“MOTIVASI”
Dosen Pengampu :
Emi Sukmawati, S.E., M.S.i
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Anggota NIM
1. Nesa Okta Fiani 2022120009
2. Muhamad Bayudi 2022120030
3. Deva Rati Puspa 2022120034
Sumber: Diambil dari Richard M, Steers dan Lyman W. Porter, eds., Motivation and Work Behavior, edisi kedua,
Mc Graw-Hill, Neew York , 1979.
Para manajer dapat menggunakan model motivasi hubungan manusiawi dan sumber daya
manusia secara bersama. Dengan bawahannya, manajer cenderung menerapkan model hubungan
manusiawi, mereka mencoba untuk mengurangi penolakan bawahan dengan perbaikan moral dan
kepuasan.
TEORI-TEORI MOTIVASI
Teori-teori metivasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok petunjuk, isi dan
proses.
Teori isi menekankan pentingnya pengertian akan faktor-faktor internal individu tersebut,
kebutuhan atau motif, yang menyebabkan mereka memilih kegiatan, cara dan perilaku tertentu
untuk memuaskan kebutuhan yang dirasakan. Faktor-faktor internal seperti, gaji, kondisi kerja,
hubungan kerja, dan kebijaksanaan perusahaan tentag kenaikan pangkat, delegasi wewenang,
dan sebagainya.
Pendekatan isi banyak dihubungkan dengan nama-nama seperti Maslow, McGregor,
Herzberg, Atkinson dan McCelland. Nama-nama ini merupakan para penulis yang mempunyai
pengaruh sangat kuat dalam bidang manajemen dan pada pemikiran dan kegiatan para manajer
praktisi.
mempunyai tingkat motivasi prestasi di atas rata-rata. Motivasi seorang pengusaha tidak
semata-mata ingin mencapai keuntungan demi keuntungan itu sendiri, tetapi karena dia
mempunyai keinginan yang kuat untuk berprestasi.
Orang-orang yang berorientasi prestasi mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu
yang dapat dikembangkan, yaitu:
a) Menyukai pengambilan risiko yang layak (moderat) sebagai fungsi ketrampilan,
bukan kesempatan; menyukai suatu tantangan; dan menginginkan tanggung jawab
pribadi bagi hasil-hasil yang dicapai.
b) Mempunyai kecenderungan untuk menetapkan tujuan-tujuan prestasi yang layak
dan menghadapi risiko yang sudah diperhitungkan.
c) Mempunyai kebutuhan yang kuat akan umpan balik tentang apa yang telah
dikerjakannya.
d) Mempunyai ketrampilan dalam perencanaan jangka panjang dan memiliki
kemampuan-kemampuan organisasional.
situasi yang sama, tetapi bila konsekuensi tidak menyenangkan individu akan cenderung
merubah perilakunya untuk menghindarkan dari konsekuensi tersebut.
Ada empat teknik yang dapat dipergunakan manajer untuk mengubah perilaku bawahan
yaitu penguatan positif, penguatan negatif, pemadaman, dan hukuman.
W. Clay Hammer, telah mengidentifikasikan 6 (enam) pedoman penggunaan teknik-
teknik pembentukan perilaku, atau disebut teori belajar (learning theory), yaitu:
a Jangan memberikan penghargaan yang sama kepada semua orang.
b Perhatikan bahwa kegagalan untuk memberi tanggapan dapat juga mengubah
perilaku.
c Beritahu karyawan tentang apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan
penghargaan.
d Beritahu karyawan tentang apa yang dilakukan secara salah.
e Jangan memberi hukuman di depan karyawan lain.
f Bertindaklah adil.
3) Teori Poter-Lawler
Model Porter-Lawler adalah teori pengharapan dari motivasi dengan versi
orientasi masa mendatang, dan juga menekankan antisipasi tanggapan-tanggapan atau
hasil-hasil.
Secara teoritik, model pengharapan ini berjalan sebagai berikut:
a nilai penghargaan yang diharapkan karyawan dikombinasikan dengan,
b persepsi orang tersebut tentang usaha yang mencakup dan probabilitas dari
pencapaian penghargaan untuk menyebabkan atau menimbulkan,
c suatu tingkat usaha tertentu yang dikombinasikan dengan,
d kemampuan, sifat-sifat karyawan, dan
e persepsinya mengenai kegiat an-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai,
f tingkat prestasi yang diperlukan atau disyaratkan untuk menerima penghargaan-
peng- hargaan intrinsik yang melekat pada penyelesaian tugas (7 A), dan
penghargaan-penghargaan ekstrinsik dari manajemen bagi pencapai- an prestasi
yang diinginkan (7 B).
g Persepsi individu mengenai "keadilan" dari penghargaan-penghargaan ekstrinsik
yang diterima, ditambah perasaan yang dihasilkan dari prestasinya, menghasilkan
h tingkat kepuasan yang dialami oleh karyawan. Pengalaman ini kemudian akan
diterapkan pada penilaian individu di masa mendatang terhadap nilai
penghargaan dan oleh karena itu akan mempengaruhi pencapaian tugas dan
kepuasan di waktu yang akan datang.
Implikasi-implikasi bagi manajer mencakup:
1. Pemberian penghargaan yang sesuai dengan kebutuhan bawahan.
2. Penentuan prestasi yang diinginkan.
3. Pembuatan tingkat prestasi yang dapat dicapai.
4. Penghubungan penghargaan dengan prestasi.
5. Penganalisaan faktor-faktor apa yang bersifat berlawanan dengan
efektifitas penghargaan.
6. Penentuan penghargaan yang mencukupi atau memadai.
4) Teori Keadilan
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan selalu cenderung membandingkan
antara 1) masukan-masukan yang mereka berikan pada pekerjaannya dalam bentuk
pendidikan, pengalaman, latihan dan usaha, dengan 2) hasil-hasil (penghargaan-
penghargaan) yang mereka terima, seperti juga mereka membandingkan balas jasa yang
diterima karyawan lain de- ngan yang diterima dirinya untuk pekerjaan yang sama.
Bagi manajer, teori keadilan memberikan impli basi bahwa penghargaan sebagai
motivasi kerja harus diberikan sesuai yang dirasa adil oleh individu-individu yang
bersangkutan.