Anda di halaman 1dari 3

PERKULIAHAN 6

PENGARAHAN

A. Motivasi dan Komunikasi Dalam Organisasi


Motivasi adalah salah satu konsep paling awal yang digumuli oleh manajer dan
peneliti di bidang manajemen. Model awal motivasi ada tiga, yaitu:

1. Model Tradisional. Seringkali dikaitkan dengan Frederick Taylor. Manajer


menentukan cara yang paling efisien untuk melakukan pekerjaan berulang dan
memotivasi karyawan dengan sistem intensif upah semakin banyak yang
dihasilkan karyawan , semakin besar upahnya. Asumsi dasarnya adalah
mengetahui mengenai pekerjaan lebih baik daripada karyawan, yang pada
dasarnya malas dan hanya dapat diberi motivasi dengan uang. Warisan model
ini adalah kebiasaan membayar wiraniaga dengan dasar komisi.
2. Model Hubungan Manusia. Model ini seringkali dihubungkan dengan Elton
Mayo dan para peneliti lain sezaman. Mayo dan peneliti lain dalam hubungan
manusia menemukan bahwa kebosanan dan pengulangan berbagai tugas
merupakan factor yang menurunkan motivasi, sedangkan kontak social
membantu menciptakan dan mempertahankan motivasi.
3. Model Sumber Daya Manusia. Seringkali dihubungkan dengan Douglas
McGregor. McGregor dan ahli teori lain melontarkan kritik model hubungan
manusia dengan mengatakan konsep itu hanya pendekatan yang lebih canggih
untuk memanipulasi karyawan.

Adapun pandangan kontemporer mengenai motivasi dimana Landy dan Becker


mengelompokkan banyak pendekatan modern pada teori dan praktek motivasi
menjadi lima kategori, yaitu:
1. Teori Kebutuhan. Menurut teori kebutuhan, seseorang mempunyai motivasi
kalau dia belum mencapai tingkat kepuasan tertentu dengan kehidupannya.
Kebutuhan yang telah terpuaskan bukan lagi menjadi motivator.
2. Teori Penguatan. Ahli psikologi B.F. Skinner dan teman-teman menunjukkan
bagaiman konsekuensi tingkah laku di masa lampau mempengaruhi tindakan
pada masa depan pada proses belajar siklis. Proses ini dinyatakan sebagai
berikut: Rangsangan Respons Konsekuensi Respon Masa Depan
3. Teori Keadilan. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa factor utama dalam
motivasi pekerjaan adalah evaluasi individu atas keadilan dari penghargaan
yang diterima. Keadilan didefinisikan sebagai rasio antara input pekerjaan
individu dan imbalan pekerjaan.
4. Teori Harapan. Menurut teori ini, orang memilih cara bertingkah laku dari
antara alternative serangkaian tindakan, berdasarkan, berdasarkan harapan
mereka akan apa yang diperoleh dari setiap tindakan.
5. Teori Penetapan Sasaran. Memusatkan pada proses penentuan sasaran diri
mereka sendiri.
Selain motivasi, dibutuhkan pula komunikasi yang efektif untuk lancarnya sistem
manajemen dalam suatu organisasi. Komunikasi didefinisikan sebagai proses yang
dipergunakan oleh manusia untuk mencari kesamaan arti lewat transmisi pesan
simbolik.

Komunikasi yang efektif penting bagi manajer karena tiga alas an utama. Pertama,
komunikasi menyediakan saluran umum untuk proses manajemen, yaitu
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan. Kedua,
keterampilan komunikasi yang efektif dapat membuat manajer menggunakan
berbagai bakat yang tersedia dalam dunia multibudaya dari organisasi. Ketika,
ternyata manajer menghabiskan banyak waktunya untuk berkomunikasi

Komunikasi yang efektif selain antar pribadi berpengaruh juga untuk komunikasi
dalam organisasi. Hal ini akan mempengaruhi faktor kepemimpinan serta
pengarahan dalam organisasi.

B. Pengertian Kepemimpinan
Ralph M. Stogdill mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial sebagai
proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas
dari anggota kelompok. Terdapat empat implikasi penting dalam definisi tersebut:
1. Kepemimpinan melibatkan orang lain karyawan atau pengikut. Dengan
kemauan mereka menerima pengarahan dari pemimpin, anggota kelompok
membantu mendefinisikan status pemimpin dan membuat proses
kepemimpinan menjadi mungkin.
2. Kepemimpinan melibatkan distribusi kekuasaan yang tidak merata antara
pemimpin dan anggota kelompok.
3. Kemampuan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi
tingkah laku pengikut dengan berbagai cara.
4. Menggabungkan tiga aspek pertama dan mengakui bahwa kepemimpinan
adalah mengenai nilai.

C. Pendekatan Studi Kepemimpinan dan Sifat-sifat Kepemimpinan


Peneliti dan ahli psikologis berusaha memahami sifak kepemimpinan melalui
beberapa pendekatan:
Pendekatan Sifat Pada Kepemimpinan. Pendekatan ini mengasumsikan
bahwa pemimpin mempunyai beberapa sifat kepribadian sama yang dibawa
sejak lahir. Dalam mencari sifat kepemimpinan yang dapat diukur, peneliti
mengambil dua pendekatan: (1) membandingkan sifat orang yang tampil
sebagai pemimpin dengan orang yang tidak menjadi pemimpin; (2)
membandingkan sifat pemimpin efektif dengan pemimpin yang tidak efektif.

Pendekatan Tingkah Laku Pada Kepemimpinan. Para peneliti mencoba


memisahkan karakteristik tingkah laku dari pemimpin efektif. Dengan kata
lain, para peneliti mencoba menentukan apa yang dilakukan oleh pemimpin
efektif bagaimana mereka mendelegasikan tugas, bagaimana mereka
berkomunikasi dan mencoba memotivasi pengikut dan anak buahnya, dan
sebagainya. Tingkah laku tidak seperti sifat, dapat dipelajari dan memusatkan
pada dua aspek tingkah laku kepemimpinan, yaitu: fungsi kepemimpinan dan
gaya kepemimpinan.

Pendekatan Kontingensi Pada Kepemimpinan. Teori ini memfokuskan


pada faktor-faktor berikut ini:
1. Tuntutan tugas
2. Harapan dan tingkah laku rekan setingkat
3. Karakteristik, harapan, dan tingkah laku karyawan.
4. Budaya organisasi dan kebijakannya.

Dalam pendekatan kontingensi, terdapat empat model kontingensi


kepemimpinan yang cukup terkenal, yaitu:
- Model kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard
- Gaya kepemimpinan dan situasi kerja: Model Fiedler
- Model jalur sasaran oleh Martin G. Evans dan Robert J. House,
- Memutuskan kapan untuk menyertakan bawahan: model Vroom- Yetto dan
Vroom - Jago

Anda mungkin juga menyukai