Anda di halaman 1dari 4

BAB 14

1. Apakah pertanyaan penelitian utama dalam penelitian tentang kepemimpinan lintas


budaya? budaya pada kepemimpinan itu penting dan bernilai?
Jawab:
Yah, budaya pada kepemimpinan itu penting dan bernilai karena nilai nilai dan tradisi
yang ada dalam suatu budaya dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pemimpin atau
manajer dalam sejumlah cara yang berbeda. Nilai budaya di cerminkan ke dalam norma
sosial tentang cara orang saling berhubungan. Penyimpangan dari norma sosial dapat
mengakibatkan berkurangnya rasa hormat dan tekanan sosial dari anggota organanisasi
yang lainnya.
2. Mengapa penelitian lintas budaya pada kepemimpinan itu penting dan bernilai ?
Jawab:
Penelitian lintas budaya itu penting dan bernilai karena dalam peningkatan globalisasi
organisasi meningkatkan alasan untuk mempelajari kepemimpinan yang efektif di
budaya yang berbeda. Seorang pemimpin dituntut untuk dapat mempengaruhi orang lain
dari budaya lain dan pengaruh yang sukses membutuhkan pemahaman yang baik akan
budaya ini. Seorang pemimpin juga harus mampu memahami bagaimana orang dari
budaya yang berbeda dan memahami tindakan mereka.
3. Apakah kesulitan yang ditemui dalam melaksanakan penelitian lintas budaya tentang
kepemimpinan?
Jawab:
Kesulitan yang di temui dalam melaksanakan penelitian lintas budaya tentang
kepemimpinan di sebabkan oleh beberapa masalah metodologi 1. Kurangnya ekuivelensi
makna untuk ukuran yang dikembangkan di negara tertentu dan kemudian digunakan di
negara lainnya, 2. Pengaruh yang membaurkan variabel demografi dan situasi yang tidak
dikendalikan oleh penentuan sampel atau dengan analisis kovarian. 3. Bias respons yang
berbeda lintas budaya (misalnya, kecendrungan yang lebih terpusat dari beberapa negara
asia ). 4. Kurangnya sampel yang representatif untuk menggeneralisasi negara-negara
dengan perbedaan regional yang besar. 5. Masalah tingkat analisis yang disebabkan oleh
penggunaan nilai budaya secara keseluruhan sebagai pemerkiramisal dimensi nilai, tetapi
perilaku dan sikap individu sebagai variabel dependen.

4. Apakah dimensi nilai budaya yang telah sering digunakan dalam penelitian tentang
kepemimpinan?
Jawab:
Seperti yang dinyatakan oleh Hofstede (1991) bahwa budaya adalah daerah program
mental yang mempengaruhi cara berfikir dan perilaku manusia, secara kolektif program
mental sekelompok orang dalam suatu negara. disebut dengan kebudayaan nasional.
Beberapa teori yang mendasari penemuan dimensi budaya Hofstede, antara lain
Kluckhon’s (1952) menjelaskan tentang dimensi budaya dalam 10 “Primary Message
Systems” yaitu: interaction, association (with others), subsistence, isexuality, teritorality,
temporality, learning, play, defense, dan exploitation. Sedangkan Parsons dan Shils
(1951) mengklasifikasikan multimensional dalam “General Theory of Action”.
5. Bagaimanakah dimensi nilai budaya ini terkait dengan kepemimpinan?
Jawab:
Dimensi nilai budaya terdiri dari lima nilai, yaitu jarak kekuasaan, penghindaran
ketidakpastian, individualisme, maskulinitas, dan orientasi waktu. Kepemimpinan
merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi kinerja organisasi,
oleh karena kepemimpinan merupakan aktivitas utama di mana tujuan organisasi dapat
digerakkan dan dicapai. Hal ini dapat dipahami bahwa kepemimpinan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama mencapai tujuan tertentu.
Usaha ini tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, karena
kepemimpinan hanya dapat terjadi apabila ada yang memimpin, yang dipimpin, dan
interaksi di antara mereka.

6. Apakah proyek GLOBE dan mengapa hal itu penting?


Jawab:
Proyek globe adalah studi lintas budaya megenai kepemimpian di 60 negara berbeda
yang mewakili semua regional utama dunia. Akronim GLOBE berarti “Global
leadership and organizational behavior effectivennes”. Atau keefektifan kepemimpinan
dan perilaku organisasi global. Proyek GLOBE ini meliputi lebih dari 150 peneliti di
negara berbeda yang bekerja bersama dalam upaya jangka panjang yang terkoordinasi.
Mengapa proyek GLOBE itu penting yaitu untuk mengetahui sejauh mana ada
keyakinan yang seragam tentang karakteristik pemimpin yang efektif. Dengan meminta
responden di negara berbeda untuk menilai kegunaan beragam keterampilan serta ciri
kepemimpinan yang efektif. Dan juga untuk menjelaskan perbedaan lintas budaya pada
keyakinan dan perilaku kepemimpinan. Penjelasan melibatkan pengaruh bersama nilai
budaya dan nilai organisasi.
7. Apakah karakter kepemimpinan secara universal dianggap efektif dan diinginkan?
Jawab:
karakter kepemimpinan secara universal dianggap efektif dan diinginkan meliputi
sebagai berikut:
 seorang pemimpin yang efektif harus terus berinovasi dalam membangun suatu
nilai dan penerapan dalam bisnis, tidak terus berpaku pada cara-cara yang
konvensional.
 seorang pemimpin yang efektif harus menginspirasi dan memotivasi semua orang
dalam perusahaan untuk mencapai visi yang ingin dituju bersama.
 seorang pemimpin harus bisa menjadi teladan yang baik bagi para pekerjanya.
Hal ini memotivasi para karyawan untuk ingin terus meningkatkan kemampuan
dan kinerja dalam diri mereka.
 Keempat, seorang pemimpin yang efektif harus memiliki tingkat kecerdasan
emosional yang tinggi dan mampu memahami perasaan dalam diri tiap
pekerjanya. Pemimpin yang efektif harus menghargai perasaan para anggotanya
dan membangun hubungan yang baik dengan mereka.
 pemimpin yang efektif memungkinkan para anggotanya untuk bertindak dengan
memberikan akses terhadap informasi dan memberdayakan para pekerjanya untuk
bekerja dengan seluruh kemampuan yang mereka miliki

8. Apakah karakter kepemimpinan yang memiliki variabilitas lintas budaya terbesar?


Jawab:
Variabilias budaya, Menurut Hofstede (1994:109), ketidakpastian dirasakan dan
dipelajari oleh seorang anggota budaya dari warisan budaya yang dipindahkan serta
digerakkan melalui institusi dasar, seperti keluarga dan sekolah. Perasaan itu
direfleksikan ke dalam nilai yang dipegang secara kolektif oleh anggota masyarakat,
serta kemudian menuntun pola perilaku kolektif suatu masyarakat yang tidak mudah
dipahami oleh masyarakat lainnya. Sementara itu, orang dari kelompok budaya yang
memiliki derajat rendah dalam menghindari ketidakpastian akan memiliki karakteristik
yang berlawanan dengan orang-orang yang memiliki derajat tinggi dalam menghindari
ketidakpastian.

9. Sebutkan beberapa kemungkinan alasan atas "langit-langit kaca" bagi para wanita dalam
organisasi yang besar.
Jawab:
Karena adanya aggapan bahwa pemimpin yng efektif haruslah percaya
diri,berorientasi tugas,kompetitif,objektif, tegas, dan asertif yang biasanya dipandang
sebagai karekteristik maskulin. Dan perempuan di aggap sebagai orang yang tidak
mampu dan tidak bersedia menggunakan perilaku maskulin yang dianggap penting untuk
kepemimpinan efektif. Dan ketika pemimpin perempuan menggunakan perilaku
maskulin di anggap kurang menguntungkan dari pada ketika katika laki-laki
menggunakan hal itu.

10. Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi halangan dan menciptakan "lapangan
bermain yang sama tingginya ” bagi wanita?
Jawab:
Upaya yang Dapat dilakukan yaitu dengan memastikan bahwa kepemimpinan dinilai
secara akurat. Keputusan pemilihan dan promosi seharusnya dubuat oleh orang yang
memahami cara menghindari bias yang dihasilkan dari asumsi yang implisit dan sterotip.
Panduan tindakan wajib bisa memberi panduan yang berguna untuk menghindari
diskriminasi yang tidak adil dalam pemilihan pemimpin.dan unutk posisi kepemimpinan
yang benar-benar memberi manfaat untuk kandidat lakilaki atau perempuan,peluang
yang setara untuk promosi bisa diciptakan dengan memberikan pelatihan dan
pengalaman pengembangan yang relevan bagi orang yang membutuhkannya.
11. Rangkumlah temuan penelitian yang membandingkan pria dan wanita pemimpin
berdasar perilaku dan efektivitas?
Jawab:
Bersadarkan penelitian laboratorium mendapati bahwa ketika pemimpin perempuan
menggunakan perilaku maskulin mereka dievaluasi dengan hasil yang kurang
menguntungkan dari pada ketika lelaki menggunakan hal itu. Berdasarkan hasil
penelitian lain perempuan agak lebih banyak menggunakan perilaku imbalan yang
bergantung lingkungan dan lakilaki menggunakan manajemen pengecualian dengan
sedikit pasif.
12. Apa yang dapat dilakukan para pemimpin untuk mengelola keragaman dalam organisasi?
Jawab:
Yaitu dengan melakukan program pelatihan keragaman memberikan pendekatan
formal unutk mendorong toleransi,pemahaman dan apresiasi. Jenis pelatihannya
berusaha menciptakan pemahaman yang lebih baik atas masala keragaman dan perlunya
kesadaran diri mengenai pembuatan stereotip dan ketidak toleransi. Jenis pelatihan
keragaman laiinya berusaha mendidik kariawan tentang perbedaan budaya
nasional,perbedaan usia, jenis kelamin karyawan,orientasi seksual atau ketidakmampuan
fisik. Dan para pemimpin yang menerapkan pelatihan keragaman harus memastikan
bahwa isi program itu tetap konsisten dengan visi yang menarik tentang apa makna
apresiasi keragamanan bagi semua anggota organisasi.

Anda mungkin juga menyukai