PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA
BUKITTINGGI
Nomor :
37/PER/DIR/ISBT/XI/2015
TENTANG ASESMEN DAN
MANAJEMEN NYERI
BAB I
DEFINISI
Manajemen nyeri merupakan salah satu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit
kepada pasien, karena menjadi hak pasien untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan
kebutuhannya. Manajemen nyeri mengatur tata cara pengelolaan nyeri yang dimulai dari
identifikasi, pengklasifikasian dan tatalaksana nyeri dengan mengacu pada standar WHO.
Manajemen nyeri dilakukan di IGD, rawat jalan, rawat inap, OK, dan perawatan intensif.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi Nomor : 47/SK-
DIR/ISBT/V/2015 tentang Pelayanan Pasien yang berisikan :
1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan dilakukan
asesmen apabila ada rasa nyerinya
2. Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif
3. Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai panduan dan protokol
4. Komunikasi dengan mendidik pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri
K
e
t
Kerangan:
0 = tidak nyeri.
0-3 = nyeri ringan ( sedikit terganggu aktivitas sehari- hari)
4-6 = nyeri sedang ( gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari )
7-10 = nyeri berat ( tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan pasien
sampai menangis )
Keterangan:
0 : nyeri tidak dirasakan oleh pasien
1-3 : nyeri ringan ( nyeri dirasakan sedikit saja )
4–6 : nyeri sedang ( nyeri dirasakan hilang timbul dan agak mengganggu
aktifitas )
7 – 10 : nyeri yang dirasakan pasien secara keseluruhan (tak tertahankan dan
pasien sampai menangis )
Score Nilai
Kategori
0 1 2 Score
Menyeringai,
Tidak ada mengerutkan Dagu gemetar,
Face
ekspresi khusus, dahi, tampak gerutu berulang
(Wajah)
senyum tidak tertarik (sering)
(kadang-kadang)
Posisi normal Menendang, kaki
Leg (Kaki) Gelisah, tegang
atau santai tertekuk
Berbaring
Activity tenang, posisi Menggeliat, tidak
Kaku atau tegang
(Aktivitas) normal, gerakan bisa diam, tegang
mudah
Merintih,
Cry merengek, Terus menangis,
Tidak menangis
(Menangis) kadang-kadang berteriak
mengeluh,
Dapat
Consolabilit
ditenangkan
y Sering mengeluh,
Rileks dengan sentuhan,
(Kemampua sulit dibujuk
pelukan, bujukan,
n Consol)
dapat dialihkan
Skala 0 = Nyaman, Skala 1 – 3 = Kurang nyaman,
Skala 4 – 6 = Nyeri Sedang, Skala 7 – 10 = Nyeri hebat
Total Score
Katagori penilaian
1) Ringan : < 6
2) Sedang : 6-8
3) Berat : ≥ 9
Intervensi
0–2 = Tidak ada
3 - 4 = Intervensi tanpa obat, dievaluasi selama 30 menit
>4 = Intervensi tanpa obat, bila masih nyeri Lapor DPJP, Pemberian
analgesic dan dievaluasi selama 30 menit
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dan radiologi apabila diperlukan.
4. Terapi
Sebelum melakukan penanganan nyeri , dokter/ perawat terlebih dahulu melakukan
asesmen nyeri yang dirasakan pasien karena nyeri merupakan pengalaman
interpersonal dari pasien sendiri.
Penanganan terhadap nyeri secara umum dilakukan dengan cara Non Farmakologis
dan Farmakologis.
Contoh : Pada pasien anak dapat diarahkan untuk melihat gambar pada buku,
bermain puzzle, meniup balon
e. Relaksasi
Merupakan bagian dari terapi perilaku kognitif yang bertujuan untuk
mengendalikan nyeri dengan menurunkan ketegangan fisiologis tubuh.
3 hal utama yang diperlukan untuk relaksasi :
1. Posisi yang nyaman berbaring ataupun duduk
2. Fikiran tenang / beristirahat
3. Kepala ditopang
4. Lingkungan yang tenang
5. Relaksasi nafas dalam
7. Anti-konvulsan
a. Bomgetol : efektif untuk nyeri neuropatik.
b. Efek samping : somnolen,gangguan berjalan,pusing
c. Gabapentin : merupakan obat pilihan utama dalam mengobati nyeri
neuropati.
5. Assesmen/penilaian nyeri
a. Penilaian nyeri dilakukan oleh perawat / DPJP /dokter ruangan / dokter jaga
b. Asesmen nyeri yang komprehensif dilakukan setiap kali melakukan asesmen pada
pasien IGD, rawat jalan dan rawat inap
c. Perawat mengkomunikasikan nyeri pasien dengan menggunakan skala nyeri yang
tepat
d. Perawat memberikan edukasi rencana penatalaksanaan nyeri pasien termasuk
tujuannya
e. Penilaian nyeri > 4 lapor DPJP
Manajemen nyeri dilakukan dengan didukung formulir asesmen nyeri awal keperawatan
rawat inap, asesmen awal keperawatan rawat jalan dan asesmen awal keperawatan IGD
dan asesmen lanjutan nyeri. Semua asesmen dan pemberian obat – obatan / tindakan
harus dicatat didalam rekam medis pasien.
Diklofenac ka Eflagen 25 mg
Piroxicam Piroxicam 10 mg
Pirofel gel
Setiap pasien masuk Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi yang merasakan nyeri
dilakukan asesmen nyeri komprehensif yang berpedoman pada panduan asesmen nyeri
dan manajemen nyeri. Intervensi nyeri sesuai dengan skor nyeri dan pelaksanaan sesuai
dengan manajemen nyeri yang telah ditetapkan di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Bukittinggi