Anda di halaman 1dari 12

MINAT PEMUDA DESA UNTUK URBANISASI

Di Desa Sukasari, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat


Indah Meitasari*
*
Dosen Program Studi Pendidikan Geografi,FKIP UHAMKA, Jakarta, Indonesia
Email: meitasari@gmail.com

ABSTRAK
Urbanisasi senantiasa berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi desa yang mendorong
warganya untuk pindah ke kota mencari kehidupan yang relatif lebih layak. Bagi
penduduk desa, kota memiliki daya tarik untuk mencari pekerjaan. Meski pekerjaan for-
mal terbatas, namun “elastisitas” pekerjaan informal tetap menjadi pilihan bagi para mi-
gran urban. Upaya membangun desa dilakukan oleh pemerintah melalui bantuan dana
desa, sehingga banyak mengalami kemajuan dari segi pembangunan infrastruktur dan sa-
rana prasarana desa. Meski demikian, kehidupan di kota bagi sebagian pemuda desa,
masih tetap menjanjikan. Tulisan ini menganalisis minat pemuda untuk urbanisasi, studi
kasus di Desa Sukasari, Majalengka, Jawa Barat. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan
melakukan wawancara mendalam terhadap pemuda desa, untuk mengetahui apakah
mereka memiliki minat untuk urbanisasi berdasarkan faktor pendorong dan faktor
penarik. Didasari hal tersebut, ternyata kehidupan warga desa yang bersifat Gemeinschaft
merupakan modal sosial yang membuat para pemuda tetap ingin tinggal di desanya, dan
tidak berminat untuk urbanisasi.

Kata Kunci: Minat Pemuda, Urbanisasi, Gemeinschaft, dan modal sosial

ABSTRAC
Urbanization is always associated with the socio-economic conditions of the village that
encourage its citizens to move to the city looking for a relatively more viable life. For the
villagers, the city has an appeal to find a job. Although formal employment is limited, the
"elasticity" of informal employment remains an option for urban migrants. The effort to
build the village is done by the government through the funding of the village, so much
progress in terms of infrastructure and public facilities. However, life in the city for some
village youth, still promises. This paper addresses the interests of youth for urbanization,
a case study in Sukasari Village, Majalengka, West Java. This qualitative research by
conducting in-depth interviews of the village youths to find out if they have an interest in
urbanization based on pull and push factors. The result is that the life of the villagers in
Gemeinschaft is a social capital that keeps the youth in his village, and is not interested
in urbanization.

Keywords: Youth Interest, Urbanization, Gemeinschaft, And social capital

36
Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017: 36-47
I. PENDAHULUAN hidup, mereka bekerja sebagai tenaga
kerja informal di kota.
Urbanisasi seringkali diartikan sebagai Peningkatan pengangguran di kota
perpindahan penduduk dari desa ke kota terjadi karena sulitnya mencari pekerjaan,
(migrasi). Perpindahan penduduk karena hal ini disebabkan jumlah penduduk yang
arus urbanisasi, menyebabkan sudah terlalu besar. Dampaknya, antara
bertambahnya penduduk yang tinggal di lain timbulnya masalah kejahatan dan
daerah perkotaan. Jumlah penduduk tumbuhnya pemukiman kumuh akibat
Indonesia berdasarkan data BPS Susenas berkurangnya lahan pemukiman. Bagi
2014 dan 2015, mencapai 254,9 juta jiwa. desa, urbanisasi membawa dampak
Adapun komposisi penduduk kota dan berkurangnya jumlah penduduk, terutama
desa pada 2015 lebih banyak di pedesaan, para pemuda desa. Tenaga terampil di desa
yakni 128,5 juta jiwa. Sementara di berkurang karena banyaknya penduduk
perkotaan, sebanyak 126,3 juta jiwa. usia kerja yang pindah ke kota. Bagi yang
Meskipun jumlah penduduk di pedesaan melanjutkan pendidikan mereka enggan
lebih besar, namun pertambahan kembali ke desa, sehingga desa
penduduk diperkotaan dari tahun 2014- kekurangan tenaga kerja terdidik.
2015 mencapai 1,75%, sementara di Akibatnya, desa lebih banyak dihuni oleh
pedesaan 0,52%. Berdasarkan data Biro orang-orang tua karena para pemudanya
Pusat Statistik September 2016, jumlah banyak yang berurbanisasi ke kota,
penduduk miskin di perdesaan 17,28 juta sehingga tingkat produktivitas menjadi
orang (13,96 persen), sedangkan di rendah.
perkotaan 10,49 juta orang (7,73 persen). Banyak faktor yang
Posisi ini tidak banyak berubah mempengaruhi urbanisasi. Secara umum
dibandingkan September 2015. Ketika itu, digolongkan dalam dua faktor, yaitu :
jumlah penduduk miskin di perdesaan 1. Faktor Pendorong (push factors), yakni
17,89 juta orang (14,09 persen), antara lain faktor ekonomi (mencari
sedangkan di perkotaan 10,62 juta orang pekerjaan yang lebih baik, karena keadaan
(8,22 persen). (www.republika.co.id) ekonominya di desa kurang memberi
Kota merupakan wilayah yang kehidupan yang lebih baik), alasan adat
menjadi sentra kegiatan ekonomi. Pada istiadat, misalnya orang Minangkabau ke
perkembangannya menjadi pusat industri Jakarta untuk belajar atau berdagang.
modern. Implikasinya, kaum miskin di 2. Faktor Penarik (pull factors), yakni
desa terdorong untuk pindah ke kota pemberian harapan dan cita-cita yang
dengan segala konsekuensi kehidupan ingin dicapai (misalnya kehidupan yang
sosial ekonomi di perkotaan. Tingginya lebih baik) di kota (Wirutomo, 2012).
kaum miskin dari pedesaan yang mengadu Karakteristik desa selalu di
nasibnya di perkotaan, menimbulkan kontraskan dengan pemahaman
permasalahan baik di desa maupun di kota. masyarakat kota. Artinya, desa merupakan
Ditinjau berdasarkan sumber daya gambaran dimana masyarakatnya masih
manusia, desa akan mengalamai sederhana, bersahaja, dan apa adanya
kekurangan tenaga kerja produktif, (alami dan damai). Pengertian ini sebagai
sedangkan kota akan menghadapi perbandingan dengan masyarakat kota
banyaknya orang desa yang mencari yang maju dan kompleks. Desa memiliki
pekerjaan di kota. Sulitnya mendapatkan sejumlah kearifan lokal (local wisdom).
pekerjaan yang layak menyebabkan Nilai yang terkandung dalam kearifan
banyak pengangguran. Untuk bertahan tersebut menjadi kekuatan untuk
beradaptasi dengan lingkungan tempat

37
Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017: 36-47
suatu masyarakat di wilayah desa pembanguan jaringan jalan sehingga
bermukim. Kerafian tersebut dapat hubungan antar desa dan kota menjadi
dicermati dari aturan, norma, lancar, serta membangun jaringan listrik
tatakrama/tata susila, bahasa, dan mengusahakan ketersediaan air bersih
kelembagaan, nama, gelaran, teknologi di wilayah pedesaan, dan sebagainya.
yang digunakan (konstruksi rumah, tata Permasalahan yang hendak
letak rumah, teknik irigasi, teknik dibahas dalam tulisan ini berkaitan dengan
pengolahan tanah dan peralatannya, teknik minat pemuda Desa Sukasari Kabupaten
membuat jalan/jembatan, teknik perahu, Majalengka untuk berurbanisasi.
dan sebagainya. (Jamaludin, 2015). Bagaimana minat pemuda untuk
Desa dengan kearifan lokal yang urbanisasi? Apakah faktor penarik dari
memiliki nilai dan norma bersama kota dan faktor pendorong di desa (push
merupakan modal sosial bagi penduduk and pull factors) menjadi alasan pemuda
untuk mengikatkan diri dalam satu desa untuk berurbanisasi ?
kesatuan masyarakat desa, sehingga dapat Tujuan Penelitian ini adalah
menahan laju urbanisasi. Menurut mengetahui minat pemuda Desa Sukasari
Coleman, modal sosial adalah kemampuan untuk urbanisasi dan memahami apa yang
orang-orang untuk bekerja sama dalam menjadi alasan bagi para pemuda untuk
kelompok. (Coleman, 1988). Istilah ini melakukan atau tidak melakukan
mengalami perluasan oleh Fukuyama, urbanisasi.
yakni kerja sama sosial untuk tujuan yang
sama dan didasari pada norma dan nilai II. METODE PENELITIAN
bersama (Fukuyama 2002). A. Pendekatan Penelitian
Modal sosial ini diperkuat oleh Penelitian ini berusaha
stuktur sosial masyarakat desa, seperti membangun makna tentang fenomena
yang digambarkan oleh Tonnies. urbanisasi berdasarkan pandangan dari
Ferdinand Tonnies, Sosiolog asal Jerman, partisipan, yakni para pemuda Desa
mengatakan bahwa Gemeinschaft adalah Sukasari usia 15-30 tahun dengan
ciri khas dalam kehidupan pedesaan melakukan wawancara mendalam.
dimana hampir setiap orang memiliki latar Pendekatan penelitian bersifat kualitatif,
belakang dan pengalaman hidup yang bertujuan untuk mendapatkan kedalaman
serupa. Interaksi sosial bersifat intim dan dan detail dari suatu topik yang diteliti
akrab seperti dalam kekerabatan. Memiliki dengan mengajukan pertanyaan terbuka,
komitmen sebagai kelompok sosial mengumpulkan makna dari partisipan,
dengan rasa kebersamaan yang besar. berkolaborasi dengan partisipan dan
Gesellschaft mencirikan kehidupan urban menginterpretasi data. Makna dari
modern, dimana kebanyakan orang tidak partisipan dalam keseluruhan proses
mengenal satu sama lain dan merasakan penelitian kualitatif artinya adalah peneliti
sedikit kesaamaan dengan pnduduk fokus pada usaha mempelajari makna
lainnya (Schaefer, 2010). yang disampaikan oleh partisipan tentang
Untuk mengatasi laju urbanisasi, masalah atau isu penelitian, bukan makna
desa melakukan upaya agar pemuda desa yang disampaikan oleh peneliti (Creswell,
tertarik untuk tetap tinggal di desa. 2016).
Dukungan dari pemerintah melalui Model Penelitan bersifat studi
bantuan dana desa sangat membantu untuk kasus yang memfokuskan pada kasus yang
memajukan desa, antara lain dengan terjadi dalam satu unit sosial tertentu,
pengembangan industri kecil yang yakni di Desa Sukasari. Salah satu ciri
diusahakan sampai ke pelosok desa, khas dari studi kasus adalah “sistem yang

38
Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017: 36-47
berbatas”, yakni batasan dalam hal waktu masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
dan tempat serta batasan dalam hal kasus masyarakat, hak asal usul dan/atau hak
yang diangkat, dapat berupa program, tradisional yang diakui dan dihormati
kejadian, aktivitas atau subyek penelitan dalam sistem pemerintahan Negara
(Herdiansyah, 2014). Kesatuan Republik Indonesia.
Secara Administratif Desa
B. Prosedur pengumpulan data Sukasari merupakan bagian dari wilayah
Pengumpulan data yang digunakan Kecamatan Cikijing Kabupaten
adalah Purposive Sampling yang Majalengka yang terdiri dari 6 Dusun, 6
merupakan teknik dalam non-probability RW, dan 24 RT, dengan luas wilayah 230
sampling berdasarkan pada ciri-ciri yang hektar. Secara geografis Desa Sukasari
dimiliki oleh subjek yang dipilih, karena merupakan wilayah pegunungan/dataran
ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan tinggi dengan ketinggian 400 m diatas
penelitian yang akan dilakukan. permukaan laut, yang terdiri dari
(Herdiansyah, 2014). persawahan dan perkebunan. Sumber air
Penentuan sumber data pada bersih terdiri dari tujuh mata air yaitu:
orang yang diwawancarai dipilih dengan mata air Cinangsi, mata air Cidangdangrat,
pertimbangan dan tujuan tertentu, yakni mata air Cimuncang, mata air Hawara,
pemuda usia 15-30 tahun, dengan mata air Caringin, mata air Cikerebek, dan
pertimbangan bahwa usia tersebut mata air Cikamalayan, serta potensi
termasuk dalam kategori usia produktif, sumber daya air bawah tanah yang cukup
yang berhasil ditemui dan bersedia di besar. Terletak di kaki Gunung Ciremai,
wawancarai. Disamping itu, berdasarkan membuat sumber daya alam di Desa
Undang-undang Kepemudaan nomor 40 Sukasari cukup melimpah dengan tanah
tahun 2009, batasan usia pemuda yang subur dan sumber air yang mengalir
Indonesia, yakni 15 sampai dengan 30 langsung dari pegunungan. Bentang alam
tahun. Jenis kelamin laki-laki dan disepanjang perjalanan dan di Desa
perempuan, baik yang sudah menikah Sukasari sangat indah seperti adanya
maupun yang belum menikah. persawahan, perbukitan dan perkebunan.
Pertanyaan disusun secara terbuka Sebagian besar lahan di Desa Sukasari
(open-ended), tidak berstruktur digunakan untuk wilayah pemukiman dan
(unstructured). Jumlah partisipan yang pertanian. Penggunaan lahan lainnya
berhasil diwawancarai sebanyak 39 orang. adalah untuk kegiatan budidaya ikan.
Selain wawancara dengan pemuda desa Desa Sukasari memiliki dua
yang dilakukan oleh para mahasiswa, lembaga yaitu secara pemerintahan dan
penulis melakukan wawancara dengan non pemerintahan. Pemerintahan terdiri
Kepala Desa dan Sekretaris Desa untuk dari Kepala Desa, Sekretaris Desa dan
mendapatkan informasi mengenai Desa Kepala Dusun, sedangkan non
Sukasari lebih jauh. pemerintahan terdiri dari PKK
(Pembinaan Kesejahteraan Keluarga),
III. HASIL DAN PEMBAHASAN BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan
A. Gambaran Umum Wilayah LPM ( Lembaga Pemberdayaan
1. Desa Sukasari Masyarakat ).
Berdasarkan Undang-undang No.
6 Tahun 2014, Desa adalah kesatuan 2.Pembangunan Desa.
masyarakat hukum yang memiliki batas Adanya Undang-undang Nomor 6
wilayah yang berwenang untuk mengatur tahun 2014 tentang Desa, kini desa
urusan pemerintahan kepentingan memiliki kepastian dalam hal dana yang

39
Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017: 36-47
dikelola oleh desa untuk pembangunan masyarakat Desa Sukasari dapat
dan peningkatan perekonomian desa. Ber- berolahraga dengan nyaman .
dasarkan hal tersebut, desa memiliki Perkembangan Desa Sukasari
kesempatan untuk membangun dalam semakin maju, hal ini terlihat dari
rangka mensejahterakan warganya. pembangunan jalan utama desa, hingga ke
Pada tahun 2016, Pemerintah dusun terpencil. Selain itu, telah dibangun
mengeluarkan anggraran APBD untuk pula beberapa jembatan. Kondisi wilayah
desa. Sesuai dengan jumlah desa di Jawa penelitian dengan sumber air yang
Barat sebanyak 5.319, maka anggaran melimpah, sehingga Kepala Desa berniat
bantuan dana desa seharusnya Rp 531,9 ingin menjadikan desanya sebagai desa
miliar, sehingga masing-masing desa wisata, dengan membangun Waterboom,
mendapatkan Rp 1 miliar. sebagai sarana rekreasi warga.
(https://news.detik.com)
Berkat bantuan dana desa, banyak 3. Pendidikan.
kemajuan yang terjadi, antara lain Komposisi penduduk berdasarkan
pembangunan infrastruktur serta sarana jenjang pendidikan yang ditamatkan
dan prasarana desa, Kepala Desa sampai tahun 2015, pendidikan Sekolah
memprioritaskan pembangunan kesehatan Dasar (SD) yaitu sebanyak 1.540 orang
untuk warga, karena di desa Sukasari atau 29 %, SLTP sebanyak 970 orang atau
menurut catatan memiliki angka kematian 18,5% , SLTA sebanyak 237 orang atau
ibu melahirkan yang cukup tinggi, oleh 5%, D1/D3 sebanyak 35 orang atau 0,7%,
karena itu beliau menginginkan agar dan perguruan tinggi sebanyak 24 orang
warganya tanggap terhadap kesehatan atau 0,45%.
masing-masing dengan membuat kartu Sarana prasarana dan tenaga
kesehatan agar mendapat jaminan ketika pengajar sebagai pendukung peningkatan
sakit. Melalui Badan Usaha Milik Desa, pendidikan, pada tahun 2014 jumlah
keuntungan dari usaha desa digunakan bangunan TK sebanyak 2 buah, bangunan
untuk membeli Mobil Siaga, yakni mobil SD/MI sebanyak 5 buah, dengan kelas
dengan sarana kesehatan yang dapat jauh 1 unit terletak di Dusun Sukapancar
digunakan oleh warga bila sakit dan harus dan 1 unit bangunan SMU yang berada di
dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Dusun Malongpong. Sarana pendidikan
Terdapat pos yandu di setiap dusun, untuk SMP belum ada, sehingga harus ke
namun belum ada fasilitas kesehatan desa terdekat yaitu Desa Banjaransari
tingkat desa. Bila sakit, harus berobat ke dengan jarak tempuh sekitar 1km. Selain
Puskesmas Kecamatan Cikijing, atau ke itu, untuk pendidikan agama ada 6 pondok
Rumah Sakit Kabupaten Majalengka, mengaji/majelis taklim khusus tempat
bahkan ke wilayah Kuningan atau mengaji anak – anak dengan 12 orang
Cirebon. Untuk itu disediakan mobil ustadz/ guru ngaji, untuk masyarakat
“Siaga”, yakni mobil khusus kesehatan umum dilaksanakan pengajian rutin di 17
untuk membawa warga yang akan berobat musholla.
ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
Sarana dan fasilitas yang ada di 4. Mata Pencaharian
Desa Sukasari cukup lengkap. Sebuah Mata pencaharian masyarakat
Masjid besar nan megah, “Istiqomah” Desa Sukasari cukup beragam, meski
didirikan dekat balai desa. Dan hampir sebagian besar sebagai buruh tani, tetapi
setiap dusun memiliki musholla. Terdapat diantaranya ada penduduk yang bekerja
pula sarana olah raga lapangan bulu diluar negeri sebagai TKI atau TKW.
tangkis yang terdapat di GOR, sehingga Pegawai Negeri Sipil (PNS), Peternak,

40
Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017: 36-47
Montir, Pegawai Swasta, Bidan, Pembantu kerukunan dalam kehidupan sebagai
Rumah Tangga (PRT), serta Pengusaha bentuk kesalehan sosial.
Kecil maupun Menengah. Penduduknya cukup religius,
Pekerjaan sebagian penduduk juga ditandai dengan ramainya Masjid dan
terserap melalui industri rumah (home musholla. Masjid Istiqomah adalah masjid
industry). Terdapat sebanyak 20 industri utama yang megah, ditambah keberadaan
kerajinan, diantaranya memproduksi peci Musholla yang terdapat pada setiap dusun
dan kerudung. Konveksi ini senantiasa dikunjungi penduduk,
memberdayakan warga sekitar untuk khususnya pada jam sholat tiba, untuk
membantu menyablon dan memberi mote sholat berjamaah. Hal lain yang menarik
pada kerudung. Kerudung Desa Sukasari dari Desa Sukasari yakni diadakannya
di distribusikan ke Purwokerto dan Tanah Shalawatan di masjid. Kegiatan ini
Abang Jakarta. Industri lainnya yaitu menjadi unik karena diadakan hampir
industri keripik seperti keripik pisang, ubi, setiap malam, yaitu dari Ba’da Isya
singkong dan lain – lain. Selain itu, hingga pukul 21.00, dengan adanya
terdapat industri pembuatan tahu dan kegiatan ini membuat hubungan antar
tempe yang diditribusikan ke wilayah lain warga Desa Sukasari semakin erat.
diluar Kabupaten Majalengka. Bila ada hajatan atau perayaan
Salah seorang penduduk desa, agama, ada warga yang merayakannya
Dewi (24 tahun) mengatakan bahwa di dengan memasang tenda besar dan kursi–
Desa Sukasari banyak didirikan industri kursi rapi di depan rumah, serta
kerajinan rumah. Dia sangat sedih jika menyediakan makanan prasmanan.
melihat industri rumah saat ini, tidak Biasanya dengan mengundang ustadz
mampu mengangkat nama desa. Banyak untuk memberikan ceramah dan diakhiri
yang memborong jilbab dan peci untuk dengan kelompok marawis yang selalu
dipasarkan dan dijual kembali, bahkan mampu melantunkan shalawat dengan
hingga ke Tanah Abang, Jakarta, tetapi merdu. Kegiatan ini membuat masyarakat
dijual di toko dengan mengantikan label desa semakin akrab dan guyub.
dengan buatan desa atau wilayah lain. Desa Sukasari juga memiliki
Dewi ingin membuka usaha untuk kesenian, yaitu Hadroh, semacam
mengharumkan nama desa serta berharap kesenian tradisonal marawis dengan
agar dapat diaktifkan kembali Koperasi mendendangkan shalawat dan lagu-lagu
Desa, agar masyarakat dapat meminjam Islami lainnya serta kesenian Pencak Silat.
modal usaha tanpa harus pergi jauh ke Kesenian Hadroh sangat diminati oleh
bank. pemuda-pemudi setempat sehingga
Kepala Desa mengapresiasikannya
5. Sosial Budaya dengan membelikan alat-alat musik
Jumlah penduduk Desa Sukasari hadroh. Kelompok Hadroh Desa Sukasari
sampai dengan akhir tahun 2015 sebesar ini sudah berdiri sejak tiga tahun lalu dan
5.321 jiwa. Hampir seluruhnya beragama mampu manarik minat-minat remaja
Islam. Aktivitas keagamaan tercermin dari didesa. Kesenian Hadroh inipun pernah
kegiatan ibadah vertikal yang sifatnya diikut sertakan dalam lomba di salah satu
Hablum Minalloh seperti solat lima waktu, stasiun televisi. Kesenian Pencak Silat asal
pelaksanaan puasa, dan pergi haji, akan Desa Sukasari biasa dikenal dengan nama
tetapi tercermin pula dalam sikap ibadah Pencak Silat Kuda Putih yang cukup
horizontal yang sifatnya Hablum Minanas disegani oleh desa-desa lainnya.
yaitu sikap saling tolong menolong Kekompakan warga juga terlihat
diantara warga masyarakat dan terciptanya ketika secara periodik, warga melakukan

41
Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017: 36-47
kegiatan gotong-royong membersihkan tawari pekerjaan di kota oleh saudaranya,
Masjid dan lingkungan sekitar agar Desa awalnya sempat tertarik dan
ini tetap rapih dan bersih. membayangkan kalau tinggal di kota serba
enak, mendapat banyak uang. Akan tetapi,
B. ANALISIS DATA saudaranya yang tinggal di kota tidak
1. Minat Urbanisasi mengalami banyak perubahan yang baik,
Urbanisasi dalam arti luas maka Asep berpikir bahwa lebih baik
sesungguhnya adalah proses tinggal di desa saja. Menurutnya, Desa
berkembangnya suatu wilayah menjadi Sukasari sudah maju, tidak seperti desa
suatu kota atau proses pengkotaan suatu yang kebanyakan, bahkan menurutnya
wilayah. Suatu proses yang digerakkan Bapak Kepala Desa mampu menggunakan
oleh perubahan-perubahan struktural dan mengelola dana bantuan desa dengan
dalam masyarakat sehingga daerah-daerah sebaik mungkin untuk membangun
yang dahulu merupakan daerah perdesaan desanya agar menjadi desa yang maju.
dengan struktur mata pencaharian yang Menurut Asep yang bekerja supir
agraris maupun sifat kehidupan ojek, warga desa sangat ramah dan baik
masyarakatnya, lambat laun akan sekali, hal ini membuat Asep betah tinggal
mencerminkan kehidupan masyarakat di desa kelahirannya ini. Walaupun Asep
kota. Urbanisasi juga sering diartikan tidak berhasil melanjutkan sekolahnya,
sebagai perpindahan penduduk dari desa tetapi ia berkeinginan agar adik adiknya
ke kota (migrasi). Pertambahan penduduk, tetap melanjutkan pendidikan setinggi
baik secara alamiah maupun karena arus mungkin. Meski penghasilannya sebagai
migrasi, menjadi faktor utama yang supir ojek tidak seberapa, tetapi saat
mendorong proses urbanisasi (Soekanto, ditanya mengapa tidak mau berurbanisasi,
2015). dia menjawab bahwa di kota belum tentu
Hasil studi lapangan ke Desa dia mendapat pekerjaan yang layak.
Sukasari, Majalengka. Para mahasiswa 2. Nama pemuda: Ajip, usia 25 tahun.
melakukan wawancara mendalam Pekerjaan : Tukang Ojek. Saat ditanya
terhadap pemuda desa tentang minat mengenai minatnya untuk untuk
mereka untuk urbanisasi. Hasil menunjuk- urbanisasi, Ajip menjawab berminat untuk
kan dari 39 pemuda yang berhasil ditemui bekerja di Jakarta, karena menurutnya jika
dan diwawancarai, sebanyak 27 orang pindah ke kota maka hidupnya akan jauh
atau 72% mengatakan tidak minat lebih baik lagi. Baginya, kota akan
urbanisasi. Berikut ini hasil wawancara memberikan pekerjaan yang lebih baik.
terhadap empat orang pemuda ketika Kalau kini dirinya menjadi tukang ojek,
ditanya minatnya untuk urbanisasi : maka bila di kota, meski tetap menjadi
1. Nama pemuda: Asep, usia 25 tahun. tukang ojek namun meningkat menjadi
Pekerjaan : Tukang Ojek. Saat di tanya tukang ojek bebasis online yakni Gojek
perihal urbanisasi, dia langsung menjawab atau Grabjek. Menurutnya, menjadi
tidak mau karena karena menurut dia sama tukang ojek disana sangat
saja, tinggal di kota biaya hidup semakin menguntungkan. Dirinya tergiur setelah
besar dan belum tentu mendapatkan menonton acara Televisi tentang supir
pekerjaan yang layak. Dia lebih memilih ojek berbasis online.
tinggal di desa Sukasari karena sudah 3. Nama : Sinta. Usia 16 tahun. Menurut-
nyaman dan dari kecil sudah tinggal di nya fasilitas desa sudah memadai untuk
desa Sukasari, jadi jika ada yang mesejahterakan rakyat desa. Pem-
mengajaknya untuk pindah ke kota, bangunan masih berlangsung, namun
dirinya tidak bersedia. Asep sering kali di

42
Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017: 36-47
Sinta belum mengetahui banyak menge- terkesan sombong dan menyebalkan
tahui program pembangunan apa sajayang masyarakatnya. Berbeda dengan di Desa
akan di lakukan. Kota yang pernah dising- yang ramah terhadap sesama.
gahi Bandung. Kebetulan memiliki Ilham memilih untuk menetap di
saudara di daerah Pagarsih, menurutnya kota, dia ingin mendapatkan pekerjaan dan
kota Bandung adalah kota tren, karena bahkan melanjutkan ke perguruan tinggi
banyak orang- orang mengenakan baju sekaligus. Akan tetapi, tidak akan
yang bagus-bagus. Beda dengan melupakan Desa Sukasari karena dia
penampilan orang-orang desa Sukasari. sudah terbiasa dengan desa ini, yaitu
Kalau ke kota, maunya hanya sementara, terbiasa akan keramahan, kesopanan, dan
tidak ingin tinggal menetap, karena kepedulian terhadap sesama bahkan
menurutnya di desa lebih aman, nyaman terhadap lingkungan.
dan tentram di bandingkan di kota
(Bandung). 2. Faktor Penarik dan Faktor
Sinta juga menolak untuk tinggal di Pendorong.
Jakarta karena menurutnya hidup di Ja- Berdasarkan hasil wawancara
karta sangat tidak enak, berbeda jauh kalau mendalam, ada 11 pemuda yang berminat
tinggal di desa Sukasari, disini warganya untuk urbanisasi, antara lain ke Kota
lebih ramah-tamah. Selain itu, dirinya Bandung, Jakarta, Tangerang, Yogya dan
tidak ingin jauh dari ibu dan adiknya oleh kota di wilayah Jatim atau Jateng. 11
karena itu Sinta hanya ingin tinggal di pemuda tersebut, faktor ekonomi
Desa Sukasari. mendominasi, sebanyak 6 orang
4. Nama : Ilham. Usia: 18 tahun. Sejak menjawab dengan alasan di kota banyak
kecil Ilham sudah tinggal di Desa lapangan pekerjaan, mencari peluang
Sukasari. Menurutnya, desa ini sangat pekerjaan, untuk mendapatkan
menarik karena penduduknya ramah- penghasilan lebih besar dan mencari
ramah terhadap sesama, sifat kehidupan yang lebih baik. Selain itu, 4
kekeluargaannya sangat erat dan juga orang menjawab untuk melanjutkan
peduli terhadap lingkungan sekitar. Desa sekolah, kuliah atau belajar ilmu agama. 1
Sukasari ini menurut ilham sudah lebih orang menjawab untuk melanjutkan
maju dibandingkan desa-desa lain pendidikan sekaligus mencari pekerjaan.
disekitarnya. Sarana dan fasilitas di Desa a. Faktor Penarik dari kota, antara lain :
Sukasari ini sudah cukup memadai. kehidupan kota yang lebih modern dan
Namun, Ilham ingin sekali setelah lulus mewah, sarana dan prasarana kota yang
sekolah nanti melanjutkan kuliah, lebih lengkap, banyak lapangan pekerjaan
sekaligus bekerja di kota, tepatnya di Kota di kota, pengaruh media massa yang
Tanggerang. Jika ditanya tentang menggambarkan kehidupan di kota serba
perkuliahan ia memilih kuliah disekitar indah, pendidikan sekolah dan perguruan
Kota Tanggerang, dan mengambil jurusan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas.
Teknik. Menurut Ilham, di kota memiliki b. Faktor Pendorong dari desa, antara lain
lapangan pekerjaan yang luas dan saudara- : lahan pertanian yang semakin sempit
saudaranya juga sebagian ada di kota. merasa tidak cocok dengan budaya tempat
Ilham sudah pernah PKL di Kota asalnya, menganggur karena tidak banyak
Tangerang selama tiga bulan. Baginya lapangan pekerjaan di desa, terbatasnya
cara bicara masyarakat di kota dengan sarana dan prasarana di desa, di usir dari
masyarakat di desa itu sangat berbeda, jika desa asal (Soekanto, 2015)
di kota menurut ilham cara berbicaranya Berdasarkan hasil wawancara
memakai nada tinggi seperti menghentak, terhadap 11 pemuda Desa Sukasari yang

43
Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017: 36-47
memiliki minat urbanisasi, ada 7 pemuda Gambar 3.1. Kondisi dan Kehidupan So-
yang memberi alasan faktor ekonomi dan sial di Desa Sukasari
faktor penarik kota, seperti Mahendra, 14
tahun, tertarik dengan Kota Bandung, Berdasarkan Gambar 3.1. terlihat
karena di kota ramai, banyak jajanan dan bahwa nilai dan norma seperti sifat ramah
distro. Fahmi, 15 tahun, juga tertarik dan kekeluargaan sebanyak 18%, rukun,
dengan Bandung karena suasana kota yang kompak sebanyak 16%, tolong menolong,
ramai. Ajib, 25 tahun tertarik untuk gotong royong sebanyak 15% merupakan
menjadi supir ojek berbasis online, karena kategori nilai-nilai kehidupan sosial yang
terpengaruh media televisi yang mendominasi.
menampilkan kisah supir ojek berbasis Kondisi desa yang mencakup sarana
online. Selanjutnya, 4 pemuda lainnya dan prasarana fisik, keindahan alam,
berminat urbanisani, untuk melanjutkan kebersihan, tercakup dalam kategori
pendidikan. Makmur, Bersih, Indah sebanyak 16 %.
Sedangkan aktivitas yang mencakup
Faktor pendorong yang berasal kegiatan olah raga dan kesenian sebanyak
dari desa, yakni tidak ada gedung SMP 8 %, dan sikap agamis (akitivitas
dan kurangnya fasilitas kesehatan, pengajian, sholat berjamaah), sebanyak
dikemukakan oleh beberapa pemuda desa. 16%.
Seperti dikemukakan oleh Asep, 24 tahun Jawaban tersebut diberikan oleh
yang bekerja di industri rumah konveksi. partisipan, baik yang berminat untuk
Alasan urbanisasi baginya lebih karena urbanisasi maupun yang tidak berminat.
faktor ekonomi dan untuk melanjutkan Kondisi tersebut menunjukkan meskipun
pendidikan. Dia menginkan adanya 11 orang pemuda memiliki minat
modal usaha dari koperasi simpan pinjam, urbanisasi, akan tetapi mereka
agar dapat membuka usaha konveksi beranggapan bahwa kehidupan di desanya
sendiri. memiliki nilai-nilai yang dapat
mengikatnya untuk kembali ke Desa
3. Kondisi dan Kehidupan Sosial di Sukasari.
Desa
Berdasarkan hasil wawancara dengan 4. Gemeinschaft dan Modal Sosial
partisipan, jawaban mengenai kondisi dan Ferdinand Tönnies (1855-1936),
kehidupan sosial di Desa Sukasari, dari 39 dalam bukunya berjudul Gemeinschaft
partisipan, jawaban yang disampaikan und Gesellschaft, memisahkan dua dasar
bervariasi karena pertanyaan bersifat pengertian bentuk kehidupan manusia
terbuka (Gambar 3.1). yang berbeda: Gemeinschaft adalah rasa
keterikatan tradisional, ditandai dengan
kepolosan, suatu yang wajar, solidaritas,
keramah-tamahan, hubungan tetangga
yang rukun secara tradisional, hal tersebut
merupakan ciri khas dalam kehidupan
pedesaan. Sebuah komunitas kecil dengan
orang yang hidup dengan latar belakang
dan pengalaman serupa. Hampir semua
orang tahu satu sama lain, serta interaksi
sosial yang akrab seperti dalam
kekerabatan.

44
Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017: 36-47
Gesellschaft menurut Tonnies mahasiswa yang melakukan wawancara
adalah komunitas yang mencirikan mendalam terhadap 39 pemuda desa,
kehidupan urban modern. Pada komunitas menemukan bahwa kehidupan sosial
ini, kebanyakan orang tidak mengenal satu budaya di desa, memiliki ciri
sama lain dan merasakan sedikit kesamaan Gemeinschaft. Adapun karakteristik
dengan penduduk yang lainnya. tersebut sebagai berikut : masyarakat yang
Hubungan-hubungan diatur oleh peran ramah, senang bergotong-royong, bersifat
sosial yang tumbuh dari tugas-tugas yang kekeluargaan, saling menolong, memiliki
mendesak, seperti pembelian sebuah rasa kebersaman, kompak dan saling
barang atau mengatur pertemuan bisnis. mengenal.
Kepentingan pribadi mendominasi dan Nilai-nilai dan norma dalam
hanya sedikit kesepakatan tentang nilai- karakteristik Gemeinschaft, disampaikan
nilai atau komitmen kepada kelompok. oleh Afif, 25 tahun, bahwa lingkungan
Akibatnya kontrol sosial diserahkan pada tempat tinggalnya bersifat kekeluargaan,
teknik-teknik yang lebih formal, seperti sering mendapat pertolongan teman,
hukum dan aturan berbentuk hukuman. bahkan diberikan pinjaman mesin jahit
(Soekanto, 2015). untuk usaha. Alasan ini membuat Afif
Menurut Tönnies, ada 2 kehendak merasa berat meninggalkan kampung
manusia, yakni Kehendak Esensial dan halaman tempat kelahirannya, Desa
Kehendak Arbitari. Kehendak Esensial, Sukasari. Begitupula yang disampaikan
berdasarkan dorongan yang sifatnya oleh Yuni, bahwa warga senantiasa
naluriah, merupakan kelompok dimana bergotong royong dalam mebangun desa.
para anggotanya saling memenuhi satu Dikemukakan pula oleh Ardan, 16
sama lain, disebut Geminschaft sering tahun bahwa yang menarik dari Desa
diterjemahkan sebagai komunitas, Sukasari adalah warganya sangat ramah,
contohnya lingkungan keluarga dan perduli satu sama lain, saling membantu,
tetangga. Kehendak Arbiatri berorientasi memiliki rasa toleransi yang tinggi,
sesuatu hal yang sengaja dibuat untuk sehingga bila ada yang kesulitan, saling
maksud dan tujuan tertentu, disebut membantu. Dengan pemandangan gunung
Gesellschaft, sering diterjemahkan sawah yang indah, Ardan merasa nyaman
sebagai masyarakat, dimana tinggal di desa. Tetapi untuk melanjutkan
keanggotaannya merupakan alat untuk pendidikan, Ardan ingin kuliah di Kota
mencapai tujuan akhir, contohnya dalam Bandung.
lingkup kota atau negara (Loomis,1957). Disamping nilai dan norma yang
Struktur masyarakat yang dimiliki oleh masyarakat desa sebagai ciri
Gemeinschaft lebih memiliki ciri dimana Gemeinschaft, ada budaya yang mengikat
adanya rasa kebersamaan, saling tolong rasa kebersamaan dalam kehidupan
menolong, gotong royong, ramah tamah sebagai suatu komunitas. Untuk para
dan sederhana, seperti yang disampaikan orangtua, ada kegiatan pengajian dan
oleh Tonnies, bahwa kehendaknya bersifat shalawat yang rutin mereka lakukan
nalurah. Karaktersistik Gesellschaft dimalam hari usai sholat Isya berjamaah.
terlihat dari adanya kebutuhan yang Lalu untuk anak-anak dan remaja, ada
disengaja, seperti jual beli atau kegiatan kelompok kesenian hadroh dan Pencak
lain yang bertujuan untuk sesuatu yang Silat Kuda Putih membuat mereka
ingin dicapai secara sengaja. Ada pamrih bertemu untuk latihan atau tampil bila ada
untuk tujuan tertentu. acara. Semua ini merupakan sarana
Berdasarkan hasil penelitian ke interaksi sosial yang membuat warga
Desa Sukasari, Majalengka. Para

45
Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017: 36-47
merasa dalam suatu ikatan dan jaringan anak dan remaja Desa Sukasari, adanya
sosial. kelompok kesenaian Hadroh dan
Fukuyama mengatakan bahwa kelompok Pencak Silat Kuda Putih serta
modal sosial merupakan seperangkat nilai kelompok kreasi tari masa kini, membuat
atau norma informal yang dimiliki relasi sosial diantara mereka semakin kuat.
bersama oleh anggota suatu kelompok Dinamika masyarakat yang terbentuk dari
yang memungkinkan kerjasama diantara organisasi informal dengan nilai-nilai
mereka. Selanjutnya, Boerdieu budaya dan keyakinan agama bagi
menyatakan bahwa modal sosial sebagai masyarakat desa, merupakan modal sosial
keseluruhan sumber daya, baik yang yang sangat penting untuk mewujudkan
aktual maupun potensial, yang terkait integrasi, kemakmuran dan kesejahteraan
dengan kepemilikan jaringan hubungan warga Desa Sukasari.
kelembagaan berdasarkan saling kenal dan
saling mengakui (Mudana, 2015). 4. KESIMPULAN
Bila dilihat dari kehidupan sosial Hasil penelitian memperlihatkan
budaya penduduk Desa Sukasari, ada nilai bahwa dari 39 pemuda desa, sebanyak 28%
dan norma yang tercipta, berasal dari menyatakan berminat untuk urbanisasi.
struktur hubungan antar individu. Hal ini Alasan mereka untuk berurbanisasi karena
faktor ekonomi dan pendidikan. Bila dilihat
merupakan aspek utama dari organisasi
dari Push and Pull Factors, ketertarikan dari
sosial, seperti jaringan dan ikatan sosial kota karena memiliki banyak lapangan
yang dapat meningkatkan efesiensi pekerjaan yang menjanjikan, sehingga ingin
kehidupan bermasyarakat. “mengadu nasib” di kota. Selain itu, sarana
Ada elemen pokok yang mereka pendidikan yang lebih baik di kota merupakan
miliki sebagai Modal Sosial, yakni nilai- alasan utama untuk melanjutkan pendidikan.
nilai : saling percaya, kerjasama dan rasa Faktor pendorong dari desa, minimnya
kebersamaan. Kondisi tersebut menunjuk- fasilitias gedung sekolah, dikemukakan oleh
kan bahwa terkandung norma yang beberapa pemuda desa yang ingin
membuat mereka memiliki rasa melanjutkan pendidikan.
bersahabat, keinginan berbuat baik, saling Sebanyak 72% partisipan tidak berminat
simpati serta hubungan sosial dan urbanisasi. Jumlah ini mendominasi. Alasan
mereka karena merasa aman, tenteram, ada
kerjasama yang erat antara individu dan
keluarga yang membentuk kelompok rasa kekeluargaan, saling tolong, gotong
sosial. Kehidupan sosial ini membuat rasa royong, ramah, rukun dan sebagainya.
aman dan nyaman penduduk desa, sehinga
Semua ini merupakan karakteristik
ketika ditanya tentang minat mereka untuk
masyarakat Gemeinschaft yang merupakan
Kerja sama dalam membangun modal sosial yang dimiliki oleh warga Desa
infrastruktur, seperti perbaikan jalan, Sukasari. Bagi para pemuda, faktor penarik
membangun masjid, membuat saluran air dari kota dan Faktor Pendorong dari desa
dan kolam untuk dusun terpencil di desa, bukan sebagai alasan bagi mereka untuk
merupakan hasil dari modal sosial yang urbanisasi. Struktur masyararakat yang
dimiliki oleh penduduk Desa Sukasari. bersifat Gemeinschaft merupakan modal
Modal Sosial ini terbentuk dari sosial yang mengikat mereka untuk tetap
ikatan dan rasa kebersamaan yang mereka tinggal di desa.
miliki sebagai warga desa. Adanya Disarankan agar kondisi dan
kegiatan rutin, seperti pengajian, shalawat kehidupan sosial dengan nilai dan norma yang
dimiliki oleh warga Desa Sukasari dapat
dan sholat berjamaah, membuat mereka
terpelihara dengan baik. Ditambah
memiliki rasa kebersamaan dan rasa saling dengan pembangunan yang dapat
memiliki. Demikian pula dengan anak- mensejahterakan warga akan membuat para

46
Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017: 36-47
pemuda tidak berminat untuk urbanisasi hidupnya, karena desa sudah memberikan
dalam rangka mencari nafkah untuk perbaikan kehidupan yang layak untuk mereka.
DAFTAR PUSTAKA : Ferdinand Tonnies, The Michighan
State University Press.
Coleman, James, Social Capital : Social
Capital in the Creation of Human Capital. Wirutomo, Paulus. Prof. Dr. dkk. Sistem
The American Journal of Sociology. Sosial Indonesia. 2012
1988
Schaefer, Richard T. Sosiologi.Penerbit
Creswell, John W, Research Design, Salemba Humanika.2010
Pustaka Pelajar 2016
Soekanto, Soerjono, Prof. Dr.. Sosiologi
Fukuyama, Francis, Social Capital. SAIS Suatu Pengantar, Rajawali Pers 2015.
Review vo. XXII No. 1 (winter-spring)
2002 Profil Desa Sukasari 2015.

Herdiansyah, Haris, Metodologi Kemiskinan di Desa


Penelitian Kualitatif, Salemba Humanika <http://www.republika.co.id/berita/koran/
2014. halaman-1/17/01/04/oj8rc619-kemiskinan
di-desa- tetap-besar>
Jamaludin, Adon Nasrullah , Dr. M.Ag.
Sosiologi Perdesaan. Pustaka Setia 2015. Bantuan Dana Desa APBD Jawa Barat
<https://news.detik.com/berita-jawa-
Mudana. I W. Sosiologi Antropologi barat/d-3299698/bantuan-dana-desa-rp-
Pembangunan. Graha Ilmu 2015. 250-m-akhirnya-
dialokasikan-pada-apbd-perubahan-
Loomis Charles. P (ed), Community and jabar>.
Society: Gemeinschaft und Gesellschaft by

47
Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan, Vol. 1, No. 1, Juli 2017: 36-47

Anda mungkin juga menyukai