Anda di halaman 1dari 2

Kepemimpinan Lintas Budaya

Penelitian tentang kepemimpinan dan kepemimpinan lintas budaya di perusahaan global telah
meningkat pesat selama 10 tahun terakhir (Bass, 2008; Smith, Peterson, & Thomas, 2008). Bagian dari
bab ini menjelaskan mengapa penelitian itu penting dan menjelaskan beberapa jenis penelitian lintas
budaya tentang kepemimpinan. Berbagai cara budaya dapat mempengaruhi pemimpin dan pengikut
dijelaskan, dan contoh studi lintas budaya tentang kepemimpinan dijelaskan, termasuk proyek GLOBE
multinasional.

Pentingnya Penelitian Lintas Budaya

Pemimpin harus mampu memahami bagaimana orang dari budaya yang berbeda memandang mereka
dan menafsirkan tindakan mereka. Untuk memahami masalah ini, penting untuk menentukan apakah
teori kepemimpinan valid dalam budaya yang berbeda dari budaya yang dikembangkannya. Beberapa
aspek teori kepemimpinan mungkin relevan untuk semua budaya, tetapi aspek lain mungkin hanya
berlaku untuk jenis budaya tertentu. Penelitian budaya budaya juga mengharuskan peneliti untuk
mempertimbangkan variabel dan proses yang lebih luas dari biasanya, yang dapat memberikan
wawasan baru dan meningkatkan teori kepemimpinan. Penelitian untuk mengembangkan atau
memvalidasi taksonomi perilaku kepemimpinan dalam budaya yang berbeda dapat mengungkapkan
aspek perilaku baru yang relevan untuk kepemimpinan yang efektif.

Jenis Studi Lintas Budaya

Beberapa studi lintas budaya meneliti bagaimana keyakinan tentang perilaku, keterampilan, dan sifat
kepemimpinan yang efektif serupa atau berbeda dari satu negara ke negara lain. Studi lain meneliti
perbedaan lintas budaya dalam pola perilaku kepemimpinan yang sebenarnya, atau efek pada hasil
seperti kepuasan bawahan, motivasi, dan kinerja. Hanya sejumlah kecil studi yang meneliti bagaimana
nilai budaya dan praktik kepemimpinan berubah seiring waktu.

Pengaruh Budaya pada Perilaku Kepemimpinan

Nilai-nilai tersebut kemungkinan besar akan diinternalisasi oleh manajer yang tumbuh dalam budaya
tertentu, dan nilai-nilai ini akan mempengaruhi sikap dan perilaku mereka dengan cara yang mungkin
tidak disadari. Selain itu, nilai-nilai budaya tercermin dalam norma sosial tentang cara orang
berhubungan satu sama lain. Norma budaya menentukan bentuk perilaku kepemimpinan yang dapat
diterima dan dapat diformalkan sebagai hukum sosial yang membatasi penggunaan kekuasaan. Sebagian
besar manajer akan menyesuaikan diri dengan norma sosial tentang perilaku yang dapat diterima,
meskipun mereka belum menginternalisasi norma tersebut. Salah satu alasannya adalah bahwa
penyimpangan dari norma sosial dapat mengakibatkan berkurangnya rasa hormat dan peningkatan
tekanan sosial dari anggota organisasi lainnya.

Penelitian Lintas Budaya tentang Perilaku

Perbedaan Banyak penelitian lintas budaya meneliti perbedaan di antara negara-negara yang berkaitan
dengan pola khas perilaku kepemimpinan. Skor pada kuesioner perilaku dianalisis untuk menentukan
apakah suatu jenis perilaku digunakan lebih banyak di satu budaya atau negara daripada yang lain.
Misalnya, Dorfman et al. (1997) menemukan bahwa manajer Amerika menggunakan kepemimpinan
yang lebih partisipatif daripada manajer di Meksiko atau Korea. Namun, perbandingan kuantitatif dari
skala berarti dari kuesioner deskripsi perilaku dipersulit oleh masalah metodologis seperti pembaur dan
kurangnya kesetaraan (Peng, Peterson, & Shyi, 1991). Misalnya, skor yang lebih rendah dapat diperoleh
di satu negara karena item perilaku memiliki arti berbeda di sana, atau karena responden dalam budaya
tersebut menghindari pemberian skor yang sangat tinggi pada kuesioner.

Penelitian Lintas Budaya tentang Pengaruh Perilaku Pemimpin

Studi lintas budaya juga menguji perbedaan dalam hubungan perilaku kepemimpinan dengan hasil
seperti kepuasan dan kinerja bawahan. Misalnya, satu studi menemukan bahwa perilaku suportif secara
signifikan berhubungan dengan kepuasan bawahan dan efektivitas kepemimpinan di Amerika Serikat
tetapi tidak di Yordania atau Arab Saudi (Scandura, Von Glinow, & Lowe, 1999). Studi lain menemukan
bahwa kepemimpinan direktif terkait dengan komitmen organisasi di Meksiko dan Taiwan, tetapi tidak
di Amerika Serikat, Korea Selatan, atau Jepang (Dorfman et al., 1997). Penghargaan kontingen pemimpin
terkait dengan komitmen organisasi bawahan di Amerika Serikat, Meksiko, dan Jepang, tetapi tidak di
Korea atau Taiwan. Kepemimpinan partisipatif terkait dengan kinerja bawahan di Amerika Serikat tetapi
tidak di Meksiko atau Korea Selatan.

Proyek GLOBE

Proyek GLOBE adalah studi lintas budaya tentang kepemimpinan di 60 negara berbeda yang mewakili
semua wilayah utama dunia (House et al., 2004; Javidan et al., 2006; Waldman, Sully de Luque,
Washburn, & House, 2006) . Singkatan GLOBE berarti "Kepemimpinan Global dan Efektivitas Perilaku
Organisasi." Proyek ini telah melibatkan lebih dari 150 peneliti di berbagai negara yang bekerja bersama
dalam upaya jangka panjang yang terkoordinasi. Para peneliti berharap dapat mengembangkan teori
berbasis empiris yang menggambarkan hubungan antara budaya nasional, proses organisasi, dan
kepemimpinan.

Anda mungkin juga menyukai