Bursa diisi oleh cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas sendi. Bursa sendiri merupakan
titik gesekan antara tulang dan otot, ligamen, tendon, serta kulit di sekitarnya. Salah satu bursa
terbesar pada tubuh dapat ditemukan di antara tempurung lutut dan kulit, dengan ketebalan
beberapa milimeter dan diameter sekitar 4 cm. Fungsi utamanya adalah menjadi bantalan saat
seseorang melakukan pergerakan.
Saat cedera atau kondisi seperti rematik, membran sinovial pada bursa akan meradang karena
produksi cairan sinovial yang berlebih. Akibatnya kondisi yang disebut sebagai bursitis muncul.
Biasanya menyerang lutut, siku, pinggul, dan bahu, yang menyebabkan rasa nyeri dan
membatasi pergerakan. Kondisi ini juga dapat menyerang tumit dan ibu jari kaki.
Bursectomy biasanya dilaksanakan di klinik ortopedi atau pusat layanan kesehatan lain sebagai
prosedur rawat jalan.
Bursectomy bersifat aman dan minimal invasif. Sebagian besar sendi yang rusak bisa sembuh
tanpa menimbulkan komplikasi serius. Pasien dianjurkan beristirahat selama beberapa minggu
untuk membantu proses pemulihan, meminimalisir gerakan bagian sendi yang sakit. Pasien akan
diberi obat pereda nyeri dan anti peradangan untuk mengurangi rasa tidak nyaman. Sesi terapi
fisik pasca operasi sangat membantu memulihkan dan mengembalikan kekuatan sendi.
Sebagian besar kasus bursectomy mampu meredakan nyeri dalam jangka panjang dan
mengembalikan mobilitas sendi.
Cara Kerja Bursectomy
Umumnya, prosedur dimulai dengan memberi bius topikal pada sendi yang sakit agar mati rasa
dan tidak perlu menenangkan pasien. Bila dokter merasa perlu mengeringkan cairan di daerah
sendi, maka ia akan membuat sayatan kecil dan membuka bursa. Saluran pengering yang
berukuran kecil ditanam dalam bursa selama beberapa hari untuk menguras cairan. Bersamaan
dengan ini, pasien perlu mengonsumsi obat antibiotik agar tidak terjadi infeksi.
Jika pengeringan cairan tidak mampu meredakan nyeri, dokter akan memilih untuk mengangkat
seluruh bursa. Apalagi jika bursa menjadi semakin tebal sehingga membuat gerakan menjadi
terbatas dan pasien merasa nyeri yang sangat menguras tenaga. Namun, bila dokter bedah
memutuskan untuk mengangkat hanya mengangkat sebagian bursa agar tingkat pelumasan
tetap terjaga dan meminimalisir pergesekan. Maka, besar kemungkinan bahwa bursa dapat
tumbuh kembali ke ukuran normal. Di akhir prosedur, sayatan akan ditutup dengan jahitan.
Dalam versi yang sudah lebih berkembang, yang dikenal dengan nama bursectomy artroskopi,
prosedur ditujukan untuk pasien yang terdiagnosis bursitis atau radang bursa di daerah sendi
pinggul. Pada prosedur ini, dokter membuat sayatan di daerah pinggul untuk memasukkan
kamera kecil yang memandu peralatan bedah menuju bursa. Kemudian, dokter menggunakan
alat bedah khusus untuk menghisap cairan berlebih. Pada kondisi tertentu, dokter memerlukan
alat cukur untuk memisahkan seluruh bagian bursa dari otot dan jaringan. Prosedur ini pun
diakhiri dengan menjahit sayatan.
Pasien pun perlu menaati anjuran waktu istirahat selama beberapa minggu. Jika tidak, proses
pemulihan menjadi sangat lambat dan kemungkinan kambuh lebih besar. Apalagi jika sendi
dipakai untuk menopang berat padahal belum sembuh total. Pada area di mana pasien
melakukan gerakan berulang-ulang, ada juga kemungkinan bahwa gerakan anggota tubuh
menjadi terbatas dalam jangka waktu yang panjang pasca operasi. Bahkan, bersifat permanen.
Selain itu, ada pasien mengeluh mengalami gejala arthritis lutut setelah menjalani bursectomy.
Rujukan
Snider RK. Olecranon bursitis. Snider RK, ed. Essentials of Musculoskeletal Care. 2nd
ed. Rosemont, Ill: American Academy of Orthopaedic Surgeons; 1997. 156-9.
McGee DJ. Elbow joints. Orthopedic Physical Assessment. 2nd ed. Philadelphia, Pa: WB
Saunders Co; 1992. 143-167.