MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pendidikan Pancasila
Yang dibina oleh Ibu Nurul Ratnawati, M.Pd.
Oleh
Kelompok 1
Dominggus Alfarosa K. (150533604130)
Eny Winarsih (150533602273)
Eva Kumala Sari (150533601530)
Faizathi Sunarto (150533604509)
Moch. Noor Alfan (150533605014)
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai Reaktualisasi Ideologi Pancasila di Era Globalisasi.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan kerjasama kelompok dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mohon kritik dan sarannya untuk membangun makalah ini.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian amiiin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi membawa perubahan-perubahan dalam tatanan dunia
internasional, yang berpengaruh langsung terhadap perubahan-perubahan di
berbagai Negara. Globalisasi tidak hanya berhasil mengubah selera dan gaya
hidup suatu masyarakat bangsa menjadi sama dengan bangsa lain, tetapi juga
menyatukan orientasi dan budaya menuju satu budaya dunia.
Salah satu dampak serius dari perubahan-perubahan tersebut adalah adanya
kecenderungan memudar nya nasionalisme bangsa Indonesia. Keadaan tersebut
jelasakan memunculkan gejala penolakan terhadap konsep persatuan dan kesatuan
sebagai sebuah kekuatan mendasar bagi Indonesia seperti dalam Bhineka Tunggal
Ika.
Sebagai akibat tantangan global dan liberalisasi yang melanda rakyat
Indonesia, maka budaya dan moral social politik dalam tatanan kebangsaan dan
kenegaraan sudah jauh menyimpang daripada cita-cita, identitas dan integritas
NKRI sebagai Negara proklamasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Apabila bangsa Indonesia tidak dapat mengaktualisasikan nilai-nilai
Pancasila ,maka Indonesia akan terkubur dalam ideology kapitalis yang dirancang
untuk diberlakukan sebagai satu-satunya nilai yang akan menyatukan umat
manusia. Oleh karena itu diperlukan reaktualisasi ideology Pancasila di era
globalisasi agar kita tetap berpegang teguh kepada ideologi Pancasila serta cita-
citaProklamasi 17 Agustus 1945.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan ideologi?
Apa fungsi Pancasila sebagai ideologi negara?
Apa saja tantangan Pancasila sebagai ideologi negara di era globalisasi
ini?
Bagaimana cara mengaktualisasikan kembali nilai-nilai Pancasila?
C. Tujuan
Meningkatkan rasa cinta pada ideologi pancasila di era globalisasi dan
dalam era globalisasi, bangsa Indonesia harus berupaya menata kembali
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan nilai-nilai
filosofi bangsa indonesia, yaitu nilai-nilai luhur pancasila. Namun dalam
kenyataanya reformasi di era globalisasi sekarang ini mengarah pada kebebasan
yang tidak memiliki arah yang jelas, sehingga demokrasi yang seharusnya
menghasilkan kehidupan kenegaraan yang sejahtera, justru terdistrorsi kekancah
anarkhi, serta semakin merosotnya kesejahteraan masyarakat.
Globalisasi memang tidak memang tidak dapat dihindari, tetapi bangsa
Indonesia harus berbuat, harus menetapkan tekad untuk membangun kemandirian
dengan semangat modernisasi di era global, dan tetap berpegang teguh pada
ideologi pancasila serta cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945. Karena hanya
dengan kemandirian serta berpegang teguh kepada ideologi pancasila serta cita-
cita proklamasi 17 Agustus 1945, maka eksitensi bangsa Indonesia dan
kesejahteraan warga negara dapat di jamin pencapaiannya.
BAB II
PEMBAHASAN
REAKTUALISASI IDEOLOGI PANCASILA DI ERA GLOBALISASI
A. Pendahuluan
Ideologi berasal dari bahasa Yunani, eidos dan logos. Eidos artinya melihat,
memandang, pikiran,idea, atau cita-cita. Sedangkan logos, artinya ilmuilmu.
Secara sederhana ideologi diartikan sebagai : apa yang dipikirkan, diinginkan atau
dicita-citakan. Pada umumnya yang dimaksud dengan ideologi adalah seperangkat
cita-cita, gagasan-gagasan yang merupakan keyakinan, tersusun secra sistematis,
disertai petunjuk cara-cara mewujudkan cita-cita tersebut.
Ideologi adalah suatu gagasan yang berdasarkan suatu idea-idea tertentu.
Ideologi bisa berarti suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran. Ideologi
merupakan keseluruhan pandangan, cita-cita nilai dan keyakinan yang ingin
diwujudkan oleh para pendukungnya dalam kenyataan hidup yang konkrit.
Ideologi merupakan pedoman kegiatan untuk mewujudkan nilai-nilai yang
terkandung didalamnya. Ideologi memuat orientasi pada tindakan, namun persepsi
yang menyertai orientasi, pedoman, dan komitmen memiliki peran yang sangat
penting dalam memberikan warna pada sikap serta tingkah laku saat melakukan
tindakan, kegiatan ataupun perbuatan dalam rangka mewujudkan atau
merealisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi itu.
Sebagai suatu pedoman unutk diwujudkan dalam perilaku sehari-hari, maka
ideologi dalam berbagai bidang gerak aktivitasnya cenderu ng berupaya secara
sistematis unutk menanamkan keyakinan pada para pendukungnya untuk
menyamakan aksi, gerak dan tingkah laku yang sejalan dengan garis ideologi
yang sedang dikembangkan. Oleh karena itu, sangat logis apabila suatu ideologi
kepad mereka yang meyakini kebenarannya untuk memiliki persepsi, sikap, serta
tingkah laku yang tepat, wajar, dan baik tentang dirinya tidak lebih dan tidak
kurang. Dengan cara itulah diharapkan dapat lahir dan berkembang serta sikap
serta tingkah laku yang tepat dalam proses mewujudkan ideologi dalam berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pada hakikatnya ideologi merupakan hasil refleksi manusia, sebagai hasil
kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Sejalan
dengan hal itu maka antara ideologi dan kenyataan hidup masyarakat selalu terjadi
hubungan dialektis, yang dapat mengakibatkan timbulnay pengaruh timbal balik
yang terwujud dalam interaksi kedua belah pihak, yang mana pihak masyarakat
dapat memacu ideologi semakin realistis dan di lain pihak ideolgi dapat
mendorong masyarakat semakin mendekati bantuk yang ideal. Ideologi
mencerminkan cara berpikir masyarakat., tetapi sekaligus juga membentuk
masyarakat menuju kepada cita-cita yang diinginkan bersama. Dengan demikian,
nampak bahwa ideologi bukanlah sekedar pengetahuan teoritis belak, tetapi
ideologi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi suatu keyakinan.
Soerjono Poespowardojo (1993:44) menyatakan, bahwa pemahaman tentang
ideologi ada dua acuan dengan isi yang berbeda, bahkan bertentangan, karena
yang satu dalam pengertian negatif dan yang lain dalam pengertian positif.
Ideologi ditangkap dalma artian yang negatif, karena di konotasikan dengan sifat
yang totaliter yaitu memuat pandangan dan nilai yang menentukan seluruh segi
kehidupan manusia secara total, serta secara mutlak menuntut manusia hidup dan
bertindak sesuai dengan yang digariskan oleh ideologi itu, sehingga akhirnya
mengingkari kebebasan pribadi manusia serta membatasi ruang geraknya.
Namun apabila kita menengok sejarah kemerdekaan negara-negara dunia
ketiga di Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang pada umumnya telah mengalami
masa-masa penjajahan oleh bangsa lain, maka ideologi merupakan pengertian
yang positif, karena menunjuk kepada keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai dan
keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam kenyataan hidup yang konkrit.
Ideologi dalam arti ini bahkan di butuhkan, karena dianggap mampu
membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan orientasi mengenai
dunia beserta isinya serta antar kaitannya, dan menanamkan motivasi dalam
perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan penjajahan, dan selanjutnya
mewujudkannya dalam sistem penyelenggaraan negara. Sebagai suatu ajaran,
ideologi berfungsi sebagai:
1. Pengikat kelompok atau bangsa menjadi satu kesatuan untuk mengejar cita-
cita bersama.
2. Pedoman untuk bertindak.
3. Pendorong bagi suatu bangsa untuk berjuang di dalam mengejar tujuan
bersama.
Berkaitan dengan ideologi sangat menarik pernyataan Mustafa Rejai
(Yudohusodo, 2008:1) dalam bukunya Political Ideologis, ia menyatakan bahwa
ideologi itu tidak pernah mati, yang terjadi adalah emergence (kemunculan),
decline (kemunduran), dan resurgence of ideologies (kebangkitan kembali suatu
ideologi). Oleh karena itu kurang tepat apabila ada pandangan yang menyebutkan
bahwa dalam abad XXI ini semua ideologi telah mati. Bahkan dalam realitanya
untuk melakukan perubahan-perubahan sosial dalam skala besar dan mendasar
tetap diperlukan suatu ideologi.
Apabila kita mengkaji sejarah politik dunia, ternyata persaingan ideologis
dalam dimensi global telah mengalami perubahan bentuk berkali-kali. Dunia
pernah bercorak multipolar, bercorak bipolar, dan terakhir ada kecendrungan
unilateralisme Amerika Serikat. Corak multipolar terjadi pada jaman penemuan
benua baru, kolonialis/imperialis saling bertempur merebutkan daerah jajahan.
Kemudian berubah ke corak bipolar yaitu pada saaat perang dingin antara
liberalisme/kapitalisme dengan komunisme, dan dalam perang dingin ini diwarnai
dengan persaingan ideologis antara Blok Barat yang mempromosikan liberalisme,
kapitalisme, disentralisme/federalisme, dan Blok Timur yang mempromosikan
komunisme dan sentralisme. Selanjutnya setelah runtuhnya komunisme, dunia
sempat bercorak multipolar, yang akhirnya sekarang walaupun nampak memiliki
fokus pada dimensi ekonomi, namun secara geopolitik bentuknya sangat komplek
dan dibayangi adanya kecenderungan Unilateralisme Amerika Serikat.
A. Kesimpulan
Pembahasan dari atas yang berjudul”REAKTUALISASI IDEOLOGI
PANCASILA DI ERA GLOBALISASI “ dapat disimpulkan bahwa ideologi
pancasila di era globalisasi semakin maju seiring dengan majunya dunia Iptek,
diharapkan pada masa era globalisasi selanjutnya pancasila tetap sama
menjunjung tinggi TriSula yang sudah dibangun selama masa kejayaan Bangsa
Indonesia.
B. Saran
Kami berharap agar Ideologi Pancasila Di Era Globalisasi tetap kuat dan
menjadi dasar Tubuh bangsa Indonesia
DAFTAR RUJUKAN