Oleh:
NIM (150533601530)
Abstrak
LATAR BELAKANG
PEMBAHASAN
Sejarah Reformasi
Makna reformasi secara etimologis berasal dari kata Reformation dengan akar
kata “reform “yang bermakna “make or become better by removing or putting right
what is bad wrong”. Secara harfiah Reformasi memilki makna suatu pergerakan untuk
memformat ulang atau menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan
pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan
rakyat.
Gerakan reformasi
Pelaksanaan GBHN 1998 pada PJP II pelita ke tujuh ini bangsa Indonesia
mengahadapi bencana hebat, yaitu dampak krisis ekonomi Asia terutama Asia
Tenggara sehingga menyebabkan stabilitas politik menjadi goyah. Terutama praktik-
praktik pemerintahan di bawah Orde Baru, ekonomi rakyat menjadi semakin terpuruk
system ekonomi menjadi kapitalistik di mana kekuasaan ekonomi di Indonesia hanya
berada pada sebagian kecil penguasa dan konglomerat.
Terlebih lagi merajelelanya praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, pada
hampir seluruh instansi serta lembaga pemerintahan, serta penyalahgunaan kekuasaan
dan wewenang dikalangan para pejabat dan pelaksana pemerintahan Negara membawa
rakyat semakin menderita.
Puncak dari keadaan tersebut ditandai dengan hancurnya ekonomi nasional,
maka timbullah gerakan masyarakat yang dipelopori oleh mahasiswa, cendikiawan dan
masyarakat sebagai gerakan moral politik yang menuntut adanya reformasi di segala
bidang terutama bidang politik, ekonomi, dan hukum.
Awal keberhasilan gerakan reformasi ditandai dengan mundurnya Presiden
Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, yang kemudian disusul dengan dilantiknya Wakil
prisiden Prof. Dr. BJ. Habibie menggantikan kedudukan Presiden. Kemudian diikuti
dengan pembentukan kabinet Reformasi pembangunan. Pemerintahan Habibie inilah
yang merupakan pemerintahan transisi yang akan mengantarkan rakyat Indonesia untuk
melakukan reformasi secara menyeluruh, terutama pengubahan 5 paket UU. Kemudian
diikuti dengan reformasi ekonomi yang menyangkut perlindungan hukum sehingga
perlu diwujudkan UU anti monopol, UU persaingan sehat, UU kepailitan, UU Usaha
kecil , UU Bank sentral, UU perrlidungan konsumen dan lain sebagainya.
Yang lebih mendasar lagi reformasi dilakukan pada kelembagaan tinggi yaitu
pada susunan DPR dan MPR dengan diawali pengubahan :
a) UU Tentang susunan dan kedudukan MPR,DPR, dan DPRD (UU No. 16/1969 jis.
UU No. 5/1975 dan UU No. 2/1985).
b) UU Tentang partai polotik dan Golongan Karya (UU No. 3/1975, jo.UU. No.
3/1985).
c) UU Tentang pemilihan Umum (UU no. 16/1969 jis UU No. 4/1975,UU No.2/1980,
dan UU No. 1/1985).
Reformasi terhadap UU politik tersebut diatas harus benar-benar dapat
mewujudkan politik yang demokratis sesuai dengan kehendak pasal 1 ayat (2) UUD
1945 bahwa kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh majelis
permusyawaratan rakyat.
Gerakan reformasi sebagai upaya untuk menata ulang dengan melakukan perubahan-
perubahan sebagai realisasi dan keterbukaan pancasila dalam kebijaksanaan dan
penyelenggaraan Negara. Sebagai ideologi yang bersifat terbuka dan dinamis pancasila
harus mampu mengantisipasi perkembangan zaman terutama perkembangan dinamika
aspirasi rakyat.
Pancasila yang terdiri dari lima sila (Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia) merupakan satu kesatuan yang saling mengikat/menjiwai dan
memiliki motto Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi
tetap satu. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan
Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam
budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
berpikir atau pola berpikir bangsa Indonesia, khususnya sebagai dasar negara. . Sebagai
dasar negara, Pancasila tercantum di dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 yang
merupakan landasan yuridis konstitusional dan dapat disebut sebagai ideologi Negara.
Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini berarti, bahwa
setiap gerak langkah bangsa dan negara Indonesia harus selalu dilandasi oleh sila-sila
yang terdapat dalam Pancasila. Sebagai negara hukum setiap perbuatan, baik dari warga
masyarakat maupun dari pejabat-pejabat dan jabatan-jabatan harus berdasarkan hukum,
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Artinya hukum yang akan dibentuk tidak
dapat dan tidak boleh bertentangan dengan sila-sila Pancasila.
2. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang sosial politik
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial politik mengandung
arti bahwa nilai-nilai Pancasila sebagai wujud cita-cita Indonesia merdeka di
implementasikan sebagai berikut:
a. Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya, agama,
dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mementingkan kepentingan rakyat / demokrasi dalam pemgambilan keputusan ;
c. Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan berdasarkan konsep
mempertahankan kesatuan .
d. Dalam pelaksanaan pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan
yang adil dan beradab .
3. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang ekonomi
Pancasila sebagai paradigma nasional bidang ekonomi mengandung pengertian
bagaimana suatu falsafah itu diimplementasikan secara benar dan sistematis dalam
kehidupan nyata atau dengan kata lain dalam pelaksanaan ekonomi di Indonesia harus
sesuai dengan sila-sila yang ada pada pancasila.
4. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang kebudayaan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang kebudayaan
mengandung pengertian bahwa Pancasila adalah etos budaya persatuan, dimana
pembangunan kebudayaan sebagai pengikat persatuan dalam masyarakat. Oleh karena
itu semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan pelaksanaan UUD 1945 yang menyangkut
pembangunan kebudayaan bangsa hendaknya menjadi prioritas, karena kebudayaan
nasional sangat diperlukan sebagai landasan media sosial yang memperkuat persatuan.
5. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang pertahanan
Dengan berakhirnya peran sosial politik, maka paradigma baru TNI terus
diaktualisasikan untuk menegaskan, bahwa TNI telah meninggalkan peran sosial
politiknya atau mengakhiri fungsinya dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari
sistem nasional.
6. Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan
Dengan memasukai kawasan filsafat ilmu (philosophy of science) ilmu
pengetahuan yang diletakkan diatas pancasila sebagai paradigmanya perlu difahami
dasar dan arah penerapannya
Lebih dari itu, dengan penggunaan Pancasila sebagai paradigma, merupakan keharusan
bahwa Pancasila harus dipahami secara benar.
Penutup
Setelah membaca keseluruhan bagian artikel diatas ini maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa nilai Pancasila pada masa era reformasi sampai sekarang ini
sangatlah memprihatinkan bahkan kadang terlupakan, buktinya masih banyak terjadi
konflik, KKN, pemerasan, dll, semuanya dikarenakan tidak adanya kesadaran bersama
untuk mengamalkan nilai Pancasila.
Kita sebagai warga Negara Indonesia sudah seharusnya mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-sehari. Agar Negara kita menjadi seperti apa yang
dicita-citakan Pancasila itu sendiri.
Daftar rujukan
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2004.h.237-239