena
mempunyai posisi yang sangat besar pada Rubel Rusia. Model matematis mereka
memprediksi probabilitas kejadian semacam ini adalah 0,00001. Tetapi kejadian tersebut
tetap terjadi, sehingga mengejutkan mereka.

1.4 Risiko Eksternal

Risiko ekternal berkaitan dengan kejadian yang bersumber dari luar organisasi, dan
diluar pengendalian organisasi. Kejadian semacam itu biasanya jarang terjadi tetapi
mempunyai dampak yang cukup besar (frekuensi rendah/severity tinggi). Beberapa contoh
risiko ekternal adalah perampokan, serangan teroris, bencana alam.

2. Pengukuran Risiko Operasional

Ada 2 cara mengklasifikasikan risiko operasional yaitu menganalisis frekuensi


terjadinya risiko tersebut dan memperkirakan tingkat keseriusan kerugian atau impact dari
risiko tersebut. Tingkat keseriusan (signifikansi) dan frekuensi (likelihood) tersebut dapat
dibagai kedalam 4 dimensi yang digambarkan dalam matriks berikut:
Melalui matriks ini diketahui letak masing-masing risiko berdasarkan signigikansi dan
kemungkinan terjadinya. Setelah mengetahui hal tersebut maka dapat dilakukan cara untuk
mengelola risiko tersebut:

 Signifikansi (severity) rendah dan likelihood (frekuensi) rendah: low control


Perusahaan bisa menerapkan pengawasan yang rendah terhadap risiko pada kategori
ini. Pengawasan yang terlalu berlebihan pada jenis risiko ini menimbulkan biaya yang
lebih besar dibandingkan manfaatnya, sehingga akan lebih optimal jika bank tidak
perlu melakukan pengawasan yang berlebihan.
 Signifikansi (severity) tinggi dan likelihood (frekuensi) rendah: detect and monitor
Jika risiko seperti ini muncul, perusahaan bisa mengalami kerugian yang cukup besar,
dan barangkali bisa mengakibatkan kebangkrutan. Tetapi frekuensi risiko tersebut
relatif jarang, sehingga tidak mudah ditemui atau dikenali oleh bank. Karena itu risiko
tipe ini paling sulit dipahami karakteristiknya, dan sulit diprediksi kapan datangnya
 Signifikansi (severity) rendah dan likelihood (frekuensi) tinggi: monitor
Risiko semacam ini merupakan konsekuensi perusahaan menjalankan bisnisnya.
Sebagai contoh, untuk perusahaan supermarket, ada risiko shoplifting (pencurian oleh
nasabah), pencurian oleh karyawan, barang dagangan rusak karena busuk atau karena
botol pecah. Risiko semacam itu lebih mudah dikenal, dan perusahaan bisa
menghitung risiko tersebut. Kemudian perusahaan bisa menganggapnya sebagai biaya
dari kegiatan bisnis (cost of doing business), dan perusahaan bisa memasukkannya ke
dalam komponen harga. Perusahaan bisa memonitor risiko-risiko tersebut untuk
memastikan bahwa risiko tersebut masih berada pada wilayah 'normal'. Jika risiko
tersebut bergerak melebihi batas tertentu, maka perusahaan perlu melakukan tindakan
untuk menangani risiko tersebut.
 Signifikansi (severity) tinggi dan likelihood (frekuensi) tinggi: prevent at source
Tipe risiko ini praktis tidak relevan lagi dibicarakan, karena jika situasi semacam ini
terjadi, berarti perusahaan tidak lagi bisa mengendalikan risiko, dan bisa berakibat
pada kebangkrutan. Tugas manajemen risiko adalah mencegah migrasinya risiko-
risiko yang ada ke dalam kuadran frekuensi tinggi/signifikansi tinggi.
Terdapat tipe matriks lain untuk mengukur frekuensi dan tingkat keseriusan:

Strategi untuk menghadapi risiko untuk wilayah-wilayah tersebut adalah seperti berikut:

 Wilayah 1.Severity tinggi dan frekuensi tinggi: immediate action


Untuk wilayah ini, perusahaan harus melakukan penanganan yang agresif dan segera
(immediate action).
 Wilayah 2. Severity tinggi dan frekuensi agak tinggi: immediate attention
Untuk wilayah ini, perusahaan harus segera mengawasi risiko iri (immediate attention).
 Wilayah 3. Severity agak tinggi dan frekuensi agak tinggi: periodic attention
Untuk wilayah ini, perusahaan bisa melakukan pengawasan secara berkala (periodic
attention).
 Wilayah 4. Severity rendah dan frekuensi rendah: annual evaluation
Untuk wilayah ini, perusahaan bisa lebih longgar, yaitu melakukan pengawasan
dengan jangka waktu panjang, misal tahunan.
3. Perubahan Karakteristik Risiko Operasional

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan adanya perubahan dalam karakteristik


manajemen operasional:

 Globalisasi
Dengan globalisasi, batas antar negara semakin tidak terlihat lagi. Contohnya adalah
penduduk luar negeri yang dapat membeli saham-saham perusahaan yang ada di
Indonesia. Hal tersebut memunculkan risiko seperti meningkatnya volatilitas
pergerakan harga atau nilai-nilai instrumen keuangan. Risiko lainnya adalah semakin
tingginya frekuensi kejadian tidak menguntungkan karena risiko satu negara bisa
menjadi risiko negara yang lain
 Otomatisasi
Mesin dan komputer mengubah wajah kehidupan sehari-hari. Risiko yang muncul
akibat otomatisasi ini misalnya kegagalan sistem yang memproses kegiatan tersebut.
Perusahaan bisa mengalami kerugian yang besar jika sistem mereka diserang
 Terlalu mengandalkan teknologi
Terlalu mengandalkan teknologi untuk membantu kegiatan bisnis juga dapat
berbahaya jika terdapat serangan virus atau gagalnya sistem sehingga tidak ada
alternatif yang dapat dilakukan
 Outsourcing
Outsourcing adalah menggunakan jasa pihak luar untuk mengerjakan beberapa
pekerjaan perusahaan. Risiko yang dimunculkan adalah terlalu bergantungnya
pekerjaan kepada pihak luar negeri.
 Perubahan budaya masyarakat
Semakin masyarakat sadar akan hak dan kewajibannya maka akan muncul risiko
litigasi dimana masyarakat akan berusaha menuntut perusahaan yang merugikan
dirinya.

4. Manajemen Risiko Operasional

Risiko operasional merupakan risiko yang paling tua, tetapi pemahaman terhadap
karakteristik risiko operasional belum semaju risiko lainnya. Pengukuran risiko operasional
bisa dilakukan dengan menggunakan matriks frekuensi/severity. Setelah risiko bisa dipetakan
dengan menggunakan matriks tersebut, alternatif strategi untuk mengelola risiko tersebut bisa
dirumuskan, Alternatif pengukuran yang lain adalah dengan menghitung kerugian yang
diharapkan yang merupakan perkalian antara frekuensi dengan severity. Karakteristik risiko
operasional bisa berubah tergantung beberapa hal, seperti penggunaan teknologi yang lebih
intensif menggantikan tenaga manual. Evaluasi diri bisa dilakukan untuk mengevaluasi risiko
operasional yang dihadapi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai