TM 4 MATERI + CASE
“Leadership Behavior and Motivation”
Disusun Oleh :
Motivasi dihasilkan dari efek gabungan dari ciri-ciri kepribadian dan tugas
atau karakteristik pekerjaan sosial yang menjelaskan perilaku kerja. Melalui proses
motivasi, orang beralih dari kebutuhan ke motif ke perilaku ke konsekuensi ke
kepuasan atau ketidakpuasan. Misalnya, Anda haus (kebutuhan) dan memiliki
dorongan (motif) untuk mendapatkan minuman. Anda mendapatkan minuman
(perilaku) yang memuaskan (konsekuensi dan kepuasan) dahaga Anda. Namun, jika
Anda tidak bisa mendapatkan minuman, atau minuman yang benar-benar Anda
inginkan, Anda akan merasa tidak puas. Kepuasan biasanya berumur pendek.
Mendapatkan minuman itu memuaskan Anda, tetapi cepat atau lambat Anda akan
membutuhkan minuman lain. Untuk alasan ini, proses motivasi memiliki loop umpan
balik.
● An Overview of Three Major Classifications of Motivation Theories
Tidak ada teori tunggal yang diterima secara universal tentang bagaimana
memotivasi orang, atau bagaimana mengklasifikasikan teori-teori tersebut, yaitu
content motivation theories, process motivation theories, and reinforcement theory.
Kita akan membahas teori motivasi dan bagaimana kita dapat menggunakannya untuk
memotivasi diri kita sendiri dan orang lain. Anda dapat memilih satu teori untuk
digunakan, atau mengambil dari beberapa teori untuk membuat teori Anda sendiri,
atau menerapkan teori yang paling sesuai dengan situasi tertentu.
Pemimpin yang efektif seringkali menggunakan berbagai elemen dari teori-teori ini
berdasarkan situasi dan karakteristik tim mereka untuk memotivasi anggota tim dan
mencapai hasil yang diinginkan.
- Writing Objectives
Bagian-bagian dari model tujuan penulisan adalah (1) To + (2) action verb + (3) hasil
tunggal, spesifik, dan terukur yang ingin dicapai + (4) tanggal target
Reinforcement Theory
a. Type of Reinforcement
● Positive Reinforcement
Metode ini mendorong perilaku dengan menawarkan konsekuensi (penghargaan) yang
menarik untuk kinerja yang diinginkan. Ini termasuk gaji, promosi, cuti, peningkatan status,
dan lain sebagainya.
● Avoidance Reinforcement
Metode ini juga disebut penguatan negatif. Peraturan dengan hukuman atas pelanggaran
dirancang untuk membuat karyawan menghindari perilaku tertentu. Karyawan biasanya
menghindari konsekuensi negatif dari hukuman.
● Punishment
Hukuman digunakan untuk untuk memberikan konsekuensi yang tidak diinginkan untuk
perilaku yang tidak diinginkan. Ini termasuk melecehkan, mengambil hak istimewa, masa
percobaan, denda, penurunan pangkat, pemecatan, dan sebagainya.
● Extinction
“Kepunahan” (dan hukuman) adalah upaya untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku
yang tidak diinginkan. Kepunahan juga termasuk mengabaikan perilaku untuk membuat
karyawan menghentikannya.
b. Schedules of Reinforcement
● Continuous Reinforcement
Dengan metode berkelanjutan, setiap perilaku yang diinginkan diperkuat. Contoh metode ini
adalah mesin dengan penghitung otomatis yang memungkinkan karyawan mengetahui (pada
saat tertentu) dengan tepat berapa banyak unit yang telah diproduksi, dan tenaga penjualan
yang mendapat komisi untuk setiap penjualan.
● Intermittent Reinforcement
Imbalan diberikan berdasarkan berlalunya waktu atau keluaran. Ketika hadiah didasarkan
pada berlalunya waktu, itu disebut jadwal interval. Ketika didasarkan pada output, itu disebut
jadwal rasio. Saat memilih untuk menggunakan penguatan intermiten, terdapat empat
alternatif:
1. Jadwal interval tetap
2. Jadwal interval variabel
3. Jadwal rasio tetap
4. Jadwal rasio variabel
c. You Get What You Reinforce
Individu akan melakukan apa yang mereka rasa perlu. Mereka cenderung mencari tahu
tindakan mana yang akan mendapatkan pengakuan atau hadiah, dan kemudian berupaya
melakukannya, bahkan bisa jadi hanya pura-pura melakukannya. Sejauh mana mereka
melakukan hal ini tergantung pada seberapa besar imbalan yang menarik dan risiko hukuman
yang terkait dengan perilaku tersebut.
d. Motivating with Reinforcement
Teori penguatan (reinforcement theory) menyatakan bahwa dengan menerapkan konsekuensi
terhadap perilaku tertentu, seseorang akan cenderung termotivasi untuk melanjutkan perilaku
tersebut atau berperilaku sesuai dengan yang diinginkan atau diharapkan.
● General Guides
1. Pastikan karyawan mengetahui apa yang diekspektasikan oleh mereka. Tentukan
tujuan yang jelas.
2. Pilih tipe penguatan yang sesuai.
3. Pilih jadwal penguata yang sesuai.
4. Jangan memberikan penghargaan terhadap kinerja yang biasa saja atau buruk, dan
menghukum pelanggar aturan.
5. Lihat sisi positif dan berikan pujian daripada fokus pada yang negatif dan mengkritik.
Dengarkan orang dan buat mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri (efek
Pygmalion).
6. Jangan pernah melewati hari tanpa memberikan pujian yang tulus.
7. Lakukan sesuatu untuk karyawan Anda, bukan untuk mereka.
● Changing Behavior
Berikut adalah beberapa tip menggunakan penguatan untuk mengubah perilaku kita.
1. Mulailah dengan menetapkan tujuan menggunakan teori penetapan tujuan.
2. Tentukan siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana rencana Anda.
3. Kembangkan lebih lanjut rencana tersebut dengan menerapkan ide-ide berikut dalam
keseluruhan rencana Anda.
e. Giving Praise
Memberikan pujian menciptakan situasi menang-menang, tidak memerlukan waktu banyak
dan biaya apa pun. Ini mungkin merupakan teknik motivasi yang paling kuat, paling
sederhana, paling murah, namun paling kurang digunakan. Berikut merupakan tahapan dalam
giving praise model:
1. Beri tahu karyawan apa yang telah dilakukan dengan benar.
2. Beri tahu karyawan mengapa perilaku itu penting.
3. Berhenti sejenak untuk hening.
4. Dorong kinerja berulang.
Putting the Motivation Theories Together within the Motivation Process
Motivasi yang penting karena membantu menjelaskan mengapa karyawan berperilaku
seperti yang dilakukan. Hal ini dikarenakan menurut teori penguatan, perilaku dipelajari dari
konsekuensi. Setiap langkah tidak berulang karena teori penguatan tidak memperhatikan
kebutuhan, motif, atau kepuasan namun berfokus kepada karyawan untuk berperilaku dengan
cara yang telah dilakukan melalui konsekuensi yang diberikan oleh manajer. Akhirnya
menurut teori dua faktor, langkah kelima (kepuasan dan ketidakpuasan) tidak pada satu
kontinum tetapi pada dua kontinum terpisah (puas sampai tidak puas, atau tidak puas sampai
puas) yang berdasarkan kepada tingkat kebutuhan yang dipenuhi (motivasi atau
pemeliharaan).
Review Case
Sheryl Sandberg adalah ketua divisi operasional di Perusahaan Facebook. Bisa
dikatakan bahwa ia adalah SDM yang cocok dengan CEO Mark Zuckerberg, sehingga CEO
Mark bisa mengembangkan produk baru. Tidak pernah ada ketua divisi operasional
sepertinya dan pencipta penjualan terbaik, serta masuk 5 besar dalam daftar “Fortune Most
Powerful Women”. Ia cenderung menggunakan gaya kepemimpinan partisipatif seperti
menghabiskan waktu untuk meng-email dan bertemu, dengan menekankan pada pemberian
pengaruh positif dan memotivasi orang lain untuk mencapai misi Facebook: membuat dunia
semakin terbuka dan terhubung. Sheryl Sandberg mempublikasikan bukunya yang cukup
provokatif tentang peran wanita di kantor dan rumah. Ia ingin membantu wanita lain untuk
sukses di bisnis. Buku itu terjual cepat dan banyak menjadi bahan diskusi terkait peran pria
dan wanita dalam bekerja.
Apa yang kontroversial? Ia membuat buku yang berjudul “Lean in: Women, Work,
and the Will to Lead”. Secara bahasa di negara-negara lain, berartikan “ayo wujudkan konsep
keseimbangan antara wanita, pekerjaan, dan keinginan untuk memimpin”. Apa maksud dari
kalimat “lean in?” Sandberg mengajak para wanita untuk meraih kesuksesan, mengubah
struktur kekuasaan yang adil terhadap posisi wanita, dan kesempatan yang sama untuk
semuanya. Lebih banyak kepemimpinan wanita akan semakin banyak perlakuan adil untuk
semua wanita. Dia juga merasa bahwa separuh isi perusahaan dijalankan oleh wanita dan
separuh pekerjaan rumah dikerjakan oleh para pria, yang mana hal ini jauh dari situasi
kenyataan. Sandberg juga menyampaikan bahwa kesuksesannya tidak hanya karena kerja
kerasnya,tetapi juga karena ia mampu menyelesaikan hambatan internal yang membuat para
wanita berhenti. Hambatan internal tersebut antara lain kurangnya kepercayaan diri, tidak
mengejar kemampuannya, dan kembali pada apa yg seharusnya mereka kerjakan.
Ketika buku itu dirilis, banyak surat kabar dan televisi memperdebatkan manfaat
teorinya. Jawaban pertama bahwa mudah bagi wanita yang mapan dan terpilih menjadi
wanita paling berpengaruh untuk mengatakan bahwa wanita mampu menjadi pemimpin di
dunia kerja dan rumahnya. Bisakah wanita menjadi sukses apabila ia tidak keluar dari
zonanya dan berdiam diri? Bisakah wanita menjadi sukses apabila ia tidak keluar dari
zonanya dan berdiam diri dirumah? Atau ia tidak bisa sukses apabila ia hanya bekerja di
posisi menengah tanpa ada tekanan yang besar terkait pengambilan keputusan dan posisi
level atas.
Salah satu tujuan Lean In adalah menyatukan para wanita untuk membahas masalah
tersebut. Facebook, dan banyak situs media sosial lainnya, sudah memiliki banyak grup yang
terbentuk yang bertemu secara online dan secara langsung. Anda dapat bergabung dengan
komunitas lean
Identifikasi Masalah
Sheryl Sandberg adalah ketua divisi operasional di Perusahaan Facebook. Ia membuat buku
yang berjudul “Lean in: Women, Work, and the Will to Lead” yang kemudian buku tersebut
menjadi kontroversial. Dalam buku tersebut, Sandberg mengajak para wanita untuk meraih
kesuksesan, mengubah struktur kekuasaan yang adil terhadap posisi wanita, dan kesempatan
yang sama untuk semuanya. Ketika dirilis, buku tersebut banyak memunculkan surat kabar
dan televisi memperdebatkan manfaat teorinya. Menurut Sandberg, lebih banyak
kepemimpinan wanita akan semakin banyak perlakuan adil untuk semua wanita. Namun,
pernyataan Sandberg tersebut masih memunculkan pertanyaan seperti Bisakah wanita
menjadi sukses apabila ia tidak keluar dari zonanya dan berdiam diri? Oleh karena itu, salah
satu tujuan Lean In adalah menyatukan para wanita untuk membahas masalah tersebut.
Facebook, dan banyak situs media sosial lainnya, sudah memiliki banyak grup yang terbentuk
yang bertemu secara online dan secara langsung.
1. How would Sheryl Sandberg’s leadership style be described based on the four
behavioral leadership styles?
Leadership style adalah kombinasi dari sifat, keterampilan, dan perilaku yang
digunakan pemimpin saat mereka berinteraksi dengan pengikut. Ada dua gaya kepemimpinan
yang sudah dijelaskan dalam buku yaitu gaya kepemimpinan berdasarkan University of Iowa
Leadership Styles (gaya kepemimpinan Autocratik dan Demokratik) dan University of
Michigan and Ohio State University Studies (gaya kepemimpinan: berpusat pada pekerjaan
dan berpusat pada karyawan).
2. How does Sandberg’s book Lean In emphasize the three content motivation theories?
Buku "Lean In" karya Sheryl Sandberg menggarisbawahi tiga teori motivasi konten yang
penting:
● Teori Kebutuhan Maslow: Sandberg, dengan mengejar kesuksesan di dunia kerja dan
mendorong wanita lain untuk melakukannya, dapat dikaitkan dengan teori kebutuhan
Maslow. Dalam bukunya, ia membahas bagaimana perempuan harus meraih potensi
penuh mereka di tempat kerja (kebutuhan aktualisasi diri) dan mengatasi hambatan
internal seperti kurangnya kepercayaan diri (kebutuhan harga diri). Melalui "Lean In,"
Sandberg mendorong perempuan untuk memprioritaskan pencapaian potensi pribadi
mereka.
● Teori Keterikatan (Attachment Theory): Konsep "Lean In" yang mengajak wanita
untuk bersatu dan membahas masalah ketidaksetaraan gender di tempat kerja
mencerminkan gagasan keterikatan. Sandberg ingin menciptakan komunitas yang
mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama (keterikatan sosial), yang
dapat menjadi sumber motivasi dan dukungan dalam mengatasi hambatan karier.
● Teori Harapan (Expectancy Theory): Sandberg memotivasi wanita dengan menyoroti
betapa pentingnya mengatasi hambatan internal, seperti kurangnya kepercayaan diri,
dan mengejar kemampuan yang sebenarnya. Ini berkaitan dengan teori harapan, di
mana individu termotivasi ketika mereka percaya bahwa usaha mereka akan
menghasilkan kinerja yang baik dan penghargaan yang diinginkan. Sandberg
mendorong wanita untuk memiliki harapan yang tinggi terhadap diri mereka sendiri.
Melalui "Lean In," Sheryl Sandberg berusaha menerapkan prinsip-prinsip motivasi ini untuk
memotivasi wanita agar mencapai lebih banyak dalam karier mereka dan menciptakan
perubahan dalam struktur kekuasaan di tempat kerja
3. How does Sandberg’s book Lean In emphasize the three process motivation theories?
Jawab :
Pada teori ini sandberg membuat buku yang pada intinya untuk mengajak wanita di seluruh
dunia untuk “lean in” atau berani untuk masuk ke dunia pekerjaan bahwa wanita pun juga
bisa bersaing dan mendapatkan posisi di level atas. Jadi sandberg memberi motivasi kepada
para wanita untuk terus berkembang. ini menunjukkan bahwa sandberg memegang teori
ekuitas ini.
● Teori Ekspektasi :
Pada teori ini dapat dilihat pada 3 poin yaitu variabel expectancy dimana Sheryl
mengatakan bahwa kunci kesuksesannya selain kerja keras adalah menyingkirkan
hambatan internal yang sering menahan wanita yaitu kurangnya kepercayaan diri,
tidak mengangkat tangan (cenderung pasrah dan tidak aktif), menarik diri, dimana
perempuan seharusnya mereka lean in . dalam teori ini menyatakan orang akan
termotivasi apabila punya persepsi pada kemampuan diri mereka sendiri pada poin
instrumental, sand beranggapan bahwa ketika perempuan mau lean in maka
perempuan tersebut akan mendapatkan posisi yang dia inginkan. sand juga yakin para
wanita di dunia ini bisa menempati posisi yang sejajar atau mendapat hasil yang sama
dengan pria variabel valence , Sandberg merasa bahwa jika lebih banyak wanita ‘lean
in’, kita dapat mengubah struktur kekuatan dunia kita dan memperluas peluang bagi
semua dan akan mendapatkan kesetaraan serta menghilangkan glass ceiling. Hal
tersebut lah yang menjadi value atau nilai penting bagi perempuan untuk dicapai dan
bisa didapatkan jika mampu Lean in. Jika dikaitkan dengan expectancy theory setelah
termotivasi maka perempuan akan memperoleh value yaitu kesetaraan dan peluang
yang lebih melalui lean in.
● Goal Setting Theory :
Menurut teori ini Sheryl mempunyai tujuan dimana mengubah struktur kekuatan
dunia kita dan memperluas peluang bagi semua dan akan mendapatkan kesetaraan
serta menghilangkan glass ceiling. Ia menggunakan bukunya untuk menjadi motivasi
bagi para perempuan karena Goal Setting Theory melibatkan pengembangan rencana
tindakan yang dirancang untuk memotivasi dan membimbing seseorang atau
kelompok menuju suatu tujuan.
4. Which type and schedule of reinforcement will help women advance in business?
Jawab :
Penguatan adalah elemen penting dalam meningkatkan produktivitas karyawan di lingkungan
kerja. Penguatan dapat diberikan secara berkelanjutan atau dengan jeda tertentu. Namun,
memberikan penguatan secara terus-menerus tidak selalu memungkinkan atau praktis.
Misalnya, memberikan pujian hanya saat kinerja sangat luar biasa, bukan pada setiap
tindakan, lebih efektif. Jika tidak, pujian bisa menjadi rutinitas dan kehilangan dampaknya.
Dalam hal jenis penguatan, rasio umumnya lebih efektif daripada interval. Ini karena rasio
variabel, yang memberikan pujian setelah tindakan tertentu, seringkali lebih efektif dalam
mempertahankan perilaku yang diinginkan, seperti memberikan pengakuan untuk pekerjaan
yang baik atau kedisiplinan dalam menghadiri kerja secara teratur. Sementara interval, yang
memberikan penguatan dengan jeda waktu, bisa membuat pujian menjadi kurang berharga
karena bisa menjadi terlalu sering dan dianggap biasa. Oleh karena itu, untuk membantu
perempuan dalam kemajuan mereka di tempat kerja, penguatan yang disarankan adalah
penguatan intermiten dengan jadwal rasio dibandingkan dengan interval.
Comulative Question
5. How do the five dimensions of our leadership definition (Chapter 1) apply to
Sandberg as COO of Facebook?
Jika merujuk pada kelima dimensi pemimpin, hal tersebut dapat dijelaskan demikian. Pada
dimensi Surgency, Sandberg telah menunjukkan keberanian dan ketegasan dalam perannya
sebagai COO. Ia berani memimpin perubahan dan mengambil inisiatif untuk mengubah
struktur perusahaan. Bukunya, juga mencerminkan ketegasannya dalam mendorong
perubahan dalam peran wanita di tempat kerja dan di rumah. Pada dimensi agreeableness,
meskipun Sandberg memiliki ketegasan dalam visinya, ia juga dikenal sebagai pemimpin
yang kemurahan hati dan bersedia bekerja sama dengan timnya. Gaya kepemimpinan yang
partisipatif menunjukkan kemampuannya untuk bekerja sama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama. Pada dimensi adjustment, Sandberg telah menunjukkan
kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang cepat dalam industri
teknologi. Ia juga membahas tantangan yang dihadapi wanita dalam menyesuaikan diri
dengan tuntutan dan ekspektasi di tempat kerja melalui bukunya. Ini menunjukkan
kesadarannya terhadap pentingnya penyesuaian dalam mencapai kesuksesan. Pada dimensi
conscientiousness, Sandberg adalah seorang pemimpin yang sangat berdedikasi dan
berkomitmen terhadap pekerjaannya. Ia telah bekerja keras untuk mengembangkan Facebook
dan mencapai tujuan perusahaan. Bukunya juga mencerminkan kesungguhannya dalam
memperjuangkan kesetaraan gender di tempat kerja. Dan pada dimensi openness,
keterbukaan Sandberg terlihat dalam bukunya yang mengungkapkan pengalaman pribadinya
dan pemikirannya tentang peran wanita di tempat kerja. Ia juga terbuka terhadap ide-ide baru
dan pendekatan yang inovatif dalam bisnis dan teknologi.
6. What managerial leadership skills does Sandberg need as COO of Facebook (Chapter
1)?
Pada Exhibit 1.2 buku Leadership theory, application and development diketahui bahwa
terdapat 3 skill managerial leadership yakni decision making skill, interpersonal skill and
technical skill.
Technical Skill adalah Keterampilan teknis melibatkan kemampuan untuk menggunakan
metode dan teknik untuk melakukan tugas. Ini mencakup pengetahuan tentang metode,
proses, prosedur, dan teknik, dan kemampuan untuk menggunakan alat dan perlengkapan
untuk melakukan tugas. Keterampilan teknis juga bisa disebut business skills (kemampuan
bisnis), atau dapat menyertakannya
Menurut kelompok kami Sandberg memerlukan ketiga skill ini terutama dalam interpersonal
skill dan decision making skill dimana ia merupakan manajer tingkat atas yakni COO yang
merupakan peran penting dalam melakukan operasional di suatu perusahaan yang mana ia
juga harus memiliki keterampilan pengambilan keputusan guna mempengaruhi proses
operasional di perusahaan tersebut berjalan dengan baik, selain itu ia juga tentu harus
memiliki interpersonal skill karena COO tentu tidak bekerja secara sendirian melainkan
terdapat sebuah tim yang akan bekerja bersama gunak menjalankan operasional suatu
perusahaan tentu dengan memiliki interpersonal skill ini akan dapat membuat suatu tim yang
memiliki hubungan yang efektif dalam menyelesaikan pekerjaan.
walaupun disini Sandberg merupakan seoarang COO tidak menutup kemungkinan bahwa ia
juga harus memiliki technical skill guna memberi contoh juga kepada tim atau bawahannya.
7. How would you describe Sandberg’s Big Five Personality, and do you believe she has
the personality profile of an effective leader (Chapter 2)?
Dalam teori Big Five Personality, seseorang dapat dikategorikan ke dalam lima
karakter yang memiliki sifat kepemimpinannya masing-masing.